UPAYA-UPAYA MENUMBUHKAN NALURI KEWIRAUSAHAAN Promosi

Kesediaan untuk bekerja keras menjadi persyaratan tak tertulis dalam mengelola kegiatab unit produksijasa SMKMAK karena untuk memenuhi permintaan konsumen kadang memerlukan waktu kerja yang ingin cepat selasai. Sebagai wirausaha, tidak semestinya menolak pesanan konsumen atau permintaan layanan, misalnya mengantarkan pesanan ke tempat yang ditentukan, memenuhi pesanan dalam jumlah banyak sekaligus yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karenanya komitmen pemenuhan permintaan konsumen ini dalam hal kuantitas, kualitas maupun pelayanan. Beberapa unit produksi SMKMAK sering mengalami kegagalan atau kelambanan dalam perkembangan, antara lain dikarenakan kurangnya komitmen terhadap pelanggan yang disebabkan oleh ketidaksediaan Kepala SMKMAK untuk bekerja keras. Bila hal ini terjadi, maka sebaik apapun kualitas produk unit produksijasa akan mengurangi minat pelanggan untuk memiihnya.

H. UPAYA-UPAYA MENUMBUHKAN NALURI KEWIRAUSAHAAN

1. Mengasah kepekaan terhadap berbagai peluang dan fenomena 2. Mulailah dari sekarang Just do it 3. Think big, start small 4. Memelihara semangat untuk mencari tahu 5. Memelihara dan menumbuhkan kemauan baca 6. Siap menerima dan siap memberi 7. Membangun jaringan, berkumpul dengan pebisnis 8. Menjaga penampilan 9. Menjaga kepercayaan 84 10. Memelihara dan menumbuhkembangkan sikap mental pewirausaha K = 15 ; S = 15 ; Att = 70 11. Di samping berusaha, terus-menerus berdoa

I. RANGKUMAN

Kepemimpinan UPJ SMKMAK meliputi kepemimpinan pembelajaran dan kepemimpinan intrapreneurship. Tindakan kepemimpinan pembelajaran memperhatikan 13 hal. Kepemimpinan intrapreneurship ialah wirausaha di dalam organisasi yang terikat dengan aturan organisasi. Karakteristik kepemimpinan intrapreneurship menurut Hisrich Peters, 2002 yaitu: 1 memahami lingkungan, 2 suka menghayal, 3 luwes, 4 melaksanakan manajemen, 5 mendorong tim kerja, 6 mendorong diskusi terbuka, 7 membangun dukungan koalisi, dan 8 ulet. Ada 12 cara agar pemimpin memiliki naluri wirausaha 85 BAB V PENGAWASAN UPJ SMKMAK

A. KONSEP PENGAWASAN UPJ SMKMAK SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA

1. Pengawasan Akademik

a. Pengelola UPJ SMKMAK menyusun program pengawasan akademik secara objektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan. b. Penyusunan program pengawasan akademik di UPJ SMKMAK didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan. c. Program pengawasan akademik disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. d. Pengawasan UPJ SMKMAK meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. e. Pemantauan pengelolaan UPJ SMKMAK dilakukan oleh komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pegelolaan. f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolahmadrasah dan pengawas sekolahmadrasah. g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang- kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolahmadrasah dan orang tuawali peserta didik. h. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir 86 semester yang ditujukan kepada kepala sekolahmadrasah. Kepala sekolahmadrasah, secara terus-menerus melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan. i. Kepala sekolahmadrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite sekolahmadrasah dan pihak-pihak lain yang berkepeningan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. j. Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada bupatiwalikota melalui Dinas Pendidikan KabupatenKota yan bertangung jawab di bidang pendidikan dan sekolah yang bersankutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait. k. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah kepada Kantor Departemen Agama KabupatenKota dan pada madrasah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasi pada madrasah terkait. l. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan menindaklanjuti laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu sekolahmadrasah termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang ditemukan. m. Sekolahmadrasah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolahmadrasah dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.

2. Evaluasi Diri

87 a. Pengelola UPJ SMKMAK melakukan evaluasi diri terhadap kinerja UPJ SMKMAK. b. Pengelola UPJ SMKMAK menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Sandar Nasional Pendidikan. c. Pengelola UPJ SMKMAK melaksanakan: 1 Evaluasi proses pembelajaran secara priodik, sekurang- kurangnya dua kali dalam setahun, pada akhir semester akademik; dan 2 Evaluasi diri UPJ SMKMAK dilakukan secara priodik berdasarkan data dan informasi yang sahih. 3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP a. Komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir, b. Berkala untuk merespons perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan maupun perubahan sosial, c. Integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran, dan d. Menyeluruh dengan melibatkan bebagai pihak meliputi dewan pendidik, komite sekolahmadrasah, pemakai lulusan, dan alumni.

4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

88 a. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan mengacu pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. b. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi keseuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas. c. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik.

B. KONSEP PENGAWASAN UPJ SMKMAK SEBAGAI SUMBER PENDANAAN

UPJ SMKMAK harus menghasilkan barangjasa yang memiliki Biaya hemat, Mutu hebat, dan Waktu tepat BMW agar mampu bersaing dengan barangjasa sejenis di di masyarakat luas. Dengan demikian UPJ SMKMAK akan mendapatkan keuntungan finansial yang dapat digunakan sebagai sumber pendanaan pendidikan di SMKMAK. Oleh sebab itu, pengawasan terhadap biaya, mutu, dan waktu perlu dilakukan oleh pengelola UPJ SMKMAK.

1. Pengawasan terhadap Biaya Pengelola UPJ SMK harus mampu mengawasi pengeluaran

biaya untuk menekan biaya produksi serendah-rendahnya sehingga mampu menjual produksi barangjasa dengan harga bersaing dengan pesaingnya di masyarakat luas. Pengelola UPJ SMKMAJK menjamin pemasok mengirim bahan baku dengan biaya dan mutu 89 yang wajar dan yang telah disepakati, dan menyimpannya dengan baik untuk mencegah kerusakan. Periksa bahan baku yang dikirim pemasok untuk memastikan bahwa bahan baku tersebut dengan harga dan mutu yang telah disepakati Dikmenjur, 2007. Dalam bisnis dibutuhkan untuk menjaga persediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi untuk memenuhi target produksi dan penjualan. Pengelolaan dan pengawasan persediaan berarti anda harus menjaga agar persediaan tidak terlalu sedidkit atau terlalu rendah. Menyimpan kelebihan persediaan akan menaikkan modal kerja anda dan berkurangnya kas anda. Pada kenyataannya kelebihan persediaan juga akan merugikan anda dengan rusaknya bahan baku dan barang jadi akan disimpan terlalu lama. Ide dasar pada pengawasan persediaan adalah mengoperasikan bisnis anda secara efektif dengan sekecil mungin jumlah persediaan, Untuk dapat melakukan ini anda seharusnya tahu jawaban dari pernyataan: 1 Kapan anda pesan? 2 Berapa kali anda pesan?, dan 3 Berapa banyak anda pesan?. Untuk menjawab pertanyaan di atas, anda harus tahu bagaimana memisahkan antara persediaan dasar dan persediaan musiman karena setiap jenis persediaan tersebut dikendalikan dengan cara yang berbeda.

2. Pengawasan terhadap Mutu a. Standar Mutu

Pastikan produkjasa jadi sesuai dengan standar mutu dengan melakukan pengujian dan kriteria yang memadai. Gunakan form hasil pemeriksaan barang jadi sebagai umpan balik untuk memelihara standar proses produksijasa. Dikmenjur, 2007 90

b. Pengawasan informasi manufaktur

Pengelola UPJ SMKMAK memastikan bahwa setiap pekerja bagian produksi telah mendapat instruksi yang lengkap, mudah dimengerti, jelas dan sederhana tentang proses produksi. Pengelola UPJ SMKMAK memberi mereka gambar dan diagram yang jelas. Setiap perubahan kebijaksanaan dan prosedur diberikan dengan jelas pada mereka untuk menjamin mutu, biaya, dan waktu berproduksi Dikmenjur, 2007..

