28
BAB IV RELASI ANTARA LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN MENURUT
PANDANGAN ISLAM DALAM NOVEL
MAHA CINTA ADAM-HAWA
4.1 Pengertian Relasi
Relasi merupakan suatu pondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam
masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, relasi itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dapat
dilakukan dengan baik. Yuyun 2010:11 menjelaskan bahwa ,”Relasi dalam suatu
masyarakat dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran
masyarakat, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
” Relasi merupakan kunci dalam kehidupan sosial.Jika tidak adanya
interaksi antara satu relasi dengan yang lainnya, maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain,
maka tidak akan menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang saling berinteraksi. Maka dapat disimpulkan bahwa, relasi merupakan dasar dari suatu
bentuk proses sosial. Menurut Brahmanto 2010:12, ”Perbedaan antara laki-laki dan perempuan sesungguhnya tidak menjadi persoalan sepanjang tidak mengalami
ketidakadilan gender. Dalam kehidupan, perempuan adalah relasi bagi laki-laki, begitu pula sebaliknya.”
Universitas Sumatera Utara
29
4.2. Pengelompokan Relasi Laki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam dalam Novel
Maha Cinta Adam-Hawa
4.2.1 Relasi Antara Laki-Laki dengan Perempuan sebagai Suami Istri
Relasi antara laki-laki dengan perempuan sebagai suami istri mutlak didapatkan dalam sebuah rumah tangga.Kedudukan laki-laki adalah sebagai
pemimpin, dan istri sebagai pendamping pimpinannya.Dalam membina relasi yang baik antara keduanya tentu harus ditempuh dengan jalan yang tidak mudah,
yaitu menjadikan keluarga sebagai keluarga yang benar menurut pandangan Islam.
Keluarga, dibentuk oleh sepasang suami istri. Sejak terciptanya laki-laki dengan perempuan di bumi ini, maka akan terbentuklah keluarga. Tugas yang
harus dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dalam berkeluarga berlainan, menurut kondisi lingkungan dan masyarakat.
Di masa modern, perempuan mengurusi rumah tangga, mengendalikan dan bertanggung jawab atas ketertibannya, sedangkan laki-laki, melaksanakan semua
tugasnya di luar rumah. Menurut Husein 2004:87, suami bekerja di luar rumah untuk memperoleh nafkah keluarga, kemudian sesampainya dirumah, diserahkan
kepada istri untuk mengaturnya. Suami hendaknya menyerahkan urusan rumah tangga kepada istrinya.Dengan demikian, istri dianggap kepala keluarga yang
mengendalikan pekerjaan rumah tangga, sedangkan suami di dalam rumah tangga bersifat ketua umum. Penempatan kerja seperti ini, telah ditegaskan Nabi
Muhammad saw. dengan hadistnya : ”Setiap anak Adam, dianggap tuan
sayyid
.
Universitas Sumatera Utara
30 Maka seorang laki-laki dianggap penghulu keluarganya, dan perempuan
dipandang penghulu rumah tangganya.” Para sosiolog menjadikan rumah tangga sebagai sendi dan asas bagi
masyarakat.Mereka berpendapat, apabila kehidupan rumah tangga rusak dan kacau, pastilah aturan di tengah masyarakat juga rusak. Pernikahan dianggap
penting, karena dari situlah masyarakat akan tetap eksis. Husein, 2004:90. Islam menganjurkan pemuda-pemuda segera menikah, supaya dapat
memelihara diri sehingga tidak tercemar dan ternoda, karena hubungan antara laki-laki
dengan perempuan
yang belum
muhrim adalah
haram hukumnya.Pernikahan itu suatu kewajiban kemasyarakatan untuk merajut
kehidupan bersama yang membahagiakan.Allah swt. Menerangkan hikmah perkawinan dalam firman-
Nya: ”Dan dari tanda-tanda kebesaran Allah ialah, Allah swt.menjadikan untukmu istri-istri dari sukumu, supaya kamu condong
kepadanya, dan Allah swt.menjadikan cinta mesra dan kasih syang antara kamu suami-
istri itu.” Q.S. Ar-Rum, 30:21. Data 1a
“Maksudku bukan itu, Kang.” Potong Adam.” Aku paham setiap orang mempunyai ketertarikan terhadap lawan jenis.Jika pria tertarik dengan wanita
dan sebaliknya. Tetapi yang aku maksudkan, dalam Islam itu melarang hubungan lawan jenis dalam tanda kutip berpacaran, sebelum nikah, baik
sudah lamaran atau belum, maka hubungannya haram, karena tidak boleh seseorang bersenang-senang dengan wanita asing, bukan muhrimnya, baik
melalui ucapan, memandang, atau berduaan. Natsir, 2010:147.
