a. Suhu
Suhu merupakan gambaran panas di perairan. Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan
membentuk O
2
lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut
Siregar, 2011. Kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis
dan fisiologis di dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu mempunyai pengaruh besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, apabila suhu air naik
maka kelarutan oksigen dalam air menurun. Bersamaan dengan peningkatan suhu juga akan mengakibatkan peningkatan aktivitas metabolisme akuatik, sehingga
kebutuhan akan oksigen juga meningkat Sastrawijaya, 2000. Cahaya matahari merembes sampai pada kedalaman tertentu pada semua
danau, sehingga permukaan air hangat agak panas. Air yang hangat kurang padat dibanding air yang dingin, sehingga lapisan air yang hangat disebut epilimnion
dan lapisan air yang dingin disebut hipolimnion. Penampang melintang dari tengah danau dan bagian dimana air keluar dari danau dan menunjukkan bahwa
kedalaman termoklin lebih kurang sama sepanjang badan danau, akan tetapi aliran air yang naik dekat bendungan menimbulkan sedikit gangguan
Damanik, dkk., 1987. Setiap organisme air mempunyai kisaran toleransi yang berbeda terhadap
nilai suhu air. Terdapat organisme yang mempunyai kisaran toleransi yang luas euryterm dan ada jenis yang mempunyai kisaran toleransi yang sempit
stenoterm. Suhu juga sangat mempengaruhi laju pertumbuhan dari organisme
air. Laju pertumbuhan pada benthos umumnya akan berlangsung selama 3 minggu pada suhu 15
o
C, sedangkan pada suhu 24
o
C berlangsung hanya dalam waktu 1 minggu saja. Kenaikan suhu air dengan demikian akan berakibat pada percepatan
masa perkembangan hewan sampai 3 kali lipat, sesuai dengan hukum Van’t Hoffs Barus, 2004.
b. DO Dissolved Oxygen
Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian
besar organisma air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas. Pada ekosistem air tawar, pengaruh temperatur menjadi sangat dominan. Kelarutan
maksimum oksigen di dalam air terdapat pada temperatur 0°C, yaitu sebesar 14,16 mgl O
2
. Konsentrasi ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya temperatur air Barus, 2004.
Menurut Sastrawijaya 2000, Disolved Oxygen DO merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan. Kehidupan di air dapat bertahan
jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mg oksigen setiap liter air. Menurut Barus 2004, menegaskan bahwa nilai oksigen terlarut di perairan
sebaiknya berkisar antara 6-8 mgl, makin rendah nilai DO maka makin tinggi tingkat pencemaran ekosistem tersebut.
c. BOD Biochemical Oxygen Demand