Parameter dan Standart Mutu Lateks kompon

4. Dekantasi listrik Pemekatan lateks dengan cara ini disebabkan karena pengaruh medan listrik yang diberikan di antara elektroda yang dimasukkan di dalam lateks. Oleh karena butir karet bermuatan negative, maka akan ditarik elektroda positif. Dapat dikatanan, bahwa cara dekantasi ini serupa dengan pendadihan tanpa oenambahan bahan pendadih. Lateks Pekat yang mengandung zat padat sejumlah ± 62 – 63. Lateks pekat dekantasi listrik mempunyai kemantapan mekanis yang lebih besar daripada lateks pekat pusingan. Dari keempat cara tersebut diatas, yang paling banyak digunakan dalam industri adalah cara pemusingan centrifuge, karena kapasitas produksinya tinggi, viskositas lateks rendah tidak kenal dan hasil lateksnya murni tidak tercampur endapan dan kotoran. Mutu lateks pusingan ini ditentukan bedasarkan pengujian yang ditetapkn oleh ASTM D1976 – 1980 dan ISO 2004.

2.4 Parameter dan Standart Mutu

Beberapa defenisi dari parameter mutu lateks pekat yaitu: A. Kadar karet kering Dry Rubber Content Kadar karet kering adalah menunjukan banyaknya kadar karet kering yang terdapat dalam lateks yang digumpalkan dengan asam, digiling dan kemudian dikeringkan pada suhu 70 o C selama 16 jam atau pada suhu 100 o C selama 2 jam. Universitas Sumatera Utara B. Jumlah padatan total Total Solid Content Jumlah padatan total adalah menunjukan banyaknya zat padat yang terdapat di dalam lateks yang tidak dapat menguap bila dikeringkan pada suhu 70 o C selama 16 jam atau pada suhu 100 o C selama 2 jam. C. Kadar Amoniak NH 3 Kadar amoniak adalah jumlah amoniak yang terdapat di dalam lateks pekat bv. D. Uji waktu kemantapan mekanis Mechanical Stability Time Waktu kemantapan mekanis adalah waktu detik yang dibutuhkan untuk memulai menunjukkan flokulasi bila dipusingkan dengan kecepatan 14000rpm. E. KOH number KOH number adalah untuk mengetahui gram KOH yang ekivalen dengan asam radikal yang bergabung dengan asam amoniak. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Skema Standar Mutu Lateks Menurut ISO 2004 Setyamidjaja.S, 1993 Bahan Terkandung Lateks pusingan Lateks dadih HA LA XA HA LA 1. Total solid content, min 2. Dry rubber content, min 3. Non-rubber content, maks 4. Ammonia, of water content 5. Mechanical stability 6. Coagulant content, maks 7. Cooper, ppm max 8. Manganese, ppm max 9. Sladge content, max 10. Volatille fatty acid VFA number max 11. KOH number max 61.5 60 2.0 1.6 650 0.08 8 8 0.1 2.0 1.0 61.5 60 2.0 0.8 650 0.08 8 8 0.1 2.0 1.0 61.5 60 2.0 0.8 650 0.08 8 8 0.1 2.0 1.0 66.0 64 2.0 1.6 650 0.08 8 8 0.1 2.0 1.0 66.0 64 2.0 1.0 650 0.08 8 8 0.1 2.0 1.0 12. Color 13. Odor Tidak menunjuk kebiru-biruan Tidak barbau besi Keterangan : HA adalah pekat jenis ‘high ammonia’ LA adalah pekat jenis ‘Low ammonia’