Kutipan novel di atas menjelaskan tentang dilarangnya hubungan laki-laki dengan perempuan yang dilakukan dengan pacaran.Hal ini memiliki alasan yang
cukup jelas dan kuat, karena Islam telah menghalalkan hubungan seorang laki-laki dengan perempuan yang dengan satu jalan yaitu pernikahan.Islam adalah agama
Universitas Sumatera Utara
31 yang sangat sempurna, karena Allah swt.begitu menyayangi kita, sehingga Dia
memberikan larangan yang sangat banyak untuk hambanya. Hal ini karena Allah akan menjadikan manusia yang beradab. Pacaran menurut pandangan Islam
diharamkan karena jika diteliti ternyata pacaran itu banyak mudharatnya.Selain itu Allah telah menetapkan hukuman yang begitu berat bagi orang yang berpacaran
karena telah mendekati zina. Seperti Firman Allah dalam Surat An-Nur ayat 2 yang artinya:
”Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap- tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-
orang yang beriman.” Data 1 b
Nam un, suara lantang Zarkasih menahan.” Jangan Jangan kau sentuh
Adam.Dia belum halal bagimu.” “Benar hawa, Adam belum menjadi muhrim.Haram hukumnya.”Timpal Pak
Habibullah Idris dengan nada lemah, menahan sesak di dada. Natsir, 2010:170
Kutipan data di atas menjelaskan haramnya berduaan dan bersentuhan dengan lawan jenis.Dalam hubungan antara laki-laki dengan perempuan, Islam
telah mengaturnya dengan cukup tegas.Jangankan melakukan perzinaan, menyentuh tangan atau berjabat tangan saja tidak dibolehkan dalam Islam.Di
antara kebiasaan Rasulullah adalah tidak menjabat tangan wanita ketika
membai
’
at
mereka, padahal sebenarnya momentum
bai
’
at
sangat layak untuk menjabat
tangan orang
yang
membai
’
at
demi mengukuhkan
bai
’
at
tersebut.Namun, Rasulullah meninggalkan jabat tangan dengan perempuan, hal ini menunjukkan perbuatan tersebut hukumnya haram. Rasulullah saw. bersabda
”Sesungguhnya saya tidak menjabat tangan wanita, sesungguhnya perkataanku
Universitas Sumatera Utara
32 untuk seratus wanita sama dengan perkataanku untuk satu orang atau serupa
dengan perkataanku untuk satu orang wanita.” HR. Imam Malik Data 1 c
Habibullah Idris duduk di belakang setir, sedangkan istrinya duduk di sebelahnya sambil mendekap sang bayi. Disela konsentrasi mengemudi,
sesekali Habibullah melirik sang bayi. Sementara itu, Kiai Syamsul dan pak RT duduk di belakang sambil menikmati pemandangan kota. Natsir, 2010:21
Data di atas menjelaskan hubungan suami istri dalam kehidupan sehari- hari.Seorang suami boleh duduk di dekat istrinya, namun sebaliknya jika tidak
memiliki hubungan
suami istri,
hal itu
tidak dibolehkan,
apalagi menyentuhnya.Dalam pergaulan sehari-hari antara laki-laki dengan perempuan
yang bukan muhrim dipisahkan atau tidak boleh dekat.Islam membatasi pergaulan laki-laki dengan perempuan yang bukan suami istri, tidak perlu ada interaksi,
tanpa adanya keperluan syar‟i.
