Statistik Deskriptif Model dan Teknik Analisis Data

Food Tbk. Untuk nilai tingkat perputaran piutang tertinggi terdapat pada PT. Fast Food Indonesia Tbk. sedangkan nilai tingkat perputaran piutang terendah terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk.

C. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Tujuannya adalah memudahkan orang untuk membaca data serta memahami maksudnya. Tabel 4.4 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LnPertumbuhan_Penjualan 35 1.39 4.95 3.4371 .79350 LnPerputaran_Piutang 35 .75 5.79 2.6988 1.14519 LnLikuiditas 35 -.89 3.31 .6533 .87573 Valid N listwise 35 Sumber : Diolah dari SPSS, 2010 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variable tingkat likuiditas current assets memiliki nilai minimum negative. Hasil ini didapat setelah transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural sehingga untuk setiap nilai negatif secara tidak langsung dihilangkan karena tidak dapat dilogaritmanaturalkan. Maka, jumlah yang menjadi sampel yang layak untuk menjadi objek penelitian adalah sebanyak 35 buah. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah : - Variabel Tingkat Pertumbuhan Penjulan memiliki nilai minimum 1,39 dan nilai maksimum 4,95 , rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penjualan 3,4371 dan standar deviasi sebesar 0,79350 dengan jumlah sampel sebanyak 35. Universitas Sumatera Utara - Variabel Tingkat Perputaran Piutang memiliki nilai minimum 0,75 dan nilai maksimum 5,79, rata-rata Tingkat Perputaran Piutang 2,6988 dan standar deviasi sebesar 1,14519 dengan jumlah sampel sebanyak 35. - Variabel Tingkat Likuiditas memiliki nilai minimum -0,89 dan nilai maksimum 3,31., rata-rata Tingkat Likuiditas 0,6533 dan standar deviasi sebesar 0,87573 dengan jumlah sampel sebanyak 35.

D. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari pengujian normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan pengujian heterokondastisitas. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistic SPSS For Windows.

1. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Hasil uji normalitas dengan grafik histogram yang diolah dengan SPSS, normal probability plot serta Kolmogorov-Smirnov Test ditunjukkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber : Data diolah dari SPSS, 2010 Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana hal ini disebabkan karena variabel dependen yang memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. Oleh karena itu diperlukan tindakan perbaikan treatment agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan transformasi data ke dalam model Logaritma Natural. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas dengan hasil sebagai berikut : Likuiditas N 38 Normal Parameters a Mean 2,9168 Std. Deviation 4,62399 Most Extreme Differences Absolute .333 Positive .333 Negative -.289 Kolmogorov-Smirnov Z 2.053 Asymp. Sig. 2-tailed .000 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Setelah Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber : Diolah dari SPSS, 2010 Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa nilai Kolmogorov- Smirnov sebesar 1,002 dan tidak signifikansi pada 0,05 karena p= 0,267 0,05. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai- nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelasnya, dalam penelitian ini juga disertakan dengan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal seperti berikut : LnLikuiditas N 35 Normal Parameters a Mean .6533 Std. Deviation .87573 Most Extreme Differences Absolute .169 Positive .169 Negative -.079 Kolmogorov-Smirnov Z 1.002 Asymp. Sig. 2-tailed .267 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Histogram Sumber : Diolah dari SPSS, 2010 Hasil uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram diatas distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng kanan atau dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Normal P-P Plot Sumber : Diolah dari SPSS, 2010 Hasil uji normalitas dengan menggunakan normal probability plot, dimana terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regesi terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinearitas

Pengujian terhadap multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independent yang digunakan dalam persamaan regresi. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka Universitas Sumatera Utara terjadi multikolinearitas di antara variabel independen. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9. Ghozali, 2005. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics VIF 1 LnPertumbuhan_Penjualan 1.002 1.002 LnPerputaran_Piutang a. Dependent Variable: LnLikuiditas Dilihat dari hasil penghitungan menunjukkan bahwa tidak ada variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

3. Uji Heterokondastisitas

Uji heterokondastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Heterokondastisitas ini dapat dilihat dengan grafik scatterplot. Hasil uji heterokondastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini : Universitas Sumatera Utara Hasil Uji Heterokondastisitas Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari gambar scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokondastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi menurut Ghozali 2005 bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi pengganggu antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi diantara data pengamatan yang Universitas Sumatera Utara tersusun baik seperti data cross section dan atau data time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehigga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS : Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .235 a .055 -.004 .87735 1.240 a. Predictors: Constant, LnPerputaran_Piutang, LnPertumbuhan_Penjualan b. Dependent Variable: LnLikuiditas Sumber : Diolah dari SPSS, 2010 Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistic Durbin Watson DW sebesar 1.240 yang artinya dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi atau kesalahan pengganggu, sebab DW terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

E. Model dan Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel-variabel independen dan variable dependen, melalui pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan X1 dan tingkat perputaran piutang X2 terhadap tingkat likuiditas Y. Hasil regresi dapat dilihar sebagai berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.035 .745 1.389 .174 LnPertumbuhan_Penjualan .030 .190 .027 .157 .876 LnPerputaran_Piutang -.179 .131 -.235 -1.365 .182 a. Dependent Variable: LnLikuiditas Sumber : diolah dari SPSS, 2010 Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada table 4.10 pada kolom unstandardized coefficients bagian B, diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 1,035 + 0,030X1 – 0,179X2 Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah : a. Konstanta a sebesar 1,035 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel tingkat pertumbuhan penjualan LnPertumbuhan_Penjualan X1=0 dan variabel tingkat perputaran pitang LnPerputaran_Piutang X2=0, maka tingkat likuiditas yang terbentuk adalah sebesar 1,035. b. koefisien X1 b1 = 0.030, menunjukkan bahwa setiap variabel LnPertumbuhan_Penjualan meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat likuiditas current assets akan meningkat sebesar 0,030. Universitas Sumatera Utara c. Koefisien X2 b2 = - 0,179, menunjukkan bahwa setiap variabel LnPerputaran_Piutang meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat likuiditas current assets akan menurun sebesar 0,179

F. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

31 160 65

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

5 77 92

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

12 116 78

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 31 18

Pengaruh perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

18 88 153

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 4 78

Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

Cover Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Abstract Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Reference Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 2