c. Proses manufaktur

Cegah memproduksi banyak produk jadi yang cacat dengan melakukan prosedur pemeriksaan rutin pada proses yang penting, perencanaan yang tepat, perawatan mesin yang baik dan pemberian motivasi pada pekerja produksijasa.

d. Alat Ukur dan Alat Uji

Jadwalkan kalibrasi, penyesuaian, atau perawatan secara periodik pada alat uji dan alat ukur. Alat ukur yang dipakai menentukan mutu produksi yang akan dihasilkan

e. Pemeliharaan Peralatan

Untuk menjaga mutu dan menghemat biaya maka peralatan harus dipelihara dengan melakukan hal-hal di bawah ini secara rutin: 1 melumasi peralatan anda paling sedikit satu kali seminggu, 2 memeriksa kondisi komponen peralatan sekali sebulan, 3 memeriksa kondisi tenaga listrik dan kabel-kabel sekali sebulan.

3. Pengawasan terhadap Waktu

91 Pengelola UPJ SMK harus mampu mengawasi waktu produksi dan waktu penyampaian barangjasa kepada pelanggannya. Jika UPJ SMKMAK tidak mampu menepati janjinya kepada pelanggan maka lama kelamaan UPJ SMKMAK akan kehilangan pelanggan dan pembeli dan akhirnya akan tutup.

C. KONSEP PEMBINAAN UPJ SMKMAK

1. Membina UPJ SMKMAK sebagai Pendidikan Berbasis Produksi

Dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan pemberlakuan KTSP, SMKMAK menyelenggarakan aktivitas produksi dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan. Hal ini mengandung arti bahwa semua aspek individu berproses dalam kegiatan pembelajaran dan dapat diukur. Aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik terintegrasi dalam bentuk hasil belajar akhir yang berupa barang, jasa atau hasil karya lainnya. Hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa SMKMAK tentu saja akan semakin bernilai apabila dapat diakui oleh masyarakat sebagai sesuatu yang dapat bermanfaat dan laku untuk dijual. Siswa SMKMAK program keahlian Tata Boga dapat memproduksi berbagai jenis makanan yang laku dijual; dari program keahlian Tata Busana dapat menghasilkan barang dalam bentuk aneka pakaian jadi maupun jasa dengan menerima jahit pakaian; program keahlian Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan menghasilkan berbagai hasil pertanian maupun budidaya hasil pertanian, perikanan maupun peternakan dan masih banyak lagi dari program keahlian lainnya Dikmenjur, 2007. 92 Dengan berbagai produk yang dihasilkan oleh siswa, SMKMAK seharusnya dapat mengembangkan UPJ SMKMAK dengan menjual atau memasarkan produk hasil kompetensi siswa. SMKMAK semestinya dapat berproduksi secara lebih intensif dan siswa akan semakin sering berlatih sehingga dapat mempertajam kompetensi sekaligus mengalami dan menikmati langsung hasil dari penjualan produk tersebut. Kenyataan di lapangan, tidak semua SMKMAK dapat melakukan penjualan produk hasil praktik siswa dengan berbagai alasan. Alasan yang sering diungkapkan adalah bahwa hasil produksi siswa belum layak jual, sulitnya memasarkan produk, kekurangan modal, masih terbatasnya peralatan, terlalu banyak saingan dan masih banyak lagi. UPJ SMKMAK saat ini belum dapat membantu mengatasi masalah utama yang berkaitan dengan pemasaran produk hasil praktik siswa. Yang masih banyak terjadi di SMKMAK adalah, produk yang dipasarkan pada UPJ SMKMAK adalah hasil produksi pihak lain misalnya produk yang dihasilkan oleh karyawan UPJ SMKMAK, alumni atau guru. Beberapa UPJ SMKMAK telah melibatkan siswa, namun keterlibatan siswa masih sangat terbatas bahkan hanya sebagai pelengkap, yang hanya sekedar mambantu beroperasinya UPJ SMKMAK. Kondisi UPJ SMKMAK seharusnya dapat dimaksimalkan dengan dukungan manajemen UPJ SMKMAK yang handal Dikmenjur, 2007.

2. Membina UPJ SMKMAK sebagai Sumberdaya SDM dan Peralatan

Investasi termahal di SMKMAK adalah guru, karena komponen guru adalah komponen pendidikan yang selain harus digaji, memerlukan pengembangan terus menerus melalui pendidikan, 93 pelatihan, penyegaran, magang di industri dan jenis pengembangan lainnya agar dapat mendidik dan membelajarkan siswa lebih optimal. Guru yang sudah kompeten masih terus memerlukan pendidikan dan pelatihan untuk memperbaharui pengetahuan dan penguasaan kompetensi sesuai dengan kebutuhan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Komponen mahal yang ke dua yang ada di SMKMAK adalah peralatan. Peralatan selain memerlukan perawatan dan perbaikan juga memerlukan pembaharuan agar praktik yang dilakukan siswa di SMKMAK dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi serta tuntutan dunia usaha dan industri. Peralatan di SMKMAK seringkali menjadi investasi yang sangat mahal akibat rendahnya use-factor. Alat yang harganya mahal hanya dipergunakan dalam waktu dan oleh siswa yang terbatas, karena singkatnya waktu pembelajaran praktik. Seharusnya alat yang ada di SMKMAK dapat dioptimalkan penggunaannya dengan adanya kegiatan-kegiatan penunjang selain pembelajaran reguler Dikmenjur, 2007. Dalam rangka pemberdayaan peralatan, beberapa SMK melakukan aktivitas pemakaian alat untuk kegiatan UPJ SMKMAK. Namun sayangnya beberapa SMKMAK dalam pemberdayaan alat melalui UPJ SMKMAK tersebut lebih banyak melakukannya dengan cara menyewakan peralatan kepada pihak luar untuk berproduksi. Akibatnya, peralatan di UPJ SMKMAK cepat mengalami kerusakan dan hasil perolehan dari persewaan tidak dapat menutupi biaya untuk perawatan, berbaikan maupun pengembangan, sehingga berakibat pada terjadinya bambatan kegiatan praktik. Namun demikian sudah ada beberapa SMKMAK yang telah melakukan optimalisasi pemanfaatan peralatan dengan cara lain, yaitu dengan melaksanakan 94 Career Center, yang berupa kursus-kursus atau pelatihan singkat bagi masyarakat. Sebagian kecil SMKMAK melakukan optimalisasi peralatan dengan melaksanakan kegiatan UPJ SMKMAK yang masih variatif, baik dilihat dari segi pengelolaan, omset, pemasaran, jenis usaha, lingkup kerja, dan kontribusanya terhadap sekolah Dikmenjur, 2007.

