Gambaran Umum Objek Penelitian

keempat adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur yang panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal dimulai pada tahun 1995. Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997. Periode pertama dimulai pada tanggal 14 Desember 1912 yang dikenal dengan BEJ akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibuka nama Periode Jaman Belanda, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai “Vereniging Voor Effectenhandel” yang merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang dunia I, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kaena masih dalam jaman penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal ini juga didirikan oleh Belanda, mayoritas saham- saham diperdagangkan di sana juga merupakan saham-saham perusahaan Belanda dan afiliasinya yang tergabung dalam Deutch East Indies Trading Agencies. Periode kedua yang berlangsung selama 8 tahun semenjak 1952-1960. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 september 1951 dikeluarkan Undang-Undang Darurat No.12 yang kemudian dijadikan Undang-Undang No.151952 tentang pasar modal. Juga melalui keputusan Menteri Keuangan No.289737UU tanggal 1 Nopember 1951, Bursa Efek Jakarta nya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari ke luar negeri. Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek PPUE yang terdiri dari 3 bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan. Periode ketiga berlangsung dari tahun 1977-1988, Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde baru sebagai hasil Keputusan Presiden No.52 tahun 1976. Keputusan ini menetapkan pendirian pasar modal, pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM dan PT. Danareksa. Presiden Suharto meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta BEJ pada tanggal 10 Agustus 1977. PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Nilai kapitalisasi pasar yang dihimpun dengan teracatatnya saham PT. Semen Cibinong Tbk adalah sebesar Rp. 2,37 miliar. Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena sampai dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan saja. Kurang menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedangkan penerimaan dividen dikenakan pajak penghasilan sebesar 15. Periode Keempat berlangsung dari tahun 1988-1995. Dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1990 jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127 perusahaan. Sampai dengan tahun 1996 jumlah perusahaan yang terdaftar menjadi 238 perusahaan. Pada periode ini, Initial Public Offering IPO menjadi peristiwa nasional. Peningkatan di pasar modal antara emulai sistem otomat lain disebabkan oleh deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang dianggap sangat mempengaruhi perkembangan pasar modal di Indonesia antara lain adalah Pakto 27, 1988 dan Pakdes 20, 1988. Selanjutnya, dalam pakto 27, 1988 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal antara lain adalah dikenakannya pajak atas bunga depositotabungan secara final sebesar 15. Sementara Pakdes 20, 1988 memberikan kemudahan dan kesempatan kepada swasta nasional untuk menyelenggarakan Bursa Efek Swasta dan diperkenankannya company listing yang memungkinkan perusahaan-perusahaan dapat mencatatkan seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di Bursa. Periode kelima dimulai dari tahun 1995 dan sudah m isasi. Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa. Sistem otomatisasi yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta BEJ diberi nama Jakarta Automated Trading System JATS dan mulai dioperasikan pada hari Senin tanggal 22 Mei 1995. Selain itu, untuk mengantisipasi jumlah anggota bursa dan transaksi yang meningkat, maka pada tanggal 19 September 1996 diumumkan secara terbuka pada tanggal 10 Maret 1997 BES menerapkan sistem otomatisasi yang disebut Surabaya Market Information Automated Trading System S-MART. deposit Periode keenam yang berlangsung mulai bulan Agustus 1997, dimana pada saat itu terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara di Asia termasuk Indonesia. Krisis moneter yang terjadi ini terjadi mulai dari penurunan nilai-nilai mata uang negar-negara Asia tersebut relative terhadap dolar Amerika Serikat. Untuk mencegah permintaan dolar Amerika yang berlebihan yang mengakibatkan nilainya meningkat dan menurunnya nilai rupiah, Bank Indonesia menaikkan suku sertifikat Bank Indonesia SBI. Tingginya suku bunga deposito berakibat negatif terhadap modal. Investor tidak lagi tertarik untuk menanamkan dananya di pasar modal, karena total return yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan dari bunga o. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG melemah, begitupun halnya dengan harga saham-saham di pasar modal. Untuk mengurangi lesunya permintaan sekuritas di pasar modal Indonesia, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdagannya lewat transaksi investor asing. Pada tanggal 3 September 1997 pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan 49 kepemilika asing. Ini berarti investor asing boleh memiliki saham-saham yang jumlahnya tidak terbatas. Selain itu, untuk memperbaiki perbaikan yang bergejolakini, pemerintah pada tanggal 1 Nopember 1997 mengumumkan likuidasi 16 bank swasta nasional. Pengumuman yang mengejutkan ini tidak banyak membantu memperbaiki lesunya pasar saham. Bahkan IHSG untuk bulan Nopember 1997 ini juga merosot dengan tajam. Pasar modal merupakan sebagai bagian dari sektor keungan bukanlah merupa yang diterbit karta dengan ng diterbitkan oleh perusahaa- perusah Di tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan kan barang baru di Indonesia. Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah mulai sejak pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Batavia Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman di negeri Belanda, pendirian Bursa Efek Stock Exchange di Batavia dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang diperjual belikan merupakan saham dan obligasi kan oleh pemerintah Hindia Belanda serta efek-efek Belanda lainnya. Dengan perkembangan Bursa Efek di Jakarta, pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek Surabaya kemudian disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925, namun kegiatan bursa saham berhenti ketika terjadi pendudukan tentara Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, bursa saham dibuka kembali di Ja memperdagangkan saham dan obligasi ya aan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham berhenti lagi ketika pemerintahan meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM, institusi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi modal di pasar saham mulai di tahun 1990 seiring dengan per Bur i bursa saham ini mengakibatkan PEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tan mel per angan manual. memfasilitasi perdagangan saham tanpa harus melalui lan BE n pembagian papan pencatatan menjadi dua papan n pengembangan, yang dapat dimanfaatkan oleh per pen elalui pasar modal. Di akhir tahun 2003, tercatat an utama dan 294 emiten papan pengembangan. 2. Lem banyak lembaga, masing-masing berbeda-beda dan saling meningkat dan mencapai puncaknya kembangan pasar financial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa baru di swastanisasi menjadi PT. sa Efek Jakarta PT.BEJ. Swastanisas beralihnya fungsi BA ggal 22 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta memulai babak baru dengan uncurkan Jakarta Automated Trading System JATS, sebuah system dagangan otomatis yang menggantikan system perdag Sistem baru ini dapat tai bursa, dimana transaksi dapat dilakukan oleh WPPE di kantornya. Untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, pada 30 Juni 2000 J mengeluarkan kebijaka yaitu papan utama dan papa usahaan kecil dam menengah untuk mendapatkan dana bagi gembangan usahanya m 39 emiten pap baga-Lembaga Penunjang Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Melibatkan pihak mempunyai peranan dan fungsi yang men Bur i rencana investasi. atau penasehat investasi. baga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian adi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan lembaga yang menanamkan modalnya iperdagangkan. awas Pasar Modal BAPEPAM unjang kepentingan pihak lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan sa Efek Indonesia adalah : a. Perusahaan yang Go Public Emiten Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operas b. Perusahaan Efek Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara perdagangan, manajer investasi, c. Lembaga Kliring Adalah suatu lem transaksi yang terj harta untuk pihak lain. d. Perusahaan Reksa Dana Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi kembali reinvestasi. e. Pemodal Adalah pihak perorangan maupun dalam efek-efek yang d f. Badan Peng Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM merupakan lembaga yang mempunyai tugas sebagai berikut : atur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat n diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien maksud untuk melindungi kepentingan para para pemodal dan memonitor pertukaran sekuritas, klirng, dan lembaga- sadana, perusahaan sekuritas dan para lembaga pendukung pasar modal dan para l. memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada menteri 3. perusahaan-perusahaan manufaktur yang a dipublikasikan di BEI. Laporan keuangan yang ai objek penelitian berasal dari neraca, laporan laba rugi dan n yaitu, industry kimia try barang dan konsumsi dan masing-masing ian sebagai berikut : a. pemerintah 1 Memonitor dan meng diterbitkan da dengan masyrakat. 2 Mengawasi dan lembaga penyimpanan rek pialang, berbagai professiona 3 Untuk keuangan. Industri Manufaktur Penelitian ini dilakukan pada laporan keuanganny digunakan sebag laporan arus kas. Industri manufaktur terdiri dari bagia dasar, aneka industry dan indus memiliki sub bag Industri Kimia Dasar : 1 Semen 2 Keramik, porselen dan kaca 3 Metal dan sejenisnya 4 Kimia 5 Plastik dan kemasan 6 Pakan ternak 7 Kayu 8 Kertas dan alat tulis b. Aneka Industri : 1 Otomotif dan komponennya 2 Garmen dan tektil 3 Alas kaki 4 Kabel 5 Elektronik dan lain-lain Konsumsi man 2 Pabrik rokok tik dan barang keperl ru ngga k da p ang sia BE a n 2008. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang tergabung dalam c. Industri Barang dan 1 Makanan dan minu 3 Farmasi 4 Kosme uan mah tangga 5 Peralatan rumah ta

