selanjutnya hasil ADF harus dibandingkan dengan nilai kritis yang dikembangkan MacKinnon.
4.5.2. Kestasioneran Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, data time series deret waktu memerlukan pengujian terlebih dahulu terhadap kestasionerannya.
Apabila pada data time series langsung dilakukan analisis akan menghasilkan hasil yang spurious karena dalam variabel tersebut sering kali mengandung unit root. Oleh
karena itu sebelum masuk pada tahapan analisis VAR maka terlebih dahulu dilakukan uji Augmented Dickey Fuller ADF, dimana dalam pengujian ini terlihat ada atau
tidaknya unit root dalam variabel. Kriteria uji dalam ADF ini membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritikal dalam tabel Dickey Fuller. Apabila nilai ADF
statistik lebih kecil dari nilai McKinnon Critical Value maka data bersifat stasioner. Tetapi apabila nilai ADF statistik lebih besar dari nilai McKinnon Critical Value
maka data bersifat non stasioner. Hasil pengujian stasioneritas data untuk semua variabel amatan yang
diperoleh dari Lampiran 8 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Uji Akar Unit First Difference
Nilai Kritis McKinnon Variabel Nilai
ADF 1 5 10
DHTBS -10.96824 -3.486551
-2.886074 -2.579931
DHMG -12.32956 -3.486551
-2.886074 -2.579931
DHMK -10.90750 -3.486551
-2.886074 -2.579931
DER -11.68624 -3.486551
-2.886074 -2.579931
Sumber : Data Eviews, Diolah Berdasarkan hasil uji akar unit tingkat derajat tingkat terintegrasi satu I1
atau first difference semua data bersifat stasioner, hal tersebut dikarenakan nilai ADF- nya lebih kecil dari nilai kritis McKinnon. Penggunaan data perbedaan pertama first
difference, menurut Sims dalam Enders 2004 tidak direkomendasikan sebab akan
menghilangkan informasi jangka panjang. Oleh karena itu untuk menganalisis informasi jangka panjang akan digunakan data level.
4.5.3. The Granger Causality Test
Sebagaimana dikemukakan diatas, The Granger causality Test menguji apakah suatu variabel bebas Independent Variable meningkatkan kinerja
forecasting dan variabel tidak bebas dependent variable. Sebelum sampai ke tahap ini terlebih dahulu kita akan amati hasil perhitungan regresi dengan lag 4.
Sebagaimana terlihat dari Tabel hasil perhitungan regresi dengan lag 4, kita bisa simpulkan bahwa dengan mengamati t-statistik dari masing-masing koefisien,
hubungan timbal balik antara variabel Nilai Tukar, Harga Minyak Goreng, Harga TBS dan Harga Minyak Kelapa secara statistik tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Masing-masing variabel di masa lampau berpengaruh signifikan hanya terhadap dirinya sendiri, dan variabel lain. Misalnya variabel ER -1 berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel ER. Demikian pula variabel HMG -1 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel HMG dan variabel HTBS -1
berpengaruh secara signifikan terhadap HTBS. Dengan demikian hubungan timbal balik antara variabel Harga TBS, Harga Minyak Kelapa, Harga Minyak Goreng, dan
Nilai Tukar semakin jelas. Kesimpulan tersebut didukung oleh hasil The Granger Causality Test, yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.6. Uji Kausalitas Granger Null Hypothesis:
Obs F-Statistic
Probability LOGHMG does not Granger Cause LOGER
119 0.16882
0.68192
LOGER does not Granger Cause LOGHMG 0.05589
0.81352
LOGHMK does not Granger Cause LOGER 119
1.93142 0.16727
LOGER does not Granger Cause LOGHMK 3.23581
0.07464
LOGHTBS does not Granger Cause LOGER 119
0.31136 0.57792
LOGER does not Granger Cause LOGHTBS 0.00096
0.97540
LOGHMK does not Granger Cause LOGHMG
119 0.00485
0.94460
LOGHMG does not Granger Cause LOGHMK 0.13794
0.71102
LOGHTBS does not Granger Cause LOGHMG
119 0.00175
0.96674
LOGHMG does not Granger Cause LOGHTBS 16.2657
9.9E-05
LOGHTBS does not Granger Cause LOGHMK
119 1.80253
0.18203
LOGHMK does not Granger Cause LOGHTBS 3.31047
0.07142
Sumber : Data Diolah Dengan Eviews 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Uji Granger Causality menunjukkan bahwa Nilai Tukar Rupiah menunjukkan hubungan kausalitas yang searah dengan Harga Minyak Goreng, Nilai
Tukar Rupiah menunjukkan hubungan kausalitas yang searah dengan Harga Minyak Kelapa, Nilai Tukar Rupiah menunjukkan hubungan kausalitas yang searah dengan
Harga TBS, diikuti dengan Harga Minyak Goreng memiliki hubungan kausalitas yang searah dengan Harga Minyak Kelapa, Harga Minyak Goreng memiliki
hubungan kausalitas yang searah dengan Harga Tandan Buah Segar dan Harga Minyak Kelapa memiliki hubungan kausalitas yang searah dengan Harga TBS.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel HTBS, HMK, HMG, dan Nilai Tukar dimasukkan dalam komponen variabel untuk memprediksi Harga TBS,
hasilnya secara statistik signifikan. Dengan demikian, hipotesa adanya hubungan saling mempengaruhi antara empat variabel yang diamati yaitu variabel HTBS,
HMK, HMG dan Nilai Tukar telah terbukti. Hal ini bisa terjadi disebabkan karena pengaruh dari nilai tukar US terhadap Rupiah yang juga turut mempengaruhi
Harga TBS.
4.5.4. Uji Kointegrasi Johansen