Minyak Solar Karakteristik Bahan Bakar Minyak Solar Indonesia

Adapun langkah kerja motor diesel adalah sebagai berikut : 1. Langkah Isap Sewaktu piston bergerak dari TMA ke TMB, maka tekanan diruang pembakaran menjadi hampa vakum. Perbedaan tekanan udara luar yang tinggi dengan tekanan hampa, mengakibatkan udara akan mengalir dan bercampur dengan gas. Selanjutnya udara murni tersebut masuk melalui katup masuk yang terbuka mengalir masuk dalam ruang cylinder. Prosesnya adalah : a. Piston bergerak dari Titik Mati Atas TMA menuju Titik Mati Bawah TMB. b. Katup buang tertutup dan katup masuk terbuka, udara murni masuk ke silinder. c. Tekanan negatif piston menghisap udara murni dengan tekanan yang tinggi masuk ke silinder. Seperti pada gambar 2.2 Gambar 2.2 Langkah Isap http:www.prinsipkerjamotordiesel.com 2. Langkah Kompresi Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai TMB kembali lagi bergerak menuju TMA, dimana katup masuk dan katup buang tertutup, ini memperkecil ruangan diatas piston, sehingga udara murni tersebut menjadi padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya naik kira-kira tiga kali lipat. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA terjadi semprotan bahan bakar dari nozle dalam bentuk kabut. Prosesnya sebagai berikut : a. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA; b. Katup masuk menutup, katup buang tetap tertutup; c. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran combustion chamber sehingga suhu dan tekanan akan naik; d. Sekitar ± 8 derajat sebelum TMA, injektor menyemprotkan bahan bakar keruang bakar dalam bentuk kabut dan memulai proses pembakaran. Seperti pada gambar 2.3 Gambar 2.3 Langkah Kompresi http:www.prinsipkerjamotordiesel.com 3. Langkah UsahaTenaga Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya. Prosesnya sebagai berikut : a. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar, dan Piston terlempar dari TMA menuju TMB. b. Katup masuk menutup penuh, katup buang menutup tetapi menjelang akhir langkah usaha katup buang mulai sedikit terbuka. c. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi pada poros engkol.Seperti pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Langkah Kerja http:www.prinsipkerjamotordiesel.com 4. Langka Buang Exhaust stroke Pada langkah buang, piston bergerak dari TMB menuju TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka, Langkah buang ini menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Prosesnya adalah : a. Counter balance weight pada poros engkol memberikan gaya untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA; b. Katup buang terbuka Sempurna, katup masuk menutup penuh; c. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot.Seperti pada gambar 2.5 Gambar 2.5 Langkah Buang http:www.prinsipkerjamotordiesel.com

2.5 Pembakaran

2.5.1 Definisi Pembakaran

Pembakaran merupakan suatu reaksi kimia yang melibatkan kombinasi bahan bakar dan oksigen untuk menghasilkan panas dan produk pembakaran. Definisi pembakaran adalah suatu reaksi oksidasi dan oksigen dan material yang mudah terbakar, yang ditandai nyala api dan menghasilkan cahaya panas. Dalam pembakaran dengan bahan bakar, yang dimaksud dengan Cumbutible materials adalah jenis-jenis material yang mudah terbakar, seperti hidrokarbon. Sedangkan yang bertindak sebagai oksidator adalah oksigen, yang sumber utamanya diperoleh dari udara untuk pembakaran spontan yang mengandung 21 O 2 . Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada terjadinya peristiwa pembakaran atau oksidasi setidaknya ada tiga komponen yang dilibatkan, yaitu : 1. Material yang akan mengalami peristiwa pembakaran dapat berupa cairan, gas, maupun padatan; 2. Oksigen komponen dalam udara yang memicu terjadinya oksidasi; 3. Letupan energi yang terjadi saat pembakaran berlangsung yang berfungsi sebagai pengaktivasi jalannya reaksi oksidasi. Jenis-jenis pembakaran ditentukan oleh rasio dari udara air dan bahan bakar fuel atau ratio AF.

2.5.2 Proses Pembakaran

Proses pembakaran dapat diklasifikasikan menjadi : a. Complete combution, terjadi apabila semua unsur C, H, dan S yang terkandung dalam bahan bakar bereaksi membentuk C0 2 , H 2 O, dan SO 2. Pembakaran ini umumnya dapat dicapai pada kondisi pembakaran dengan udara lebih. b. Perfect combution, terjadi apabila jumlah bahan bakar dan oksidatornya sesuai dengan reaksi stokiometris. Campuran dikatakan stokiometris jika jumlah oksigen dalam campuran tepat untuk bereaksi dengan unsur C, H, dan S membentuk CO 2, H 2 O, dan SO 2. c. Incomplete combution, terjadi proses pembakaran bahan bakar menghasilkan produk antara seperti CO, H 2 , dan aldehit disamping CO 2 , H 2 O, dan N 2 jika oksidatornya dalam udara. Pembakaran parsial ini dapat terjadi akibat suplai oksidator yang terbatas, nyala ditiup atau dihembus, nyala didinginkan dengan dikenai permukaan dingin, pencampuran bahan bakar, dan oksidator yang tidak sempurna. d. Spontaneous combution, terjadi apabila bahan bakar mengalami oksidasi secara perlahan sehingga kalor yang dihasilkan tidak terlepas, menyebabkan temperatur bahan bakar naik secara perlahan sampai

Dokumen yang terkait

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 46 95

Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

8 69 88

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 19

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 2

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 5

Cover Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 1 19

Abstract Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 2

Chapter I Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 4

Chapter II Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 33

Reference Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 1