37 ketentuan Allah swt.yang membimbing dan mengarahkan manusia menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu tujuan pernikahan adalah menciptakan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah antara suami istri bersama anak-anaknya.
Menurut Al Jumaili 2005:27
sakinah
mengandung makna ketenangan. Setiap laki-laki dengan perempuan dilengkapi Allah dengan aneka sifat dan
kecenderungan yang tidak dapat berfungsi secara sempurna jika ia berdiri sendiri. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-
masing pasangan dengan pasangannya sesuai dengan
sunnatullah
.
Mawaddah
mengandung arti rasa cinta.Dalam pernikahan ada faktor-faktor yang bisa menumbuhkan perasaan cinta.Suami dapat merasakan kesenangan dan
kenikmatan, serta mendapatkan manfaat dengan adanya anak dan mendidik dan membesarkan mereka.Di samping itu, dia merasakan adanya ketenangan,
kedekatan dan kecenderungan pada istrinya.
Warahmah
berarti kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani, serta siap melindungi yang
dicintai.
4.2.3 Relasi Laki-Laki dengan Perempuan dalam Bidang Sosial
Keadaan sosial masyarakat menunjukkan kepada kita bahwa terdapat interaksi dan integrasi dalam suatu kelompok atau komunitas, mereka saling
berhubungan, dan bergaul satu sama lain. Setiap individu atau manusia akan selalu membutuhkan individu lain dalam menjalani kehidupannya, karena
hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu bertahan tanpa adanya bantuan dari orang lain. Al-Habsy, 2004:97.
Universitas Sumatera Utara
38 Laki-laki dan perempuan memiliki dorongan untuk saling mengadakan
relasi dalam interaksi sosial.Seperti firman Allah swt.dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, yang artinya: ”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal-
mengenal.” Dengan demikian, maka terjadilah interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.Dari
interaksi sosial tersebut, individu yang satu dapat memengaruhi dan memperbaiki sikap individu lainnya.Jadi, terdapat relasi yang timbal balik di antara keduanya.
Sejak dini hidup bermasyarakat harus dikembangkan, sejak seseorang mengenal orang lain, sejak usia kanak-kanak hingga dewasa, bahkan orang tua,
hingga dalam
masyarakat dalam
pergaulannya tidak
lepas dari
bersosialisasi.Majid, 2007:16. Menjalin hubungan yang baik dalam kehidupan sosial sangat didambakan dan menjadi perekat utama bagi terwujudnya kesatuan
umat. Berbuat kebajikan kepada orang lain sesama sesungguhnya berbuat kebajikan kepada diri sendiri.Soejadi, 2008:122.
Data 3 a Dua hari berikutnya.
Pak Kiai Habibullah Idris dan Nyai Hindun kembali ke panti asuhan.Beliau disambut dengan senyum mengembang.Bu Hindun dan Bu Hajjah Raudiyah
saling peluk cium pipi.Sedangkan Kiai Habibullah hanya mengatupkan kedua belah tangannya.Mereka bertiga duduk. Natsir, 2010:20
Kutipan novel di atas menjelaskan relasi laki-laki dengan perempuan dalam hal berjabat tangan dengan yang bukan muhrim dalam kehidupan
bermasyarakat seperti yang dilakukan Kiai Habibullah dengan Bu Hindun saat berjabat tangan.Menurut pandangan Islam, berjabat tangan
musafahah
antara laki-laki
dengan perempuan
yang bukan
muhrim hukumnya
haram
Universitas Sumatera Utara
39 dilarang.Wanita yang bukan muhrim ada dua macam, perempuan tua dan
perempuan muda.Keduanya memiliki konsekuensi hukum yang berbeda dalam berjabat tangan.Bersalaman dengan wanita tua renta hukumnya boleh dengan
syarat perempuan itu sudah tidak menarik dan tidak tertarik kepada lawan jenis.Selain itu, kedua belah pihak terbebas
syahwat
atau nafsu. Berjabat tangan dengan anak kecil hukumnya sama dengan perempuan tua.
