4.3 Temperatur Oli
Pengujian pengaruh besar medan magnet terhadap mesin diesel ini juga meliputi tentang perubahan yang terjadi pada temperatur oli. Berikut ini adalah
data hasil pengujian yang dipaparkan melalui bentuk tabel dan grafik. Tabel 4.10 Perbandingan temperatur oli dengan atau tidak memakai magnet tiap
variasi putaran mesin diesel beban 3,5 kg.
No. Beban
kg Putaran
rpm Temperatur Oli T °C
Tanpa Magnet
Magnet EV-1
Magnet Batangan
Magnet Femax Silver
1
3.5 1600
50.8 47.5
49.5 50.3
2 1800
51.4 48.6
50 51
3 2000
52.4 49.3
51.2 52.2
4 2200
54.6 51.8
53.2 54
5 2400
56.3 53.4
55.1 56
6 2600
57.9 54.4
56.2 57.1
Gambar 4.9 Grafik perbandingan T
air
dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran dengan beban 3,5 kg
.
Dengan melihat hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa magnet EV-1 dan magnet batangan memiliki tingkat suhu terminimum yaitu sebesar 47,5 °C,
pada putaran 1600 rpm. Suhu maksimum yang diperoleh adalah 57,9 °C, yaitu tanpa penggunaan magnet pada putaran 2600 rpm. Pemakaian magnet EV-1
dengan beban 3,5 kg pada putaran 1600 rpm mengakibatkan penurunan T
oli
sebanyak 6,49 , dan 6,04 pada putaran 2600 rpm. Tabel 4.11 Perbandingan temperatur oli dengan atau tidak memakai magnet tiap
variasi putaran mesin diesel beban 4,5 kg.
No. Beban
kg Putaran
rpm
Temperatur Oli T
oli
°C
Tanpa Magnet
Magnet EV-1
Magnet Batangan
Magnet Femax Silver
1 4.5
1600 56.8
53.4 54.2
56.2 2
1800 57.5
54.2 55.8
57.1 3
2000 58.4
55.5 56.7
58 4
2200 61.1
57.6 58.7
60 5
2400 63.3
59 61
62.8 6
2600 64.8
61.2 63
64.3
Gambar 4.10 Grafik perbandingan Toli dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran dengan beban 4,5 kg.
Dari hasil uji diatas dapat dilihat bahwa magnet EV-1 memiliki tingkat suhu terminimum yaitu sebesar 53,4 °C, pada putaran 1600 rpm. Suhu maksimum yang
diperoleh adalah 64,8 °C, yaitu tanpa penggunaan magnet pada putaran 2600 rpm. Pemakaian magnet EV-1 dengan beban 3,5 kg pada putaran 1600 rpm
mengakibatkan penurunan T
oli
sebanyak 5,98 , dan 5,55 pada putaran 2600 rpm. Pengaruh magnet terhadap penurunan temperatur oli sebenarnya tidak ada
kaitannya secara langsung. Karena dalam pengujian ini, magnet dipasang tepat sebelum bahan bakar memasuki ruang bakar. Hal inilah yang mengakibatkan
bahan bakar terdeclusterisasi oleh magnet, yang pada akhirnya mesin tidak memerlukan waktu terlalu lama untuk proses pembakaran pada jumlah yang sama
dengan menggunakan magnet sewaktu pengukuran T
oli
. Hal inilah yang membuat perbedaan suhu oli sesudah maupun sebelum pemakaian magnet berbeda.