j. FBI Family Biotic Index
Indeks ini dikembangkan oleh Dr. William Hilsenhoff pada tahun 1977 untuk mengetahui status pencemaran perairan. Perhitungan ini dilakukan dengan
menggunakan perkalian antara nilai kelimpahan organisme indikator yang ditemukan tersebut berdasarkan famili dengan nilai yang terdapat pada tabel nilai
FBI dapat dilihat pada Lampiran 11. Jumlah total tersebut dibagi dengan jumlah seluruh organisme yang ditemukan kemudian dicocokkan dengan kriteria kualitas
air yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Penggolongan kriteria kualitas air
Indeks Kualitas Air
0.00 - 3.75 Excellent
3.76 - 4.25 Sangat baik
4.26 - 5.00 Baik
5.01 - 5.75 Sedang
5.76 - 6.50 Agak Buruk
6.51 - 7.25 Buruk
7.26 - 10.00 Sangat buruk
Sumber : Hilsenhoff 1988 diacu Hauer dan Lamberti 2007
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Klasifikasi Makrozoobenthos
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh klasifikasi makrozoobenthos yang didapatkan pada beberapa stasiun lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel
3. Tabel 3. Klasifikasi Makrozoobenthos yang didapatkan pada Setiap Stasiun
Penelitian di Beberapa Lokasi di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Filum Kelas
Ordo Family
Genus Spesies
Mollusca Gastropoda
Littorinimorpha Bithyniidae
Bithynia Bithynia tentaculata
Mesogastropoda Ampullaridae
Pomacea Pomacea canaliculata
Architaenioglosa Viviparidae
Campeloma Campeloma decisum
Jenis makrozoobentos yang didapat di Danau Pondok Lapan adalah tiga
jenis yaitu Bithynia tentaculata, Pomacea canaliculata dan Campeloma decisum dapat dilihat pada Lampiran 3. Terdiri dari 1 filum yaitu mollusca, 1 kelas yaitu
Gastropoda, 3 ordo antara lain Littorinimorpha, Mesogastropoda dan Architaenioglosa, 3 famili yaitu Bithyniidae, Ampullaridae dan Viviparidae, 3
genus antara lain Bithynia, Pomacea dan Campeloma, serta 3 spesies yaitu Bithynia tentaculata, Pomacea canaliculata dan Campeloma decisum. Dari ketiga
jenis makrozoobentos yang didapat di perairan Danau Pondok Lapan dapat dihitung jumlah spesies per stasiun yang ada di Danau Pondok Lapan dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Spesies Per Stasiun di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
TAKSA STASIUN
TOTAL I
II III
IV Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar
Pomacea canaliculata 5
3 5
3 6
1 6
6 4
5 2
4 50
Bithynia tentaculata 8
2 7
3 2
4 4
7 5
1 3
1 47
Campeloma decisum 2
6 2
1 1
4 7
2 3
4 1
1 34
TOTAL 15
11 14
7 9
9 17
15 12
10 6
6 131
Berdasarkan hasil pengamatan total seluruh spesies selama tiga kali sampling dapat dilihat pada Tabel 4 dengan menggunakan empat stasiun adalah
131. Pomacea canaliculata berjumlah 50, Bithynia tentaculata berjumlah 47 dan Campeloma decisum berjumlah 34. Jenis makrozoobenthos yang paling banyak
ditemui adalah jenis Pomacea canaliculata.
Ciri-Ciri Morfologi a.
