Penyesuaian Diri KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab kajian pustaka ini akan dibahas mengenai teori-teori penyesuaian diri, teori-teori dukungan sosial, teori-teori kepribadian, definisi pensiun, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Penyesuaian Diri

2.1.1 Definisi penyesuaian diri Penyesuaian diri berasal dari kata adjustment, yang artinya penyetelan diri atau penyesuaian diri Chaplin, 1999. Definisi lengkap dari penyesuaian diri adalah 1. Variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. 2. Menegakkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial Chaplin, 1999. Definisi pertama menyatakan secara tidak langsung adanya situasi pemecahan masalah, dimana seseorang merasakan adanya kebutuhan yang tidak dapat dipuaskan dengan cara-cara biasa. Dalam situasi tersebut tingkah laku diubah-ubah, sampai ditemukannya reaksi yang bisa memberikan kepuasan. Sebaliknya, reaksi jawaban sedemikian ini menjadi cara kebiasaan dalam mereaksi. Definisi kedua kurang menekankan masalah keterampilan-keterampilan atau hal-hal belajar, melainkan mendekati ide akomodasi sosial social accommodation atau konformitas persesuaian,kecocokan dalam Chaplin, 1999. 15 Istilah adjustment, accommodation dan conformity itu terkadang dapat dipertukarkan satu sama lain, walaupun adjustment secara tidak langsung menyatakan adanya peranan yang lebih aktif pada individu. Accommodation dan conformity lebih bersifat pasif, dan secara tak langsung menyatakan suatu “penyerahan, atau rasa mengalah” untuk bisa mencapai keserasian atau harmoni Chaplin,1999. Pergiwati dan Uly 2008 menafsirkan penyesuaian diri dari beberapa tokoh seperti Schneiders dan Kartono, diantaranya adalah: 1. Adaptation, artinya bahwa penyesuaian diri dipandang sebagai suatu kemampuan untuk beradaptasi. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik, akan memiliki hubungan yang memuaskan dengan lingkungannya. 2. Conformity, yaitu bahwa dalam proses penyesuaian diri, individu harus mempertimbangkan norma sosial dan hati nuraninya. 3. Mastery, yaitu bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan individu dalam membuat suatu perencanaan dan mengorganisir respon-respon sedemikian rupa, sehingga individu mampu menguasai atau menanggapi segala macam konflik, kesulitan, masalah hidup, dan keadaan yang membuat frustasi dengan cara yang efisien 4. Individual Variation, yaitu bahwa terdapat perbedaan yang bersifat individual pada perilaku dan respon individu dalam menghadapi berbagai masalah 16 5. Penguasaan dan kematangan emosional, yaitu bahwa penyesuaian diri menuntut kemampuan individu untuk memiliki emosi yang tepat pada setiap situasi. Dalam Chaplin 1999 penyesuaian diri juga diartikan sebagai adaptation yang arti secara bahasa adalah penyesuaian diri, adaptasi, pencocokan; perubahan; 1. Perubahan fungsional atau struktural yang meningkatkan atau mempertinggi nilai kelangsungan hidup organisme. 2. Berkurangnya kepekaan lewat peningkatan dari ambang absolutmutlak selama diperpanjangnya pemberian perangsang. 3. Penghilangan perasaan-perasaan dan tingkah laku yang tidak tepat selama tingkat-tingkat awal dalam proses belajar. Launier 1995, membedakan antara konsep penyesuaian diri dengan adaptasi, yaitu penyesuaian diri mengacu pada usaha seseorang untuk sejalan dengan lingkungan sosial fisiknya, sedangkan adaptasi mengacu pada usaha untuk bertahan hidupnya suatu spesies. Atwater 1983 mengemukakan bahwa penyesuaian terdiri dari perubahan- perubahan dan keadaan yang ada dalam diri kita yang diperlukan untuk mencapai hubungan yang memuaskan dengan orang lain dan dengan lingkungan kita. Calhoun dan Acocella 1990 mendefinisikan penyesuaian diri sebagai interaksi individu yang kontinyu dengan diri sendiri, orang lain dan dengan lingkungan individu tersebut. Sunarto Hartono 2006 mengemukakan bahwa penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Respon penyesuaian, baik atau buruk, 17 secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Penyesuaian diri adalah sebagai suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan Sunarto Hartono, 2006. Berdasarkan seluruh definisi penyesuaian diri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individu itu sendiri dan tuntutan serta tekanan lingkungannya. Definisi inilah yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1.2 Penyesuaian diri pada saat memasuki masa pensiun Menurut Turner Helms 1995 ada beberapa hal penyesuaian yang dialami seseorang ketika memasuki masa pensiun, yaitu: 1. Psychological adjustments meliputi berkurangnya harga diri 2. Financial adjustments meliputi berkurangnya sumber penghasilan 3. Marital adjustments meliputi ketidak harmonisan