Muhammad 2010:21 mengatakan bahwa, berjabat tangan telah jelas kebaikannya.Namun, bagaimana jikalaki-laki dan perempuan yang bukan muhrim
saling berjabat tangan, apakah suatu kebaikan pula?Tentu saja tidak. Walaupun menurut pandangan masyarakat kita, tidaklah beradab dan tidak punya tata krama
sopan santun, bila seorang wanita diulurkan tangan oleh seorang laki-laki dari kalangan karib kerabatnya lalu ia menolak untuk menjabatnya. Mungkin laki-laki
yang uluran tangannya ditampik itu akan sangat tersinggung. Sebutan yang jelek pun akan disematkan pada si wanita. Padahal wanita yang menolak berjabat
tangan tersebut melakukan hal itu karena tahu tentang pandangan Islam berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.Nabi Muhammad saw. yang
mulia dan sebagai teladan kita, tidak pernah mencontohkan berjabat tangan dengan wanita yang bukan muhrimnya. Bahkan beliau mengharamkan seorang
laki-laki menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Rasulullah bersabda, ”Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum besi lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” Data 3 b
Para santri putra dan putri dipisah kain panjang yang membelah tengah ruangan. Sebenarnya, mereka bisa saja mengintip satu sama lain. Namun,
apabila ada yang melakukan hal tersebut, pasti akan dapat takzir berupa
Universitas Sumatera Utara
40 membaca tafsir Jalalain sebanyak tiga sampai lima juz. Sehingga, tidak ada
yang berani melanggarnya. Natsir, 2010:35
Penggalan novel di atas menjelaskan tentang memakai kain panjang atau hijab dalam ruangan.Hijab merupakan pembatas yang digunakan untuk
memisahkan tempat laki-laki dan perempuan.Menurut pandangan Islam, untuk mengatur hubungan laki-laki dan perempuan dalam menjalankan aktivitasnya
dalam sebuah ruangan, diperlukan pembatas. Hijab adalah sebuah cara yang dapat menjaga laki-laki dan perempuan untuk menjaga diri, terutama dari pandangan
mata. Data 3 c
Kali ini Adam tidak dapat berbuat banyak kenyataannya Hawa memang melanggar peraturan. Apabila ia membela, takut mereka mengetahui kalau
dirinya menaruh hati terhadapnya. Padahal pesantren paling anti dan mengancam santri yang main hati dengan lawan jenis. Apabila ada santri yang
tertangkap basah tengah berkhalwat, tidak pikir panjang, ia akan dikeluarkan dari pesantren ini dengan tidak terhormat. Jika perlu, orang tuanya dipanggil.
Natsir, 2010:95
Kutipan novel di atas menjelaskan tentang tidak dibolehkannya bercinta dengan lawan jenis jika belum menikah.Islam tidak membolehkan hal
tersebut.Salah satu godaan yang amat besar pada manusia adalah rasa ketertarikan kepada lawan jenis.Memang rasa tertarik kepada lawan jenis adalah fitrah
manusia, baik perempuan atau laki-laki. Namun, kalau perasaan tersebut tidak dijaga, maka akan menjadi mala petaka yang amat besar, baik untuk diri sendiri
ataupun untuk orang yang kita sukai. Hal ini dapat dijaga dengan cara mengetahui adab-adab bergaul. Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya
adalah panah setan.Jika cuma sekilas saja atau tidak sengaja, maka tidak menjadi masalah pandangan mata tersebut, pandangan pertama yang sengaja
Universitas Sumatera Utara
41 diperbolehkan namun selanjutnya adalah haram.Ketika melihat lawan jenis, maka
cepatlah kita tundukkan pandangan, sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati.