Pomacea canaliculata
Pomacea canaliculata memiliki ukuran tubuh 3-10 cm dan berbentuk bulat dan memiliki warna kuning kecokelatan. Cangkang berbentuk bulat
melingkar dan memiliki 3 garis pertautan serta mengkilat pada bagian dalamnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Pomacea canaliculata
Bithynia tentaculata
Bithynia tentaculata memiliki ukuran tubuh 3-8 cm, tipe cangkang memanjang dan berukuran sedang, bagian permukaan cangkang lebih
bergelombang dan memiliki 4 garis pertautan dan mengkilap dengan apeks tumpul dan celah mulut yang besar dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Bithynia tentaculata
Campeloma decisum
Campeloma decisum memiliki ukuran tubuh 3-8 cm, bentuk cangkang yang berbentuk kerucut dan memiliki warna cokelat kehitaman. Campeloma
decisum memiliki 4 garis pertautan dengan apeks tumpul dan memiliki celah mulut yang besar dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Campeloma decisum
Kepadatan Populasi, Kepadatan Relatif, Frekuensi Kehadiran Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten
Langkat
Berdasarkan analisis data yang digunakan diperoleh nilai kepadatan populasi K, kepadatan relatif KR dan frekuensi kehadiran FK
makrozoobenthos pada setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 5. Kepadatan Populasi K Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
TAKSA STASIUN
I II
III IV
Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan
Feb Mar Jan Feb Mar
Pomacea canaliculata
30 18
30 18
36 6
36 36
24 30
12 24
Bithynia tentaculata
48 12
42 18
12 24
24 42
30 6
18 6
Campeloma decisum
12 36
12 6
6 24
42 12
18 24
6 6
TOTAL 90
66 84
42 54
54 102 90
72 60
36 36
Tabel 6. Kepadatan Relatif KR Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan
Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
TAKSA STASIUN
I II
III IV
Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan
Feb Mar Jan Feb Mar
Pomacea canaliculata
33 27
36 43
66 11
35 40
33 50
33 66
Bithynia tentaculata
53 18
50 43
22 44
23 46
41 10
50 16
Campeloma decisum
13 54
14 14
11 44
41 13
25 40
16 16
TOTAL
99 99
100 100 99
99 99
99 99 100
99 99
Tabel 7. Frekuensi Kehadiran FK Makrozoobenthos di Danau Pondok
Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
TAKSA STASIUN
I II
III IV
Jan Feb Mar Jan
Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb
Mar Pomacea canaliculata
66 33
66 100 100 33
66 66
66 100 66
100
Bithynia tentaculata
100 33
33 66
66 66
66 100 66
33 66
33
Campeloma decisum
33 100 33
33 33
66 66
33 33
66 33
33
Indeks Keanekaragaman H’, Indeks Keseragaman E dan Indeks Dominansi C Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan Kecamatan
Salapian Kabupaten Langkat
Berdasarkan analisis data didapatkan nilai Indeks Keanekaragaman,
Indeks Keseragaman dan Indeks Dominansi makrozoobenthos pada tiap masing- masing stasiun yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks Dominansi Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian
INDEKS STASIUN
I II
III IV
H 0.157
0.137 0.159
0.13 E
0.143 0.125
0.145 0.118
C 0.093
0.036 0.113
0.028
Kemiripan Habitat Antar Stasiun dan Kemiripan Habitat Antar Spesies di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Berdasarkan analisis data di peroleh nilai kemiripan habitat antar stasiun dan kemiripan habitat antar spesies di danau pondok lapan kecamatan salapian
kabupaten langkat dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kemiripan Habitat Antar Stasiun dan Antar Spesies di Danau
Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
INDEKS STASIUN
I II I III
I IV II III
IIIV IIIIV
Ic 82.55
94 92.4
84.3 89.3
93.55 C
78 92
70 72
79 63
Lincoln Quality Index LQI dan Family Biotic Index FBI di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai Lincoln Quality Index LQI dan nilai Family Biotic Index FBI pada setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 10 dan
Tabel 11.
