Tujuan Manfaat Bahan Baku Benang Karet

dilakukan suatu pengukuran yang disebut dengan swelling dan setelah melalui tahap ini , masuk kedalam tahap estruksi dan setelah itu diperiksa ditahap di unit fisika sebagai hasil produksi. Salah satu hal yang sangat penting diperhatikan dalam memperhatikan sifat – sifat fisik adalah tegangan tarik 300, sebab dengan adanya perubahan – perubahan yang terjadi pada ukuran masaknya, kompon dapat mempengaruhi tegangan tarik 300. Apabila ukuran masak kompon terlalu tinggi, maupun terlalu rendah mutu benang karet yang dihasilkan juga tidak baik, terutama pada tegangan tarik 300. Yang menjadi permasalahan dalam pembahasan ini adalah : 1. Bagaimana hubungan indeks swelling terhadap tegangan tarik 300 pada benang karet count 37 NS 40 ? 2. Bagaimana indeks swelling yang sesuai agar didapat tegangan tarik 300 pada benang keret count 37 NS 40 ?

1.3 Tujuan

1. Utuk mengetahui pengaruh indeks swelling terhadap tegaangan tarik 300 pada benang karet count 37 NS 40 yang memenuhi standar. 2. Untuk mengetahui indeks swelling yang sesuai dengan tegangan tarik 300 pada benang karet 37 NS 40 yang memenuhi standar. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat

1. Untuk memberikan pengetahuan kepada penulis bagaimana hubungan antara indeks swelling dan tegangan tarik 300 pada benang karet count 37 NS 40. 2. Untuk memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai beberapa indeks swelling yang sesuai dengan tegangan tarik 300 yang memenuhi standar pada benang karet count 37 NS 40. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karet

Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Teknologi karet sendiri semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari industri ini. Ada dua jenis karet yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam natural rubber merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Rumus empiris karet alam adalah C 10 H 16 , dan ia adalah polimer tinggi yang lurus dari meta buta-1,3-diena isoprena. CH 3 CH 2 -C=CH-CH 2 n Untuk mengubah sifat fisik dari karet dilakukan proses vulkanisasi. Vulkanisasi adalah proses pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul yang berdiri sendiri, meningkatkan elastisitas dan menurunkan plastisitas. Suhu adalah Universitas Sumatera Utara faktor yang cukup penting dalam proses vulkanisasi, namun tanpa adanya panas pun karet tetap dapat divulkanisasi. Vulkanisasi karet alam sangat bagus dalam hal berikut : • Kepegasan pantul • Tegangan putus • Ketahan sobek dan putus • Fleksibilitas suhu rendah • Daya lengket ke fabric atau logam

2.1.1 Sifat Kimia Karet

Hasil utama tanaman karet Hevea Brasiliensis adalah karet. Apabila hevea segar dicentrifuge pada kecepatan 32000 putaran per meneit rpm selama 1 jam akan terbentuk 4 fraksi yaitu: • Fraksi karet • Fraksi frey wessling • Fraksi serum • Fraksi bawah 1. Fraksi karet terdiri dari partikel-pertikel karet yang terbentuk bulat dengan diameter 0,05 – 3 mikron. Partikel karet diselubungi oleh lapisan pelindung yang terdiri dari protein dan lipida dan berfungsi sebagai pemantap. 2. Fraksi frey wessling yang terdiri dari pertikel – partikel frey wessling yang dikemukakan oleh Frey Wessling. Fraksi ini bewarna kuning karena mengandung karotenida. Universitas Sumatera Utara 3. Fraksi serum, juga disebut fraksi C centrifuge cerum mengandung sebahagian komponen bukan karet yaitu air, protein, karbohidrat, dan ion – ion logam. 4. Fraksi bawah, terdiri dari partikel – partikel lutoid yang bersifat gelatin mengandung senyawa nitrogen dan ion – ion kalsium serta magnesium. M.Opusungguh, 1987

2.1.2 Sifat Fisika Karet

Sifat fisika karet mentah dapat dihubungkan dengan dua komponen yaitu viskositas dan elastisitas yang bekerja secara serentak. Viskositas diperlukan untuk mengukur ketahanan terhadap aliran deformasi. Terjadinya aliran pada karet yang disebabkan oleh adanya tekanan gaya disebabkan oleh dua hal, yaitu: 1. Terlepasnya ikatan di dalam atau antara rantai pliisoprene seperti terlepasnya benang-benang yag telah dirajut. Hal ini terjadi pada stress yang rendahkecil 2. Terlepasnya seluruh ikatan rantai poliisoprene dan satu monomer dengan monomer yang lain saling tindih akan membentuk lingkungan yang Kristal. Dengan demikian komponen viskositas adalah irreversible dan dihitung sebagai aliran dingin cold flow dari karet mentah, seedangkan elastisitas mengukur energy yang segera dikembalikan oleh karet setelah diberikan input energy kepadanya. Elastisitas menunjukan jarak diantara ujung-ujung rantai poliisoprene. Komponen Elastisitas adalah reversible dan dihitung sebagai pantaulan karet. Universitas Sumatera Utara

2.2. Bahan Baku Benang Karet

Lateks adalah sejenis bahan yang digunakan untuk menghasilkan berbagai produk seperti ban kendaraan, selang karet, benang karet dan sebagainya. Sebelum lateks digunakan untuk membuat benang karet maka karet lateks terlebih dahulu dipekatkan dan disebut dengan lateks pekat. Karet alam mengandung 100 cis-1,4-poliisoprena, yang terdiri dari rantai polimer lurus dan panjang dengan gugus isoprenik yang berulang, seperti yang diilustrasikan pada tabel berikut. Tabel 2.1 Komposisi Karet Alam Surya.I, 2006 No Komponen Komponen dalam lateks segar Komponen dalam lateks kering 1 Karet hidrokarbon 36 92 – 94 2 Protein 1,4 2,5 – 3,5 3 Karbohidtrat 1,6 4 Lipida 1,6 2,5 – 3,2 5 Perseyawaan organik lain 0,4 6 Persenyawaan anorganik 0,5 0,1 – 0,5 7 Air 58,5 0,3 – 1,0 Pada saat penyimpanan, kekerasan karet alam bertambah. Penambahan kekerasan ini diindikasikan oleh nilai viskositas Mooney nya. Viskositas Mooney merupakan suatu pengujian terhadap viskositas dari karet. Semakin tinggi nilai viskositas Mooney maka semakin tahan karet terhadap regangan strain.Pengerasan pada saat penyimpanan disebabkan reaksi sambung silang dari sejumlah kecil gugus aldehid yang terdapat dalam molekul karet. Efek pengerasan ini dapat dicegah dengan Universitas Sumatera Utara mengolah lateks dengan garam hidroksilamina. Garam hidroksilamina akan bereaksi dengan gugus aldehid membentuk oksim tak aktif. Tujuan dari pemekatan lateks adalah : 1. Untuk memperoleh kadar kret kering sekurangnya 60 2. Untuk mengurangi kenaikan biaya produksi 3. Untuk mengetahui jumlah air ditambahkan pada pengenceran lateks sampai kadar yang dikehendaki

2.3 Pengolahan lateks pekat