10 bahan peserta didik pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Prayudi 2007: 1 mengemukakan bahwa proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara
guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk
terinternalisasi dalam diri peserta didik dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Syaiful Sagala, 2011: 62 pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk mem- buat belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Lebih lanjut menurut Corey dalam Syaiful Sagala, 2011: 61 pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu. Pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Dari pendapat tersebut bisa dikatakan bahwa kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran
adalah adanya interaksi antar guru dan siswa sehing- ga muncul perubahan tingkah laku dan kemampuan
belajar berkelanjutan secara mandiri pada siswa. Dalam proses pembelajaran, seorang guru selain
berkewajiban menyampaikan materi pelajaran sebagai-
11 mana yang telah tersusun dalam RPP, guru juga
memiliki tugas mengkontrol perilaku siswa dalam pembelajaran dengan mengacu pada aspek pendidikan
karakter. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru
hendaknya mengelola pembelajaran secara sistematis melalui tahap kegiatan awal pembelajaran, kegiatan
inti pembelajaran dan diakhiri dengan kegiatan akhir pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif dan
efisien. Pertama, tahap kegiatan awal, guru memberi- kan salam, memeriksa kesiapan siswa, menjelaskan
tujuan pembelajaran, memberi penjelasan tentang materi yang akan dipelajari. Kedua, tahap kegiatan inti
meliputi: eksplorasi, elaborasi, konfirmasi EEK. Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta
didik dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman
mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, mendorong
peserta didik mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada
peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil eksplo-
rasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau
kelemahan argumen, membangun kesepakatan mela- lui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan
12 peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi
atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyu- sun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan peserta
didik melalui pengalaman belajar, memberikan apre- siasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar
dengan menggunakan teori yang dikuasai guru, me- nambah informasi yang seharusnya dikuasai peserta
didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya
untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memperoleh
keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas- tugas untuk mengasilkan produk belajar yang konkrit
dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam
kehidupan sehari-hari. Ketiga, tahap kegiatan akhir. Pada tahap ini pendidik dan peserta didik membuat
rangkuman dari materi pelajaran yang telah diajarkan. Dari uraian tersebut bisa dikatakan bahwa pada
tahap pelaksanaan pembelajaran guru harus melaksa- nakan dan menguasai tahap awal, inti dan evaluasi
dengan efektif dan efisien.
3. Evaluasi Pembelajaran