129
keputusan panitia pengadaan tanah dapat mengajukan keberatan kepada Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam disertai dengan penjelasan mengenai sebab-sebab dan
mengemukakan alasan-alasannya. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam mengupayakan penyelesaian mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian tersebut
dengan mempertimbangkan pendapat dan keinginan semua pihak setelah mendengar dan mempelajari pendapat dan keinginan pemegang hak atas tanah serta
pertimbangan panitia pengadaan tanah Kabupaten Aceh Besar. Selanjutnya Gubernur mengeluarkan keputusan yang mengukuhkan keputusan panitia pengadaan tanah
mengenai bentuk dan atau besarnya ganti kerugian yang akan diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.
C. Upaya Penyelesaian Ganti Rugi Karena Terbatasnya Anggaran Pada APBK
Dan APBA Provinsi Aceh Sebagai salah satu upaya mengatasi terbatasnya dana yang tersedia dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten APBK Aceh Besar dan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh APBA Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu dilakukan
penyelesaian ganti rugi harga tanah selama 3 tiga tahun sejak tahun 2005, 2006 dan 2007. Tentunya hal ini tidak mungkin dilaksanakan dalam satu anggaran karena
memerlukan biaya yang cukup besar untuk melakukan pembebasan tanah dengan luas keseluruhannya mencapai 237.739 M
2
. Pembebasan tanah tahun 2005 ditentukan harga ganti rugi sebesar Rp
150.000,- perM
2
seratus lima puluh ribu rupiah permeter persegi dan berhasil dibebaskan seluas 90.589 M
2
. Untuk tahun 2006 ditentukan harga ganti rugi sebesar
130
Rp 332.000,- perM
2
tiga ratus tiga puluh dua ribu rupiah permeter persegi yang dibebaskan seluas 24.337 M
2
. Terakhir tahun anggaran 2007, nilai ganti rugi tanah yang ditetapkan panitia pengadaan tanah seharga Rp 500.000,- perM
2
lima ratus ribu rupiah permeter persegi dan berlarut-larut pembayarannya sampai Desember 2008
dengan luasnya mencapai 122.813 M
2
. Sejak tahun 2005 terjadi inflasi yang cukup tinggi di Nanggroe Aceh
Darussalam Pasca Tsunami. Inflasi yang cukup tinggi akan membawa dampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok yang signifikan dan menurunnya daya beli
masyarakat. Karena pada kawasan pembebasan tanah untuk kepentingan umum ini bukan merupakan kawasan bencana Tsunami.
Masyarakat pemegang hak atas tanah yang terkena pembebasan tanah mulai melakukan penolakan atas keputusan panitia dalam menentukan nilai harga ganti rugi
tanah pada tahun 2006. Reaksi penolakan harga ganti rugi berlanjut pada tahun 2008, karena harga tanah sekitar kawasan Ring I telah mencapai harga sebesar Rp
1.500.000,- M
2
satu juta lima ratus ribu rupiah per meter persegi. Untuk itu panitia pengadaan tanah melakukan penyesuaian harga ganti rugi tanah, bangunan dan
tanaman yang berada di atasnya dalam rangka mengantisipasi inflasi yang cukup tinggi Pasca Tsunami 2004. Sikap yang diambil panitia penyelesaian harga tanah
sangat sesuai dengan keinginan masyarakat pemegang hak atas tanah dalam menuntut penetapan harga ganti rugi.
Terhadap penentuan harga ganti rugi hak atas tanah dan benda-benda yang berada di atasnya, panitia pengadaan tanah melakukan penetapan harga ganti rugi
131
terlalu rendah dibawah kepatutan dan tidak sesuai dengan harga umum. Sebagaimana tercantum dalam Tabel 16, secara umum harga tanah di Kecamatan Blang Bintang
pada tahun 2006 dengan kisaran harga Rp 300.000,- perM
2
- Rp 350.000,- perM
2
dengan harga yang ditetapkan panitia pengadaan tanah sebesar Rp 332.000,- perM
2
. Begitu pula halnya pada tahun 2007 dengan kisaran harga Rp 600.000,- perM
2
- Rp 700.000,- perM
2
dengan harga yang ditetapkan panitia pengadaan tanah sebesar Rp 500.000,- perM
2
. Dalam mencermati persoalan ini secara prinsipnya penetapan harga ganti rugi tanah dan segala sesuatu yang berada diatasnya masih berada dalam kisaran
yang wajar. Panitia pengadaan tanah juga berusaha mencari dan memberikan informasi
mengenai tanah yang masih mungkin dijangkau dengan harga ganti rugi yang diterima masyarakat pelepasan hak untuk kepentingan umum. Panitia pengadan tanah
melakukan pertemuan dengan masyarakat terkena pembebasan tanah agar dapat menerima harga ganti rugi yang ditetapkan oleh panitia untuk menjaga perdamaian di
Nanggroe Aceh Darussalam.
132
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN