6.3. Surat Tagihan Pajak STP
STP adalah Surat Keputusan Kepla Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan untuk menagih pajak terutang atau kurang bayar ditambah denda
administrasinya. Besarnya pajak terutang yang ditagih adalah pokok pajak ditambah denda
administrasi sebesar 2 perbulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan.
STP dikeluarkan apabila : a.
Wajib Pajak tidak melunasi pajak yang terutang sedangkan saat jatuh tempo pembayaran SPPTSKP telah lewat.
b. Wajib Pajak melunasi pajak yang terutang setelah lewat saat jatuh tempo
pembayaran SPPTSKP tetapi denda administrasinya tidak dilunasi. Setelah diterimanya STP oleh wajib pajak, maka SPPT atau SKP yang
merupakan dasar penerbitan STP tersebut, tidak lagi di anggap sebagai dasar perhitungan PBB.
7. Pembayaran Pajak
Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan dapat dilakukan pada : a.
Seluruh cabang Bank Pemerintah, kecuali Bank Pembangunan Indonesia BAPINDO dan Bank Tabungan Negara BTN.
b. Kantor Pos dan Giro.
c. Dan tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan atau Melalui Petugas
Pemungut yaitu BTN dan BRI.
Universitas Sumatera Utara
8. Pembagian Hasil Pajak Bumi dan Bangunan
Pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82 KMK.04 2000 Pasal 1
satu, yaitu : 1.
Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan Negara dan disetor sepenuhnya ke rekening kas Negara.
2. 10 dari hasil penerimaan sebagaimana dalam ayat 1 merupakan bagian
penerimaan untuk Pemerintah Pusat. 3.
90 dari hasil penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan bagian penerimaan untuk Daerah yang dibagikan sebagai berikut :
a. 16,2 untuk daerah Propinsi yang bersangkutan. b. 64,8 untuk Daerah Kabupaten Kota yang bersangkutan.
c. 9 untuk biaya pemungutan yang dibagikan kepada Dirjen Pajak dan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Pelaksanaan Penyuluhan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Pelayanan mengandung pengertian pemberian fasilitas berupa informasi, motifasi dan sarana dengan tujuan agar pihak yang dilayani merasa aman, nyaman, puas
dan dihargai. Pelayanan yang prima akan menciptakan suatu kondisi psikologis bagi yang dilayani untuk menikmati pelayanan yang diberikan kepadanya dan senatiasa
terkenang dengan hal-hal positif yang diperoleh. Didalam pengertian praktis, penyuluhan pada hakikatnya merupakan bagian dari
pelayanan. Sejalan dengan pengertian tersebut, idealnya kedudukan Kantor Penyuluhan Pajak yang satu kota dengan Kantor Pelayanan Pajak, berada dalam satu atap dengan
Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan sehingga keberadaanya dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya khususnya dalam pemberian informasi-informasi
perpajakan kepada masyarakat yang meminta informasi ke Kantor Pelayanan Pajak. Agar penyuluhan perpajakan yang dilakukan mencapai sasaran yang
diharapkan, maka pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilaksanakan berdasarkan standar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Kegiatan penyuluhan selalu terkait dengan masyarakat yang disuluh. Mayarakat inilah yang juga menentukan berhasil tidaknya penyuluhan yang dilakukan. Untuk
Universitas Sumatera Utara
itulah diperlukan pemahaman tentang bagaimana sruktur masyarakat yang menjadi objek dalam penyuluhan.
Lain ladang lain belalang. Adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa setiap masyarakat di wilayah yang berbeda pasti memiliki budaya dan kebiasaan
yang berbeda. Salah satu kelemahan besar pelayanan penyuluhan adalah kurangnya perhatian terhadap aspek sosial dan budaya. Dalam proses penyuluhan yang selalu
menjadi titik berat adalah petugas penyuluhan yang up to date dan kompeten melakukan tugasnya. Padahal penyuluhan yang berhasil juga ditentukan dari bagaimana
penerimaan masyarakat terhadap apa yang disuluhkan. Selain itu, masyarakat yang disuluh harus dapat mengerti dan mampu melaksanakan apa yang telah disuluhkan.
Berarti bahwa bukan hanya pengertian dan kemampuan dari segi fisik dan finansial tetapi juga dari segi sosial dan budaya.
Salah satu cara untuk mencoba mengatasi hal ini, instansi penyuluhan dapat melakukan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat objek penyuluhan, baik berupa
pendekatan fisik maupun pendekatan lainnya. Dari pendekatan-pendekatan ini diharapkan akan didapatkan pemahaman tentang bagaimana struktur sosial dan budaya
masyarakat objek penyuluhan, yang akan mempermudah proses penyuluhan sehingga materi penyuluhan maupun petugas penyuluhan akan diterima lebih baik oleh
masyarakat objek penyuluhan. Penyuluhan juga harus melibatkan masyarakat untuk dapat membina proses
partisipasi dari komunikasi yang dilakukan sehingga dapat diperoleh feedforward yang baik dari masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan pegawai kecamatan, diketahui bahwa dalam melaksanakan penyuluhan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kecamatan Tanjung Morawa, pos pembantu Kantor Penyuluhan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam bekerjasama dengan Dinas Pendapatan Daerah
Tingkat II menurunkan beberapa orang petugas penyuluh yang diantaranya adalah orang-orang dari Dispenda. Ikut sertanya pihak Dispenda dalam penyuluhan Pajak
Bumi dan Bangunan disebabkan Pajak Bumi dan Bangunan itu sendiri merupakan pajak pusat dan penerimaannya ditagih dan digunakan untuk pembangunan daerah sebagian
besar penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dikembalikan ke Dati II.. Jadi yang terjadi di Kecamatan Tanjung Morawa adalah fiskus dengan aparat dispenda yang ada
dikantor camat mengundang Kepala DesaLurah untuk menghadiri penyuluhan tersebut kemudian menyampaikan isi dari penyuluhan itu. Tetapi terkadang fiskus bersama
aparat Dispenda langsung menuju ke DesaLurah yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa.
Jadi pelaksanaan penyuluhan Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Tanjung Morawa dapat dikatakan telah berhasil karena diketahui dari daftar penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan dari tahun ke tahun semakin meningkat.
B. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Penyuluhan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan
upaya untuk mengatasinya
1. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Penyuluhan Pajak Bumi dan
Bangunan pada Kecamatan Tanjung Morawa, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1.1. Faktor Intern a.
Hambatan fisik yaitu : Minimnya prasarana dan sarana penunjang kegiatan pelaksanaan tugas antara
lain : 1.
Kurangnya sarana penunjang mobilitas. 2.
Kurangnya sarana penyampaian informasi yang dimiliki oleh Kantor Penyuluhan Pajak.
3. Kurangnya pemanfaatan media informasi diluar jajaran Direktorat Jenderal
Pajak yang jangkauannya sangat luas seperti media televisi, radio, koran dan lain-lain.
b. Hambatan psikis yaitu :
1. Masih ada kesan seolah-olah personal-personal Kantor Penyuluhan adalah
personal-personal yang kualitas dua. 2.
Belum terbangunnya kondisi dimana seorang yang ditugaskan di Kantor Penyuluhan merasa bangga dan sebagai orang-orang terpilih bukan
buangan. 3.
Kurang siapnya petugas Kantor Penyuluhan Pajak melaksanakan tugasnya karena kurang menguasai ketentuan-ketentuan atau ketidakmampuan
bertindak sebagai publik relation sehingga di dalam praktik banyak yang bertindak hanya sebagai fasilitator.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Faktor ekstern a.
Belum terciptanya kondisi dimasyarakat dimana membayar pajak merupakan suatu kebanggaan sebagai wujud kegotong-royongan nasional dan bukan
momok yang harus ditakuti. b.
Rendahnya wibawa aparat perpajakan dan kurangnya apresiasi masyarakat kepada Aparat.
c. Kurangnya kepedulian masyarakat pada umumnya tentang peranan strategis
pajak di dalam kelangsungan hidup bangsa dan negara. d.