Tabel 10. Nilai BMWP, ASPT dan OQR Tiap Stasiun Pada Setiap Sampling
NILAI STASIUN SAMPLING
I II
III IV
Jan Feb Mar Jan
Feb Mar Jan
Feb Mar Jan Feb Mar
BMWP
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
ASPT
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
X
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
Y
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
OQR
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
Interpretasi
E E
E E
E E
E E
E E
E E
Kisaran
3 3
3 3
Interpretasi
E E
E E
Keterangan : E : kualitas sedang Tabel 11. Nilai FBI Tiap Stasiun Pada Setiap Sampling
NILAI STASIUN
I II
III IV
FBI 5.99
6 5.98
6 Interpretasi
Agak Buruk Agak Buruk
Agak Buruk Agak Buruk
Parameter Fisika dan Kimia Perairan Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Berdasarkan hasil pengamatan di dapat nilai rata-rata parameter fisika dan kimia perairan di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Parameter Fisika dan Kimia Tiap Stasiun Pada Setiap Sampling
Parameter Satuan
Sampling I Sampling II
Sampling III I
II III
IV I
II III
IV I
II III
IV
Suhu
o
C 29
30 30
31 32
30 31
31 30
30 31
31 Kecerahan
Cm 89
111.5 119
103 90
111 118
103 80
98 113
95 pH
- 6.6
6.6 6.8
6.7 7.2
6.7 7
7 6.9
6.8 7
6.9 DO
mgL 5.6
3.5 5.4
6 7.4
3.4 6.2
6 7.2
3.2 6
5.2 BOD
mgL 2.6
1.5 1.6
1.8 2.6
1.2 2.2
1.8 2.4
1.1 2.1
1.7 COD
mgL 5.7
6.2 3.8
6.7 7.9
10.1 9.2
12.2 16.4
17.6 16.8
15.8 C- Organik
6.03 12.05
5.15 9.4
11.3 10.2
8.02 7.29
8.43 9.22
7.11 9.22
Kedalaman M
3.4 1.4
3.4 2.4
3.4 1.4
3.4 2.4
3.4 1.4
3.4 2.4
Hasil Substrat Pada Setiap Stasiun di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Berdasarkan hasil substrat yang di dapat setiap stasiun yang ada di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel
13. Tabel 13. Hasil Substrat Tiap Stasiun Pengamatan
PARAMETER SATUAN
SUBSTRAT STASIUN
I II
III IV
Pasir 73.56
80.56 70.56
74.56 Debu
21 14
18 20
Liat 5.44
5.44 11.44
5.44 Tekstur
- PL
PL PL
PL Keterangan : PL : Pasir Berlempung
Pembahasan Kepadatan Populasi K, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran
FK Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Pada Tiap Stasiun
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada stasiun I, II, III dan IV didominasi oleh jenis makrozoobenthos dari spesies Pomacea canaliculata dengan nilai
kepadatan populasi K pada stasiun I di bulan Januari sebesar 30 indm
2
, di bulan Februari sebesar 18 indm
2
, di bulan Maret sebesar 30 indm
2
, pada stasiun II ditemukan pada bulan Januari sebesar 18 indm
2
, pada bulan Februari sebesar 36 indm
2
dan pada bulan Maret sebesar 6 indm
2,
pada stasiun III pada bulan Januari ditemukan sebesar 36 indm
2
, pada bulan Februari sebesar 36 indm
2
dan pada bulan Maret sebesar 24 indm
2,
dan pada stasiun IV pada bulan Januari ditemukan sebesar 30 indm
2
, pada bulan Februari sebesar 12 indm
2
dan pada bulan Maret sebesar 24 indm
2
. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitas perairannya.
