Mashab bio-sosiologi Sistematika Penulisan

38

4. Mashab bio-sosiologi

Sudah diterangkan bahwa synthese dari aliran anthropologi dan aliran keadaan lingkungan berpendapat bahwa sebab kejahatan sama denganberasal dari rumus Ferri yang berbunyi : “Tiap kejahatan adalah hasil dari unsure-unsur yang terdapat dalam individu masyarakat dan keadaan fisik”. 80 Sedangkan unsure tetap yang penting menurutnya adalah individu. 81 1 Tiap-tiap kejahatan berlainan satu sama lain sesuai dengan unsur individu dan unsur lingkungan Yang dimaksud dengan unsur yang terdapat dalam individu ialah unsur-unsur apa yang diterangkan oleh Lombroso yaitu : Bila ditekankan pada perkataan : “tiap-tiap”, maka suatu kejahatan tertentu adalah hasil dari dua unsur tadi dan rumus tersebut berlaku untuk semua perbuatan manusia jahat ataupun baik. Pada dasarnya manusia itu tidak ada yang sama dalam hal apa saja. Sebelum mulai mengupas bagaimana pengertian rumus tersebut untuk ilmu kriminologi, maka perlu diterangkan terlebih dahulu unsur individu itu pada saat sesuatu perbuatan dilakukan, yaitu : a. Keadaan lingkungan individu dari lahir sampai saat ia melakukan perbuatan. b. Bakat yang terdapat dalam individu. Rumus dari Ferri seharusnya berbunyi : Tiap-tiap kejahatan = lingkungan + bakat + lingkungan lagi; karena lingkungan terhadap manusia selalu berpengaruh dua kali. 82 80 Ibid hal 46 81 Chainur Arrasyid, Suatu pemikiran tentang Psikologi Kriminal, Op.cit ,hal 44 82 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit , hal 47 Jadi berarti keadaan sekelilingnya terhadap manusia selalu berpengaruh dua kali dilakukan terdiri dari dua unsur khusus, yakni : keadaan yang mempengaruhi individu dari lahirnya, sehingga pada saat melakukan perbuatan 39 tersebut dan dengan bakatnya terdapat dalam individu. Dalam hal ini penting artinya keadaan sekelilingnya yang merupakan unsur menentukan. 83 Jadi jawabannya adalah pendapat Manouvier yang menyatakan bahwa beberapa orang mempunyai bakat lebih dari pada lainnya untuk menjadi penjahat walaupun seandainya lingkungan Bagaimana sebetulnya sifat dari unsur individu itu? Ferri mengatakan sesuai dengan pendapat Lombroso, bahwa unsur individu itu adalah bersifat pathologis, tapi mula-mula dikiranya juga atavistis.Cara pemecahan soal yang disebut oleh Ferri lebih mudah dari apa yang diperkirakan sebelumnya. Seperti contoh : dua orang betul-betul hidup dalam keadaan yang sama, dan mempunyai kesempatan yang sama dan mempunyai kesempatan yang baik untuk melakukan kejahatan, dan dua- duanya sama sekali tidak terhalang menurut rasa budi pekertinya. Pada saat harus berbuat sesuatu yang satu berani bertindak, sedangkan yang lain takut dan tidak bertindak. Jadi apakah dapat dikatakan bahwa keberanian adalah suatu unsur kejahatan dan ketakutan suatu unsur kebaikan ? Dan sebaliknya yang satu sedemikian cerdiknya dapat mengetahui kemungkinan yang terjadi lalu tidak berbuat; dan yang satu bodoh lalu berbuat. Apakah juga dapat dikatakan bahwa kecerdikan adalah unsur kebaikan dan kebodohan unsur kejahatan ? Kedua hal ini sering terjadi ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa semua sifat dapat mendorong manusia untuk berbuat jahat ataupun mencegahnya. Pertanyaan yang terkenal dari Ferri : mengapa dari suatu lingkungan buruk yang tertentu hanya satu orang yang menjadi penjahat ? Suatu pertanyaan yang oleh Winkler disebut sebagai urat tumit Achiles dari aliran yang mementingkan keadaan lingkungan sebagai sebab kejahatan. 