58
dilakukan studi lapangan terhadap responden dalam rangka memperoleh data primer melalui alat pengumpulan data yang merupakan bahan utama dalam penelitian ini.
5. Bahan Penelitian
Bahan penelitian ini bersumber dari data primer dan data skunder yaitu berupa :
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dilapangan dengan menyebarkan
kuesioner kepada nara sumber dan informan serta ditambah dengan data wawancara, jika dirasa data yang didapat dengan kuesioner belum mencukupi
untuk menjawab permasalahan yang ada. b.
Data Sekunder dilakukan dengan menghimpun bahan berupa : 1.
Bahan hukum primer yang merupakan peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pertanahan
khususnya pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum. 2.
Bahan hukum sekunder yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer antara lain berupa tulisan atau pendapat pakar hukum dibidang
pertanahan mengenai asas-asas berlakunya hukum pertanahan terutama dalam menetapkan kebijakan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan
umum. 3.
Bahan hukum tertier yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder antara lain, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dan berbagai majalah hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
59
6. Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif analitis. Terhadap data primer diperiksa kembali untuk memenuhi kebutuhan akan permasalahan dan data ditabulasi,
dipersentasekan dan dianalisis secara kualitatif menggunakan metode deduktif dan metode induktif. Sehingga kegiatan analisis ini diharapkan dapat menghasilkan
kesimpulan yang sesuai untuk memberi jawaban dari permasalahan dan tujuan penelitian ini, serta disajikan dalam bentuk deskriptif. Dengan metode deduktif dapat
menggambarkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan ganti rugi terhadap hak atas tanah dan benda-benda yang ada diatasnya dalam proses pengadaan tanah untuk
Pengembangan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda oleh Pemerintah Aceh Besar dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan
metode induktif merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum.
60
BAB II PROSES PELAKSANAAN GANTI RUGI HAK ATAS TANAH UNTUK
KEPENTINGAN UMUM BANDARA INTERNASIONAL SULTAN ISKANDAR MUDA
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda telah dilaksanakan selama tiga tahun sejak tahun 2005-2007 yang
menggunakan biaya Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten APBK Aceh Besar dan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh APBA Provinsi Aceh. Proses pelaksanaan
ganti rugi harga tanah belum tuntas dan berlarut-larut penyelesaian ganti rugi hak atas tanah sampai Juni 2009, padahal anggaran tahun 2007. Untuk menyikapi
permasalahan ini, maka akan dibahas secara berturut-turut mengenai pengaturan dan proses pelaksanaan ganti rugi tanah untuk kepentingan umum.
A. Pengaturan Pelaksanaan Ganti Rugi Tanah Untuk Kepentingan Umum
Pemegang hak atas tanah adalah seseorang atau badan hukum yang mendapat hak atas bidang tanah dan melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan dasar Pokok-Pokok Agraria. Menurut Pasal 18 Undang-Undang Pokok-Pokok Agraria menyebutkan
untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut dengan memberi
ganti kerugian yang layak dan menurut cara-cara yang diatur dengan undang-undang.