Menurut Hafshah, dkk., 2012 menyatakan bahwa yang mendapatkan hasil pada setiap stasiun penelitian yang didominasi oleh salah satu jenis makrozoobentos
maka kondisi perairan tersebut dapat dikategorikan tercemar ringan hingga tercemar berat dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Kepadatan Populasi Makrozoobentos Berdasarkan hasil pengamatan pada stasiun I nilai kepadatan tertinggi
didapatkan pada spesies Bithynia tentaculata dari kelas Gastropoda dengan nilai kepadatan sebesar 48 indm
2
pada bulan Januari. Hal ini disebabkan karena Bithynia tentaculata pada stasiun I dapat mentolerir perubahan faktor lingkungan
abiotik yang drastis sehingga jumlahnya banyak ditemukan. Menurut Barus 2002 menyatakan bahwa setiap takson dari benthos mempunyai toleransi yang
berbeda terhadap perubahan faktor lingkungan. Artinya bahwa bagi yang toleran, maka perubahan faktor lingkungan yang besar dan drastis tidak akan
menyebabkan punah atau berkurangnya jenis tersebut. Genus Bithynia termasuk kedalam jenis makrozoobenthos yang dapat
mentolerir keadaan lingkungan, sehingga dapat menggambarkan keadaan kualitas air di danau pondok lapan. Menurut Rosidah, dkk., 2012 menyatakan bahwa
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
JAN F
E B
M AR
JAN F
E B
M AR
JAN F
E B
M AR
JAN F
E B
M AR
I II
III IV
Campeloma decisum Bithynia tentaculata
Pomacea canaliculata
jenis makrozoobentos yang merupakan indikator perairan tercemar ringan adalah Bithynia tentaculata.
Nilai kepadatan populasi terendah terdapat pada spesies Campeloma decisum, pada stasiun II di bulan Januari dan Februari dengan nilai kepadatan
populasi sebesar 6 indm
2
dan pada stasiun IV dengan nilai kepadatan populasi yaitu sebesar 6 indm
2
pada bulan Februari sampai Maret. Hal ini dikarenakan kualitas air yang ada di stasiun II dan IV memiliki substrat dasar berupa pasir
berlempung, selain itu banyak terdapat rawa sehingga kurang mendukung atau tidak cocok bagi kehidupan Campeloma decisum yang tidak dapat mentolerir
kondisi perairan yang ekstrim. Nilai kepadatan relatif KR didapat dari jumlah individu spesies ke i bagi
dengan jumlah individu seluruh spesies. Kepadatan relatif KR dari jenis makrozoobentos yang didapat dari bulan Januari sampai dengan Maret di Danau
Pondok Lapan dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Grafik Kepadatan Relatif Jenis makrozoobentos yang perkembangannya sesuai dan cocok dengan
habitat di Danau Pondok Lapan terdapat pada spesies Pomacea canaliculata
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
JA N
F E
B MA
R JA
N F
E B
MA R
JA N
F E
B MA
R JA
N F
E B
MA R
I II
III IV
Stasiun
Campeloma decisum Bithynia tentaculata
Pomacea canaliculata
dengan nilai kepadatan relatif KR pada stasiun I pada bulan Januari sampai Maret berkisar antara 27 - 35 , pada stasiun II di bulan Januari sampai Maret
berkisar antara 11 - 66 , pada stasiun III di bulan Januari sampai Maret berkisar antara 33 - 40 dan pada stasiun IV di bulan Januari sampai Maret berkisar
antara 33 - 66 . Pada spesies Bithynia tentaculata juga sesuai perkembangannya, dimana memiliki nilai kepadatan relatif KR pada stasiun I pada bulan Januari
sampai Maret berkisar antara 18 - 53 , pada stasiun II pada bulan Januari sampai Maret berkisar antara 22 - 44 , pada stasiun III pada bulan Januari sampai Maret
berkisar antara 23 - 46 dan pada stasiun IV pada bulan Januari sampai Maret berkisar antara 10 - 50 . Pada spesies Campeloma decisum pada stasiun I pada
bulan Januari sampai Maret berkisar antara 13 - 54 , pada stasiun II pada bulan Januari sampai Maret berkisar antara 11 - 44 , pada stasiun III pada bulan
Januari sampai Maret berkisar antara 13 - 41 dan pada stasiun IV pada bulan Januari sampai Maret berkisar antara 16 - 40 . Menurut Barus 2002 yang
menyatakan bahwa suatu habitat dikatakan cocok dan sesuai bagi perkembangan suatu organisme, apabila nilai KR 10 .
