a. Pesan harus direncanakan dan dirancang agar dapat menarik perhatian komunikan apabila disampaikan.
b. Pesan harus dimengerti oleh komunikan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman. c. Pesan harus membangkitkan kesadaran akan kebutuhan pribadi bagi komunikan.
d. Pesan harus memberikan suatu solusi bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dari pandangan di atas, dapat diasumsikan bahwa agar materi penyuluhan tentang pencegahan malaria dapat berhasil dengan optimal, maka pesan yang
diberikan harus mengikuti budaya masyarakat setempat. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat dapat mengerti dan memahami pesan yang disampaikan.
5.2 Hubungan Komunikator dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria
Cara menyampaikan penyuluhan oleh komunikator atau penyampai pesan juga berhubungan langsung dengan daya pemahaman peserta penyuluhan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan p0,05 komunikator dengan perilaku peserta penyuluhan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Andrarini 2000 komunikator secara tidak langsung dapat mempengaruhi pengetahuan peserta penyuluhan yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku
peserta penyuluhan. Dalam sistem komunikasi penyampai pesan komunikator merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan komunikasi. Komunikasi yang baik
dapat tercipta dari adanya pesan yang disampaikan secara baik dan jelas oleh komunikator sehingga komunikan menjadi mengerti dan paham tentang hal yang
Mardiah: Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008.
USU e-Repository © 2008
disampaikan. Komunikator yang baik diduga mampu secara langsung mengubah sikap peserta penyuluhan.
Secara signifikan komunikator dapat mengubah pengetahuan penerima pesan, pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi perilaku seseorang agar menjadi baik
pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryana 2006 yang menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai hubungan yang relevan dengan perilaku seseorang.
Dari hasil penelitian dapat asumsikan peneliti bahwa komunikator belum menjalankan tugasnya secara optimal. Pengamatan peneliti di lokasi penelitian
menunjukkan bahwa petugas penyuluh mempunyai keterbatasan sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugasnya. Sarana yang dimaksud adalah terbatasnya bahan
materi penyuluhan sehingga terdapat keterbatasan dalam memberikan informasi di lapangan. Oleh sebab itu temuan data yang menggambarkan pengetahuan masyarakat
yang rendah Tabel 4.4 menjadi fakta bahwa informasi yang diberikan belum optimal.
Rakmat 2000 menegaskan bahwa faktor-faktor yang menunjang keberhasilan seorang komunikator adalah: 1 kepercayaan kepada komunikator, dan
2 daya tarik komunikator. Dari hasil observasi peneliti di lapangan, didapatkan
bahwa masyarakat kurang percaya kepada petugas penyuluh malaria disebabkan masyarakat masih berpersepsi bahwa petugas penyuluh masih muda dan belum
berpengalaman walaupun penyuluh sudah baik dalam menyampaikan aneka pesan tentang pencegahan malaria.
Mardiah: Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008.
USU e-Repository © 2008
Hasil uji regresi logistik juga menunjukkan bahwa peranan komunikator paling dominan dalam mempengaruhi perilaku pencegahan malaria. Oleh sebab itu,
perlu adanya dukungan tokoh-tokoh masyarakat untuk membantu petugas penyuluhan. Dukungan ini dapat dilakukan dengan mendampingi petugas penyuluhan
saat menyampaikan pesan tentang bahaya malaria kepada masyarakat.
5.3 Hubungan Metode dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria