Operating Ratio Profil Rasio Keuangan Objek Penelitian

39 Tabel 4.4 Nilai Net Profit Margin Perusahaan Eksportir Kopi tahun 2000 sampai dengan 2005 Net Profit Margin pada Tahun No Nama Perusahaan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1 PT. ATM 0,0742 0,034 0,0266 0,0343 0,0319 0,0188 2 PT. AWP 0,0031 0,0017 0,0038 0,0048 0,0042 0,0038 3 PT. TRQ 0,0096 0,0135 0,0112 0,0123 0,0104 0,0071 4 PT. AVI 0,1798 0,2091 0,1848 0,1483 0,1330 0,1711 5 PT. LKM 0,0821 0,0549 0,0187 0,0163 0,0470 0,0468 Rata-rata 0,0698 0,0627 0,0490 0,0432 0,0453 0,0495 Minimum 0,0031 0,0017 0,0038 0,0048 0,0042 0,0038 Maksimum 0,1798 0,2091 0,1848 0,1483 0,1330 0,1711 Standart Deviasi 0,0713 0,0843 0,0764 0,0597 0,0519 0,0700 Sumber : data diolah dari Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Jember, 2006 Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata net profit margin dari tahun 2000 sampai tahun 2003 mengalami penurunan, dimana tahun 2001 turun sebesar 0,71, tahun 2002 turun sebesar 1,37, dan tahun 2003 turun sebesar 0,58. Sedangkan dari tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan. Nilai rata-rata net profit margin tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 0,0698 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar 0,0432. Simpangan baku standar deviasi juga mengalami fluktuasi selama periode penelitian. Standart deviasi terbesar tejadi pada tahun 2001 sebesar 0,0843 sedangkan standart deviasi terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 0,0519. Setelah mengalami kenaikan tahun 2001 menjadi sebesar 0,843, namun pada tahun 2004 standar deviasi mengalami penurunan dari tahun ke tahun menjadi sebesar 0,519. Pada tahun 2005 besarnya standar deviasi mengalami peningkatan menjadi sebesar 0,0700.

4.2.5 Operating Ratio

Operating ratio merupakan biaya operasi per rupiah penjualan. Operating ratio pada perusahaan eksportir kopi di Jember terdiri dari unsur-unsur antara lain harga pokok penjualan, biaya-biaya administrasi, biaya penjualan, serta biaya 40 umum. Besarnya Operating ratio ini ditentukan dari hasil perbandingan antara harga pokok penjualan ditambah biaya-biaya administrasi, biaya penjualan serta biaya umum dibandingkan dengan penjualan neto tersebut. Makin besar ratio ini berarti semakin buruk. Hasil perhitungan Operating ratio masing-masing perusahaan eksportir kopi selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Nilai Operating Ratio perusahaan eksportir kopi tahun 2000 sampai dengan 2005 Operating Ratio pada Tahun No Nama Perusahaan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1 PT. ATM 0,7277 0,8532 0,7625 0,7854 0,8062 0,8249 2 PT. AWP 0,9986 0,9998 0,9980 0,9970 0,9976 0,9980 3 PT. TRQ 0,9912 0,9885 0,9862 0,9834 0,9866 0,9910 4 PT. AVI 0,8937 0,8878 0,8582 0,8962 0,9501 0,9670 5 PT. LKM 0,9096 0,9302 0,9779 0,9804 0,9408 0,9408 Rata-rata 0,9042 0,9319 0,9166 0,9285 0,9363 0,9443 Minimum 0,7277 0,8532 0,7625 0,7854 0,8062 0,8249 Maksimum 0,9986 0,9998 0,9980 0,9970 0,9976 0,9980 Standart Deviasi 0,1093 0,0631 0,1029 0,0893 0,0765 0,0704 Sumber : data diolah dari Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Jember, 2006 Pada Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata operating ratio pada masing-masing tahun cenderung mengalami peningkatan, meskipun pada tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 1,53. Pada tahun 2003 meningkat lagi sebesar 1,19 yang diikuti tahun-tahun berikutnya sampai tahun 2005 menjadi 0,9443. Nilai rata-rata operating ratio tertinggi yang dimiliki perusahaan terjadi pada tahun 2005 sebesar 0,9443 dan terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar 0,9042. Hal ini berarti bahwa biaya operasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan Besarnya simpangan baku standar deviasi cenderung turun dimana standar deviasi pada tahun 2001 mengalami penurunan sebesar 4,62 dan pada tahun 2002 meningkat sebesar 3,98, namun pada tahun 2003 standart deviasi mengalami penurunan sampai tahun 2005 menjadi sebesar 0,0704. Standart 41 deviasi terbesar terjadi pada tahun 2000 sebesar 0,1093 dan standar deviasi terkecil terjadi pada tahun 2001 sebesar 0.0631.

4.2.6 Ukuran Perusahaan Firm Size