Kepadatan relatif tertinggi dari organisme makrozoobentos terdapat pada spesies Pomacea canaliculata pada stasiun II dan IV, hal ini dikarenakan pada
stasiun II dan IV keadaan air lebih jernih dibandingkan dengan stasiun I dan III yang lebih kotor dikarenakan stasiun I merupakan daerah outlet dan stasiun III
merupakan daerah pemancingan. Selain itu stasiun II dan IV banyak terdapat rawa juga tanaman air yang tumbuh disekitarnya, suhu di stasiun II dan IV juga relatif
normal bagi kehidupan spesies Pomacea canaliculata dengan nilai kisaran suhu sebesar 30 - 31
o
C . Menurut Riyanto 2003 menyatakan bahwa Pomacea
canaliculata lebih menyukai perairan jernih dan juga berlumpur yang banyak tumbuhan airnya, keong mas juga dapat hidup pada suhu berkisar antara 23-32
o
C, oksigen terlarut berkisar antara 0-5.27 ppm dan pH berkisar antara 5-8.
Frekuensi kehadiran FK sangat menentukan jumlah kehadiran spesies dalam suatu tempat pengambilan. Frekuensi kehadiran FK dari jenis
makrozoobentos yang di dapat dari bulan Januari sampai dengan Maret di Danau Pondok Lapan dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Grafik Frekuensi Kehadiran Makrozoobentos Spesies Pomacea canaliculata pada stasiun II di bulan Januari dan
Februari serta pada stasiun IV di bulan Januari dan Maret dapat dikategorikan ke dalam kehadiran absolute dengan nilai sebesar 100, pada stasiun I dan III di
bulan Januari dan Maret serta pada stasiun IV di bulan Februari dikategorikan ke dalam kehadiran sedang dengan nilai sebesar 66 dan pada stasiun I di bulan
Februari dan pada stasiun II di bulan Maret dikategorikan ke dalam kehadiran jarang dengan nilai sebesar 33. Spesies Bithynia tentaculata pada stasiun I di
bulan Januari dan stasiun III di bulan Februari dengan nilai sebesar 100 dikategorikan ke dalam kehadiran absolute, sementara pada stasiun II bulan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
JA N
F E
B MA
R JA
N F
E B
MA R
JA N
F E
B MA
R JA
N F
E B
MA R
I II
III IV
Stasiun
Campeloma decisum Bithynia tentaculata
Pomacea canaliculata
Januari dan Maret serta pada stasiun IV di bulan Februari dapat dikategorikan ke dalam kehadiran sedang dengan nilai sebesar 66, dikategorikan ke dalam
kehadiran jarang dengan nilai sebesar 33 terdapat pada stasiun I di bulan Februari dan Maret, pada stasiun IV di bulan Januari dan Maret. Pada spesies
Campeloma decisum pada stasiun I bulan Februari dengan nilai sebesar 100 dikategorikan ke dalam kehadiran absolute, pada stasiun II di bulan Maret serta
stasiun III dan IV pada bulan Januari dengan nilai 66 dikategorikan ke dalam kehadiran sedang, pada stasiun I di bulan Januari dan Maret, stasiun II di bulan
Januari dan Februari serta pada stasiun III dan IV di bulan Februari dan Maret dikategorikan ke dalam kehadiran jarang dengan nilai sebesar 33. Menurut
Barus 2004 menyatakan bahwa suatu habitat dikatakan sesuai bagi perkembangan suatu organisme apabila nilai FK 25. Kariono, dkk., 2013
menyatakan bahwa spesies yang memiliki frekuensi kehadiran tertinggi disebabkan karena lokasi
pengambilan sampel menunjukkan bahwa lingkungannya masih sesuai dengan habitat gastropoda. Hal ini menunjukkan
bahwa spesies yang diperoleh mempunyai kisaran toleransi yang cukup tinggi terhadap faktor lingkungan, spesies ini mampu berkembangbiak dengan baik.
