59
Gambar 2.45. : Buddhist Museum, Fo Guang Shan Temple
II.2.2. Museum Buddhist, Fo Guang Shan Temple
Buddhist museum of Fo Guang Shan berada pi
dalam komplek fo Guang Shan temple yang berlokasi
di Gau Shiong, Taiwan. Bangunan museum ini selesai
dibangun pada bulan January 1983 dan memiliki luas
sebesar 2650 meter persegi, awalnya gedung ini
dinamakan Buddhist Cultural Museum, tetapi kemudian diganti namanya menjadi Fo Guang Shan museum pada
tahun 2002. Museum ini merupakan satu-satunya museum di Taiwan yang berkhususkan hal-hal tentang Buddha.
Pendiri Fo guang Shan Ven. Master Hsing Yun merasa bahwa perlu adanya pembangunan terus-menerus yang sesuai zaman. Dalam rangka untuk meningkatkan
standar kehidupan manusia dan memberikan kesempatan bagi pengunjung ke vihara untuk menikmati dan menghargai seni dan artefak Buddha dalam suatu lingkup
agama dan seni. Dengan demikian, Fo Guang Shan Museum dibangun, serta menyebarkan Buddha Dharma. Hal ini memungkinkan setiap orang untuk
meningkatkan pengetahuan mereka tentang kebudayaan Buddha dan berusaha untuk menghargsi suatu karya seni.
Bagian luar museum adalah berbentuk huruf U, dan terdiri dari unsur-unsur dari Gua Dunhuang dan biara Cina tradisional dan arsitektur candi. Di depan Museum
adalah bulan mezbah, dengan tiga setengah lingkaran cincin yang melambangkan alam semesta tiga kali lipat. Gajah, burung bangau dan bunga teratai juga
melambangkan kelengkapan dan kesempurnaan, keadaan nirwana. Di dalam museum, yang disebut Dunia Avatamsaka ini dirancang atas
prinsip-prinsip dari Avatamsaka Sutra, bahwa gunung besar mungkin terkandung dalam biji sawi, dan bahwa biji sawi bisa mengisi gunung yang besar. Keempat
dinding layar ini terus terang mirror, membawa pemandangan overlaying refleksi. Ini
Universitas Sumatera Utara
60
Gambar 2.46. : Moga Buddhist Museum
menunjukkan tak terhingga dari Alam Padmagarbha, dalam harmoni dan interpenetrasi terhalangi. Semesta simbolis ini mengandung banyak atom, di masing-
masing orang dapat melihat seluruh alam semesta, dengan cahaya tak terbatas dan tak terhitung banyaknya Buddha. Ini adalah salah satu fitur khusus dari galeri
Bagian yang paling penting dari item permanen dipamerkan di galeri antara lain: seni gua Buddha, yang 2500 tahun sejarah Buddhis, reliik Buddha, Fo Guang
Galeri Seni, Pameran Budaya Buddhis, Tiga-seribu kali lipat Universe, model Kuil Buddha, lukisan dan patung-patung, artefak, tulisan suci dan perlengkapan
keagamaan. Semua ini adalah untuk menunjukkan prinsip-prinsip ajaran Buddha, untuk membiarkan setiap orang memiliki pemahaman tentang isi dan asal-usul budaya
Buddha. Museum Buddha juga mengadakan berbagai pameran dan menampilkan bila tersedia, semua untuk tujuan menempatkan seni dan budaya Buddha dalam praktek.
II.2.3. Moga Buddhist Museum
Moga Buddha Museum ini didirikan untuk
mengembangkan seni pertukangan tradisional korea
dan seni Buddha. Museum ini telah berkomitmen untuk bisnis
budaya sebagai museum pribadi profesional sejak upacara
percandian Triad Maitreya Grand patung pameran di luar
situs pada bulan Juni 1994. Museum memegang budaya
Buddhis tradisional kelas dan pameran tahunan untuk
pengembangan budaya Korea. Ini juga memperkenalkan bahan Buddha Korea dan data yang tak ternilai woodworking kerajinan kepada publik. Ini memiliki banyak
proyek direncanakan untuk mengembalikan seni tradisional Korea.