83 Chainur Arrasyid,Suatu pemikiran tentang Psikologi Kriminal, Op.cit, hal 44 40 sama. 84 Tentu saja seperti orang laki-laki lebih berbakat untuk berbuat jahat daripada orang perempuan, seperti orang yang kuat dan berani lebih berbakat untuk melakukan kejahatan dengan kekerasan daripada orang yang lemah dan takut, walaupun akhirnya pada tiap-tiap bakat dapat dicarikan macam kejahatan yang sesuai, biar hanya pembakaran sekalipun. Seorang athlete lebih sesuai untuk memukul orang, seorang yang pandai bicara untuk menipu, tapi dengan demikian kita tokh tak dapat mencap kekuatan badan, kemahiran berbicara, keberanian, kecepatan bergerak, ketangkasan sebagai satu hal yang jahat. 85 Penentangan terhadap uraian tersebut diatas memang masuk akal dan kerapkali diajukan. Dinyatakan seandainya semua itu demikian adanya, hal ini tidak akan dapat merobah kenyataan, bahwa jika dalam suatu kejahatan tertentu tidak ada kecenderungan biarpun dipandang dari sudutnya sendiri tidak bersifat khusus jahat jumlah kejahatan berkurang dengan satu juga. Jika kebetulan hal ini terjadi dengan masal. Dengan lain perkataan, predisposisi untuk kejahatan seperti juga untuk perbuatan-perbuatan lainnya pada tiap manusia terdapat sangat berbeda. Siapa dari antara para penganut aliran yang mementingkan keadaan lingkungan sebagai sebab kejahatan akan menyangkal ini ? Mereka memang menyangkal bahwa kecenderungan-kecenderungan ini pada umumnya mempunyai sifat khusus, dan menunjukan bahwa hanya dalam keadaan tertenru bakat tersebut mendorong kejahatan. Rumus kejahatan tertentu = unsur individu + unsur sosial, yang jika dipandang tersendiri memang tepat, tak dapat diperluas hingga berbunyi : kejahatan sebagai suatu gejala umum dalam masyarakat = unsur individu + unsur sosial, karena dengan demikian sifat-sifat manusia lalu dicap sebagai sifat unsur kejahatan, yang secara tersendiri tidak ada sangkut-pautnya dengan kejahatan, dan dalam keadaan yang berlainan dapat mengakibatkan perbuatan yang lain. 86 84 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit, hal 48 85 ‘Het normale ontstaan van de mosdaad’Tijdschrift v. Strafrecht XXII, 1912, hal. 47, dalam buku Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, hal 135 86 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op.cit hal 136 41 2 Hukum Tentang Perbedaan variasi Individu Sudah merupakan pengalamandari dahulu bahwa individu dari suatu jenis juga manusia dalam segala hal bervariasi. Tidak ada dua daun dari satu pohon yang sama, apalagi dua makhluk yang didunia ini paling berbelit susunannya. Perbedaan tersebut kelihatannya tidak teratur sama sekali, jika kita melihat suatu kelompok manusia dengan sekejap mata sudah terlihat perbedaannya, umpamanya tinggi dan besar badannya. Hingga pada abad ke 19 kita semua berpendapat bahwa perbedaan tadi tidak teratur, tetapi terbukti bahwa semua itu hanya kelihatannya saja. AD. Quetelet seorang ahli statistic Belgia, yang pertama menemuka adanya keadaan yang teratur dalam gejala kejahatan, menemukan bahwa variasi-variasi yang terdapat dalam manusia dengan sangat tertib mengikuti hukum-hukum tertentu. Jika seandainya orang-orang itu diajarn menurut tingginya, dan diatas kepala digambar suatu garis, mula-mula akan terlihat naik dengan keras, kemudian naik sedikit lalu naik lagi dengan keras. Dengan lain perkataan, jumlah individu yang sedang, selalu yang terbanyak kira-kira 70 persen, dan individu yang ekstrim pada ujung kiri kanan merupakan pengecualian masing-masing 15 persen. Orang-orang yang seperti raksasa dan yang cebol jarang, yang sedang paling bayak. FR. Galton, membuktikan hal ini untuk kecerdasan manusia. Tidak ada kesangsian lagi bahwa juga dalam lapangan rohani, hukum tersebut berlaku umum; hal-hal yang ekstrim adalah selalu jarang. Menurut pendapat Bonger tidak ada alas an untuk meragukan bahwa hukum tersebut juga berlaku terhadap sifat-sifat budi pekerti. 87 Rumus kejahatan = unsur individu + unsur lingkungan, untuk satu kejadian saja dapat dipandang betul, tapi untuk gejala kejahatan seluruhnya menjadi tidak betul. Ferri berpendapat, bahwa jika dalam 87 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit, hal 50 42 suatu kejahatan unsur individu itu dianggap tidak ada, kejahatan itu tidak dapat ada. Memang, jika tempat individu A dalam curve itu tidak digambarkan yang paling atas, tapi yang paling bawah individu A tidak akan melakukan kejahatan yang bersangkutan, tapi B yang tempatnya disitu akan memlakukannya. 88 88 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op.cit, hal 138 Jika kita memandang soal kejahatan sebagai gejala missal, memang demikian seharusnya, sebagaimana hukum Quetelet menjelaskan, mengapa kejahatan tiap-tiaptahun dalam lingkungan yang relative sama begitu teratur keadannya, hamper dapat kita katakana tetap sifat-sifatnya, der Mensch ist ein Dauertypus manusia itumempunyai pola yang tetap. Hukum mengenai variasi individu mengajarkan, bahwa perbedaan qualitatif antara manusia pada akhirnya dapat dikembalikan pada quantitatif. Antara orang-orang seperti raksasa pada bagian yang satu, orang-orang cebol pada bagian yang lainnya, terdapat suatu rentetan perbedaan tingkatan yang berturut-turut. Demikian juga dalam lapangan budi pekerti : Antara orang-orang yang baik budi pekertinya dan orang-orang yang jahat, terdapat sifat yang berbeda-beda dan bermacam-macam. Seorang penjahat yang dimaksud penjahat besar seakan – akan merupakan suatu individu tersendiri, suatu macam manusia yang khas penuh dengan kesesatan. Jika diantara para penjahat terdapat semacam manusia yang sangat baik, ia menjadi korban. Dalam keadaan baik seperti ini, merupakan hal yang luar biasa kepada mereka. Dan dalam keadaan tertentu gejala semacam itu dapat terjadi secara missal. Sebagai contoh : Pada waktu Perang Dunia II diamana di Nederland dalam keadaan bahaya kelaparan meningkat pula musim dingin di tahun 1944-1945. Keadaan menyedihkan sekali sehingga orang yang sedang mulai goncang, malahan sering lebih dari itu yaitu melakukan tindakan kejahatan. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa harus tetap pada tingkatan yang sama. Dengan seleksi keturunan umpamanya, keadaan tingkat kejahatan dapat berobah. 43 Dunia tumbuh-tumbuhan dan hewan dengan cara campur tangan manusia dapat diperbaiki, tapi untuk manusia sangat berbeda. Secara teori kemungkinan dapat, tapi dalam praktek apakah mungkin ? Karena manusia bukan sapi atau ubi yang dapat diolah melalui percobaan-percobaan. Belum lagi diingat bahwa itu sama sekali tidak semuanya termasuk variant kurang seperti apa yang dimaksudkan dalam biologi; tadi sudah diterangkan bahwa diantara para penjahat juga terdapat macam-macam orang yang baik 89

5. Mazhab Agama