3. Membina UPJ SMKMAK sebagai Wadah Penyiapan Tenaga Kerja

Potensi tenaga kerja di Indonesia sangat besar, sebagian di antaranya adalah tamatan SLTA yang un-skill. Dunia Usaha dan IIndustri saat ini semakin selektif dalam perekrutan tenaga kerja sehingga hanya yang benar-benar kompeten yang akan diterima untuk mengoperasikan usaha. Berkaitan dengan kondisi ini SMK seharusnya semakin tertantang untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten pada bidangnya yang siap mengisi lapangan kerja dan mampu memenangkan persaingan. Kenyataan lain menunjukkan bahwa banyak kaum muda di Indonesia memasuki lapangan kerja pada usia sangat muda. Penelitian yang dilakukan oleh ILO-PBB di Jakarta, Jawa Tengah dan NTT, 28 responden mencari kerja pada usia di bawah 18 tahun; 55 pada usia 18-21 tahun dan 17 setelah dewasa. Ini semakin memperjelas bahwa kebanyakan pencari kerja adalah tamatan SLTA. Bila diasumsikan pencari kerja tersebut adalah tamatan SMKMAK, maka sebagai lembaga pendidikan yang menyiapkan tenaga kerja, --seperti telah dijelaskan sebelumnya— SMKMAK harus mampu menyelanggarakan pembelajaran untuk pencapaian kompetensi produktif, sekaligus kompetensi lainnya agar 95 mempunyai nilai tawar yang tinggi dalam menghadapi persaingan Dikmenjur, 2007. Agar tamatan dapat menguasai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia usahadunia industri diperlukan sistem pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung bukan sekedar simulasi dalam bekerja. Oleh karenanya para siswa SMKMAK harus mendapat kesempatan untuk melakukan praktik kerja di tempat usaha industri. Mengharapkan pemenuhan kebutuhan akan praktik kerja di industri bagi siswa SMKMAK, berarti memerlukan keterlibatan industri secara besar-besaran, karena secara jumlah dan jangka waktu, industri tidak akan mampu menampung semua siswa untuk melakukan praktik industri. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal yang antara lain karena keterbatasan kapasitas industri, kurangnya tenaga pembimbing tenaga instruktur dari industri, penjadwalan tenaga kerja yang ada dan pemakaian fasilitas industri sudah sangat padat, sehingga berat untuk tambahan layanan kepada siwa praktik. Bagaimanapun kondisinya, praktik kerja di industri sangat diperlukan bagi siswa SMKMAK, karena untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap memasuki dunia kerja diperlukan sistem pendidikan yang adaptif, fleksibel dan profesional. Tujuan tersebut hanya akan dapat dicapai dengan cara memadukan pengalaman praktik dasar di sekolah dimantapkan dengan praktik kerja di industri Dikmenjur, 2007. UPJ SMKMAK seharusnya dapat menjadi wahana siswa melakukan praktik kerja sebagaimana mereka melakukan praktik kerja industri. Sebagai contoh, SMK program keahlian Tata Boga dapat memberikan kesempatan kepada siswa terlibat langsung dalam 96 aktivitas jasa Catering pada unit produksi sekolah; siswa SMKMAK program keahlian mekanik otomotif dapat melakukan praktik industri pada UPJ SMKMAK yang berupa layanan perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor mobil. Namun tidak demikian kenyataan di lapangan, UPJ SMKMAK tidak dapat berkembang sebagai unit yang setara dengan unit usaha yang seharusnya sehingga belum dapat memberikan pengalaman nyata dan intens terhadap siswa yang terlibat. Di sisi lain, UPJ SMKMAK yang mampu berkembang dan dikelola secara profesional, biasanya cenderung tertutup bagi siswa yang akan melakukan praktik kerja. Kondisi ini menjadikan UPJ SMKMAK seakan organisasi yang terpisah dari program pembelajaran reguler di sekolah. Agar Unit produksi mampu menjadi bagian dari organisasi SMKSMK yang dapat menyiapkan tenaga kerja terampil, maka UPJ SMKMAK perlu dikembangkan, dan manakala telah mencapai pertumbuhan yang memadai dapat menjadi wahana praktik industri bagi siswa Dikmenjur, 2007.