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 2.47. : Interior dari Moga Buddhist
Banyak karya seni Buddhis yang terbuat dari kayu dipamerkan di sini, satu-
satunya salah satu jenis di Korea. Tujuan dari museum ini adalah dalam Buddhisme
mewarisi seni dan pengetahuan. Mog-yang berarti tunas pohon. Juga merupakan nama
pena Park Chansoo Intangible Budaya Treasure 108, seorang artis Buddha.
berisi dasar Bagan Peninggalan House, Buddhisme Budaya Sekolah, Tempat Pameran Outdoor, Outdoor Pernikahan Place, teh tradisional toko dan restoran, dan tempat
ibadah. Hal tersebut merupakan suatu tempat bagi budaya Buddha.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB III ELABORASI TEMA
III.1. Latar Belakang
Pemilihan tema dilatarbelakangi dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah karena bangunan yang akan dibangun adalah bagian dari komplek Vihara Dharma Shanti –
Berastagi. jadi jiwa religious harus tetap dipertahankan dalam bangunan Museum Buddhis yang akan dibangun. Untuk menampilkan jiwa religious tersebut maka digunakan symbol –
symbol dalam Buddhis.
III.2. Interpretasi Tema III.2.1. Pengertian Arsitektur Simbolik
Pengertian Arsitektur
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang, bangunan yang baik
haruslah memilik Keindahan Estetika Venustas, Kekuatan Firmitas, dan Kegunaan Fungsi Utilitas; arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan
dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup
pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika
maupun psikologis. Menurut Sophisticity, arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah
matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-
ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni. Ia pun menambahkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
63
seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme,
empirisisme,fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi
arsitektur.
Pengertian Simbolik
Pengertian dari simbolisme jika ditinjau dari arti kata adalah sebagai berikut : •
Simbol : Lambang, sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu.
4
• Simbol : Something associated with something else that signifies or
represent suatu fenomena yang dapat memberikan asosiasi bahwa ia dapat membawa arti penting atau dapat mewakili
5
• Simbol : Adalah tanda dimana hubungan antara tanda dengan
denotatumnya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum, ditentukan oleh suatu persyaratan bersama atau konvensi.
6
• Simbol : Sebagai tanda dapat juga menggambarkan suatu ide abstrak jadi
tidak ada kemiripan antara benutk tanda dan arti terdapat yang bebas antara signified objek atau arti yang dimaksudkan dari rupa tanda.
7
• Simbolisme : Perihal pemakaian simbol lambang untuk
mengekspresikan ide-ide. Simbol adalah tanda buatan manusia yang digunakan tidak hanya
untuk mengenalkan suatu obyek tetapi juga sekaligus menghadirkannya Langer, 1942. Simbol merupakan kata dari bahasa Yunani “symbolis” yang
berarti tanda atau ciri yang memberitahu tentang suatu hal, maksud ataupun ide kepada orang lain. Pengertian simbol di sini mengandung suatu citra dari
latar belakang ide-ide yang dipancarkan keluar. Pada dasarnya, simbol
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia
5
Ensyclopedia Americana, 1976, hal 166
6
Drs. Dien Halim, Tesus Pasca Sarjana, ITB, hal 36
7
Ibid, hal 36
Universitas Sumatera Utara
64
dimaksudkan untuk menyederhanakan sebuah pikiran, ide-ide, ataupun fenomena-fenomena yang berkembang di sekitar alam lingkungan manusia
yang mempunyai makna mendalam untuk mewakili ide-ide, nilai-nilai ataupun maksud-maksud tertentu. Sifat khas dari simbol itu sendiri yaitu adanya
kamungkinan-kemungkinan penafsiran makna yang meluas. Simbolisme, yaitu suatu faham yang menggunakan lambang atau
simbol untuk membimbing pemikiran manusia ke arah pemahaman terhadap suatu hal secara lebih dalam. Manusia mempergunakan simbol sebagai media
penghantar komunikasi antar sesama dan segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan perlambang dari tindakan atau bahkan karakter dari
manusia itu selanjutnya. Ilmu pengetahuan adalah simbol-simbol dari Tuhan, yang diturunkan kepada manusia, dan oleh manusia simbol-simbol itu ditelaah
dibuktikan dan kemudian diubah menjadi simbol-simbol yang lebih mudah difahami agar bisa diterima oleh manusia lain yang memiliki daya tangkap
yang berbeda-beda.
8
• Sebagai ‘sign’ yang secara tidak langsung mengindikasikan suatu
denotatum yang artinya mengindikasikan adanya suatu objek tertentu sebagai tanda atau ‘sign’.
Simbol adalah sebagai sign-vehicle atau alat yang menghadirkan dan sekaligus juga mengenalkan suatu objek. Fungsi simbol yaitu :
• Sebagai ‘sign’ yang secara langsung berfungsi sebagai significantum yang
artinya kehadiran objek mempunyai maksud-maksud tertentu ataupun objek tersebut berasosiasi kepada suatu hal tertentu Broadbent, 1986
8
www.jawapalace.orgkejawen
Universitas Sumatera Utara
65
Menurut Charles Jencks , dalam arsitektur ketika seseorang melihat suatu bangunan , mengekspresikan bentuknya , dan menebak apa maksud yang
ingin diekspresikan atau dikomunikasikan oleh bentuk tersebut.
Ungkapan simbolis dalam arsitektur erat kaitannya dengan fungsi arsitektur sendiri yang melayani dan memberikan suatu arti khusus dalam
interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi dalam arsitektur merupakan suatu hal yang mendasar di dalam tiap-tiap komunikasi arsitektur.
Ekspresi selalu berhubungan dengan bentuk-bentuk. Makna dari simbol- simbol ini biasanya dipengaruhi oleh tata letak bangunan, organisasi dan
karakter bangunan. Ada 3 cara untuk mengenal simbol dalam arsitektur, yaitu: •
Simbol sebagai tanda yang mengacu kepada suatu objek tertentu. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar simbol dapat diinterpretasikan sesuai
dengan maksud sesungguhnya. •
Iconic sebagai simbol atau tanda yang menyerupai suatu objek yang diwakili oleh suatu karakter tertentu yang dimiliki oleh objek yang sama.
Di sini rancangan bangunan dimulai dengan memperbaiki beberapa citra atau image tertentu yang mewakili suatu bangunan.
Universitas Sumatera Utara
66
• Indeks sebagai tanda dan representasi yang tidak selalu mengacu kepada
suatu objek tertentu walaupun ada kesamaan atau analogi yang terdapat pada indeks tersebut. Indeks biasanya menghasilkan hubungan yang
dinamis antara ruang dan objek di satu sisi dengan ingatan orang yang akan mempengaruhi tanda tersebut di sisi lainnya.
Simbol, tanda atau lambang merupakan metode ekspresi yang sangat langsung. Mereka digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan
perhatian para pemakai bangunan dengan menyampaikan pemahaman fungsi bangunan atau ruang di dalam arsitektur.
9
1. Simbol yang agak tersamar
Arsitektur Simbolis
Arsitektur Simbolis adalah seni dan ilmu keteknikan bangunan yang perencanaan dan perancangannya didasari oleh tanda dan lambang yang
merupakan ekspresi yang langsung. Mereka digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan perhatian pemakai bangunan dengan
menyampaikan pemahaman fungsi bangunan atau ruang-ruang dalam bangunan. Simbolis senantiasa merupakan teknik perancangan utama yang
memberi bentuk dan teknik yang dapat diterapkan mengenai hal-hal fungsional dan berdasarkan rencana untuk memperkuat suatu arti dan
memberikan keutuhan pada komposisi secara menyeluruh. Ada beberapa jenis simbol yang dikaitkan dengan simbol itu sendiri,
kesan yang ditimbulkan oleh bentuk simbolis dan pesan langsung yang disampaikan oleh simbol, yang semuanya ditampilkan pada bentuk-bentuk
tertentu, yaitu :
Yang menyatakan peran dari suatu bentuk, misalnya pabrik yang berbentuk gerigi. Bangunan pabrik dengan ruang yang besar dan luas sesuai dengan
kebutuhan proses produksi dalam ruang tersebut. Karena luas ruangan dibutuhkan penyelesaian atap khusus untuk memasukkan cahaya agar ruangan
9
James C Snyder, Anthony, Pengantar Arsitektur, Erlangga, hal 345
Universitas Sumatera Utara
67
sebesar itu tidak gelap. Hasilnya berupa bentuk atap gerigi. Sebetulnya bentuk itu menggambarkan peranannya sebagai bentuk yang memasukkan cahaya ke
dalam. Pemakaian bentuk tersebut digunakan berulang-ulang dengna tujaun yang sama pada pabrik, sehingga akhirnya bentuk tersebut dikenal masyarakat
sebagai bentuk simbolis pabrik yang berperan sebagai bentuk yang memasukkan cahaya ke dalam.
2. Simbol Metaphora
Simbol ini berdasarkan pada pandangan seseorang terhadap bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya. Baik dari bentuk keseluruhan atau terhadap
bagian masyarakatnya, yaitu tingkat kecerdasan dan pengalamannya, sebab seseorang itu selalu membandingkan bangunan yang diamatinya dengan
bangunan atau benda lain, misalnya Nagaka Capsule Building, Tokyo. Terdapat 3 kategori metafora dalam arsitektur
10
• Intangible Metaphor metafora yang tidak dapat diraba.
Metafora yang dipakai berangkat dari suatu konsep, ide, hakekat manusia, dan nilai-nilai seperti individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan
kebudayaan. •
Tangible Metaphor metafora yang nyata Metafora yang dipakai berangkat dari hal-hal yang visual serta
spesifikasikarakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah puri atau istana
• Combine Metaphor metafora kombinasi
Merupakan gabungan intangible dan tangible metaphor dengan membandingkan suatu objek visual yang lain di mana mempunyai
persamaan nilaikonsep, di mana bentuk visualnya dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.
