20 Menurut Mochtar Buchori 2007, pendidikan
karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Pendidikan karakter yang selama ini ada
di SD perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih
operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diinte- grasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pela-
jaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran
perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada
tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik
sehari-hari di masyarakat yang berfungsi untuk pembentukan dan pengembangan potensi, perbaikan
dan penguatan, dan penyaringan dengan 18 indikator
utama.
3. Materi Pendidikan Karakter
Pendidikan bukan sekedar berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan semata,
melainkan juga berfungsi untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermatabat. Dari hal ini
21 maka sebenarnya pendidikan watak karakter tidak
bisa ditinggalkan dalam berfungsinya pendidikan. Oleh karena itu, sebagai fungsi yang melekat pada
keberadaan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa, pendidikan karakter
merupakan manifestasi dari peran tersebut. Untuk itu, pendidikan karakter menjadi tugas dari semua pihak
yang terlibat dalam usaha pendidikan pendidik. Secara umum materi tentang pendidikan karak-
ter dijelaskan oleh Berkowitz, Battistich, dan Bier 2008: 442 yang melaporkan bahwa materi pendidik-
an karakter sangat luas. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa paling tidak ada 25 variabel yang
dapat dipakai sebagai materi pendidikan karakter. Namun, dari 25 variabel tersebut yang paling umum
dilaporkan dan secara signifikan hanya ada 10, yaitu:
1. Perilaku seksual 2. Pengetahuan tentang karakter Character
knowledge 3. Pemahaman tentang moral social
4. Ketrampilan pemecahan masalah 5. Kompetensi emosional
6. Hubungan dengan orang lain Relationships 7. Perasaan keterikan dengan sekolah
Attachment to school 8. Prestasi akademis
9. Kompetensi berkomunikasi 10. Sikap kepada guru Attitudes toward teachers.
Otten 2000 menyatakan bahwa pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam seluruh masya-
rakat sekolah sebagai suatu strategi untuk memban-
22 tu mengingatkan kembali siswa untuk berhubungan
dengan konflik, menjaga siswa untuk tetap selalu siaga dalam lingkungan pendidikan, dan menginves-
tasikan kembali masyarakat untuk berpartisipasi aktif sebagai warga negara.
4. Metode Pendidikan Karakter
Diperlukan beberapa pendekatan agar PK dapat berjalan dengan baik nantinya yang di antaranya
adalah: 1 Keteladanan; 2 Kegiatan; 3 Penugasan pendampingan; 4 Pembiasaan; 5 Ko-kreasi keter-
libatan aktif siswa. Pendidikan karakter akan lebih
mudah diterap-kan pada siswa jika dilaksanakan dengan pendekatan dan metode-metode khusus yang
diperlukan, sebagai berikut:
a. Metode Percakapan
Metode percakapan hiwar ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui
tanya jawab mengenai susatu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehen-
daki. Dalam proses pendidikan, metode percakapan mempunyai dampak yang sangat mendalam terhadap
jiwa pendengar atau pembaca yang mengikuti topik percakapan dengan seksama dan penuh perhatian.
b. Metode Cerita Qishah
Kisah sebagian metode pendukung pelaksanaan pendidikan memiliki peranan yang sangat penting,