Indeks Keanekaragaman H’, Indeks Keseragaman E dan Indeks Dominansi C Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan Kecamatan
Salapian Kabupaten Langkat
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai indeks Keanekaragaman H’ yang didapatkan pada keempat stasiun berkisar antara 0.13 – 0.159. Nilai indeks
keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun III yakni sebesar 0.159. Hal ini dikarenakan pada stasiun III paling banyak ditemukan spesies makrozoobentos
dibandingkan dengan stasiun yang lain. Menurut Brower, dkk., 1990 menyatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman
spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies relatif merata. Dengan kata lain bahwa apabila suatu
komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata, maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman rendah.
Nilai indeks keanekaragaman terendah terdapat pada stasiun IV dengan nilai sebesar 0.13 Tabel 8. Rendahnya nilai indeks keanekaragaman ini
dikarenakan melimpahnya jumlah dari jenis Pomacea canaliculata, sehingga menyebabkan penyebaran jumlah dari invidu pada tiap jenisnya tidak merata.
Pomacea canaliculata lebih menyukai substrat yang berlumpur dengan banyak tanaman air. Menurut Odum 1994, menyatakan bahwa keanekaragaman jenis
dipengerahui oleh pembagian atau penyebaran individu dari tiap jenisnya, karena suatu komunitas walaupun banyak jenis tetapi bila penyebaran individunya tidak
merata maka keanekaragaman jenisnya rendah. Indeks keanekaragaman makrozoobentos tertinggi terdapat pada stasiun III
dengan nilai keanekaragaman sebesar 0.159 indm
2
dan terendah terdapat pada stasiun II dengan nilai sebesar 0.13 indm
2
. Rendahnya keanekaragaman makrozoobentos di stasiun II karena rendahnya nilai DO yang ada di stasiun II
yaitu berkisar antara 3.2 – 3.5 mgL. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman makrozoobentos karena jika DO rendah kandungan organik yang
ada di perairan tersebut tinggi. Menurut Yanti, dkk., 2014 menyatakan bahwa Rendahnya nilai oksigen terlarut pada stasiun ini menunjukkan bahwa banyak
senyawa organik yang masuk ke dalam badan perairan dan diuraikan oleh
mikroorganisme secara aerob. Rendahnya konsentrasi DO menyebabkan dampak yang kurang menguntungkan bagi kehidupan makrozoobentos karena DO
dibutuhkan untuk melakukan respirasi. Berdasarkan klasifikasi derajat pencemaran lingkungannya dari hasil data
yang diperoleh pada stasiun I, II, III dan IV termasuk kedalam kelompok perairan yang tercemar berat yakni sebesar 0.157, 0.137, 0.159 dan 0.13. Menurut Odum
1994, menyatakan bahwa klasifikasi derajat pencemaran air berdasarkan indeks diversitas dapat digolongkan sebagai berikut :
H’ 1,0 : Tercemar Berat
H’ = 1,0 – 1,6 : Tercemar Sedang H’ = 1,6 – 2,0 : Tercemar Ringan
H’ 2,0 : Tidak Tercemar
Hal ini dikarenakan banyaknya bahan-bahan organik yang ada diperairan Danau Pondok Lapan sehingga menyebabkan menurunnya kualitas perairan yang
berdampak pada menurunnya indeks keanekaragaman dari makrozoobenthos. Menurut Tobing, 2009 menyatakan bahwa semakin buruk kondisi suatu perairan
akan menyebabkan keanekaragaman jenis bentos akan semakin kecil karena akan semakin sedikit spesies yang dapat toleran dan beradaptasi terhadap kondisi
perairan tersebut, karena setiap spesies mempunyai rentang atau daya toleransi tersendiri dalam beradaptasi terhadap kualitas perairan.
