Evaluasi Kinerja Reksadana Kinerja Reksadana

31 premium portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh standar deviasi σ p . Premi risiko adalah perbedaan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko R p – R f . Sedangkan standar deviasi merupakan risiko fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang dihasilkan selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi kompensasi yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin besar nilai Sharpe Ratio mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko yang diambil. 2 Treynor Index Reward to VolatilityRVOL Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor pada tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini menggunakan konsep garis pasar sekuritas security market line sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik maka risiko individual telah terhapus sehingga risiko yang dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis atau beta β . 32 Treynor Index mengukur besarnya kompensasi yang didapatkan atas keputusan investasi di aset berisiko pada setiap terjadinya pengaruh perubahan pasar terhadap aset. Semakin besar nilai Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit fluktuasi pasar. 3 Jensen Alpha Differential Return Measures Ukuran kinerja portofolio ini diperkenalkan oleh Michael C. Jensen pada tahun 1967. Jensen Alpha menunjukkan selisih antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan return portofolio pasar. Jensen merumuskan differential return measures yang dilandasi oleh konsep capm. Sama halnya dengan Treynor Index, metode ini juga menggunakan security market line sebagai patok duga. Nilai alpha yang positif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang superior, sebaliknya apabila nilai alpha negatif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang inferior. Nilai alpha bisa juga tidak signifikan berbeda dengan nol, yang artinya kinerja portofolio sama dengan kinerja portofolio pasar. Sharpe Ratio, Treynor Index dan Jensen Alpha bersifat komplementer karena memberikan informasi yang berbeda. Pilihan metode pengukuran mana yang akan digunakan tergantung pada persepsi investor terhadap tingkat diversifikasi dari portofolio tersebut. Oleh karenanya jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi 33 dengan baik berarti return portofolio tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar sehingga tentu saja lebih tepat apabila menggunakan Treynor Index atau Jensen Alpha. Sebaliknya, jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil yang dipengaruhi return pasar maka akan lebih tepat bila menggunakan Sharpe Ratio.

7. Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas

Kebijakan alokasi aset asset Allocation Policy pada reksadana tercantum didalam prospektus masing-masing reksadana yang di sebut kebijakan investasi. Secara umum diartikan sebagai pengalokasian portofolio investor terhadap sejumlah kelas-kelas aset utama sharpe, 1992, menurut Drobetz dan Kohler 2002 Alokasi asat biasanya diartikan sebagai pembentukan bobot kelas aset normal atau bobot kelas aset pasif. Analisis alokasi aset pertama kali dilakukan oleh Brinson, Singer, dan Beebower 1986 dan diperbaharui oleh Brinson. Informasi yang disajikan dalam prospektus atau fund fact sheet reksadana secara garis besar meliputi informasi mengenai manajer investasi, tujuan investasi reksadana, alokasi asetbatasan investasi, komposisi portofolio, lima besar efek dalam portofolio, kinerja historis, ulasan manajer investasi dan disclaimer atau pernyataan peringatan. Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer invetasi untuk memilih sekuritas yang tepat dalam portopolionya sehingga mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen inventasi