33 dengan baik berarti return portofolio tersebut hampir semuanya
dipengaruhi oleh return pasar sehingga tentu saja lebih tepat apabila menggunakan
Treynor Index atau
Jensen Alpha. Sebaliknya, jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil yang
dipengaruhi return pasar maka akan lebih tepat bila menggunakan Sharpe Ratio.
7. Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas
Kebijakan alokasi aset asset Allocation Policy pada reksadana
tercantum didalam prospektus masing-masing reksadana yang di sebut kebijakan investasi. Secara umum diartikan sebagai pengalokasian
portofolio investor terhadap sejumlah kelas-kelas aset utama sharpe, 1992, menurut Drobetz dan Kohler 2002 Alokasi asat biasanya diartikan
sebagai pembentukan bobot kelas aset normal atau bobot kelas aset pasif. Analisis alokasi aset pertama kali dilakukan oleh Brinson, Singer, dan
Beebower 1986 dan diperbaharui oleh Brinson. Informasi yang disajikan dalam prospektus atau fund fact sheet
reksadana secara garis besar meliputi informasi mengenai manajer investasi, tujuan investasi reksadana, alokasi asetbatasan investasi,
komposisi portofolio, lima besar efek dalam portofolio, kinerja historis, ulasan manajer investasi dan disclaimer atau pernyataan peringatan.
Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer invetasi untuk memilih sekuritas yang tepat dalam portopolionya sehingga mampu
memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen inventasi
34 menyatakan bahawa kemampuan market timing sangat sulit dilakukan
sehingga pemilihan sekuritas dari manajer invetasi sangat diandalkan untuk mendapatkan return yang superior untung : 2007 oleh karena itu
dalam penelitian ini mengabaikan faktor market timing dan hanya menilai pengaruh variabel pemilihan sekuritas yang didasari oleh komponen
residual
ε
dimana merupakan selection pemilihan sekuritas yang meliputi timing stock dan stock picking Drobetz, Kohler, 2002.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya mengenai kinerja Reksadana yang dianalisis dengan berbagai macam model pengukuran telah banyak dilakukan di
berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Namun hasil penelitian yang diperoleh umumnya memberikan kesimpulan yang berbeda-beda. Berikut ini
beberapa penelitian yang pernah menguji kinerja Reksadana: 1. Penelitian Ibboston dan Kaplan 2000
Dalam penelitiannya Ibboston dan Kaplan mengajukan tigal hal pertanyaan mengenai pentingnya alokasi aset, 1 berapa banyak
variabilitas return antar waktu yang dijelaskan oleh kebijakan?, 2 berapa banyak perubahan
return antara dana yang dijelaskan oleh perbedaan dalam kebijakan? 3 apakah porsi dari tingkat return dijelaskan oleh
kebijakan return?. Untuk setiap pertanyaan, Ibboston dan Kaplan melakukan analisis yang berbeda dan dibagi kedalam 1 Kebijakan return
PRit, 2 Aktif return ARit. Kebijakan return merupakan bagian dari kebijakan alokasi aset, sedangkan aktif return merupakan sisanya. Aktif
35 return sangat bergantung terhadap kemampuan manajer secara aktif
menentukan besarnya bobot kelas-kelas aset dan sekumpulan sekuritas kedalam kebijakan serta penentuan siklus pasar. Kesimpulan dari
penelitiannya bahwa kinerja reksadana sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan alokasi aset hal ini belum mempertimbangan pemilihan
sekuritas yang dimasukan kedalam portofolio, sampel yang digunakan 98 reksadana campuran dan 58 dana pensiun Amerika dengan hasil bahwa
kebijakan alokasi aset mempengaruhi kinerja reksadana sebesar 40 , 90 atau 100 tergantung dari pertanyaan yang diajukan.
2. Penelitian Mulyana 2004 Mulyana 2004 mengevaluasi kinerja 55 Reksadana di Indonesia
selama periode 2001 sampai dengan 2003 yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu 17 RDS, 18 RDPT dan 20 RDC. Tujuan utama yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah menganalisa seberapa besar kinerja Reksadana tersebut dipengaruhi oleh kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas.
Dalam mengestimasi kinerja masing-masing Reksadana, alat analisis yang dipakai adalah metode Sharpe Ratio. Sedangkan untuk mengetahui
besarnya pengaruh kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas terhadap kinerja Reksadana digunakan analisis regresi linear berganda yang model
matematiknya dikembangkan berdasarkan Asset Class Factor Models Sharpe, 1992. Penelitian ini menyimpulkan kinerja ketiga jenis
Reksadana umumnya lebih tinggi daripada patok duga IHSG. Lebih jauh
36 lagi, hasil penelitian juga menunjukkan kebijakan alokasi aset dan
pemilihan sekuritas berpengaruh terhadap kinerja Reksadana. 3. Penelitian Purnomo 2007
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan tentang pengaruh kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas terhadap kinerja reksadana
syariah adalah sebanyak 5 atau 50 reksadana syariah memiliki kinerja lebih tinggi dari return pembanding yang digunakan, sedangkan 5
reksadana syariah memiliki kinerja lebih rendah dari return pembanding yang digunakan. Kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas
berpengaruh positif terhadap kinerja reksadana syariah, hal tersebut menunjukan bahwa alokasi aset dan pemilhan sekuritas merupakan
aktivitas yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja reksadana syariah.
4. Penelitian Ginting Prasetya 2010 Dalam penelitiannya tentang Reksadana di Indonesia, Analisa
kebijakan alokasi aset, pemilihan sekuritas dan tingkat risiko, menyimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja reksadana saham, yang berarti jika alokasi aset semakin tinggi maka kinerja akan semakin baik. Variabel pemilihan saham
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham karena alokasi aset merupakan kemampuan manajer investasi untuk
memilh saham yang tepat dalam portofolionya sehingga mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, tingkat risiko berpengaruh positif dan
37 signifikan terhadap kinerja, semakin tinggi risiko suatu reksadana maka
akan semakin tinggi pula imbal hasil return yang diperoleh, sehingga makin baik kinerja suatu reksadana
Tabel 2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu
Nama Judul
Variabel Metode
Analisis Hasil
Roger G. Ibosston
and Paul Kaplan
2000 Does Asset
Allocation Policy
Explain 40, 90 0r 100
Percent of Performance
Policy return and active
return Sharpe ratio
Kinerja reksadana
dapat dijelaskan oleh
kebijakan alokasi aset
sebesar 40, 90 atau 100
tergantung pertanyaan
yang diajukan
Deden Mulyana
2004 Pengaruh
Kebijakan Alokasi Aset
dan Pemilihan
Sekuritas Terhadap
Kinerja Reksadana
Alokasi Aset dan pemilihan
sekuritas terhadap
reksadana saham,
reksadana Pendapatan
tetap dan reksadana
campuran Deskriptif
dan verifikatif
Alat analisis menggunak
an sharpe ratio
Kontribusi prosess alokasi
aset terhadap kinerja
reksadana masing-masing
sebesar reksadana
saham 56,22, rekadana
pendapatan tetap 64, dan
reksadana campuran
52,54
Ginting Prasetya
Enka Nurcahy
a, Bandi 2010
Reksadana di Indonesia :
Analisis kebijakan
alokasi asset, pemilahan
saham dan tingkat risiko
Kebijakan Alokasi asset,
Pemilihan saham,
Tingkat risiko
Kinerja reksadana
sahma Treynor
index dan mazuy
Kebijakan alokasi asset
perpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja reksadana
saham