Hubungan Materi dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Materi dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara materi penyuluhan dengan perilaku p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa faktor materi penyuluhan merupakan variabel yang mempengaruhi perilaku masyarakat tentang upaya pencegahan malaria. Materi yang disampaikan dalam suatu penyuluhan atau pelatihan secara langsung mempengaruhi perilaku peserta penyuluhan tersebut. Sejalan dengan pendapat dari Munirwan 2003 yang menyatakan bahwa untuk mengubah perilaku peserta penyuluhan maka tinjauan akan materi yang akan disampaikan mutlak diperlukan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Saifuddin 2000 menyatakan bahwa perilaku peserta penyuluhan berbanding lurus dengan materi yang disampaikan, metode yang digunakan dan cara penyampaian oleh komunikator. Materi penyuluhan yang baik atau sesuai dengan tujuan penyuluhan yang akan disampaikan harus dirancang atau disusun sedemikian rupa agar tujuan penyuluhan yaitu perubahan perilaku dapat tercapai. Materi yang kurang baik atau tidak sesuai dengan tujuan penyuluhan yang diharapkan akan membuat hasil yang dicapai menjadi kurang maksimal Suryana, 2006 Dari data di Kecamatan Lamteuba yang menunjukkan bahwa parasit rate sebesar 2, maka peneliti berasumsi bahwa materi penyuluhan belum optimal diterima masyarakat. Ada 2 kemungkinan yang mendasari belum optimalnya materi 78 Mardiah: Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008. USU e-Repository © 2008 yang diterima masyarakat, yaitu: 1 masyarakat tidak tertarik dengan materi yang diberikan; dan 2 pemberi materi komunikator tidak komunikatif. Effendy 1999 menjelaskan bahwa materi atau pesan komunikasi yang efektif harus disesuaikan dengan tujuan akhir dari suatu proses komunikasi. Adapun tujuan dari proses komunikasi adalah informatif, edukatif, persuasif, dan koersif pemaksaan. Dalam upaya pencegahan penyakit malaria, tujuan proses komunikasi yang diinginkan adalah : a. Informatif, yaitu menginformasikan suatu fakta tentang malaria dengan cara memberikan pesan dengan fakta yang benar. b. Edukatif, yaitu mendidik masyarakat dengan cara memanfaatkan acara musyawarah masyarakat desa. c. Persuasif, yaitu mempengaruhi dan membujuk masyarakat dengan cara memberikan kemudahan informasi yang berkaitan dengan pencegahan malaria. fasilitas pelayanan kesehatan. d. Koersif, pemaksaan kepada masyarakat yang terkena malaria untuk mendatangi pelayanan kesehatan terdekat. Untuk itu perlu adanya upaya menyusun pesan komunikasi, yang dalam hal ini adalah materi penyuluhan tentang pencegahan malaria. Pendapat Wilbur Schramm yang dikutip Effendy 1999, menjelaskan bahwa syarat-syarat berhasilnya suatu pesan adalah : Mardiah: Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008. USU e-Repository © 2008 a. Pesan harus direncanakan dan dirancang agar dapat menarik perhatian komunikan apabila disampaikan. b. Pesan harus dimengerti oleh komunikan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman. c. Pesan harus membangkitkan kesadaran akan kebutuhan pribadi bagi komunikan. d. Pesan harus memberikan suatu solusi bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dari pandangan di atas, dapat diasumsikan bahwa agar materi penyuluhan tentang pencegahan malaria dapat berhasil dengan optimal, maka pesan yang diberikan harus mengikuti budaya masyarakat setempat. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat dapat mengerti dan memahami pesan yang disampaikan.

5.2 Hubungan Komunikator dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria