Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP Tarif Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah tarif tunggal yaitu sebesar Surat Ketetapan Pajak SKP

terutang sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 ayat 3 Undang-undang Nomor 12 Tahun1994, adalah : a. Sebesar 40 empat puluh persen untuk : 1 Objek Pajak Perumahan, yang Wajib Pajaknya perseorangan dengan Nilai Jual Objek Pajak atas Bumi dan Bangunan sama atau lebih besar dari Rp.1.000.000.000-, satu milyar rupiah . 2 Objek Pajak Perkebunan, yang luas lahannya sama atau lebih besar dari 25 Ha dua puluh lima hektar yang dimiliki, dikuasai atau dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Swasta, maupun berdasarkan kerjasama operasional antara pemerintah dan swasta. 3 Objek Pajak Kehutanan, termasuk areal blok tebangan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Pemegang hak Pengusahaan Hutan, Pemegang Hak Pemungutan Hasil Hutan dan Pemegang Izin Pemanfaatan Kayu. b. Sebesar 20 dua puluh persen untuk objek pajak lainnya. Untuk objek pajaknya apabila NJOP kurang dari Rp. 1.000.000.000 satu milyar rupiah.

4.3. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak adalah Batas Nilai jual Untuk Objek Pajak yang tidak kena pajak dan bertujuan untuk lebih memberikan keadilan dalam pengenaan pajak. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan untuk masing- masing KabupatenKota dengan tarif setinggi-tingginya Rp.12.000.000 Dua Belas Universitas Sumatera Utara Juta Rupiah untuk setiap wajib pajak dan serendah-rendahnya Rp. 8.000.000,- Delapan Juta Rupiah .

4.4. Tarif Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah tarif tunggal yaitu sebesar

0,5 Lima Persepuluh Persen . Dengan Tarif Tunggal ini : a. Ingin diwujudkan kesederhanaan, kemudahan pelaksanaan dan pengawasan, baik bagi wajib pajak maupun bagi aparat pelaksana. b. Berarti akan menghasilkan jumlah ketetapan pajak yang sifatnya proposional atau sepadan dan atau sebanding. Sebenarnya tarif yang sebesar 0,5 itu efektifnya adalah : a. 0,5 X 40 = 0,2 dua seper duapuluh persen . b. 0,5 X 20 = 0,1 satu per sepuluh persen .

4.5. Rumus dan Formula Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan

Sesuai Ketentuan yang berlaku Pasal 7 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 Pajak Bumi dan Bangunan bahwa besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak kepada Nilai Jual Kena Pajak, sehingga rumus menghitungnya sebagai berikut : Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif pajak x NJKP = 0,5 X persentase NJKP X NJOP – NJOPTKP Universitas Sumatera Utara Formula menghitung besarnya Pajak terutang seperti dibawah ini : 1 NJOP tanah = luas x nilai jualm² = Rp xxx 2 NJOP bangunan = luas x nilai jualm² = Rp xxx 3 NJOP sebagai dasar pengenaan = Rp xxx + 4 NJOPTKP = Rp xxx 5 NJOP untuk perhitungan pajak = Rp xxx _ 6 Besarnya PBB terutang 0.5 x 20 atau 40 x Rp =Rp………

5. Tahun Pajak

Menurut pasal 8 ayat 1 Nomor 12 Tahun 1985 bahwa tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwin. Jangka waktu satu tahun takwin adalah dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Saat yang menentukan pajak terhutang adalah keadaan Objek Pajak pada tanggal 1 Januari. Perubahan Objek Pajak setelah tanggal 1 Januari, baik penambahan atau pengurangan tidak akan mempengaruhi besarnya pajak yang terhutang untuk tahun yang bersangkutan. 6. Dasar Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan 6.1. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT SPPT adalah surat yang digunakan oleh Dirjen Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terutang kepada Wajib Pajak dalam 1 satu tahun pajak. SPPT diterbitkan dengan ketentuan : a. SPOP dikembalikan oleh wajib pajak sesuai waktu yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara b. Berdasarkan data objek pajak yang telah ada di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan pajak terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambatnya 6 bulan sejak saat diterimanya SPPT oleh Wajib Pajak. Pajak terutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar dikenakan denda administrasi 2 setiap bulan yang tidak dibayar tersebut, bagian dari bulan dihitung satu bulan.

6.2. Surat Ketetapan Pajak SKP

SKP adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan yang memberitahukan besarnya pajak yang terutang termasuk denda administrasi kepada Wajib Pajak. SKP dikeluarkan dalam hal sebagai berikut : a. Jika SPOP tidak dikembalikan sesudah melewati 30 hari setelah ditegur secara tertulis ternyata tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam surat teguran, jumlah pajak terutang dalam SKP adalah pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 25 dari pokok pajak. b. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh Wajib Pajak, jumlah pajak terutang dalam SKP adalah selisih pajak terutang berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain dengan pajak terutang yang dihitung berdasarkan SPOP ditambah denda administrasi sebesar 25 dari selisih pajak terutang. Universitas Sumatera Utara

6.3. Surat Tagihan Pajak STP