Studi Lokasi 1. Kriteria Lokasi Museum

54 Gambar 2.39 : Retail Buddhist Gambar 2.40 : kuti tempat tinggal • Area pertokoan Buddhis Toko – toko Buddhis merupakan area kormersial yang menjual berbagai alat – alat dan perlengkapan Buddhis meliputi, arca rupang Buddha, replika barang yang dipamerkan dalam museum, tasbih Buddhis, CD mantra lagu Buddhis, aksesoris Buddhis dan lainnya yang berhubungan dengan Buddha. • Tempat tinggal kuti tempat tinggal kuti diperuntukkan untuk orang jompo yang tidak memiliki keluarga untuk menenangkan diri dan menghabiskan sisa hidup mereka untuk melatih diri dan menjadi sukarelawan di vihara. Tempat tinggal kuti ini hanya untuk umat Buddha dan tdak semua orang jompo akan ditampung di sini. II.3. Studi Lokasi II.3.1. Kriteria Lokasi Museum Kriteria pemilihan lokasi untuk museum menurut Brian Hall dalam “The Manual of Museum Planning”, masalah penyelesaian tapak harus mengikuti criteria tapak utama, yaitu : - Kriteria tapak untuk kepedulian atas koleksi, meliputi faktor – faktor sebagai berikut: • Keamanan o Fisik dinding yang tidak mudah dimasuki dengan mudah, setiap bukaan untuk enterance, pencahayaan atau ventilasi, harus terkontrol. o Pintu keluar masuk harus dibatasi. o Tersedia pintu keluar darurat. o Alarm yang dihubungkan dengan pos sekuriti bangunan. Universitas Sumatera Utara 55 o Perlindungan terhadap bahaya kebakaran. • Lingkungan o Lingkungan harus aman dan tertata rapi. • Konservasi o Sebaiknya tidak berada pada daerah dengan polusi tinggi, karena akan membuat biaya operasional dan maintance menjadi mahal untuk pengkondisi dan penyaringan udara. • Ruang Ekspansi perluasan o Lahan cukup luas untuk pengembangan secara horizontal. o Taman untuk ekspansi pada masa yang akan dating dilihat dari pertumbuhan kolesi museum. • Loading area o Tersedia ruang untuk troly mobil barang misalnya 15m, da cukup untuk maneuver kendaraan tersebut. o Tersedia juga loading area untuk fungsi lain seperti restaurant maupun retail. • Ruang Luar o Courtyard atau taman patung sebagai titik awal tempat istirahat bagi pengunjung, dapat juga sebagai ruang pameran terbuka. - Kriteria untuk akses publik, meliputi faktor sebagai berikut: • Pencapaian o Kemudahan pencapaian oleh kendaraan pribadi dan angkutan umum dan tersedia jalur bagi pejalan kaki. • Parkir o Tersedia parkir untuk pengunjung dan sevis. o Dapat memanfaatkan lahan parkir umum apabila jumlah pengunjung melebihi kapasitas. o Mudahnya enterance, jalan keluar bagi kendaraan. • Kemudahan dilihat visibility Universitas Sumatera Utara 56 o Sebaiknya tapak berada dekat simpang sudut jalan utama daripada di tengah – tengah blok bangunan, agar dapat menjadi issue untuk menarik donor dan dana masyarakat. o Dapat menimbulkan image, memberi image, memberi impresi besar agung misalnya dengan bukaan, ataupun image kormersial. • Sinergi dengan Institusi lain o Berdekatan dengan intitusi penunjang ataupun bangunan yang berkaitan untuk mendukung museum. o Umumnya museum menghidupi mengelola sendiri dengan menyediakan sarana penjualan makanan dan servis lainnya yang berhubungan. • Ketentuan Khusus o Tersedia parkir khusus untuk penyandang cacat, yaitu dekat dengan pintu utama. o Jalan ke bangunan dengan memakai ramp. o Penataan titik penurunan antara tapak dengan jalan. Universitas Sumatera Utara 57 Gambar 2.41. : Museum Buddhis Indonesia II.5. Studi Banding Fungsi Sejenis II.5.1. Museum Buddhist Indonesia