Kadar intelektual masyarakat wajib pajak yang variatif dengan mayoritas berlatar belakang pendidikan menengah kebawah.
2. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya, antara lain : a.
Segera disusun konsep menyangkut program, sistem dan metode yang sistematis dan konfrehensif.
b. Diinventarisir kembali kebutuhan sarana dan prasarana Kantor Penyuluhan
Pajak yang bermanfaat bagi pelaksanaan tugas-tugas penyuluhan untuk segera ditanggulangi.
c. Diinventarisir kembali jumlah tenaga-tenaga penyuluh yang dibutuhkan untuk
kepentingan sosialisasi ketentuan-ketentuan perpajakan jangka panjang untuk segera ditanggulangi.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Pajak Bumi dan Bangunan Bagi Masyarakat Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Pelaksanaan penyuluhan pajak sangat berdampak positif bagi para Wajib Pajak agar mereka lebih bisa dan mampu melaksanakan kewajiban dalam perpajakan. Begitu
juga dengan Masyarakat Kecamatan Tanjung Morawa yang sangat mengharapkan pelaksanaan penyuluhan khususnya tentang Pajak Bumi dan Bangunan secara terus
menerus dan bukan hanya diadakan dalam setiap satu kali satu periode. Dampak pengaruh dari pelaksanaan Penyuluhan Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan
Tanjung Morawa antara lain masyarakat akan lebih mengerti, memahami dan sadar akan pentingnya peranan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Disamping itu juga mereka akan lebih memahami bagaimana tata cara melaksanakan kewajiban dengan baik, apakah itu dari segi peraturan
perpajakannya dan juga aspek-aspek lain yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi bagaimana masyarakat atau Wajib
Pajak memahami dengan baik akan perpajakan sehingga melaksanakan kewajibannya tanpa merasa ada paksaan atau keterikatan.
Tabel 2.
Daftar Laporan Realisasi Pemasukan PBB Tahun 2007
Masa Pajak Target
Realisasi
Tahun 2007
7,965,562,829 4,602,389,875
57,78
Data : Kantor Camat Tanjung Morawa, Tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.
Daftar Laporan Realisasi Pemasukan PBB Tahun 2008
Masa Pajak Target
Realisasi
Tahun 2008
9,597,330,565 5,823,639,717
60.68
Data : Kantor Camat Tanjung Morawa, Tahun 2008
Tabel 4.
Daftar Laporan Realisasi Pemasukan PBB Tahun 2007
Masa Pajak Target
Realisasi
Tahun 2009
11,390,402,871 8,383,692,222
73.60
Data : Kantor Camat Tanjung Morawa, Tahun 2009 Sebagai perbandingan, pada tahun 2007 penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Rp. 4.602.389.875 Tahun 2008 sebanyak Rp. 5.823.639.717 dan tahun 2009 sebanyak Rp. 8.383.692.222. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya walaupun belum memenuhi target yang ditetapkan. Jadi ada koreksi positif yang terjadi semenjak
dilaksanakannya lagi penyuluhan Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Salah satu kelemahan besar pelayanan penyuluhan adalah kurangnya perhatian terhadap
aspek sosial dan budaya. Padahal penyuluhan yang berhasil juga ditentukan dari bagaimana penerimaan masyarakat terhadap apa yang disuluhkan. Selain itu,
masyarakat yang disuluh harus dapat mengerti dan mampu melaksanakan apa yang telah disuluhkan.
2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Penyuluhan Pajak Bumi dan
Bangunan pada Kecamatan Tanjung Morawa disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
3. Pelaksanaan penyuluhan pajak sangat berdampak positif bagi para Wajib Pajak agar
mereka lebih bisa dan mampu melaksanakan kewajiban dalam perpajakan. Begitu juga dengan Masyarakat Kecamatan Tanjung Morawa, meskipun realisasinya belum sesuai
dengan target yang diharapkan tetapi jumlah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Universitas Sumatera Utara