Data 1 d Tatkala sudah dekat dengan Hawa serta hendak mengulurkan tangan suci
kepadanya, tiba-tiba terdengarlah suara gaib, Hai...Adam.., tahanlah dirimu.Pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan
menikah. Natsir, 2010:130 Data 1 e
”Mana Mahar?”Hawa menuntut haknya.Hal yang disyariatkan Tuhan sejak semula.Ia menolak persentuhan sebelum mahar pemberian ditunaikan dahulu.
Seketika Adam bingung, sadar bahwa untuk menerima haruslah sedia memberi. Natsir, 2010:131
Kedua kutipan data di atas menjelaskan hubungan laki-laki dengan perempuan yang akan halal apabila melalui pernikahan, dan laki-laki telah
menunaikan kewajibannya dengan membayar mahar. Mahar merupakan maskawin yang wajib dibayarkan oleh laki-laki kepada istrinya.Pemberian mahar
merupakan tanda kehormatan bagi kaum perempuan.Mahar adalah hak mutlak
Universitas Sumatera Utara
33 bagi perempuan ketika menjadi calon istri.Orang dekat sekalipun tidak dibenarkan
menjamah hartanya tersebut, kecuali dengan ridhonya dan kemampuannya sendiri.Allah swt.
berfirman dalam surat Annisak ayat 4 yang artinya: ”Berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan, kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati. Maka makanlah ambillah pemberian itu
sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.”
Data 1 f Pergaulan hidup adalah persahabatan. Dan pergaulan antara laki-laki dengan
wanita akan berubah menjadi perkawinan, apabila disertai dengan mahar. Lantas, bagaimana bentuk mahar yang harus diberikan?Itulah yang sedang
dipikirkan Adam. Natsir, 2010:132
Penggalan novel di atas mendeskripsikan bahwa perkawinan adalah saat yang dinanti-nanti bagi laki-laki dan perempuan untuk mengikatkan cinta dalam
ridha Allah swt. Salah satu syarat yang harus dipenuhi ketika hendak menikah, yaitu mahar atau maskawin. Mahar merupakan tanda kesungguhan seorang laki-
laki untuk
menikahi seorang
wanita.Mahar merupakan
syarat sah
pernikahan.Syarat itulah yang dipikirkan Adam ketika hendak melamar Hawa.Pernikahan tanpa mahar berarti pernikahan tersebut tidak sah, meskipun
pihak perempuan telah rela tidak mendapatkan mahar.Jika mahar tidak disebutkan dalam akad nikah maka pihak perempuan berhak mendapatkan mahar yang sesuai
dengan perempuan semisal dirinya. Data 1 g
Adam menjawab dengan mantap dan tegas, ”Qabiltu Nikahahaa wa
tazwijahaa linafsi bi mahri madzkur baalan ‘alaa manjahi kitaabullaah wa sunnah Rasuulullaah””Aku terima nikah dan kawin dia, Hawa binti Raihan
untuk diriku dengan mahar yang telah disebut tadi, kontan di atas manhaj kitab Allah d
an Rasulullah” Natsir, 2010:183
Universitas Sumatera Utara
34 Dari data diatas menjelaskan bahwa, Islam menganjurkan umatnya untuk
menegakkan rumah tangga dengan dasar pernikahan seperti yang dilakukan Adam kepada Hawa.Habibullah Idris segara menikahkan Adam dan Hawa untuk
menjalankan perintah Allah, yaitu menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan yang saling mencintai dengan jalan pernikahan, agar tidak terjadi zina
diantara mereka. Perhatikan sabda Nabi saw: ”Nikah itu termasuk sunnah yang aku sukai untuk diriku dan umatku. Maka barangsiapa menjauhkan diri dari
pernikahan dengan alasan pernikahan itu kurang u tama, bukan termasuk umatku.”
4.2.2 Relasi Antara Laki-Laki dengan Perempuan dalam Keluarga
Relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam keluarga akan tercermin melalui perilaku dan kehidupan sehari-hari. Menjalin relasi atau hubungan yang
baik serta mengenalkan etika maupun norma dalam keluarga adalah hal penting untuk dipatuhi dalam bermasyarakat. Belajar bagaimana menjaga perasaan antara
sesama anggota keluarga, serta menghormati keberadaan anggota keluarga apapun kondisi mereka.
Menurut Brahmanto 2010:25 keluarga adalah ,”Satu institusi penting
yang Tuhan ciptakan bagi seorang manusia. Di dalam keluarga, harusnya seseorang dibangun, diajar, dilengkapi, dan dibimbing untuk tugas mulia yaitu
hidup bersama. ”Relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam sebuah keluarga
dapat menjadi penunjang atau sarana pendukung untuk meningkatkan ketaqwaan, bukan sekadar amanah dan tanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
35 Sesudah kita memilih pasangan dan kemudian menikah, hendaklah kita
memenuhi tugas hidup terhadap keluarga.Di antara tugas yang lazim diwujudkan ialah, menyenangkan dan menyejahterakan kehidupan keluarga.Hendaklah suami
menyediakan segala yang dibutuhkan untuk mencapai kesenangan dan kebahagiaan rumah tangga. Al-Bukhori, 2008:45.
Tugas suami terhadap keluarganya ialah, memperhatikan pendidikan dan ajaran untuk mereka. Para pribadi muslim, bertugas mendidik istri dan
memberikan kepadanya bermacam-macam pelajaran yang memperbaiki keadaan dan mencerdaskan akalnya. Nabi saw. bersabda: ”Orang yang paling baik dari
kamu ialah, orang yang paling baik kepada istri-istri dan anak-anaknya yang perempuan.” HR. Muslim
Anak merupakan harapan keluarga, dan tujuan yang terakhir dari pernikahan.Memberikan ajaran yang sempurna kepada anak ialah tugas yang
terbesar bagi orang tua.Kewajiban ini diberikan di pundaknya oleh agama dan hukum masyarakat.Oleh karena itu, seseorang yang tidak mau memperhatikan
pendidikan anak, dianggap orang yang mengkhianati amanah Allah dan etika sosial.
Data 2 a Adam, nama yang diberikan oleh Habibullah Idris, sang Ayah angkat. Pak
Kiai Syamsul dan Pak RT sangat gembira mendengar nama yang bagus itu. Demikian pula dengan istri kiai Habibullah Idrus.Ia tersenyum sambil terus
membelai pipi sang bayi. Hanifah, putri tunggal Kiai juga sangat senang. Kini ia punya adik. Walau bukan adik kandung, Hanifah sangat menyayanginya,
seperti adik kandung. Natsir, 2010:26
Penggalan novel di atas mendeskripsikan hubungan seorang adik laki-laki dan kakak perempuannya dalam keluarga.Dalam keluarga, saling menyayangi
Universitas Sumatera Utara
36 sangat diperlukan.Hal ini merupakan dasar untuk membina hubungan baik dalam
keluarga.Menurut Husein 2004:101 hendaklah orang tua bergaul dengan anak- anak yang masih kecil dengan ramah dan dengan rasa sayang. Nabi saw.
bersabda: ”Barangsiapa mempunyai seorang anak yang masih kecil, hendaklah ia bermain-main dan bersenda gurau bersamanya sebagai anak-
anak.” Hubungan keluarga yang baik memang perlu diusahakan, karena
berhubungan dengan banyak orang dan banyak karakter. Semakin dini seseorang menyadari perannya dalam keluarga, akan semakin baik dan mudah baginya untuk
berperan di lingkungan sosial. Keakraban dalam keluarga akan menciptakan suasana yang indah, saling menghargai, dan menghormati sesama anggota
keluarga. Data 2 b
“Hem...Bah.” panggil Adam.Mungkin sekarang yang perlu dipercepat adalah pernikahan Zarkasih dengan Kak Hanifah.Jika kang Zarkasih sudah siap,
secepatnya saja kang Zarkasih meminang kak Hanifah.Karena di samping untuk menghalalkan hubungan keduanya, juga agar kang Zarkasih segera
masuk dalam keluarg
a kita.”Adam mulai unjuk bicara.Masalah pelimbahan pengajaran itu soal mudah. Natsir, 2010:44
Data 2 c Hem...oh iya, hem....gimana, ya? Sebetulnya sekarang pun usah berkobar
untuk meningkatkan kemajuan pesantren.Tetapi, benar kata Gus Adam tadi, agar menghalalkan hubungan saya dengan Hanifah, tidak ada yang lebih tepat,
kecuali menikah. Natsir, 2010:44
Kedua kutipan data di atas menjelaskan hubungan laki-laki dengan perempuan dalam sebuah keluarga. Untuk menjadi anggota dalam sebuah
keluarga, seorang laki-laki diharuskan menjalani suatu proses yang disebut dengan pernikahan. Peranan agama dalam membentuk keluarga sakinah,
mawaddah, warahmah sangat penting, karena agama merupakan ketentuan-
Universitas Sumatera Utara
37 ketentuan Allah swt.yang membimbing dan mengarahkan manusia menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu tujuan pernikahan adalah menciptakan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah antara suami istri bersama anak-anaknya.