Keanekaragaman makrozoobentos yang terdapat di Danau Pondok Lapan dapat disimpulkan memiliki keanekaragaman yang rendah, karena hanya ada tiga
spesies yang ditemukan dengan jumlah yang tidak merata. Menurut Barus 2002, menyatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman
spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies yang relatif merata. Dengan kata lain apabila suatu
komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata, maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman yang rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan nilai Indeks Keseragaman E yang didapat dari empat stasiun berkisar antara 0.118 - 0.145 dapat dilihat pada Tabel 8. Indeks
keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 0.145 dan terendah pada stasiun IV sebesar 0.118. Hasil indeks keseragaman E dari keempat stasiun
masih berkisar diantara nilai nol, artinya penyebaran jumlah individu tiap spesies tidak sama dan dapat dikategorikan indeks keseragaman di danau pondok lapan
masih terbilang rendah. Menurut Krebs, 1989 menyatakan bahwa semakin kecil nilai indeks keseragaman suatu populasi, yaitu penyebaran jumlah individu tiap
spesies tidak sama serta ada kecendrungan suatu spesies mendominasi populasi tersebut.
Pada Tabel 8. nilai indeks dominansi pada keempat stasiun berkisar antara 0.028-0.113. Dapat dilihat bahwa pada keempat stasiun indeks dominansinya
mendekati nol yang artinya bahwa tidak ada jenis yang mendominasi. Menurut Odum, 1994 menyatakan bahwa nilai indeks 1 menunjukkan dominasi oleh satu
jenis spesies sangat tinggi hanya terdapat satu jenis pada satu stasiun. Sedangkan indeks 0 menunjukkan bahwa diantara jenis-jenis yang ditemukan tidak ada yang
dominasi.Waty, dkk., 2009 menyatakan hal ini menunjukkan bahwa habitat makrozoobenthos masih mampu mendukung kehidupannya sehingga tidak terjadi
persaingan dan kondisi ekstrim yang menimbulkan dominansi pada spesies tertentu.
Kemiripan Habitat Antar Stasiun dan Kemiripan Habitat Antar Spesies di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Kemiripan habitat antar stasiun digunakan untuk menentukan titik stasiun satu dengan titik stasiun yang lain mirip atau tidak, sehingga jika mirip artinya
stasiun satu dengan stasiun yang lain dapat mewakili kemiripan habitat antar stasiun. Dari sampling di bulan Januari sampai Maret di dapat hasil kemiripan
habitat antar stasiun dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Grafik Indeks Similaritas Canberra Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kemiripan habitat antar stasiun di
Danau Pondok Lapan, didapat bahwa nilai dari keempat stasiun yang memiliki kemiripan antar stasiun berdasarkan parameter fisika kimia perairan dengan
menggunakan Indeks Similaritas Canberra adalah stasiun I dan III dengan nilai sebesar 94. Hasil ini menunjukkan bahwa stasiun I memiliki kesamaan
karakteristik fisika kimia perairan dengan stasiun III, sementara stasiun II dan IV tidak memiliki kesamaan. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi bentos pada
stasiun pengamatan di Danau Pondok Lapan memang di pengaruhi oleh kondisi lingkungannya yaitu parameter fisika dan kimia perairan.
Kemiripan habitat antar spesies digunakan untuk mengetahui spesies yang ada di setiap stasiun pengamatan sama atau tidak, sehingga jika sama artinya
spesies yang ada di stasiun satu dengan stasiun lainnya dapat mewakili kemiripan habitat antar spesies. Dari sampling di bulan Januari sampai Maret di dapat hasil
kemiripan habitat antar spesies dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik Indeks Matrik Canberra Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kemiripan habitat antar spesies
makrozoobentos dengan menggunakan indeks Similaritas-Canberra. menunjukkan bahwa stasiun I dan III adalah yang mirip dan termasuk kedalam satu kelompok
dengan nilai sebesar 92. Hal ini menunjukkan bahwa stasiun I dan stasiun III memiliki komposisi makrozoobenthos yang lebih sama dibandingkan stasiun II
dan IV. Pada stasiun I dan III mirip disebabkan karena pada stasiun I dan III lebih banyak orang yang melakukan aktivitas seperti pemancingan dan di stasiun I juga
terdapat outlet, sehingga bahan organik lebih banyak terdapat di stasiun I dan III dibandingkan stasiun II dan IV, hal ini menyebabkan jumlah makrozoobentos
lebih banyak terdapat di stasiun I dan III dibandingkan stasiun II dan IV. Menurut Anzani 2012 menyatakan bahwa komposisi makrozoobentos sangat dipengaruhi
oleh kemampuan toleransi dari organisme terhadap perubahan lingkungan perairan. Komposisi makrozoobentos berdasarkan stasiun yang sama disebabkan
karena lingkungan pada kedua stasiun memiliki kualitas air yang tidak jauh berbeda.
