13
paru berhubungan erat dengan proses penyembuhan penyakit serta adanya anoreksia dan mual yang sering disebabkan karena meminum.
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Secara patologi TB paru tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga
lainnya sebagai faktor predisposisi di dalam rumah.
VI. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognitif, dan perilaku klien. Klien dengan TB paru sering mengalami kecemasan bertingkat sesuai dengan keluhan yang dialaminya.
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien dengan TB paru meliputi pemerikasaan fisik umum per sistem dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda
vital, B1 breathing, B2 Blood, B3 Brain, B4 Bladder, B5 Bowel, dan B6 Bone serta pemeriksaan yang fokus pada B2 dengan pemeriksaan
menyeluruh sistem pernapasan.
VIII. Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital
Keadaan umum pada klien dengan TB paru dapat dilakukan secara selintas pandang dengan menilai keadaaan fisik setiap bagian tubuh. Selain itu,
perlu di nilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporokoma, atau koma.Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan TB paru biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas
meningkat apabila disertai sesak napas, denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan.
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan keluhan yang dirasakan klien secara subjektif
14
dan objektif, dimana data subjektif ini didapatkan perawat dari keluhan yang dirasakan klien pada saat sakit. Sedangkan data objektif ini didapatkan
perawat dari hasil pengamatan maupun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap klien seperti pemeriksaan tanda-tanda vital, sehingga dapat diketahui
apa masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien pada saat itu.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien yang
selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu perawat
harus membuat prioritas masalah Bambang,2009. Dimana kriteria penentuan prioritas masalah keperawatan ini ditentukan
berdasarkan hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham H. Maslow.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien Bambang, 2009.
Jadi perencanaan asuhan keperawatan klien disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan harus
mencakup elemen-elemen berikut ini :
1. Perumusan tujuan
Perumusan tujuan ini adalah sebagai patokan untuk mencapai hasil yang sudah ditetapkan.
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Adapun langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan antara lain sebagai berikut :
a Identifikasi tindakan alternative keperawatan
b Tetapkan tekhnik dan prosedur yang akan dilakukan
c Tindakan yang akan dilaksanakan harus memenuhi kebutuhan klien
d Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
15
e Tindakan harus bersifat realistis
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Kriteria hasil adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan.
2.5 Asuhan Keperawatan Kasus pada Klien TB Paru di Komunitas