12 Ian Watt dalam Damono, 1984:3-4
dengan melihat relasi timbal-balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat, membagi telaah sosiologi sastra ke
dalam tiga bagian: 1 Konteks sosial pengarang, yakni menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya
faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya, 2 Sastra sebagai cermin masyarakat,
yang ditelaah adalah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat, 3 Fungsi sosial sastra, dalam hal ini sampai berapa jauh
nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan sampai berapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial, dan sampai seberapa jauh pula sastra dapat berfungsi
sebagai pembaharu, pemberontak, penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan bagi masyarakat pembaca.Jadi, dalam kajian ini peneliti menganalis berdasarkan
sosiologi sastranya.
2.2.2 Pengelompokan RelasiLaki-Laki dengan Perempuan
Ada beberapa jenis relasi antara laki-laki dengan perempuan menurut Brahmanto 2010:15 yaitu,relasi sebagai suami istri, relasi dalam keluarga, dan
relasi dalam bidang sosial.Berikut peneliti jelaskan secara rinci. 1
Relasi Antara Laki-Laki dengan Perempuan Sebagai Suami Istri Relasi antara laki-laki dengan perempuan sebagai suami istri mutlak
didapatkan dalam sebuah rumah tangga.Kedudukan laki-laki adalah sebagai pemimpin, dan istri sebagai pendamping pimpinannya.Dalam membina relasi
yang baik antara keduanya tentu harus ditempuh dengan jalan yang tidak mudah,
Universitas Sumatera Utara
13 yaitu menjadikan keluarga sebagai keluarga yang benar menurut pandangan
Islam. Laki-laki menurut pandangan Islam adalah kepala rumah tangga, dan istri
adalah ibu rumah tangga. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam UU perkawinan no 1 tahun 1974 pasal 31, dan dipertegas pada pasal 34 pada undang-
undang yang sama yaitu, ”Suami wajib melindungi istri dan istri wajib mengatur
rumah tangga sebaik- baiknya.” Terjemahan sosial menurut undang-undang
tersebut adalah istri wajib mengikuti kehendak suami.Peran dan posisi perempuan dalam rumah tangga hanya dicukupkan menyandang status istri dan ibu, tidak
dipandang sebagai manusia utuh yang memiliki otonomi. 2 Relasi Antara Laki-Laki dengan Perempuan dalam Keluarga
Relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam keluarga akan tercermin melalui perilaku dan kesehariannya. Menjalin relasi atau hubungan yang baik
serta mengenalkan etika maupun norma dalam keluarga adalah hal penting untuk dipatuhi dalam bermasyarakat. Belajar bagaimana menjaga perasaan antara
sesama anggota keluarga, serta menghormati keberadaan anggota keluarga apapun kondisi mereka.
Dalam pandangan Islam, relasi di antara manusia harus tercipta dengan landasan ketulusan dan kejujuran tanpa ada noda, tipu daya, dan kecurangan.
Pergaulan yang baik akan melahirkan keamanan dan ketenangan hati, sementara penyalahgunaan kepercayaan akan memicu kemerosotan akhlak dan menimbulkan
banyak dilema lainnya. Menurut Brahmanto 2010:25 keluarga adalah, ”Satu
institusi penting yang Tuhan ciptakan bagi seorang manusia. Dalam keluarga,
Universitas Sumatera Utara
14 harusnya seseorang dibangun, diajar, dilengkapi, dan dibimbing untuk tugas mulia
yaitu hidup bersama.”Relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam sebuah keluarga dapat menjadi penunjang atau sarana pendukung untuk meningkatkan
ketakwaan, bukan sekadar amanah dan tanggungjawab. 3 RelasiLaki-Laki dengan Perempuan dalam Bidang Sosial
Setiap individu atau manusia akan selalu membutuhkan individu lain dalam menjalani kehidupannya, karena hakikatnya manusia adalah makhluk sosial
yang tidak akan mampu bertahan tanpa adanya bantuan dari orang lain. Laki-laki dan perempuan memiliki dorongan untuk saling mengadakan relasi dalam
interaksi sosial.Dengan demikian, maka terjadilah interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.Dari interaksi sosial tersebut, individu yang
satu dapat memengaruhi dan memperbaiki sikap individu lainnya.Jadi, terdapat relasi yang timbal balik di antara keduanya.
Sejak dini hidup bermasyarakat harus dikembangkan, sejak seseorang mengenal orang lain di luar dirinya sendiri, sejak usia kanak-kanak hingga
dewasa, bahkan orang tua, hingga dalam masyarakat dalam pergaulannya tidak lepas dari bersosialisasi.
2.2.3RelasiLaki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam
Islam adalah agama yang sempurna, di dalamnya diatur selukbeluk kehidupan manusia, bagaimana pergaulan laki-laki dengan perempuan dalam
lingkup sosial.Di antara adab bergaul dengan lawan jenis sebagaimana diajarkan oleh agama kita adalah menundukkan pandangan terhadap lawan jenis.Hal ini
sebagaimana firman
Allah swt.dalam
surat An-Nur
ayat 30
yang
Universitas Sumatera Utara
15 artinya,
”Katakanlah kepada laki-laki beriman, hendaklah mereka menundukkan pandanganny
a dan memelihara kemaluannya.” Pada dasarnya hubungan pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan sangat potensial menimbulkan penyimpangan.Karena alasan inilah Islam memberikan batasan yang sangat ketat. Beberapa ketentuan dasar dalam
hubungan antara laki-laki dengan perempuan di dalam Alquran dan hadis Nabi saw., adalah sebagai berikut:
a. Batasan Memandang dan Aurat
Islam memerintahkan agar orang beriman baik laki-laki maupun perempuan menahan pandangannya ketika menghadapi sesuatu yang potensial
terhadap fitnah.Itulah alasannya mengapa Islam melarang seseorang saling berpandangan dengan lawan jenisnya. Larangan tersebut tercantum dalam
Alquran dan hadis sebagai berikut: ”Dan katakanlah kepada orang-orang yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah maha mengetahui terhadap
apa yang mereka lakukan.
” An-Nur:30 Hadis dari Jarir bin Abdullah ra.ia berkata:
”Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang memandang lawan-jenis secara tiba-tiba tanpa
disengaja . Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan pandanganku.” HR.
Muslim, 2012:37. b. Larangan Khalwat dan Safar Tanpa Disertai Muhrim
Aturan kedua yang sangat ditekankan oleh Islam adalah berdua-duaan dengan lawan jenis. Larangan ini terdapat di dalam hadis Nabi Muhammad saw.
sebagai berikut, ”Janganlah seorang di antara kalian berkhalwat dengan seorang
Universitas Sumatera Utara
16 wanita, karena yang ketiganya adalah setan
.” HR. Tarmidzi dan Ahmad, 2012:38
. Selanjutnya ditegaskan kembali dalam hadis berikut, ”Salah seorang dari kalian tidak boleh menyendiri dengan seorang wanita, kecuali bersama
dengan muhrimny a.” HR. Bukhari dan Muslim, 2012:39
c. Larangan Bersentuhan Kulit Di dalam sebuah hadits, Aisyah ra.
berkata, ”Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat
membaiat janji setia kepada pemimpin.” HR. Bukhari, 2012:40.Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan muhrim merupakan salah satu perkara yang
diharamkan di dalam Islam. Pada dasarnya, Allah swt.menciptakanlaki-laki dan perempuansebagai
manifestasi keindahan Ilahi, juga sebagai tempat sama-sama memperoleh ketenangan dan ketenteraman. Seorang perempuan memiliki perhitungan dan
sikap cermat dalam membina relasinya dengan laki-laki.Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia,
baik laki-laki dan perempuan maupun antarbangsa, suku, dan keturunan.Dalam ajaran Islam, perempuan bukanlah musuh kaum laki-laki.Sebaliknya, perempuan
adalah bagian dari laki-laki dan demikian pula laki-laki adalah bagian dari perempuan, keduanya bersifat saling melengkapi.
Allah swt.menciptakan laki-laki dan perempuan untuk membangun kehidupan bersama-sama dan saling melengkapi seumur hidup. Oleh karena itu,
Islam membuka pintu untuk perempuan dalam semua bidang berdampingan dengan laki-laki, saling mendukung, membantu, dan menyelesaikan tugas satu
Universitas Sumatera Utara
17 sama lain. Selain itu, Islam tidak memisahkan laki-laki dan perempuan, sebab
antara laki-laki dan perempuan adalah pelindung satu sama lain. Ada banyak bagian yang berhubungan dengan laki-laki dan perempuan yang tersebar dalam
Alquran, namun ada sejumlah menyatakan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuandengan derajat yang berbeda.Pada dasarnya semua manusia adalah
ciptaan Allah yang sama derajatnya, yang membedakan hanya dari sisi keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah.Allah swt.
berfirman ”Barang siapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki atau perempuan, sedang ia beriman, maka mereka itu
akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak terniaya sedikitpun .” QS. Annisak
ayat:124. Dalam membina hubungan antara laki-laki dengan perempuan sepantasnya
dianjurkan untuk berbuat baik. Disebutkan dalam sebuah hadis, ”Berbuat baiklah
kepada wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok yang paling atas....
”Hadis tersebut merupakan perintah kepada para suami, para ayah, saudara laki-laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kamu wanita,
berbuat baik terhadap mereka, tidak menzalimi mereka, dan senantiasa memberikan hak-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Karena
perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan bagian dan relasi bagi laki-laki, maka apa yang menjadi bagian hidup laki-laki, itu juga yang
menjadi bagian hidup perempuan. Dalam kehidupan keluarga, perempuan adalah relasilaki-laki, bekerja sama
dan saling kontrol. Perempuan ada untuk melengkapi yang tak ada pada laki-laki,
Universitas Sumatera Utara
18 berupa kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk
melahirkan, dan mengurusi hal-hal yang kadang dianggap sepele. Islam
menghargai kaum
perempuan sebagai
manusia terhormat.Sebagaimana kaum laki-laki, perempuan mempunyai hak-hak
kemanusiaan, karena keduanya merupakan bersaudara yang dilahirkan oleh satu ayah yaitu Adam dan satu ibu yaitu Hawa.Laki-laki dan perempuan berasal dari
satu keturunan yang sama dalam karakter kemanusiaannya secara umum. Keduanya adalah sama dalam hal beban dan tanggung jawab, dan di akhirat kelak
akan sama-sama menerima pembalasan. Kompleksitas ajaran Islam dapat dilihat dari tujuan umumnya, yaitu
sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.Begitu pula dalam mewujudkan masyarakat yang ideal.Sebagai salah satu upaya tersebut, pernikahan merupakan
dasar pembentuk dan pembangun masyarakat.Relasi antara suami istri perlu dibina dengan baik agar muncul generasi-generasi dengan berbagai karakter yang
tidak menyimpang dari pandangan Islam.Sebagaimana firman Allah swt. yang artinya:
”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan
dari keduanya Allah mengembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan
namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan periharalah relasi silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
” Q.S. Annisak ayat:1
Berdasarkan firman Allah swt.di atas dapat dipahami bahwa, seluruh
manusia laki-laki dan perempuan itu diciptakan oleh Allah dari jiwa yang satu yaitu Adam. Dan dari jiwa yang satu itu Allah menciptakan istrinya Hawa agar
Universitas Sumatera Utara
19 keduanya saling menyempurnakan sebagaimana dijelaskan di atas.Oleh sebab itu,
Allah memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa bertakwa kepada-Nya dan memelihara relasi kasih sayang antara mereka.
2.3 Tinjauan Pustaka