pasangan dan kepergian pasangan 4. Other social adjustments meliputi berkurangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan, hilangnya kelompok referensi dan hilangnya tugas yang berarti 18 Menurut Hurlock 1980, Penyesuaian diri individu terhadap masa pensiun merupakan kondisi yang banyak dipengaruhi oleh kendala individual maupun sosial pada saat sebelum maupun sesudah terjadinya pensiun. Adapun beberapa kendala yang berpengaruh diantaranya yaitu: a. Jenis pensiun. Individu yang pensiun “sukarela” akan lebih baik menyesuaikan diri daripada yang “terpaksa” b. Kesehatan individu. Kesehatan yang buruk pada saat pensiun bisa membantu penyesuaian diri karena masa pensiun dapat diluangkan dengan istirahat. Sedangkan pekerja yang merasa dirinya sehat cenderung sulit menyesuaikan diri karena merasa “terpaksa” untuk mundur walaupun ia masih sanggup untuk bekerja. c. Perubahan pola kerja dan cara hidup yang perlahan-lahan dan terencana sejak beberapa waktu sebelum pensiun akan lebih baik daripada perubahan yang tiba-tiba. d. Bimbingan dan perencanaan pra pensiun akan membantu penyesuaian diri e. Aktivitas pengganti. Individu yang mampu mengembangkan aktivitas pengganti yang sesuai dengan minat dan berarti bagi dirinya akan menemukan kepuasan bekerja kembali dan tidak menganggap masa pensiun sebagai gangguan emosional. f. Kontak sosial. Kontak sosial yang baik sebelum dan sesudah masa pensiun akan membantu penyesuaian diri, karena banyak individu yang 19 merasa sebagai “warga kelas dua” setelah masa pensiunnya. Dengan kontak sosial yang baik perasaan-perasaan seperti itu dapat dikurangi. g. Semakin sedikit perubahan yang harus dilakukan terhadap kehidupan semasa pensiun, semakin baik penyesuaian diri dapat dilakukan h. Status ekonomi. Status ekonomi yang baik, memungkinkan seseorang untuk hidup dengan nyaman i. Status perkawinan. Perkawinan yang bahagia dan dukungan dari keluarga terutama istri akan banyak membantu penyesuaian. j. Keterlibatan dan keberartian tugas. Makin banyak komunitas yang menawarkan persahabatan dan aktivitas bagi individu yang pensiun, makin baik pula penyesuaian diri individu. Semakin para pekerja menyukai pekerjaan mereka, semakin buruk penyesuaian terhadap pensiun. k. Sikap terhadap masa pensiun. Secara umum adanya sikap yang positif akan banyak membantu penyesuaian diri yang dilakukan individu terhadap perubahan yang terjadi dalam masa pensiun. 2.1.3 Karakteristik penyesuaian diri Menurut Haber Runyon 1984 terdapat lima karakteristik penyesuaian diri yang efektif, yaitu: 1. Persepsi yang akurat tentang realitas. Salah satu aspek pentingnya adalah mengenali konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan mengatur tingkah laku sesuai konsekuensi tersebut. 20 2. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan. Pada dasarnya orang yang mampu menyesuaikan diri adalah orang yang dapat menentukan tujuan dan mengatasi berbagai masalah dan konflik di dalamnya 3. Citra diri positif. Para psikolog memandang berbagai persepsi tentang diri sebagai indikator kualitas penyesuaian diri. Walaupun penyesuaian diri yang efektif memerlukan adanya citra diri yang positif, tapi sangat penting bagi individu untuk tidak menghilangkan realitas mengenai dirinya. Individu harus menyadari mengakui kelemahannya sebagaimana ia menyadari mengakui kekuatannya. Jadi individu harus mengenal kemampuan kekurangan dirinya. Jika individu mampu mengenal memahami dirinya secara realitas, berarti ia berada pada pencapaian sumber kekuatan penuh dari dirinya. 4. Kemampuan mengekspresikan perasaan. Orang yang sehat secara emosional mampu merasakan dan mengekspresikan berbagai emosi dan perasaan, serta membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal. Pengekspresian tersebut dikontrol sepenuhnya oleh individu tersebut. 5. Hubungan interpersonal yang baik. Manusia merupakan makhluk sosial. Dari masa konsepsi, kita selalu tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita secara fisik, sosial dan emosi. Individu yang mampu menyesuaikan diri adalah individu yang dapat berhubungan secara produktif dan menguntungkan bagi satu sama lain. 21 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri Schneiders dalam GufronRisnawita, 2010 berpendapat bahwa dasar penting bagi terbentuknya suatu pola penyesuaian diri adalah kepribadian. GufronRisnawita 2010, membedakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan meliputi lingkungan rumah, keluarga, tempat bekerja dan masyarakat. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang meliputi kondisi jasmani, psikologis kepribadian, kebutuhan, kematangan intelektual, emosional, mental dan motivasi. 2.2 Dukungan Sosial 2.2.1 Definisi dukungan sosial