Menurut Al Jumaili 2005:27
sakinah
mengandung makna ketenangan. Setiap laki-laki dengan perempuan dilengkapi Allah dengan aneka sifat dan
kecenderungan yang tidak dapat berfungsi secara sempurna jika ia berdiri sendiri. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-
masing pasangan dengan pasangannya sesuai dengan
sunnatullah
.
Mawaddah
mengandung arti rasa cinta.Dalam pernikahan ada faktor-faktor yang bisa menumbuhkan perasaan cinta.Suami dapat merasakan kesenangan dan
kenikmatan, serta mendapatkan manfaat dengan adanya anak dan mendidik dan membesarkan mereka.Di samping itu, dia merasakan adanya ketenangan,
kedekatan dan kecenderungan pada istrinya.
Warahmah
berarti kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani, serta siap melindungi yang
dicintai.
4.2.3 Relasi Laki-Laki dengan Perempuan dalam Bidang Sosial
Keadaan sosial masyarakat menunjukkan kepada kita bahwa terdapat interaksi dan integrasi dalam suatu kelompok atau komunitas, mereka saling
berhubungan, dan bergaul satu sama lain. Setiap individu atau manusia akan selalu membutuhkan individu lain dalam menjalani kehidupannya, karena
hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu bertahan tanpa adanya bantuan dari orang lain. Al-Habsy, 2004:97.
Universitas Sumatera Utara
38 Laki-laki dan perempuan memiliki dorongan untuk saling mengadakan
relasi dalam interaksi sosial.Seperti firman Allah swt.dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, yang artinya: ”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal-
mengenal.” Dengan demikian, maka terjadilah interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.Dari
interaksi sosial tersebut, individu yang satu dapat memengaruhi dan memperbaiki sikap individu lainnya.Jadi, terdapat relasi yang timbal balik di antara keduanya.
Sejak dini hidup bermasyarakat harus dikembangkan, sejak seseorang mengenal orang lain, sejak usia kanak-kanak hingga dewasa, bahkan orang tua,
hingga dalam
masyarakat dalam
pergaulannya tidak
lepas dari
bersosialisasi.Majid, 2007:16. Menjalin hubungan yang baik dalam kehidupan sosial sangat didambakan dan menjadi perekat utama bagi terwujudnya kesatuan
umat. Berbuat kebajikan kepada orang lain sesama sesungguhnya berbuat kebajikan kepada diri sendiri.Soejadi, 2008:122.
Data 3 a Dua hari berikutnya.
Pak Kiai Habibullah Idris dan Nyai Hindun kembali ke panti asuhan.Beliau disambut dengan senyum mengembang.Bu Hindun dan Bu Hajjah Raudiyah
saling peluk cium pipi.Sedangkan Kiai Habibullah hanya mengatupkan kedua belah tangannya.Mereka bertiga duduk. Natsir, 2010:20
Kutipan novel di atas menjelaskan relasi laki-laki dengan perempuan dalam hal berjabat tangan dengan yang bukan muhrim dalam kehidupan
bermasyarakat seperti yang dilakukan Kiai Habibullah dengan Bu Hindun saat berjabat tangan.Menurut pandangan Islam, berjabat tangan
musafahah
antara laki-laki
dengan perempuan
yang bukan
muhrim hukumnya
haram
Universitas Sumatera Utara
39 dilarang.Wanita yang bukan muhrim ada dua macam, perempuan tua dan
perempuan muda.Keduanya memiliki konsekuensi hukum yang berbeda dalam berjabat tangan.Bersalaman dengan wanita tua renta hukumnya boleh dengan
syarat perempuan itu sudah tidak menarik dan tidak tertarik kepada lawan jenis.Selain itu, kedua belah pihak terbebas
syahwat
atau nafsu. Berjabat tangan dengan anak kecil hukumnya sama dengan perempuan tua.