10
Poetic of Architecture, Theory of Design, Anthony C Antonlade, VNR, 1992, hal 30-31
Universitas Sumatera Utara
68
Gambar 3.1. : site plan mall di Washington
Gambar 3.2. : Place de Concorde, Obelisk dan menara Eiffel
3. Simbol Tanda Pengenal
Simbol ini berdaasarkan pada bentuk tertentu pada bangunan yang mencirikan bangunan tersebut. Sebagai contoh :
• Masyarakat mengenal mesjid dari bentuk kubahnya.
Pada umumnya bentuk kubah mewakili mesjid secara keseluruhan. Bentuk tersebut terjadi karena persyaratan struktur sebab bahan yang ada
terbatas dan menuntut perlakuan struktur seperti itu. Karena pemakaian yang terus menerus pada jenis bangunan yang itu-itu saja, bentuk yang
disepakati oleh masyarakat sebagai simbol mesjid, meskipun bentuk ini tidak fungsional lagi karena ada bahan-bahan lain yang tidak menuntuk
perlakuan struktur yang melahirkan bentuk kubah tadi. •
Tanda bulan-bintang sebagai simbol Agama Islam •
Tanda salib sebagai simbol Agama Kristen. •
Bentuk gereja yang ditandai dengan salib, patung Bunda Maria, , dll •
Pura dijumpai ukiran-ukiran dan patung-patung dalam agama Hindu. •
Dalam Agama Buddha dijumpai lambang-lambang seperti Stupa, Mandala, Dharma Cakra, dll.
Beberapa contoh bangunan yang menjadi simbol : •
Simbolisme burung hantu, sebuah mall di Washington DC
memiliki penataan site sehingga taman dan jalan membentuk image burung hantu.
• Obelisks, merupakan simbol yang
berhubungan dengan Dewa Matahari Mesir, Osiris. Gambar di samping adalah monumen
Washington, Place de Concorde di Paris; sebuah obelisk Mesir dan menara Eiffel.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 3.3. : Pentagon
Gambar 3.4. : Piramida
• Pentagrams, Pentagon mengadopsi simbol ini
• Piramida di Louvre, yang terbuat dari 666 panel kaca.
Faktor-faktor yang mewujudkan bentuk : 1.
Fungsi Batasan fungsi secara umum dalam arsitektur adalah pemenuhan terhadap
aktivitas manusia, tercakup di dalamnya kondisi alami. Sedangkan bangunan yang fungsional adalah bangunan yang dalam pemakaiannya memenuhi
kebutuhan secara tepat dan tidak mempunyai unsur-unsur yang tidak berguna. Aktivitas timbul dari kebutuhan manusia baik itu kebutuhan jasmani maupun
kebutuhan rohani. Kebutuhan dapat berupa kegiatan, cahaya, udara, kebahagiaan, perlindungan, kesejukan, kenyamanan dan lainnya. Berkembang
dan berubahnya fungsi tergantung dari waktu dan masyarakat. 2.
Simbol Dalam dunia arsitektur, pengenalan simbol merupakan suatu proses yang
terjadi pada individu dan pada masyarakat. Melalui panca indera, manusia mendapat rangsangan dan kemudian menjadi pra persepsi, selanjutnya terjadi
pengenalan objektif fisik. Kemudian terwujudlah persepsi. Persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman termasuk pengalaman pendidikan yang
Universitas Sumatera Utara
70
menentukan tingkat intelektual manusia. Arsitek sebagai pewujud bentuk dapat menampilkan simbol sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat, sehingga mudah dikenal oleh masyarakat. Simbol dapat pula timbul dari gagasan murni arsitek, tergantung pada kemampuan dan citra
arsitek untuk mengeluarkan hal-hal yang baru. Simbol tadi mungkin dapat diterima dan diakui masyarakat setelah melalui proses adaptasi yang
membutuhkan waktu relatif lama. 3.
Teknologi struktur dan bahan Teknologi struktur dan bahan merupakan faktor yang penting dalam arsitektur.
Apakah yang dibangun hanya berupa atap sederhana, berupa ruangan besar untuk beribadah, berdagang, ruang susun tidaklah menjadi masalah. Bahan
yang digunakan harus disusun dan dikonstruksikan dalam jumlah tertentu. Struktur pun mengandung keindahan karena struktur dibuat berdasarkan
hukum keindahan. Dengan majunya pengetahuan manusia, struktur mengalami perkembangan baik sistem konstruksinya, bahan bangunannya
maupun metode membangunnya. Aplikasi dalam perwujudan bentuk
1. Kaitan fungsi dengan bentuk
Keberadaan fungsi menimbulkan bentuk. Pengertian fungsionil merupakan suatu hal yang menonjol dalam kaitan fungsi tertentu. Dengan kata lain, fungsi
merupakan pertimbangan utama bagi suatu perancangan bentuk. Suatu fungsi dapat mempunyai bermacam-macam bentuk, tergantung dari keadaan
lingkungannya, inilah yang disebut gaya. 2.