B. Analisis Deskriptif

Sampel yang dijadikan obje lam enelitian ini adalah perusahaan y terdaftar di Bursa Efek Indone I d ri tahun 2007 sampai dengan tahu kelompok perusahaan pabrikasi Manu ur mua kelompok kasi manufactured di ng memenuhi data, yaitu e euanganny n telah diaudit oleh Kantor Akuntan n tahun 2008. Se it erushaan-perusahaan yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian Unqualfied Opinion, opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas Mo teria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai ber l 4.1 NO NAMA PERUSAHAAN NO NAMA PERUSAHAAN fact ed . Namun tidak se perusahaan pabri dija kan sampel, tetapi ya kriteria kelengkapan p rusahaan-perusahaan yang telah mempublikasikan laporan k a da Publik tahun 2007 da lain u penelitian ini juga hanya meneliti p dified Unqualified opinion dan opini wajar dengan pengecualian Qualified Opinion. Dari prosedur pemilihan sampel diatas, diperoleh daftar perusahaan atau emiten yang telah memenuhi kri ikut: Tabe Daftar Perusahaan 1 PT ALLBOND MA UR USAHA Tbk ORAMA SYNTHETICS Tbk KM 24 PT IND 2 PT ALUMINDO LI HT METAL I USTR Tbk 25 PT ITAMARAYA GOLD INDUSTRY Tbk G ND Y 3 PT ANEK G Tbk PT R STE A TAMBAN 26 JAKA TA KYOEI EL Tbk 4 PT ARWANA CITRAMULIA Tbk PT KEDAUN CA 27 G INDAH N Tbk 5 PT ASIAP T INDUSTRIES Tbk P M NESI LAS 28 T KERA IKA INDO A Tbk 6 PT BARI CIFIC Tbk P O INTE L Tbk TO PA 29 T MEDC ENERGI RNATIONA 7 PT BAT INDONESIA Tbk 30 PT MULIA INDUSTRINDO 8 PT BENT TERNASIONAL Tbk PT I P JAHTE OEL IN 31 MULT RIMA SE RA Tbk 9 PT BERL JU TANKER IK bk IAN LA 32 PT MUST A RATU T 10 PT BETO GAL Tbk 33 PT PAN BROTHERS Tbk N JAYA MANUNG 11 PT BINTANG MITRA SEMESTA RAYA Tbk 34 PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk 12 PT CENTURY TEXTILE INDONESIA Tbk 35 PT POLYCHEM INDONESIA Tbk 13 PT DARYA VARIA LABORATORIA Tbk 36 PT POLYSINDO EKA PERKASA Tbk 14 PT DAYA SAKTI UNGGUL Tbk 37 PT RODA VIVATEX Tbk

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia

2 69 84

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

6 92 17

Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Keputusan Auditor terhadap Internet Financial Reporting pada Perbankan yang terdaftar di BEI

3 23 114

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDITOR, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terd

0 3 17

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDITOR, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terd

0 2 18

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efe

1 7 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Goin

0 3 19

Pengaruh profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, opini audit terhadap audit report lag.

10 139 156

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD ANALISIS DAN LIKUIDITAS TERHADAP ... 1 PB

1 2 18

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG

0 1 154