Muhammad 2010:21 mengatakan bahwa, berjabat tangan telah jelas kebaikannya.Namun, bagaimana jikalaki-laki dan perempuan yang bukan muhrim
saling berjabat tangan, apakah suatu kebaikan pula?Tentu saja tidak. Walaupun menurut pandangan masyarakat kita, tidaklah beradab dan tidak punya tata krama
sopan santun, bila seorang wanita diulurkan tangan oleh seorang laki-laki dari kalangan karib kerabatnya lalu ia menolak untuk menjabatnya. Mungkin laki-laki
yang uluran tangannya ditampik itu akan sangat tersinggung. Sebutan yang jelek pun akan disematkan pada si wanita. Padahal wanita yang menolak berjabat
tangan tersebut melakukan hal itu karena tahu tentang pandangan Islam berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.Nabi Muhammad saw. yang
mulia dan sebagai teladan kita, tidak pernah mencontohkan berjabat tangan dengan wanita yang bukan muhrimnya. Bahkan beliau mengharamkan seorang
laki-laki menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Rasulullah bersabda, ”Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum besi lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” Data 3 b
Para santri putra dan putri dipisah kain panjang yang membelah tengah ruangan. Sebenarnya, mereka bisa saja mengintip satu sama lain. Namun,
apabila ada yang melakukan hal tersebut, pasti akan dapat takzir berupa
Universitas Sumatera Utara
40 membaca tafsir Jalalain sebanyak tiga sampai lima juz. Sehingga, tidak ada
yang berani melanggarnya. Natsir, 2010:35
Penggalan novel di atas menjelaskan tentang memakai kain panjang atau hijab dalam ruangan.Hijab merupakan pembatas yang digunakan untuk
memisahkan tempat laki-laki dan perempuan.Menurut pandangan Islam, untuk mengatur hubungan laki-laki dan perempuan dalam menjalankan aktivitasnya
dalam sebuah ruangan, diperlukan pembatas. Hijab adalah sebuah cara yang dapat menjaga laki-laki dan perempuan untuk menjaga diri, terutama dari pandangan
mata. Data 3 c
Kali ini Adam tidak dapat berbuat banyak kenyataannya Hawa memang melanggar peraturan. Apabila ia membela, takut mereka mengetahui kalau
dirinya menaruh hati terhadapnya. Padahal pesantren paling anti dan mengancam santri yang main hati dengan lawan jenis. Apabila ada santri yang
tertangkap basah tengah berkhalwat, tidak pikir panjang, ia akan dikeluarkan dari pesantren ini dengan tidak terhormat. Jika perlu, orang tuanya dipanggil.
Natsir, 2010:95
Kutipan novel di atas menjelaskan tentang tidak dibolehkannya bercinta dengan lawan jenis jika belum menikah.Islam tidak membolehkan hal
tersebut.Salah satu godaan yang amat besar pada manusia adalah rasa ketertarikan kepada lawan jenis.Memang rasa tertarik kepada lawan jenis adalah fitrah
manusia, baik perempuan atau laki-laki. Namun, kalau perasaan tersebut tidak dijaga, maka akan menjadi mala petaka yang amat besar, baik untuk diri sendiri
ataupun untuk orang yang kita sukai. Hal ini dapat dijaga dengan cara mengetahui adab-adab bergaul. Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya
adalah panah setan.Jika cuma sekilas saja atau tidak sengaja, maka tidak menjadi masalah pandangan mata tersebut, pandangan pertama yang sengaja
Universitas Sumatera Utara
41 diperbolehkan namun selanjutnya adalah haram.Ketika melihat lawan jenis, maka
cepatlah kita tundukkan pandangan, sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati.
Data 3 d Jauh di dalam hatinya, ia ingin menemui Hawa dan menyampaikan terima
kasih. Tetapi jika hal itu dilakukan, merupakan pelanggaran paling besar dalam pesantren ini. Apalagi kalau diketahui sedang berduaan dengan lawan
jenis, bisa-bisa mereka akan mendapatkan takzir yang kedua kalinya. Adam sangat menjaga hal itu.Adam sangat berhati-hati. Jangan sampai gejolak
hatinya diketahui oleh santri-santri yang menetap di pesantren, apalagi oleh Zarkasih, berbahaya Natsir, 2010:120
Kutipan di atas menjelaskan tentang hubungan atau perasaan cinta Adam kepada Hawa yang ia pendam di dalam hatinya. Cinta kepada lawan jenis
merupakan hal yang fitrah bagi manusia, sebab cintalah keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga.Oleh sebab itu, Allah swt.menjadikan perempuan sebagai
perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam
syariatnya yang rahmatan lil’alamin.Namun, kebanyakan menyalurkan cinta
melalui pacaran.Padahal ajaran Islam melarang hal tersebut karena mendekati zina.Hal ini sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Al Israk ayat 32 yang
artinya: ”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” Setiap jalan menuju zina adalah
suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan, dan bentuk perbuatan lain yan dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai
perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.
Data 3 e Karena biasanya orang-orang yang tengah jatuh cinta, lupa dengan ketentuan-
ketentuan Islam. Orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli,
Universitas Sumatera Utara
42 sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat.
Natsir, 2010:148
Penggalan novel di atas menjelaskan tentang jatuh cinta.Cinta adalah suatu hal yang biasanya terjadi antara seorang laki-laki dengan perempuan.Hal ini
adalah fitrah manusia. Namun, agama Islam telah mengatur hubungan laki-laki dengan perempuan dengan cara yang sangat indah, yaitu menikah. Cinta yang
tidak diikat oleh ikatan sakral pernikahan merupakan hal yang dilarang oleh Allah swt. Cinta yang terjalin sebelum terjadinya akad nikah hanyalah menawarkan
kesenangan semu yang selalu mengobarkan nafsu. Cinta yang tumbuh setelah menikah dengan pasangan yang sah merupakan pilihan yang baik, paling selamat,
dan diridhai Allah swt.Laki-laki dan perempuan beriman yang berkomitmen untuk menjaga kehormatannya tentu tidakakan menempuh jalur pacaran pra nikah yang
merupakan perangkap setan. Data 3 f
Jauh di dalam hati, ia mengalami konflik antara keraguan dan kemantapan, gejolak hasrat dan kesadaran fitrah, mahabbah rindu sang kekasih dan batas-
batas estetika cinta diri. Semuanya mendekam dalam otak dan hati, tarik menarik untuk memenangkan siapa yang paling kuat. Adam sadar bahwa apa
yang dilakukan sekarang ini jelas melanggar syariat dalam Islam. Namun, akibat desakan Zarkasih, Adampun terpelanting jatuh dalam kubangan siasat
yang memang sudah direncanakan olehnya. Natsir, 2010:160
Data di atas menjelaskan tentang hubungan laki-laki dan perempuan yang melanggar syariat Islam.Hubungan yang dimaksud adalah mencintai dan
merasakan rindu kepada seseorang yang belum menjadi suami atau istri.Menurut pandangan Islam, hal ini melanggar syariat. Ada lima hal pelanggaran syariat
dalam pacaran, yaitu melakukan berbagai hal pendahuluan zina, berduaan dengan lawan jenis, tidak menundukkan pandangan, tidak menjaga aurat, dan bersentuhan
Universitas Sumatera Utara
43 dengan lawan jenis. Nabi Muhammad saw.
bersabda: ”Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya
setan adalah orang ketiga di antara mereka berdua, kecuali apabila bersama muhrimnya. HR. Ahmad.