2.5 Lateks kompon

Lateks pekat yang diperoleh dengan cara pemusingan atau pendadihan digunakan untuk pembuatan barang jadi karet dari lateks dengan cara pembuatan lateks kompon yaitu persenyawaan atau pencampuran latek pekat dengan bahan – bahan kimia. Bahan – bahan kimia yang digunakan pada proses pembuatan benang karet dapat dogolongkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Bahan Vulkanisas Untuk proses vulkanisasi diperlukan bahan pemvulkanisasi vulkanisator, yang disebut juga sebagai bahan pemasak karena tanpa bahan tersebut lateks kompon yang tidak akan matang. Bahan pemvulkanisasi yang banyak digunakan adalah belerang sulfur. Telerium dan selenium dapat juga digunakan sebagai pemvulkanisasi tetapi harganya yang terlalu mahal, telerium dan selenium ini jarang digunakan. 2. Bahan Pencepat Accelerator Proses vulkanisasi dengan belerang sangat lambat. Guna mempercepat vulkanisasi diperlukan satu atau lebih bahan pencepat. Bahan pencepat yang biasa digunakan adalah ZDBC Zinc Dibuthyl Dithyo Carbamat. 3. Bahan penggiat Aktivator Bahan ini digunakan untuk menggiatkan kerja dari bahan pencepat accelerator. Pada umunya bahan pencepat organik tidak dapat berfungsi secara efisien tanpa bahan penggiat. Bahan penggiat yang umum diguakan adalah zinc oxide ZnO. 4. Bahan pengisi Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet. Pertama bahan pengisi yang aktif. Kedua, bahan pengisi yang menguatkan. Yang pertama hanya menambah kekerasan dan kekuatan pada bahan jadi yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Biasanya bahan pengisi yang tidak aktif lebih banyak diguakan untuk menekan harga karena bahan ini berharga lebih murah contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat. Bahan pengisi aktif atau Universitas Sumatera Utara penguat, contohnya carbon hitam, silica, aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan ketahan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus pada barang yang dihasilkan. Kadang – kadang bahan pengisi aktif dan tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatif penghematan biaya. Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan benang karet adalah titanium dioksida TiO 2 yang berbentuk tepung dan bewarna putih bersih. 5. Bahan Pemantap Stabilizier Pottasium hidroksida KOH adalah bahan yang digunakan sebagai bahan pemantap. Bahan pemantap ditambahkan agar lateks terlindung dari tegangan terhadap beberapa campuran dan berfungsi sebagai bahan pendispersi. 6. Antioksidan Bahan yang igunakan sebagai antioksidan adalah sunproof dan wingstay L. Fungsi bahan ini adalah untuk melindungi benang karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di dalam udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap pengaruh ion – ion tembaga, besi dan mangan. Selain itu juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi, retak – retak dan lentur. Emulsi adalah sistem disperse koloid zat cair dalam zat cair. Dispersi adalah cara pembuatan larutan koloid dari fase yang disperse yang lebih kasar menjadi ukuran partikel koloid dengan penghalusan. Adapun pembuatan lateks kompon dapat dilakukan dengan dua tahapan, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Pembuatan disperse dan emulsi Untuk membuat disperse diperlukan suatu alat gilingan peluru ball mill sedangkan untuk membuat emulsi diperlukan alat pengaduk stirrer. Dalam pembuatan disperse dan emulsi diperlukan bahan penolong lainnya misalnya : Bahan pendispersi dispersing agent atau bahan pengemulsi emulsifying agent, bahan pemantap, air, dan sebagainya tergantung jenis bahan kimianya. Bahan yang dibuat disperse dicampur dengan bahan disperse dan air, lalu dimasukkan dalam gilingan peluru, kemudian diputar dengan alat pemutar gilingan peluru. Kecepatan putar sekitar 35 – 37 rpm dijalankan selama 24 jam tergantung dari jenis bahan kimia yang akan dibuat disperse. Untuk membuat emulsi maka bahan pengemulsi dimasukkan kedalam tabung, kemudian diaduk dengan alat pengaduk selama beberapa waktu sampai diperoleh emulsi bagus. b. Pembuatan lateks kompon Lateks pekat dicampur dengan bahan kimia yang telah dibuat dalam bentuk disperse atau emulsi dengan susunan kompon tertentu sesuai dengan tujuan barang jadi karet yang akan dibuat. Disperse – disperse dan emulsi – emulsi ini ditambahkan dalam jumlah seprti yang telah ditentukan dalam formulasi dan disesuaikan dengan keperluan. Campuran diaduk perlahan – lahan dan jangan sampai terjadi pengotoran. Lateks kompon sebelum dicetak untuk membuat barang jadi karet adalah dalam keadaan cair. Lateks kompon yang telah siap diolah dilakukan dengan 5 lima proses pembuatan barang jadi karet, yaitu Universitas Sumatera Utara 1. Proses celup Mencelup dalam bentuk yang paling sderhana dengan jalan mencelup sesuatu barang acuan dalam campuran lateks dan kemudian mengeluarkannya lagi. Lapisan lateks yang menempel pada permukaan dari acuan lantas dikeringkan dan kemudian di vulkanisir. 2. Proses flow casting Ini adalah proses pembuatan benang dengan jalan menuang pada masa satu acuan yang hampa diisikan dengan satu campuran lateks yang menempel pada dinding acuan. Apabila lapisan lateks telah memperoleh kekuatan yang cukup, acuannya lantas dibuka dan barang keluar dikeringkan dan divulkanisir. 3. Proses karet busa Proses pembuatan barang karet yang terdiri dari beribu – ribu gelembung udara atau sel – sel. Pada tiap – tiap sel ada selaput kulit tipis dan sel – sel ini satu sama lain berhubungan. 4. Proses semprot Prinsip dengan cara ini bedasarkan penyemprotan satu campuran lateks melalui lubang kecil melalui satu penangan pembekuan, dimana talinya membeku, dan selanjutnya tali ini divulkanisir. Universitas Sumatera Utara 5. Meresapi lateks Proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada proses semprot yang membubuhi karet pada benang.

2.6 SIR Standard Indonesian Rubber