c. Objek yang merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
d. Objek yang digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat, berdasarkan perlakuan
timbal balik. e.
Objek yang digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan. 4. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan Pasal 6 ayat 1 Undang- undang Nomor 12 Tahun 1986 untuk dapat menghitung besarnya Pajak Bumi dan
Bangunan yang terutang atas suatu objek pajak berupa tanah bumi dan atau bangunan harus diketahui terlebih dahulu beberapa faktor sebagai berikut :
4.1. Nilai Jual Objek Pajak NJOP
Yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP dan yang dimaksud dengan Nilai Jual Objek Pajak adalah Harga rata-rata yng diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli. Nilai Jual Beli Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek
lain yang sejenis, atau perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti. Di lain pihak yang dimaksud dengan Nilai Jual Objek Pajak pengganti adalah
suatu pendekatan atau metode penentuan nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut. Selanjutnya perlu penulis kemukakan juga
disini bahwa :
Universitas Sumatera Utara
a. Pada dasarnya penetapan Nilai Jual Objek Pajak adalah 3 tahun sekali namun
demikian untuk daerah tertentu misalnya daerah pertokoan, perkantoran yang karena perkembangan pembangunan mengakibatkan kenaikan Nilai Jual Objek
Pajak cukup besar, maka penetapan nilai jual ditetapkan setahun sekali dalam menetapkan Nilai Jual Objek Pajak, Menteri Keuangan mendengar pertimbangan
Gubernur serta memperhatikan azas self-assessment. b.
Untuk memudahkan pelaksanaan perhitungan pajak terhutang atas suatu objek pajak disusun atau diadakan pengelompokan objek pajak berdasarkan Nilai Jual dan
Pengelompokan ini biasa disebut klasifikasi tanah bumi dan bangunan. Klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Objek Pajak dituangkan dalam Surat Keputusan
Menteri Keuangan No.523KMK.0411998 Tanggal 18 Desember 1998.
4.2. Nilai Jual Kena Pajak NJKP
Yang dimaksud dengan Nilai Jual Kena Pajak assessment value adalah Nilai Jual yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan pajak, yaitu suatu persentase tertentu
dari nilai jual yang besarnya ditetapkan serendah-rendahnya 20 dua puluh persen
dan setinggi-tingginya 100 seratus persen .
Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, dan tidak ditentukan jangka waktu masa berlakunya, tergantung kepada kondisi ekonomi
nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1998 Tanggal 30 September 1998 dimana ditentukan besarnya Nilai Jual Kena Pajak sebagai dasar perhitungan pajak yang
Universitas Sumatera Utara
terutang sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 ayat 3 Undang-undang Nomor 12
Tahun1994, adalah :
a. Sebesar 40 empat puluh persen untuk :
1 Objek Pajak Perumahan, yang Wajib Pajaknya perseorangan dengan Nilai Jual
Objek Pajak atas Bumi dan Bangunan sama atau lebih besar dari Rp.1.000.000.000-, satu milyar rupiah .
2 Objek Pajak Perkebunan, yang luas lahannya sama atau lebih besar dari 25 Ha
dua puluh lima hektar yang dimiliki, dikuasai atau dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Swasta, maupun berdasarkan kerjasama operasional
antara pemerintah dan swasta. 3
Objek Pajak Kehutanan, termasuk areal blok tebangan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Pemegang hak Pengusahaan Hutan, Pemegang Hak
Pemungutan Hasil Hutan dan Pemegang Izin Pemanfaatan Kayu. b.
Sebesar 20 dua puluh persen untuk objek pajak lainnya. Untuk objek pajaknya apabila NJOP kurang dari Rp. 1.000.000.000 satu milyar
rupiah.
4.3. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP