Riwayat Hidup Buddha Gautama

38 Gambar 2.16 : Kelahiran Pangeran

A. Riwayat Hidup Buddha Gautama

Ayah dari Pangeran Sidharta Gautama adalah Sri Baginda Raja Suddhodana dari Suku Sakya dan ibunya adalah Sri Ratu Dewi Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir pada tahun 623 SM Sebelum Masehi di Taman Lumbini. Ibunda Ratu Dewi Mahamaya meninggal dunia setelah tujuh hari melahirkan Sang Pangeran. Sejak itu Pangeran Sidharta dirawat oleh bibinya Mahapajapati yang kemudian menjadi ibu tirinya dan istri Raja Suddhodana. Untuk merayakan kelahiran Sang Pangeran, Raja Suddhodana mengundang lima pertapa suci. Salah satu dari pertapa, Asita Kaladewala meramalkan kelak Sang Pangeran akan menjadi Raja yang termansyur atau menjadi seorang yang tercerahkan Buddha. Mendengar ramalan itu, Raja Suddhodana menjadi cemas. Pertapa Asita menjelaskan kepada Raja Suddhodana bahwa Pangeran Sidharta akan melepas kehidupan keduniawaian jika melihat empat peristiwa duniawi. Empat macam peristiwa itu antara lain : orang tua, orang sakit, orang mati dan pertapa. Sejak kecil Pangeran Siddharta tumbuh dalam istana yang megah dan dilayani olehh adayang – dayang yang muda dan cantik. Ketika usianya 16 tahun Pangeran menikah dengan Putri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan sanyembar. Selain itu, Pangeran juga dihadiakan tiga istana dengan tiga musim serta kemewahan yang melimpah. Dibalik semua kemewahan yang didapatnya, Pangeran merasa bosan dan ingin melihat ke luar istana. Pangeran Sidharta memohon kepada Raja Suddhodana agar mengijinkan Pangeran untuk jalan – jalan ke luar istana, dengan beat hati Raja Suddhodana mengijinkan pangeran untuk meninggalkan istana. Dalam perjalanannya ke luar istana, ramalan dari pertapa Asita menjadi kenyataan, peristiwa yang pertama dilihat adalah orang tua, kemudian orang sakit dan orang mati. Melihat ketiga peristwa tersebut Sang Pangeran menjadi Universitas Sumatera Utara 39 Gambar 2.17 : Pangeran Sidharta mencapai kesempurnaan Gambar 2.18 : Pemutaran Roda Dharma murung dan merenungkan hal tersebut di taman istana. Di taman istana inilah, Pangeran melihat peristiwa terakhir yaitu seorang pertama yang telah melepas kehidupan keduniawian. Pada usia 29 tahun, putra Pangeran Sidharta lahir dan diberi nama Rahula artinya belenggu. Setelah kelahiran putranya, Pangeran Sidharta bertekad untuk meninggalkan kehidupan keduniawian untuk mencari kebijaksanaan dan melepaskan umat manusia dari segala bentuk penderitaan. Setelah meninggalkan keluarga dan segala kemewahan duniawi, Beliau meditasi di bawah pohon Bodhi di hutan Ghaya dengan menghadap kea rah timur. Selama pertapaan, Pertapa Sidharta berjuang untuk melawan nafsu duniawi dan gangguan Mara. Setelah berhasil melewatinya, Pertapa Gautama melewati beberapa tahapan kebijaksanaan, yaitu kebijaksanaan untuk mengetahui kelahiran – kelahiran terdahulu, kebijaksaan untuk melihat kematian dan lahir kembalinya semua makhluk sesuai dengan karma mereka, dan kebijaksanaan menyingkirkan semua Asava atau kekotoran batin. Dengan pencapaian ini beliau telah mengerti arti kehidupan dan penderitaan serta cara mengatasinya. Pertapan-Nya memakan waktu enam tahun, di usia yang ke 35 Pertapa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna Nibbana dan menjadi Buddha Budh artinya ia yang telah sadar. Sang Buddha mengajarkan Dharma pertamanya kepada lima orang pertapa yaitu: Kondanna, Bodhiya, Vappa, Mahanama, dan Assaji. Khotbah pertama Sang Buddha kepada kelima orang pertapa dikenal sebagai Khotbah Pemutaran Roda Dharma Dhamma Cakka Pavattana Sutta. Universitas Sumatera Utara 40 Gambar 2.19 : Sang Buddha Maha Parinibbana Gambar 2.20 : Penyebaran Agama Buddha Semasa Pemerintahan Maharaja Asoka 260-218 Selama 45 tahun Sangg Buddha mengajarkan ajaran-Nya kepada umat manusia dan para dewa. Pada usia yang ke- 80 Sang Buddha Maha Parrinibbana meninggal dunia di Kusinara di bawah pohon sala Kembar.

B. Perkembangan Agama Buddha