4.2 Pergaulan Antara Laki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam
Islam adalah agama yang
syamil
menyeluruh dan
mutakamil
sempurna.Agama Islam diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar
manusia hidup tenteram dan teratur.Aturan dalam Islam berlaku sepanjang masa dan sesuai dengan setiap perkembangan zaman.Diantara aturan yang ditetapkan
Allah swt.bagi manusia adalah aturan mengenai tata cara pergaulan antara laki- laki dengan perempuan dalam kehidupan sosial. Al-Habsy, 2004:33.
Menurut Qaradhawi 1996:26, ”Pertemuan antara laki-laki dengan
perempuan tidak haram, melainkan
jaiz
boleh. Bahkan, hal itu kadang-kadang dituntut apabila bertujuan untuk kebaikan, seperti dalam urusan ilmu yang
bermanfaat, amal saleh, dan kebajikan.Yang harus kita lakukan ialah bekerja sama dalam kebaikan serta tolong-menolong dalam kebajikan dan taqwa, dalam batas-
batas hukum yang telah ditetapkan oleh Islam. ” Batas-batas hukum tersebut antara
lain: Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari
melihat lawan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain, hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Perhatikanlah firman Allah swt.berikut ini,
Universitas Sumatera Utara
44 ”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah mereka menahan
pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka…. Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; hendaklah
mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya….” Q.S. 24:30-31.
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat.Oleh karena itu, jagalah mata agar terhindar dari tipu daya setan. Tentang hal ini Rasulullah saw. bersabda,
”Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan kepada wanita yang bukan muhrim dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu
halal bagimu, tetapi tidak yang kedua” HR. Abu Daud. Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing
dengan cara berbusana Islami. Secara khusus bagi perempuan, Allah swt.
berfirman, ”…dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kerudung ke dadanya….” Q.S. 24:31. Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan
zina, misalnya
berkhalwat
berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim
. Nabi bersabda, ”Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai muhrimnya karena
sesungguhnya yang ketiganya adalah setan. ” HR. Ahmad.
Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa membangkitkan selera. Dalam soal ini bukan bermakna antara laki-laki dan
perempuan tidak boleh bergaul dan bercakap-cakap.Islam tidak melarang hal tersebut, tetapi percakapan yang dibenarkan ialah mempunyai tujuan yang tertentu
Universitas Sumatera Utara
45 atau urusan yang penting saja.Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman
Allah swt , yang artinya, ”Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya.Dan
ucapkanlah perkataan yang ma‟ruf.” Q.S.33:31. Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk
berjabatan tangan sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad saw., ”Tidak
pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” HR. Bukhari dan Muslim. Hal ini dilakukan Nabi Muhammad saw. tentu saja untuk
memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan setan. Selain dua hadits di atas, Nabi
Muhammad saw. mene gaskan kembali dalam sabdanya: ”Seseorang dari kamu
lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tida
k halal baginya.” HR. Thabrani. Keenam, hendaknya tidak melakukan
ikhtilat
, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu tempat.Hal ini diungkapkan Abu Asied, Rasulullah
saw. pernah keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: ”Mundurlah kalian kaum wanita, bukan
untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan. ”HR. Abu
Dawud. Selain itu Ibnu Umar berkata, ”Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” HR. Abu Daud.
Islam telah mengatur etika pergaulan remaja.Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama.Oleh karena itu,perilaku tersebut
Universitas Sumatera Utara
46 harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang
menjadi batasan dalam pergaulan adalah: 1. Menutup aurat, Islam telah mewajibkan laki-laki dengan perempuan untuk
menutup aurat demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan
kepada orang yang bukan muhrimnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan
fitnah. Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu, seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan. 2. Menjauhi perbuatan zina, pergaulan antara laki-laki dengan perempuan
diperbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Seperti dalam firman Allah dalam Surat Al-
Isra‟ ayat 32: ”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam Islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam
pergaulan dengan lawan jenis harus menjaga jarak, sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak
bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum.
Universitas Sumatera Utara
47
4.3 Muhrim dan Bukan Muhrim Menurut Pandangan Islam 4.3.1 Muhrim Bagi Seorang Perempuan