4. Membina UPJ SMKMAK sebagai Wadah Menumbuhkan Jiwa Wirausaha

Perbandingan antara angkatan kerja dengan kemampuan industri untuk menampung mereka sangat tidak seimbang. Lebih-lebih dengan dibukanya zona perdagangan bebas, yang berdampak pada kebebasan mendapatkan lapangan pekerjaan di negara lain, maka persaingan tenaga kerja semakin ketat. Angkatan kerja Indonesia menghadapi tantangan yang sama sebagaimana disebutkan di atas, untuk itu SMKMAK harus menyiapkan tamatannya untuk mampu mengisi peluang kerja tidak hanya dengan menjadi pekerja pada 97 sektor formal saja, namun dapat mendorong mereka untuk mengembangkan wirausaha. Mengandalkan lapangan kerja yang ada di sektor formal, seperti industri dan dunia usaha tentu saja memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyerap seluruh tamatan SMKMAK. Oleh karena wirausaha dapat menjadi salah satu alternatifpilihan. Karena wirausaha tidak hanya mendapatkan peluang kerja, namun juga akan membuka menciptakan peluang kerja bagi orang lain Dikmenjur, 2007. Temuan lain dari penelitian yang dilakukan oleh ILO pada tahun 2003, bahwa responden yang merupakan kaum muda lebih tertarik untuk bekerja mandiri. Laporan Gyrogy Sziraczki dan Annemarie Reenrink, yang disusun dengan judul Transisi Dari Sekolah-Menuju- Dunia Kerja di Indonesia, menjelaskan ”...Temuan mengejutkan terlihat pada kelompok pekerja mda ketika ditanya soal ukuran perusahaan yang lebih disukai, sebagian besar mereka ternyata lebih memilih bekerja mandiri dan membuka usaha sendiri. Khusus diantara karyawan muda, hampir setengah dari sampel lebih suka bekerja mandiri, sedangkan di kalangan pencari kerja hampir seperlima ingin bekerja sebagai pekerja mandiri”. Dikmenjur, 2007. Agar tamatannya dapat mengembangkan kewirausahaan, maka SMKMAK harus mampu mengembangkan suatu kegiatan yang menjadi metode dan wadah yang dapat membantu tamatannya untuk berwirausaha, khususnya bagi mereka yang tidak berminat atau tidak bisa memasuki dunia industri. Dengan cara itulah maka tamatan SMKMAK dapat mengisi dunia kerja dengan berwirausaha. Selama ini SMK sering menyerukan untuk menanamkan jiwa wirausaha. Hal ini tidak akan pernah dapat dilihat hasilnya, sebab upaya yang dilakukan hanya upaya menanam saja tanpa memantau 98 bagaimana pertumbuhan perkembangan selanjutnya. Untuk itu, saat ini sudah waktunya SMK tidak lagi hanya menanamkan jiwa wirausaha, namun juga menumbuhkannya. Dengan terminologi menumbuhkan ini, maka SMK menyadari tanggungjawabnya agar penanaman yang telah dilakukan sekaligus dapat dilihat pertumbuhannya dan dipetik hasilnya. Menumbuhkan jiwa wirausaha suasana belajar dan berlatih menjalankan usaha menjadi iklim yang berkembang di sekolah. Siswa dan guru secara sendiri-sendiri maupun bersama dapat mengembangkan berbagai aktivitas usaha dalam menyikapi berbagai peluang yang ada di sekitar sekolah. Dengan cara ini siswa akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang usaha ketika mereka telah tamat kelak. Kesiapan tersebut dapat tercipta karena selain kompetensi produktif mereka semakin tajam, pengalaman usaha juga telah terasah Dikmenjur, 2007. UPJ SMKMAK, idealnya dapat menjadi wadah dimana siswa tidak hanya mempertajam kompetensinya, tetapi juga belajar tentang mengembangkan kemampuan berwirausaha. Karena melalui UPJ SMKMAK para siswa belajar berbagai pengalaman mengoperasikan usaha. Bagaimana mereka belajar tentang selera pelanggan, kelayakan produk, administrasi keuangan, pemasaran, bernegosiasi, pelayanan terhadap pelanggan, dan masih banyak lagi Dikmenjur, 2007. Uraian di atas adalah merupakan kondisi ideal, namun kenyataan di lapangan masih banyak UPJ SMKMAK yang berperan belum optimal. UPJ SMKMAK sering melibatkan siswa hanya sebagai pekerja saja. Bahkan siswa mendapat tugas untuk terlibat pada unit produksi sebagai kompensasi penyelesaian tugas, namun tidak dapat 99 terlibat dalam pengelolaan atau ikut mendapatkan ’income’, atau keuntungan hasil operasi Unit produksi. Dari kondisi ini menunjukkan bahwa siswa hanya terlibat dalam bagian-bagian tertentu dalam proses kegiatan Unit Produksi sebagai wahana pelatihan enterpreuneurship. Bahkan tidak sedikit yang keterlibatan siswa hanya sebagai pekerja saja, yang tidak memberikan imbalan apapun, sehingga siswa hanya mendapat pengalaman saja. Kondisi ini bisa jadi justru menjadikan Unit Produksi suatu organisasi yang kurang menarik dan tidak diminati oleh siswa karena hanya mengurangi waktu bergaul mereka dan tidak memberikan nilai tambah bagi dirinya Dikmenjur, 2007. Menyadari akan keberadaan UPJ SMKMAK yang belum dikembangkan secara maksimal, seharusnya mendorong para Kepala SMK dan guru-guru produktif untuk mulai membina dan mengembangkan UPJ SMKMAK agar bisa mencapai tujuan dan mempunyai nilai tambah dengan keberadaannya di sekolah. Pembinaan dan pengembangan UPJ SMKMAK tersebut diharapkan akan menopang kemampuan SMKMAK dalam memberikan bekal kompetensi produktif sekaligus skill dalam pengelolaan usaha. Dengan kompetensi dan skill tersebut diharapkan keterserapan tamatan SMKMAK semakin tinggi sekaligus akan menyehatkan iklim perekonomian nDikmenjur, 2007.