Lincoln Quality Index LQI dan Family Biotic Index FBI di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Berdasarkan hasil analisis data nilai OQR Overall Quality Index pada stasiun I sampai dengan stasiun IV pada sampling pertama sampai ketiga
memiliki nilai kisaran yang sama yakni sebesar 3 Tabel 10. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada stasiun I sampai dengan stasiun IV dapat dikategorikan
perairan yang kualitasnya sedang. Hal ini dikarenakan rata-rata jumlah famili yang ditemukan sama dan berasal dari jenis makrozoobentos yang tolerant.
Menurut Langley dan Kett 2005 yang menyatakan bahwa pada perhitungan LQI yang berdasarkan pada pemberian skor terhadap famili dari makrozoobentos
dengan skor 1 - 10 dimana untuk jenis makrozoobentos yang intolerant terhadap pencemaran diberikan skor yang paling tinggi.
Perairan Danau Pondok Lapan pada stasiun I sampai IV tergolong kualitas air yang tercemar sedang karena jenis makrozoobentos yang ditemukan lebih
banyak memiliki nilai BMWP yang rendah yaitu 3. Menurut Mariantika dan Catur 2014 menyatakan bahwa kualitas air yang tercemar sedang nilai 4-5 dibuktikan
dengan banyak ditemukannya makroinvertebrata bentos yang memiliki skor BMWP rendah 0-3, seperti Chironomidae, Planorbidae dan Lymnaeidae yang
menunjukkan bahwa tingkat toleransi terhadap pencemar sangat tinggi.
Pada stasiun I, II, III dan IV didapat masing-masing nilai FBI pada stasiun I sebesar 5.99, stasiun II sebesar 6, stasiun III sebesar 5.98 dan stasiun IV sebesar
6 Tabel 11, sehingga dapat diartikan bahwa kualitas air di danau pondok lapan berada pada keadaan agak buruk. Hal ini disebabkan karena stasiun I, II, III, dan
IV ditemukan jumlah individu organisme yang berasal dari family Ampullaridae dan famili Bithyniidae tinggi pada ke empat stasiun tersebut. Menurut Anzani
2012 menyatakan bahwa nilai yang termasuk kedalam kategori agak buruk, diduga karena pada stasiun tersebut terdapat jumlah organisme yang berasal dari
famili yang tinggi dan mendominasi stasiun tersebut, dimana famili tersebut memiliki kisaran toleransi yang luas terhadap kandungan oksigen terlarut.
Parameter Fisika dan Kimia Perairan di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
a.
Suhu
Suhu sangat berhubungan erat dengan cuaca, waktu, ketinggian lokasi. Dari Tabel 12. dapat bahwa rata-rata nilai suhu berkisar antara 29 - 32
o
C. Suhu pada empat stasiun tersebut relatif sama, tidak mengalami fluktuasi, karena
keadaan cuaca pada saat pengukuran suhu relatif sama, sehingga suhu tidak mengalami perubahan. Secara umum kisaran suhu tersebut merupakan kisaran
normal bagi makrozoobentos, karena kisaran toleransi suhu untuk kehidupan makrozoobentos yaitu dibawah 35
o
C. Menurut Barus 2002 yang menyatakan bahwa fluktuasi suhu diperairan tropis umumnya sepanjang tahun mempunyai
fluktuasi suhu udara yang tidak terlalu tinggi sehingga mengakibatkan fluktuasi suhu air juga tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa suhu secara
keseluruhan pada stasiun penelitian di Danau Pondok Lapan masih mendukung kehidupan makrozoobentos.
b. Penetrasi Cahaya