Teori Sistem Agribisnis Landasan Teori

26

2.2.4. Teori Sistem Agribisnis

Sistem Agribisnis adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari empat subsistem yang saling mempengaruhi yaitu: 1 Subsistem penyediaan input pertanian; 2 Subsistem produksi pertanian; 3 Subsistem pengolahan hasil pertanian; 4 Subsistem Pemasaran hasil pertanian termasuk produk-produk turunannya yang seluruh kinerjanya dipengaruhi oleh koordinator agribisnis Hadi, 1992. Selain sebagai sistem, agribisnis juga dipandang sebagai ilmu yang merujuk pada rangkaian ilmu pengambilan keputusan, yaitu ilmu bisnis, ekonomi mamagerial, managemen, ilmu sistem, ilmu komunikasi dan ilmu penunjang lainnya yang diterapkan untuk menggerakkan usaha produksi pertanian agar dapat diterima oleh konsumen yang di tuju. Lebih jauh, Arsyad, dkk. 1985 menyatakan bahwa agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Sedangkan David Golberg, Sonka and Hunson, Farrel and Funk dalam Firdaus 2007 berpendapat bahwa “agribusiness included all opperations involved in the manufacturing and distribution of farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading wholesaler, retailers, consumers to it, all non farm firms and institution serving them... Harling,1995. Subsistem agribisnis meliputi 5 subsistem yaitu: 1 Subsistem hulu atau agroinput pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian seperti industri pembibitan bibit tanaman, ternak dan perikanan, industri agrokimia pupuk, obat-obatan, Agro otomotif industri Alsintan; 2 Subsistem on-farm produksi primer adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumber daya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer, seperti hasil tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dll.; 3 Subsistem Hilirpengolahan agroindustri adalah industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan berupa produk antara dan produk akhir, seperti produk makanan dan minuman, industri serat alam dan industri biofarmaka; 4 Subsistem Hilir pemasaran adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran 27 komoditas pertanian baik segar maupun olahan secara nasional dan ekspor ke luar negeri, seperti distribusi, komsumsi, promosi dan informasi pasar; 5 Subsistem Jasa Pendukung atau supporting System adalah kegiatan untuk menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usahatani, dan subsistem hilir, seperti perkreditan, pendidikan dan penyuluhan, trasportasi dan kebijakan pemerintah. Hubungan antara satu subsistem dengan subsistem yang lain sangat erat dan saling tergantung sehingga gangguan pada salah satu subsistem dapat menyebabkan terganggunya keseluruhan subsistem. Oleh karena itu, pemahaman hubungan-hubungan ini ke belakangbackward, ke depan forward dan peranan lembaga penunjangnya bank, koperasi, peraturan pemerintah, angkutan, pasar, dan lain-lain merupakan salah satu tujuan penting dalam kurikulum agribisnis Jadi, dalam pelaksanaan on-farm dan kaitan ke belakang dikenal dengan istilah enam tepat yakni : 1 Tepat waktu; 2 Tepat tempat; 3 Tepat jumlah; 4 Tepat harga; 5 Tepat mutu; 6 Tepat dosis. Sedangkan untuk on-farm dan kaitanya ke depan adalah bagaimana meningkatkan produksi usahataninya, pengolahan produk usahataninya dan proses distribusi hasil produk tersebut sampai ke konsumen.

2.2.5 Teori Strategi