Data 3 d Jauh di dalam hatinya, ia ingin menemui Hawa dan menyampaikan terima
kasih. Tetapi jika hal itu dilakukan, merupakan pelanggaran paling besar dalam pesantren ini. Apalagi kalau diketahui sedang berduaan dengan lawan
jenis, bisa-bisa mereka akan mendapatkan takzir yang kedua kalinya. Adam sangat menjaga hal itu.Adam sangat berhati-hati. Jangan sampai gejolak
hatinya diketahui oleh santri-santri yang menetap di pesantren, apalagi oleh Zarkasih, berbahaya Natsir, 2010:120
Kutipan di atas menjelaskan tentang hubungan atau perasaan cinta Adam kepada Hawa yang ia pendam di dalam hatinya. Cinta kepada lawan jenis
merupakan hal yang fitrah bagi manusia, sebab cintalah keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga.Oleh sebab itu, Allah swt.menjadikan perempuan sebagai
perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam
syariatnya yang rahmatan lil’alamin.Namun, kebanyakan menyalurkan cinta
melalui pacaran.Padahal ajaran Islam melarang hal tersebut karena mendekati zina.Hal ini sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Al Israk ayat 32 yang
artinya: ”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” Setiap jalan menuju zina adalah
suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan, dan bentuk perbuatan lain yan dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai
perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.
Data 3 e Karena biasanya orang-orang yang tengah jatuh cinta, lupa dengan ketentuan-
ketentuan Islam. Orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli,
Universitas Sumatera Utara
42 sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat.
Natsir, 2010:148
Penggalan novel di atas menjelaskan tentang jatuh cinta.Cinta adalah suatu hal yang biasanya terjadi antara seorang laki-laki dengan perempuan.Hal ini
adalah fitrah manusia. Namun, agama Islam telah mengatur hubungan laki-laki dengan perempuan dengan cara yang sangat indah, yaitu menikah. Cinta yang
tidak diikat oleh ikatan sakral pernikahan merupakan hal yang dilarang oleh Allah swt. Cinta yang terjalin sebelum terjadinya akad nikah hanyalah menawarkan
kesenangan semu yang selalu mengobarkan nafsu. Cinta yang tumbuh setelah menikah dengan pasangan yang sah merupakan pilihan yang baik, paling selamat,
dan diridhai Allah swt.Laki-laki dan perempuan beriman yang berkomitmen untuk menjaga kehormatannya tentu tidakakan menempuh jalur pacaran pra nikah yang
merupakan perangkap setan. Data 3 f
Jauh di dalam hati, ia mengalami konflik antara keraguan dan kemantapan, gejolak hasrat dan kesadaran fitrah, mahabbah rindu sang kekasih dan batas-
batas estetika cinta diri. Semuanya mendekam dalam otak dan hati, tarik menarik untuk memenangkan siapa yang paling kuat. Adam sadar bahwa apa
yang dilakukan sekarang ini jelas melanggar syariat dalam Islam. Namun, akibat desakan Zarkasih, Adampun terpelanting jatuh dalam kubangan siasat
yang memang sudah direncanakan olehnya. Natsir, 2010:160
Data di atas menjelaskan tentang hubungan laki-laki dan perempuan yang melanggar syariat Islam.Hubungan yang dimaksud adalah mencintai dan
merasakan rindu kepada seseorang yang belum menjadi suami atau istri.Menurut pandangan Islam, hal ini melanggar syariat. Ada lima hal pelanggaran syariat
dalam pacaran, yaitu melakukan berbagai hal pendahuluan zina, berduaan dengan lawan jenis, tidak menundukkan pandangan, tidak menjaga aurat, dan bersentuhan
Universitas Sumatera Utara
43 dengan lawan jenis. Nabi Muhammad saw.
bersabda: ”Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya
setan adalah orang ketiga di antara mereka berdua, kecuali apabila bersama muhrimnya. HR. Ahmad.
4.2 Pergaulan Antara Laki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam