Menurut teori Juvenile Deliquency

47

2. Menurut teori Juvenile Deliquency

Kenakalan remaja juvenile delinquency adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah : 1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. 2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat. 3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial. Dewasa ini searah perkembangan zaman dan tehnologi banyak sekali terjadi penyalah gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya masa remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat yang akan timbul dari perbuatannya itu. Sebagian orang berpendapat bahwa masa muda sebagian saat yang paling indah dan nikmat. Penuh kegembiraan. Memang tidaklah salah, tetapi dikatakan benar seluruhnya adalah tidak mungkin, masalahnya tergantung dari segi memandangnya. Jika dilihat dari kemauannya yang tanpa dikaitkan dengan masa depan, ia bebas berhura-hura, bermewah-mewah tanpa harus memeras kringat bagaimana mencari rupiah demi rupiah guna memenuhi kebutuhan sehari- harinya ia sambil merayu dan dibubuhi alasan, jika tidak ditiruti dia akan pergi dari rumah . Tetapi jika memandang dari sudut yang berkaitan dengan masa depan remaja itu sendiri sarat tanggung jawab yang akan dipikul. Maka masa remaja lebih dapat disebut masa yang paling berat, penuh tantangan, ia harus bekerja lebih berat, memanfaatkan setiap waktu yang dimuliki, ia harus memperhatikan mental rohaniah aqliyah, fisik jasmaniah untuk memproses 48 regenerasi yang pasti menghampirinya. Fisik tubuh, makanan bergizi, intelektual menghayati ilmu pengetahuan dan mental santapan rohani yang berisi norma tata nilai yang abadi dan luhur, fisik dilatih dengan penghayatan dan pengalaman religi hingga latihan terakhir ini bisa mengilhami seluruh sikap dan tingkah lakunya. Kita mengetahui bahwa anak lahir dalam keadaan fitroh dengan potensi yang yang berwujud kemungkinan-kemungkinan ia pandai, baik budinya, teguh mentalitasnya dan sebaliknya banyak dipengaruhi lingkungannya dimana dia hidup. Tri Pusat Pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan masyrakat, masing-masing mempunyi peranan dalam membentuk karakter kenakalananak. Sekolah dengan segala fasilitasnya beserta kondisi yang ada tidak kecil pengaruhnya. Masyarakat dengan budayanya serta dengan iklim yang ada dan juga dimana anak hidup dan diasuh secara terus menerus sehingga sulit memilih mana yang paling dominan dalam mempengaruhi prilaku anak. Kenakalan remaja dilatar belakangi oleh rangkaian faktor yang saling mengikat. Lingkungan keluarga, keharmonisan orang tua serta suri tauladan sangat menentukan, namun dalam rangkaian menanggulangi kenakalan remaja menuntut Tri Pusat Pendidikan secara menyeluruh karena kesadaran Tri Pusat Pendidikan dalam proses pendewasaan anak adalah kunci utama dalam membentuk pribadi anak. Dalam masa remaja ini timbul berbagai kesulitan dalam diri si anak baik secara jasmani maupun rohaninya. Pergaulan akan demikian halnya anak akan merasakan adanya kekakuan pada dirinya sendiri, masa ini desebut juga sebagai perasaan yang sangat peka; remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan dan perasaan serta emosinya. Menurut Simandjuntak sebab-sebab kenakalan remaja terletak pada faktor-faktor sebagai berikut: 49 A. Faktor intern. Yang dimaksud dengan faktor intern ialah faktor yang datangnya dari dalam tubuh manusia sendiri, tanpa pengaruh lingkungan sekitar, termasuk dalam faktor ini adalah: 1. Personaliti kepribadian. Menurut ahli-ahli bahwa personaliti seseorang dapat menjadi penyebab melakukan kenakalan. Memepersoalkan tentang kepribadian seseorang, maka yang terjadi perhatian adalah tingkah laku ini erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan. Tiap anak mempunyai disposisi untuk mengalami pertumbuhan, baik pisikis dan fisik. Potensi anak ada yang dapat mengarah pada hal-hal yang positif, tetapi ada juga yang mengarah pada hal-hal yang negatif, tergantung pada lingkungan masing-masing. Hal yang negatif itulah yang dapat menyebabkan kenakalan. 2. Kelamin. Perbedaan sex memang dpat mempengaruhi tindakan atau sikap. Hal ini sangat jelas pada periode pubertas. Hal ini pernah diadakan penelitian oleh Paul Tapan. 3. Kedudukan dalam keluarga. Kedudukan yang dimaksud adalah urut-urutan kelahiran. B. Faktor ekstern 1. Lingkungan keluarga. 50 Keluarga merupakan wadah utama dalam pendidikan. Kebiasaan orang tua sehari-hari sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental anak. Anak yang hidup pada keluarga yang damai maka mereka akan berperilaku yang positif, sedangkan anak yang hidup pada keluarga yang kurang baik maka hal itu dapat menyebabkan kenakalan. 2. Lingkungan sosio budaya. Ligkungan tempat anak berpijak adalah masyarakat. Tidah jauh juga dengan lingkungan keluarga, apabila anak hidup dalam masyarakat yang baik maka perilaku anak akan menjadi baik begitu juga sebaliknya, anak yang hidup di lingkungan masyarakat yang kurang baik juga akan berpengaruh buruk pada pribadi anak.Simanjuntak, 1984:112- 120 Cara pembagian faktor penyebab kelainan perilaku remaja dikemukakan pula oleh orang- orang lain seperti Philip Graham lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Ia juga membagi faktor-faktor penyebab itu ke dalam 2 golongan Graham, 1983, yaitu: A. Faktor lingkungan 1. Malnutrisi kekurangan gizi 2. Kemiskinan di kota-kota besar 3. Gangguan lingkungan polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan lain-lain 4. Migrasi urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain-lain 5. Faktor sekolah kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan lain-lain 6. Keluarga yang tercerai berai perceraian, perpiahan yang terlalu lama, dan lain-lain 51 7. Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga : Kematian orang tua, Orang tua sakit berat atau cacat, Hubungan antaranggota keluarga tidak harmonis, Orang tua sakit jiwa, Kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan lain-lain. B. Faktor pribadi 1. Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen menjadi pemarah, hiperaktif, dan lain- lain 2. Cacat tubuh 3. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri. Sarwono, 1997:199 Menurut prof. H. M. Arifin, M. Ed., beliau mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi sumber sebab kenakalan remaja itu ada dua macam, yaitu: 1. Faktor internal, yaitu hal-hal bersifat intern yang berasal dari dalam diri remaja itu sendiri baik sebagai akibat perkembangan atau pertumbuhannya maupun akibat dari suatu jenis penyakit mental atau penyakit kejiwaan yang ada dalam diri pribadi remaja itu sendiri. 2. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang mendorong timbulnya kenakalan remaja yang bersumber dari luar diri pribadi remaja yang bersangkutan yaitu lingkungan sekitar atau keadaan masyarakat. Arifin, 1982:81 92 92 Diakses melalui : http:id.shvoong.comwriting-and-speakingpresenting2241888-sebab-sebab-kenakalan- remajaixzz1mzjj667B, pada tanggal 26 Juni 2015 52

B. Faktor-faktor penyebab tindak pidana narkotika oleh anak