BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara A.1 Kondisi Geografis
Propinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1º- 4º Lintang Utara dan 98º- 100º Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan propinsi Riau dan Sumatera Barat dan di sebelah barat berbatasan
dengan Samudera Hindia. Luas daratan propinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km², sebagian besar berada di
daratan pulau sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-Pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik dibagian barat maupun bagian timur pantai pulau sumatera.
Berdasarkan luas daerah menurut kabupatenkota di sumatera utara. Luas daerah terbesar adalah kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 12.163,65 km² atau 16,97 diikuti kabupaten
Labuhan Batu dengan luas 9.223,18km² atau 12,87 kemudian diikuti kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 km² atau sekitar 9,23, kabupaten Tapanuli Utara 3.800,31 km²
atau sekitar 4,79. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kota Sibolga dengan luas 10,77 km² atau sekitar 0,02 dari total luas wilayah sumatera utara. Berdasarkan kondisi letak dan
kondisi alam , Sumatera Utara dibagi dalam tiga3 kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran tinggi dan Pantai Timur.
A.2 Iklim
Karena terletak dekat garis khatulistiwa, propinsi sumatera utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan propinsi sumatera utara sangat
Universitas Sumatera Utara
bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter diatas permukaan air laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,2ºC, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan
yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 13,4ºC.
Sebagaimana propinsi lainnya di Indonesia, Propinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musum kemarau biasanya terjadi pada bulan juni
sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan maret, diantara kedua musim ini diselingi oleh musim Pancaroba.
A.3 Kondisi Demografi
Sumatera Utara merupakan propinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan
lengkap Sensus Penduduk SP tahun 2000, penduduk Sumatera Utara pada tanggal 30 juni 2000 hari sensus berjumlah 11, 51 juta jiwa. Pada bulan april tahun 2003 dilakukan
pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan P4B. Dari hasil pendaftaran tersebut diperoleh jumlah penduduk sebesar 11.890.399 jiwa. Selanjutnya dari hasil estimasi
jumlah penduduk keadaan penduduk juni 2006 diperkirakan sebesar 12.643.494 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan tahun 2006
meningkat menjadi 176 jiwa per km². laju pertumbuhan penduduk sumatera utara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 per tahun dan pada tahun 2000-2005 menjadi
1,37 per tahun. dan laju pertumbuhan penduduk tahun 2005-2006 mencapai 1,57. Penduduk laki-laki di Sumatera utara sedikit lebih banyak dari perempuan. Pada tahun
2006 penduduk sumatera utara yang berjenis kelamin perempuan berjumlah sekitar 6.318.990 jiwa dan penduduk laki-laki sebesar 6.324.504 jiwa. Dengan demikian, sex ratio penduduk
sumatera utara sebesar 100,09 persen. penduduk Sumatera Utara masih lebih banyak tinggal didaerah pedesaan daripada daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal
Universitas Sumatera Utara
di pedesaan adalah 6,94 juta jiwa 54,89 dan yang tinggal didaerah perkotaan sebesar 5,70 juta jiwa 45,11.
Jumlah penduduk miskin Sumatera Utara mengalami turun naik dari tahun 1993- 2006. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta jiwa atau sebesar 12,31 dari
total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun 1996 jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta jiwa dengan persentase sebesar 10,92 persen. Namun
karena terjadinya krisis moneter secara global termasuk Sumatera Utara, penduduk miskin di Sumatera Utara tahun 1999 meningkat menjadi 16,74 persen dari total penduduk Sumatera
Utara yaitu sebanyak 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik secara absolute maupun persenatse, yaitu menjadi 1,89 juya jiwa atau sekitar 15,89.
Sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun menjadi 1,80 juta jiwa atau sekitar 14,93, kemudian pada tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76 juta jiwa atau
14,28.Namun akibat dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM pada maret dan oktober 2005 penduduk miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa atau sekitar
15,66.
A.4 Potensi Wilayah
Wilayah Propinsi Sumatera Utara memiliki potensi lahan yang luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang pertumbuhan industri. Laut, danau
dan sungai merupakan potensi perikanan dan perhubungan, sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energik untuk pengembangan industi pariwisata.
Dalam wilayah Sumatera Utara terkandung bahan galian dan tambang seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, kaolin, emas, batubara, minyak dan gas bumi. Kegiatan perekonomian
terpenting sumatera utara adalah pada sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan budi daya ekspor dari perkebunan, tanam pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Sedangkan industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri pengolahan yang
Universitas Sumatera Utara
menunjang sektor pertanian, industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor, meliputi industri logam dasar, aneka industri kimia dasar, industri kecil
dan kerajinan. Posisi strategis wilyah sumatera utara dalam jalur perdagangan internasional, ditujang
oleh adanya pelabuhan udara, dan laut yaitu pelabuhan udara Polonia, Pinangsori, Binaka, Aek Godang, pelabuhan laut Belawan, Sibolga, Gunung Sitoli, Tanjung Balai, Teluk Nibung,
Kuala Tanjung dan Labuhan Bilik. Disambing fasilitas pelabuhan ini, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti telepon,
teleks, faximile, pos dan giro telah cukup berkembang dan mampu mencapai sebagian besar wilayah sumatera utara.
Kota Medan sebagai ibu kota propinsi daerah tingkat I Sumatera Utara, disamping merupakan salah satu pusat pengembangan wilayah sumatera utara sekaligus juga merupakan
pusat pengembangan wilayah pembangunan kelompok Sumatera, memiliki fasilitas komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong
pertumbuhan wilayah belakangnya. Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian seperti
perguruan tinggi, balai penelitian, dan balai latihan kerja yang mampu membentuk tenaga pembangunan yang terdidik dan terampil serta hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi
pembangunan daerah.
B. Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara B.1 Perkembangan Inflasi