Kaitan bentuk dengan teknologi Untuk mendapatkan suatu bentuk yang mempunyai fungsi tertentu, diperlukan
bahan-bahan bangunan sebagai sarana dasar bangunan. Bahan-bahan yang merupakan elemen bangunan disusun menjadi suatu kesatuan yang
membentuk konstruksi. Suatu sistem tepat yang perlu dipilih sehingga akan dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan secara maksimal.
3. Kaitan bentuk dengan simbol
Suatu bangunan diekspresikan secara simbolik jika bangunan itu menunjukkan sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan bentuk fisik yang semula. Bangunan
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 3.5. : warna – warna Bendera Buddhis
tersebut cenderung untuk mewujudkan sebuah prinsip pengakuan umum. Para arsitek menggunakan bentuk simbolis untuk menyajikan pengalaman
keindahan yang mendalam sesuai dengan daya bercitranya. Dalam dunia arsitektur juga dibutuhkan suatu penekanan kebutuhan simbol dalam
perancangan.
III.2.2. simbol – Simbol dalam Agama Buddha
Ada beberapa simbol dalam Agama Buddha yang dapat diterapkan dalam desain arsitektur. Beberapa simbol itu antara lain:
Jumlah angka tiga dan angka depan delapan
Angka tiga dan angka delapan memiliki arti sendiri dalam agama Buddha. Angka tiga melambangkan Triratna tiga mustika yang terdiri dari
Buddha, Dharma serta Sangha, dan Tripitaka tiga keranjang yang terdiri dari Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka. Sedangkan
angka delapan melambangkan Ariyo a ṭṭ haṅ giko maggo jalan tengah
berunsur delapan yang terdiri dari : pengertian benar, pemikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, daya upaya benar,
perhatian benar dan konsentrasi benar.
Bendera Buddhis
Warna dari bendera Buddhis diambil dari warna aura tubuh
Sang Buddha, ketika Beliau mencapai penerangan
sempurna di bawah pohon Bodhi. Warna dari tubuh
Sang Buddha terdiri dari lima warna, dan tiap warna
tersebut berasal dari bagian – bagian tubuh Sang Buddha
dan memiliki arti khusus.
Universitas Sumatera Utara
72
Gambar 3.6. : Dharma Cakra
Warna – warna aura yang dilambangkan dalam bendera Buddhis antara lain:
o Biru Nila dari warna rambut Sang Buddha melambangkan bakti atau
pengabdian. o
Kuning Emas Pita dari warna kulit Sang Buddha melambangkan kebijaksanaan.
o Merah tua Lohita dari warna darah Sang Buddha
melambang cinta kasih. o
Putih Odata dari warna tulang dan gigi Sang Buddha melambang kesucian.
o Jingga Manjettha adalah warna yang diambil dari warna telapak
tangan, kaki dan bibir Sang Buddha yang melambangkan semangat. o
Untuk bagina kanan dari bendera Buddhis adalah gabungan dari kelima faktor warna yang telah dijelaskan di atas.
Dharma Cakra
Dharma cakra dilambangkan dengan roda kereta yang merupakan representasi dari
simbol pemutaran roda dharma oleh Sang Buddha tentang empat kesunyataan mulia.
Lambang dari Dharma Cakra ini memiliki delapan jari – jari atau lebih, simbol ini
merupakan simbol tertua yang ditemukan di India.
Jumlah jari – jari pada Dharma Cakra memiliki arti tersenndiri o
Untuk 8 jari-jari mewakili Delapan Jalan Mulia Attha Ariya magga. o
Untuk 12 jari-jari mewakili Dua Belas unsur Hukum Hukum Sebab – Musabab yang saling Bergantungan
Paticcasamuppāda. o
Untuk 24 jari-jari mewakili Dua Belas unsur Hukum sebab – musabab yang saling bergantungan dan Dua Belas Jalan untuk menghentikan
hokum sebab – musabab Paticcasamuppāda.
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 3.7. : Pilar Asoka
o Untuk 31 jari-jari mewakili keberadaan 31 alam 11 alam nafsu
keinginan, 16 alam berbentuk dan 4 bentuk alam keadaan tak berbentuk.
Untuk setiap bagian pada Dharma Cakra memiliki arti tersendiri : o
Pada bagian lingkaran roda cakra, melambangkan kesempurnaan dari Dharma ajaran Sang Buddha
o Untuk bagian pust roda, melambangkan disiplin yang merupakan
bagian terpenting dalam praktek meditasi. o
Untuk bagian Rim yang memegang jari – jari, melambangkan kesadaran dan Samadhi yang memegang segala sesuatu secara bersama
– sama.
Pilar Asoka
Pilar Asoka adalah pilar yang dipersembahkan Raja Asoka sebagai wujud
penghormatan kepada Sang Buddha. Pilar asoka didirikan pada masa pemerintahan Raja
Asoka abad ke-3 SM dan banyak ditemukan di India bagian utara. Sekarang pilar Asoka
yang masih bertahan hanya tinggal Sembilan belas buah.
Pada bagian atas pilar ini memiliki pucuk berbentuk empat kepala singa yang berdiri membelakangi satu sama lain dan menghadap ke empat
penjuru mata angin. Lambang India modern adalah keempat singa ini. Singa selain melambangkan kekuasaan Asoka, juga melambangkan sifat
kerajaan sang Buddha singa dianggap raja hutan yang merajai semua margasatwa dan Buddha adalah seorang pangeran mahkota. Keempat
singa tersebut menghadap ke empat penjuru mata angin melambangkan tujuan dari Raja Asoka untuk menyebarkan ajaran Buddha ke seluruh
dunia.
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 3.8. : Lambang Swastika
Gambar 3.9. : Stupa
Swastika
Swastika Sansekerta svastika, yang artinya semuanya baik-baik adalah sebuah
salib dengan empat lengan dengan panjang yang sama, dengan masing - masing ujung lengan
bengkok di sudut kanan. Kadang - kadang titik ditambahkan antara masing - masing lengan.
Dalam ajaran Buddha, swastika menandakan keberuntungan dan nasib baik serta jejak kaki Buddha dan
jantung Buddha. Swastika dikatakan berisi seluruh pikiran Buddha dan sering bisa ditemukan dicantumkan pada dada, telapak kaki atau gambar
Buddha. Hal ini juga yang pertama dari 65 simbol keberuntungan pada jejak Buddha.
Swastika juga sering digunakan untuk menandai awal teks Buddha. Di Cina dan Jepang, swastika Buddhis dipandang sebagai simbol
kemajemukan, keabadian, kelimpahan, kemakmuran dan umur panjang. Swastika digunakan sebagai tanda yang menguntungkan pada
candi Buddha dan sangat umum di Korea. Ini sering terlihat di sekitar perbatasan dekoratif lukisan, dan mezbah kain spanduk. Dalam Buddhisme
Tibet, juga digunakan sebagai hiasan pakaian.
Stupa
Di India kuno, bangunan stupa digunakan sebagai makam,
tempat menyimpan abu kalangan bangsawan atau tokoh tertentu. Di
kalangan Buddha, stupa menjadi tempat menyimpan abu sang
buddha sendiri. Setelah wafat lalu dikremasi, abu buddha disimpan
dalam delapan stupa terpisah yang didirikan di India Utara.
Universitas Sumatera Utara
75
Gambar 3.10. : Lambang Mandala
Dalam perkembangannya, stupa menjadi lambang Buddhisme itu sendiri. Semasa pemerintahan Ashoka, dibangun banyak stupa untuk
menanandakan kedudukan Budddha sebagai agama utama di India. Demikian pula di Asia Timur dan Asia Tenggara, stupa didirikan sebagai
bukti pengakuan terhadap Buddhisme di wilayah yang bersangkutan. Bagi kita sekarang, stupa dapat menjadi petunjuk seberapa luas Buddhime
tersebar di suatu wilayah. Sebagai lambang peerjalanan sang Budddha masuk ke nirwana,
bangunan terdiri atas 3 bagian, yaitu andah, yanthra, dan cakra. Pembagian dan maknanya tidak jauh berbeda dengan candi. Bangunan stupa di
Indonesia memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan di India maupun di Asia Timur. Di tempat lain banyak bangunan stupa yang berdiri sendiri.
Sedangkan di Indonesia, lebih sering dijumpai bangunan stupa yang menjadi bagian candi, seperti Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi
Jawi.
Mandala
Mandala Sansekerta: mandala esensi + memiliki atau berisi,
juga diterjemahkan sebagai lingkaran- lingkaran atau penyelesaian; Tibet:
; Wylie: dkyil Khor atau dkyil-vkhor; cina:
曼 荼
罗; Pinyin:
Màntúluó; korea: 만다라; Vietnam: Man-Dja-la; Jepang:
マンダラ Mandara, merupakan sebuah diagram konsentris memiliki makna spiritual
dan ritual pada agama Buddha. Dalam cabang Tibet Buddha Vajrayana, mandalas telah dikembangkan menjadi sandpainting. Mereka juga
merupakan bagian penting dari praktek meditasi tantra anuttarayoga. Dalam berbagai tradisi spiritual, mandala dapat digunakan untuk
memfokuskan perhatian para aspiran dan ahli, sebagai alat pengajaran
Universitas Sumatera Utara
76
Gambar 3.11. : Bunga Teratai Lotus
spiritual, untuk mendirikan sebuah ruang suci, dan sebagai bantuan untuk meditasi dan trance induksi. Menurut David Fontana, dengan
menggunakan simbol alam dapat membantu seseorang untuk mengakses semakin lebih dalam tingkat bawah sadar, akhirnya membantu meditator
untuk mengalami rasa kesatuan mistis dengan kesatuan tertinggi dari mana kosmos dalam segala bentuk manifold timbul.. Psikoanalis Carl Jung
melihat mandala sebagai sebuah representasi dari sadar diri, [rujukan?] Dan percaya pada lukisan mandalas memungkinkan dia untuk
mengidentifikasi gangguan emosional dan bekerja ke arah keutuhan kepribadian.
Dalam penggunaan umum, mandala telah menjadi istilah umum untuk setiap rencana, chart atau geometris pola yang mewakili kosmos
secara metafisik atau simbolik, mikrokosmos dari alam semesta dari perspektif manusia.
Bunga teratai lotus
Lotus berakar di dalam lumpur dan pangkal batangnya tumbuh melalui
air keruh. Bunganya mekar di atas kotoran dan terbuka di bawah sinar
matahari, indah dan harum. Dalam ajaran Buddha, teratai melambangkan
sifat sejati manusia, yang kesucian dan kebijaksanaannya telah terbuka dan naik ke atas dan terpisah dari
kekotoran batin. Teratai adalah salah satu dari Delapan Simbol Keberuntungan
dalam seni Agama Buddha. Buddha dan bodhisatwa sering digambarkan duduk di atas bunga teratai lotus atau memegang bunga teratai.
Warna teratai juga memiliki symbol dalam Agama Buddha : o
Putih melambangkan kemurnian mental dan spiritual o
Merah melambangkan cinta kasih dan, belas kasih o
Biru melambangkan Kebijaksanaan dan pengendalian indra
Universitas Sumatera Utara
77
Gambar 3.12. : Simpul Kebahagiaan
o Merah muda melambangkan sejarah Agama Buddha
Simpul kebahagiaan knot of Etenity
Merupakan simpul yang tdidak memiliki unjung dan tertutup,
ornamennya terdiri dari siku-siku, garis – garis yang saling terjalin. Itu
merupakan perwujudan dari simbol naga kuno dan fua ular yang saling
menyambung.
Garis yang saling menyambung mengingatkan kita betapa semua fenomena yang menyatu dan
dicampuradukkan bersama sebagai sebuah siklus tertutup dari hokum sebab dan akibat. Dengan demikian seluruh komposisi adalah suatu pola yang tertutup
di dalam dirinya sendiri tanpa celah, mengarah ke bentuk representasi kesederhanaan besar dan penuh harmoni seimbang.
Karena semua fenomena saling terkait, penempatan simpul yang tak berujung pada hadiah atau kartu ucapan dipahami untuk membangun hubungan
yang menguntungkan antara pemberi dan penerima. Karena simpul tidak memiliki awal atau akhir ini juga melambangkan kebijaksanaan yang tak terbatas
Sang Buddha.
III.3. Keterkaitan Tema dengan Judul
Museum merupakan sebuah bangunan seni yang menyimpan sebuah kebudayaan. Dimana bangunan tersebut harus memiliki ciri dari barang yang terdapat
di dalamya. Dalam kasus Museum Buddhist ini, dalam Agama Buddha banyak simbol yang dikenal. Simbol – simbol tersebut memiliki arti tersendiri dan dapat
merepresentasikan Agama Buddha. Simbol – simbol tersebut yang kemudian akan digunakan untuk melakukan pendekatan kepada konsep perancangan bangunan.
Dengan penggunaan symbol pada bangunan secara tidak langunsg bangunan sudah bercerita kepada pengunjung Agama Buddha.
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 3.13. : Notre Dame de Haut
Gambar 3.14. : tampak belakang Notre Dame de Haut
Gambar 3.15. : interior Notre Dame de Haut 1
III.4. Studi Banding Tema Sejenis III.4.1. Notre Dame du Haut – Le Cobuzier
Notre Dame du Haut merupakan master piece dari Le Cobuzier yang dibangun pada
tahun 1955 dengan langgam ekspresionis modern. Bangunan ini berupa kapel yang dibuat
tanpa mementingkan kemurnian alam. Kapal ini terletak di atas kaki bukit di pegunungan Vosges.
