keseluruhan pada stasiun penelitian di Danau Pondok Lapan masih mendukung kehidupan makrozoobentos.
b. Penetrasi Cahaya
Berdasarkan hasil pengamatan nilai penetrasi cahaya dari keempat stasiun yang ada di Danau Pondok Lapan berkisar antara 80 - 119 cm dapat dilihat pada
Tabel 12. Hasil ini menunjukkan bahwa penetrasi cahaya yang ada di Danau Pondok Lapan masih mampu mendukung kehidupan makrozoobentos yang ada di
danau tersebut. Menurut Odum 1994, interaksi antara faktor kekeruhan perairan dengan kedalaman perairan akan mempengaruhi penetrasi cahaya yang masuk ke
dalam perairan, sehingga berpengaruh langsung pada kecerahan, selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan makrozoobentos.
c. Derajat Keasaman pH
Berdasarkan hasil pengamatan nilai pH di Danau Pondok Lapan berkisar antara 6.6 - 7.2 Tabel 12. Hal ini menunjukkan bahwa perairan di Danau Pondok
Lapan masih tergolong baik atau netral. Karena pH yang netral di perairan berkisar antara 6 - 9, dan secara keseluruhan nilai pH yang ada di Danau Pondok
Lapan masih mendukung kehidupan dan perkembangan makrozoobentos. Menurut Barus 2004 menyatakan bahwa organisme akuatik dapat hidup dalam
suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam
maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Kenaikan pH
di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amonia yang bersifat sangat toksik
bagi organisme. PP No. 82 2001 yang menyatakan bahwa nilai pH yang normal baku mutu air yaitu 6 - 9. Selanjutnya menurut penelitian Anzani 2012
menyatakan bahwa makrozoobentos mempunyai kenyamanan kisaran pH yang berbeda-beda. Gastropoda lebih banyak ditemukan pada perairan dengan pH 7.
Dari data yang di dapat nilai pH dari keempat stasiun di Danau pondok Lapan berbeda-beda, hal ini dikarenakan kondisi perairan pada setiap stasiun
berbeda. Menurut Cole 1983 menyatakan bahwa adanya perbedaan nilai pH pada suatu perairan dikarenakan penambahan atau kehilangan CO
2
melalui proses fotosintesis yang akan menyebabkan perubahan pH di dalam air.
Dissolved Oxygen DO
Berdasarkan hasil pengamatan nilai DO dari keempat stasiun berkisar antara 3.2 – 7.4 mgL dapat dilihat pada Tabel 12. Dimana nilai konsentrasi DO
ini masih layak untuk kehidupan biota perairan seperti makrozoobentos. Pada stasiun II nilai DO lebih rendah dibandingkan dengan stasiun I, III dan IV. Hal ini
dikarenakan banyaknya bahan organik yang terkandung di dalam perairan Danau Pondok Lapan tersebut, sehingga senyawa organik akan menyebabkan terjadinya
proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme yang akan berlangsung secara aerob. Menurut Sinambela 1994 menyatakan bahwa kehidupan
makrozoobentos di air dapat bertahan jika nilai oksigen terlarut minimum sebanyak 2 mgL. Mulia 2005 menyatakan bahwa masuknya bahan organik
seperti sisa makanan menyebabkan peningkatan mikroorganisme pengurai dalam air dan mengkonsumsi O
2
terlarut di dalam air untuk respirasinya sehingga terjadi penurunan kadar O
2
.
d. Biochemical Oxygen Demand BOD