2.2 Landasan Teori
Secara sempit ilmu pertanian dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bercocok tanam. Tetapi arti yang terkandung dalam ilmu
pertanian yang sesungguhnya jauh lebih dalam. Yaitu suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pertanian, baik mengenai subsektor
peternakan dan hortikultura, subsektor perkebuna, maupun subsektor perikanan. Imu ini mulai dari pemilihan benih pemuliaan, pengolahan tanah, penanaman,
penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, sampai panen dan juga pasca panen Daniel, 2002
Fungsiproduksi adalah suatu fungsi yang menunjukan hubungan antara hasil produksi output maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu ramuan
faktor-faktor produksi input tertentu dengan teknologi tertentu. Fungsi produksi dinyatakan sebagai P=f Q dimana P adalah total produksi dan Q jumlah input
atau faktor-faktor produksi Wibisono, 1999. Istilah fungsi produksi ditemukan dalam ilmu ekonomi yang dimaksud
dengan fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik output dengan faktor produksi input. Dalam bentuk
matematika sederhana fungsi produksi ini dituliskan sebagai berikut: Y = fx1, x2,...xn
Dimana: Y = Hasil produksi fisik output
X1, x2,...xn= faktor-faktor produksi input Mubyarto, 1989
Universitas Sumatera Utara
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang perkaitan diantara tingkat produksi sesuatu barang dengan jumlah input produksi yang digunakan
untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa satu input produksi seperti tenaga kerja merupakan
satu satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya sedangkan faktor- faktor produksi lainnya seperti modal, tanah dan teknologi dianggap tidak
mengalami perubahan Sukirno, 2000 Hasil lebih yang semakin berkurang law of diminishing return merupakan
sesuatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari perkaitan diantara tingkat produksi dan iput produksi
yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Law of diminishing return menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubahjumlahnya teru
menerus ditambah sebanyak 1 unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu produksi
tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia
mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun Sukirno, 2000 Dengan demikian pada hakikatnya law of diminishing return menyatakan
bahwa perkaitan diantara tingkat produksi dan jumlah satu input produksi yang digunakan dapat digunakan dalam tiga tahap yaitu:
a. Tahap pertama : Produksi total mengalami petambahan yang semakin cepat, b. Tahap Kedua : produksi total pertambahannya semakin lama semakin kecil, dan
c. Tahap ketiga ; produksi total semakin lama semakin berkurang.
Universitas Sumatera Utara
Hukum law of diminishing return dapat dilihat pada kurva berikut:
Daerah irrasional
Gambar 1. Kurva Total Produksi, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marginal
Dalam keadan yang seperti itu produksi marginal bertambah tinggi dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP yaitu kurva produksi marginal. Selanjutnya
pertambahan penggunaan input produksi tidak akan menambah produksi total secepat seperti sebelumnya. Keadaan ini digambarkan oleh i kurva produksi
marginal yang terus menurun, dab ii kurva total produksi yang mulai cembung keatas. Sebelum input produksi digunakan pada tahap kedua, produksi marginal
adalah lebih tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva produksi rata-rata bertambah tinggi. Pada saat input produksi bertambah ke tahap II kurva marginal
produksi memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah perpotongan tersebut kurva
Daerah Daerah
Daerah
Universitas Sumatera Utara
produksi rata-rata menurun ke bawah yang menggambarkan bahwa produksi rata- rata semakin bertambah sedikit. Perpotongan diantara kurva MP dan kurva AP
adalah menggambarkan permulaan dari tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata mencapai tingkat yang paling tinggi. Pada tahap kedua, penggunaan
input produksi dikatakan efisien dikarenakan jumlah input produksi yang digunakan sesuai dengan hasil produksi yang maksimal Sukirno, 2000.
Pada tahap ketiga dimana kurva MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut dibawah sumbu datar. Keadaan ini menggambarkan
bahwa produksi marginal mencapai angka negative. Kurva total produksi TP mulai menurun pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa produksi total
semakin berkurang apabila lebih banyak input produksi yang digunakan. Keadaan pada tahap ketiga ini menggambarkan bahwa input produksi yang digunakan
adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efesien Sukirno, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Pemikiran Petani padi sawah melakukan usahatani padi sawah berdasarkan teknologi