Secara keseluruhan, bentuk bangunan ini sederhana tetapi juga rumit. Dikatakan sederhana
karena bangunan terbentuk dari bidang atap dan dinding massif dari beton kasa sehingga
memberikan citra berani tetapi sederhan. Dikatakan rumit karena bangunan ini tidak
seperti kapel pada umumnya, pertemuan bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal
membentuk perbedaan yang sangat kontras. pada bagian depan dinding bagian selatan
dan timur yang cekung seakan tertarik ke suatu titik tertentu di bawah atap yang menggantung
over hang yang sangat lebar. Sedangkan pada bagian belakang, dinding utara dan barat
berbentuk melengkung hingga ke menara tanpa atap. Antara utara dan barat dipersatukan dengan
sebuah pintu di antara dinding yang melengkung. Sedangkan pada bagian dalam ruangan
berbentuk segiempat yang tidak teratur memanjang ke tenggara sampai ke altar. Pada
rancangan kapelnya, Le Cobuzier memadukan potensi – potensi alam pada daerah tersebut
dengan makna religious Kristiani sehingga
Universitas Sumatera Utara
79
Gambar 3.16. : interior Notre Dame de Haut 2
Gambar 3.17. : interior Notre Dame de Haut 3
bentuknya mengandung banyak arti dan member bermacam –macam symbol.
Sudut dinding yang menjorok ke atas diasumsikan sebagai haluan kapal. Atapnya
diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh yang miring pada sisinya yang menyelamatkan umat manusia dai air bah.
Kapael yang merupakan perpaduan gaya purbakala dan gaya kristiani ini menggunakan system struktur
dinding pemikul dan atapnya merupakan suatu struktur rongga yang ditopang sebagian kolomnya dan
sebagian lagi menopang pada balok di puncak dinding. Pada bagian interior kapel, dinding atap dan
lantainya membentuk kurva menuju altar mengikuti bentuk alami dari lembah. Bentuk kompleknya
bermula dari tema parabola yang terdapat pada dinding timur untuk memantulkan suara dari luar altar kembali
ke lembah. Bentuk geometri dari bangunan ini didapat dari gaya bangunan Le Corbusier terdahulu yaitu
Fractal dan bentuk – bentuk alami yang membuat Ronchamp menjadi bangunan post modern pertama.
Universitas Sumatera Utara
80
Gambar 3.18. : The Armadillo Auditorium
Gambar 3.19. : tampak depan The Armadillo Auditorium
III.4.2. The Clyde Auditorium – The Armadillo
Bangunan ini dirancang oleh Norman
Foster dan terletak di pinggir Clyde. Sebelah
barat jembatan Kingston dan pusat kota. Bangunan
ini dijuluki “The Armadillo” karena
bentuknya diadopsi dari binatang yang bernama
sama yaitu armadillo trenggiling. Bangunan ini mampu menampung 3000 orang untuk kepentingan pertemuan tingkat dunia. Bangunan ini terdiri dari auditorium, aula
ekshibisi dan ruang seminar. Strukturnya terbuat
daricangkang yang dilapisi aluminium yang terpisah –
pisah dan diatur secara bertimpa menciptakan bentuk
yang unik pada skyline. The Clyde Auditorium secara
teknis merupakan pernyataan seni. Kompleks bangunan
secara keseluruhan seluas 25Ha di mana di dalamnya
termasuk kompleks ekshibisi, konfrensi dan kompleks hiburan dengan arena berkapasitas 12.500 orang
sementara The Armadillo sendiri merupakan bangunan tambahan yyang dibuka tahun 1997.
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 3.20. : Mercedes Benz Museum
Gambar 3.21. : interior Mercedes Benz Museum Gambar 3.22. : potongan Mercedes Benz Museum
III.4.3. Mercedes Benz Museum
Mercedes Benz Museum memiliki
bentuk seperti tumbuh tumbuhan
dengan memiliki tiga buah lingkaran yang saling
bertumpuk sehingga membentuk void berbentuk
segitiga ditengahnya. Bentuk lantai yang semi bulat di
sekelilingnya membentuk
daratan horizontal dengan ketinggian ganda. Beberapa ruang radial terbentuk dan bergabung membentuk
tipologi bangunan yang baru.
Bangunan ini secara simbolik mempresentasikan bentuk DNA, dimana lantai bangunan yang saling cross satu sama lain seperti rangkaian DNA.
Universitas Sumatera Utara
82
Gambar 4.1. : peta kawasan Site
BAB IV ANALISA
IV.1. Analisa Lingkungan IV.1.1. Lokasi Site Terhadap Kawasan
Universitas Sumatera Utara