10
terapi obat-obatan, adapun cara melalui pendidikan kesehatan dengan isolasi penderita untuk mencegah penyebaran infeksi, memakan obat dengan teratur,
meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG pada anak, memperbaiki standart hidup dengan cara mengonsumsi makanan sehat,
perumahan dengan ventilasi yang baik, istirahat dan tidur yang cukup Potter Perry, 2010.
Awalnya pengobatan jangka panjang 1,5-2 tahun, suntikan streptomsysin INH dan etambutol. Saat ini pengobatan jangka pendek 6
bulan, dengan penggunaan OAT mengandung rifamfisin, pirazinamid, sebagai panduan terapi awal : INH. Efektivitas tergantung pada panduan obat,
jalan obat dan lamanya dan kriteria keberhasilan pengobatan : konversi BTA - setelah 2 bulan pengobatan Depkes, 2005.
Tabel obat TB paru Nama obat
Dosis obat perhari Dosis maksimal
perhari
Rifamfisin 10-20 mgkg BB
450 mg INH isoniazid
10 mgkg BB 300 mg
Pirazinamide 30-35 mgkg BB
1500 mg Streptomisin
20-30 mgkg BB 750 mg
Etambutol 15-20
gkg BB 800 mg
2.3 Strategi DOTS
Fokus utama DOTS Directly Observed TreatmentShortcourseChemotherapy adalah penemuan dan penyembuhan
penderita, prioritas diberikan kepada penderita TB tipe menular. Strategi ini memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB di
masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan penderita merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB. Hal ini memerlukan pengelolaan yang
lebih spesifik, karena dibutuhkan kedisplinan dalam penerapan semua standar prosedur operasional yang ditetapkan, disamping itu perlu adanya koordinator
antar unit pelayanan dalam bentuk jejaringan serta penerapan standar diagnosa
11
dan terapi yang benar, dan dukungan yang kuat dari jajaran direksi rumah sakit
berupa komitmen dalam pengelolaan penanggulangan TB Depkes, 2007.
Upaya penanggulangan TB dimulai pada awal tahun 1990-an WHO dan IUALTD International Union Against Tb and Lung Diseases telah
mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS, dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis
paling efektif cost efective. WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi dalam penanggulangan TB sejak tahun 1995. Bank dunia
menyatakan strategi DOTS sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif. Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi
efisiensi dan efektifitasnya. Satu studi cost benefit yang dilakukan oleh WHO di Indonesia menggambarkan bahwa dengan menggunakan strategi DOTS, strategi
DOTS terdiri atas 5 komponen, yaitu :
1. Dukungan institusi pelayanan kesehatan terkait dengan program DOTS
sebagai pengobatan TB paru 2.
Mikroskop Mikroskop merupakan komponen utama untuk mendiagnosa penyakit TB
melalui pemeriksaan dahak langsung pada penderita tersangka TB. 3.
Pengawas Menelan Obat PMO PMO ini yang akan ikut mengawasi penderita menelan obatnya,
keberadaannya untuk memastikan bahwa penderita betul menelan obatnya dan bisa sembuh pada masa akhir pengobatannya. PMO haruslah dikenal dan
dipercaya oleh penderita maupun oleh petugas kesehatan yang berasal dari petugas kesehatan sendiri, keluarga, tokoh masyarakat maupun agama.
4. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini merupakan bagian dari sistem surveilans penyakit TB. Dengan rekam medik yang dicatat dengan baik dan benar akan
bisa dipantau kemajuan pengobatan penderita, pemeriksaan follow up, sehingga akhirnya penderita dinyatakan sembuh atau selesai pengobatannya.
5. Panduan OAT jangka pendek
Panduan OAT jangka pendek yang benar, termasuk dosis dan jangka waktu pengobatan yang tepat sangat penting dalam keberhasilan pengobatan.
12
2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus