2 Angka kepadatan vektor yang diperoleh dari penyelidikan entomologi. Survei
malariometrik dilaksanakan 1-1
1 2
bulan sesudah kepadatan vektor tertinggi di capai. Pada saat melakukan Survei malariometrik juga di lakukan
pemeriksaan limpa dengan menggunakan indikator Spleen Rate SR yaitu persentase dari orang yang membesar limpanya terhadap orang yang di
periksa.
b. Pengendalian Vektor
Pemberantasan vektor malaria dilaksanakan berdasarkan pertimbangan; Rationale, Effective, Efficient, Sustainable, dan Acceptable yang sering disingkat
dengan REESA Depkes RI, 1999 : 1
Rationale adalah untuk lokasi kegiatan pemberantasan vektor yang diusulkan memang terjadi penularan ada vektor dan tingkat penularannya memenuhi
kriteria yang ditetapkan, antara lain wilayah pembebasan: desa High Case Incident HCI dan ditemukan penderita indegenous dan wilayah
pemberantasan PR3 2
Effective, dipilih salah satu metodejenis kegiatan pemberantasan vektor atau kombinasi dua metode yang saling menunjang dan metode tersebut dianggap
paling berhasil mencegah atau menurunkan penularan, hal ini perlu didukung oleh data epidemiologi, entomologi dan laporan masyarakat.
3 Efficient, diantara beberapa metode kegiatan pemberantasan vektor yang efektif harus dipilih metode yang biayanya paling murah.
Mardiah: Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008.
USU e-Repository © 2008
4 Sustainable, kegiatan pemberantasan vektor yang dipilih harus dilaksanakan secara berkesinambungan sampai mencapai tingkat penularan tertentu dan
hasil yang sudah dicapai harus dapat dipertahankan dengan kegiatan lain yang biayanya lebih murah, antara lain dengan penemuan dan pengobatan
penderita. 5 Acceptable, kegiatan yang dilaksanakan dapat diterima dan didukung oleh
masyarakat setempat. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian vektor adalah sebagai
berikut Depkes RI, 1999 1 Penyemprotan rumah,
2 Larvaciding 3 Biologicil control
4 Pengelolaan lingkungan source reduction 5 Pemolesan kelambu dengan insektisida.
Program Kuratif
Tujuan pengobatan secara umum adalah untuk mengurangi kesakitan, menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah komplikasi dan relaps, dan
mengurangi kerugian akibat sakit. Selain itu upaya pengobatan mempunyai peranan penting lainnya yaitu mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari
seseorang yang mengidap penyakit kepada orang sehat lainnya.
Mardiah: Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008.
USU e-Repository © 2008
Adapun jenis pengobatan malaria meliputi: a. Pengobatan malaria klinis, adalah pengobatan penderita malaria berdasarkan
diagnosa klinis tanpa pemeriksaan laboratorium; b. Pengobatan radikal, adalah pengobatan penderita malaria berdasarkan diagnosa
secara klinis dan pemeriksaan laboratorium. c. Pengobatan Mass Drug Administration MDA, adalah pengobatan massal pada
saat KLB, mencakup 80 jumlah penduduk di daerah tersebut. d. Penatalaksanaan malaria berat, dilakukan di semua unit pelayanan kesehatan
sesuai dengan kemampuan dan fasilitas yang ada. e. Profilaksis, adalah pengobatan pencegahan dengan sasaran warga transmigrasi
dan ibu hamil di daerah endemis malaria Harijanto, 2000
Landasan Teori
Secara empiris telah dibuktikan bahwa malaria merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Oleh karena itu banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya angka kejadian malaria diantaranya adalah melalui program penyuluhan. Penyuluhan merupakan kegiatan dalam hubungannya dengan
peningkatan pengetahuan, keahlian, sikap maupun perilaku. Proses penyuluhan harus mengandung lima komponen utama penyuluhan agar mencapai sasaran yang
diharapkan. Kelima komponen tersebut adalah sebagai berikut tujuan penyuluhan, peserta
penyuluhan yang dipilih sesuai dengan tujuan penyuluhan, tidak terlalu heterogen baik dalam hal usia, pendidikan, maupun pengalaman belajar. Penyuluh
Mardiah: Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008.
USU e-Repository © 2008
komunikator yang berpengalaman dan memiliki keterampilan dalam memberikan penyuluhan, dalam arti kata para pelatih mampu menggunakan metode yang ada dan
menguasai materi penyuluhan dengan baik, serta mampu menjaga situasi penyuluhan agar tetap dalam keadaan yang menunjang pencapaian tujuan penyuluhan. Materi
penyuluhan dipilih sesuai dengan tujuan penyuluhan. Metode penyuluhan dipilih yang paling cocok untuk disampaikan kepada para peserta latihan oleh tim penyuluh
yang bersangkutan. Penggunaan metode yang paling cocok akan mempermudah peserta latihan menerima materi yang diberikan. Kuantitas penyuluhan juga diatur
sedemikian rupa agar tujuan penyuluhan dapat tercapai semaksimal mungkin.
2.9 Kerangka Konsep