Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal
dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Tanah yang baik untuk areal
persawahan adalah tanah yang mampu memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air
alam, serta kanopinas modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia Suparyono dan Setyono, 1997.
2.1.2 Pupuk
Pupuk merupakan bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun non organik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari
dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalal keadaan faktor keliling atau lingkungan baik Mulyani Sutejo, 2002
Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan
terkecoh. Apapun namanya dan negara manapun pembuatnya, dari segi unsur yang dikandungnya tetap saja hanya ada dua golongan pupuk, yaitu pupuk makro
dan pupuk mikro. Sebagai patokan dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya. Secara umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok berdasrkan
asalnya, yaitu: 1.
Pupuk anorganik seperti urea pupuk N, TSP atau SP-36 pupuk P, KCL pupuk P, KCL pupuk K
Universitas Sumatera Utara
2. Pupuk Organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau.
Lahirnya pupuk produk baru yang cara pemberiannya lain dari biasanya maka pupuk pun dibagi lagi berdasarkan cara pemberiannya sebagai
berikut. 1.
Pupuk Akar ialah segala jenis pupuk yang diberikan lewat akar. Misalnya, TSP, ZA, KCL, Kompos, Pupuk kandang, dan Dekaform.
2. Pupuk daun ialah segala macam pupuk yang diberikan lewat daun
dengan cara penyemprotan Pinus lingga dan Marsono, 2000
2.1.3 Tingkat Adopsi
Menurut Soekartawi 1986, adopsi teknologi baru adalah merupakan proses yang terjadi dari petani untuk menerapkan teknologi tersebut pada usahataninya.
Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a.
Umur Makin muda petani biasanya mempunyai semangat ingin tahu apa yang
belum diketahui, sehingga dengan demikian petani berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya belum
berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut. b.
Tingkat pendidikan petani Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan
menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan praktek pertanian yang lebih modern. Petani yang berpendidikan tinggi akan
lebih cepat dalam melaksanakan adopsi.
Universitas Sumatera Utara
c. Luas Pemilikan lahan
Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani yang berlahan sempit, hal ini di karenakan keefisienan
penggunaan sarana produksi. d.
Pengalaman bertani Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi
dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan.
e. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan adalah jumlah pendapatan bersih yang diterima dari usahatani serta non usahatani lainnya.
Untuk menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi secara efektif dan penyuluh bertindak sebagai
jembatan dan sekaligus penghantar teknologi.Teknologi maksudnya disini adalah teknologi pertanian yang berarti cara-cara bagaimana penyebaran benih,
pemeliharaan tanaman,memungut hasil,serta pula benih pupuk,obat- obatan,pemberantasan hama,sumber tenaga kerja dan kombinasi jenis-jenis usaha
oleh para petani sebagai fungsinya selaku pengelola untuk mengambil keputusan Suhardiyono,1992.
Pada dasarnya perilaku petani sangat di pengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri.Dengan digiatkannya penyuluhan
pertanian,diharapkan akan terjadi perubahan-perubahan terutama pada perilaku serta bentuk-bentuk kegiatannya seiring degan terjadinya perubahan cara
berpikir,cara kerja,cara hidup,pengetahuan dan sikap mental yang lebih terarah
Universitas Sumatera Utara
dan lebih menguntungkan dirinya beserta keluarganya maupun lingkungannya Slamet,2003.
Menurut Van den Ban dan Hawkins 2003 tingkat adopsi dipengaruhi oleh persepsi petani tentang ciri-ciri inovasi dan perubahan yang di kehendaki
oleh inovasi dalam pengelolaan pertanian dari keluarga petani.Inovasi biasanya diadopsi dengan cepat karena:
- Memiliki keuntungan relatif tinggi bagi petani
- Kompabilitaskeselarasan dengan nilai-nilai,pengalaman,kebutuhan
- Kompleksitastidak rumit
- Dapat dicoba
- Dapat diamati
Konsep pertanian sebagai suatu industri yang berbasis teknologi mencakup banyak inovasi selain pengenalan singkat tentang teknologi yang
baru.Tahap-tahapnya,dari bentuk mereka yang paling mendasar,termasuk penemuan, adaptasi, penerimaan, pemakaian dan penyesuaian.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori