2.6. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan yang paling banyak digunakan untuk menarik atau memisahkan komponen bioaktif dari suatu bahan baku. Ekstraksi dapat
diartikan sebagai suatu proses penarikan komponen yang diinginkan dari suatu bahan dengan menggunakan pelarut yang dipilih sehingga komponen yang diinginkan dapat
larut Ansel, 1989. Menurut Winarno et al 1973, ekstraksi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran dari beberapa zat menjadi komponen-komponen yang terpisah.
Proses ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan bagia-bagian tertentu dari suatu bahan
yang mengandung bahan aktif.
Selama proses ekstraksi terdapat gaya yang bekerja akibat adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan cairan ekstraksi di luar sel. Bahan
pelarut yang mengalir ke dalam ruang sel akan menyebabkan protoplasma membengkak dan bahan yang terkandung di dalam sel akan terlarut sesuai dengan
kelarutannya Voight, 1994. Menurut Ansel 1989 dan Winarno et al 1973, ekstraksi dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu : 1.
Aqueus phase yaitu dilakukan dengan menggunakan air 2.
Organic phase dilakukan dengan menggunakan pelarut organik Berdasarkan prinsipnya, proses ekstraksi dapat berlangsung bila terdapat kesamaan
dalam sifa kepolaran antara senyawa yang diekstraksi dengan senyawa pelarut. Suatu zat memiliki kemampuan terlarut yang berbeda dalam pelarut yang berbeda. Hal ini
menunjukkan adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut. Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, begitu juga sebaliknya. Sifat penting yang harus diperhatikan
dalam pemilihan pelarut adalah kepolaran senyawa yang dilihat dari gugus polarnya seperti gugus OH, COOH dan sebagainya. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan pelarut adalah selektivitas, kemampuan untuk mengekstrak, toksisitas, kemudahan untuk diuapkan, dan harga Harbone, 1987.
Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
A. Cara Dingin
1. Maserasi Maserasi berasal dari kata “macerace” yang artinya melunakkan. Maserat adalah hasil
penarikan simplisia dengan cara meserasi, sedangkan maserasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperature kamar, sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penbambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama, dan seterusnya Depkes, 2000. Keuntungan dari metode maserasi adalah prosedur dan peralatannya sederhana, sedangkan kerugiannya adalah pelarut yang
digunakan lebih banyak Agoes, 2007. 2. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses
perkolasi terdiri dari tahap pelembaman bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetasanpenampungan ekstrak terus-menerus sampai
diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan Harbone, 1987.
B. Cara Panas
1. Sokletasi Sokletasi adalah ekstrak continue menggunakan alat soklet, dimana pelarut akan
terdestilasi dari labu menuju pendinginan, kemudian jatuh membasahi dan merendam sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet, setelah pelarut mencapai tinggi tertentu
maka akan turun ke labu destilasi, demikian berulang-ulang Depkes, 2000. 2.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu
tertentu dan pelarut akan terdestilasi menuju pendingin dan akan kembali kelabu Depkes, 2000.
3. Infudasi
Infudasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperature terukur 96-98
C selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes, 2000.
4. Dekoktasi
Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Depkes , 2000.
2.7. Lalat Buah Bactrocela Carambolae