5. Mengembangkan UPJ SMKMAK

Setelah UPJ SMKMAK, maka perlu dilakukan peningkatan pengembangan usaha agar UPJ SMKMAK makin besar, perannya makin luas dan keuntungan yang diperoleh juga semakin besar. 100 Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut Dikmenjur, 2007. a. Mencari informasi tentang pelanggan: mempelajari kemungkinan kelompok pelang-gan baru, baik jenis kelamin, usia, kelompok, lingkungan tempat tinggal, maupun kebu- tuhan-kebutuhan lainnya yang belum ter-penuhi b. Mempelajari pesaing pelaku usaha sejenis tentang bagaimana mereka mengoperasikan usaha: barapa harga pesaing, bagaimana kualitas produknya, langkah promosi apa yang dilakukan, bagaimana kompetensi pekerja yang mereka miliki, layanan yang diberikan, mungkin ada tambahan service, bagaimana cara melakukan pendistribusian produk. Semua ini dapat dipergunakan sebagai informasi dalam cara pelaksanaan produksi, penetapan harga, jasa maupun produksi c. Lakukan penelitian pasar tanpa henti. Apa yang sedang ada di pasar, diantara produk yang ada di pasar yang mana yang lebih diminati, apakah pelanggan menginginkan yang lain dari sisi bentuk, kemasan, jenis, cara layanan, berapa daya beli pelanggan pada umumnya. Selain penelitian pasar, juga perlu dikem-bangkan bentuk pengembangan pemasaran. Misalnya dari sistem menunggu konsumen sampai pada mendatangi konsumen; seperti pemasaran door to door, delivery order, pembayaran dengan cara angsuran, dan lain-lain. d. Evaluasi produk. Lakukan evaluasi produk secara periodik dan berkesinambungan terhadap UPJ SMKMAK anda, yang antara lain meliputi bagaimana kualitas produk anda, 101 bagaimana nilai penampilannya dibanding produk sejenis lainnya, bagiamana daya tariknya, apakah diperlukan modifikasi?, apakah harga yang ditawarkan telah sesuai?, dan lain-lain. e. Lakukan promosi tanpa henti: Beberapa langkah promosi yang dilakukan adalah membuat iklan, melakukan desiminasi dan promosi penjualan melalui peragaan, demonstrasi, membagikan sampel produk, dan lain-lain. f. Tingkatkan pengelolaan tempat UPJ SMKMAK: apakah diperlukan peningkatan kebersihan, kenyamanan, dekorasi, luasnya, penataan, atau pengembangan lokasi untuk mendekati pelanggan, dan lain-lain. g. Konsultasi dengan yang ahli: Jangan segan untuk minta petunjuk dan saran dari mereka yang lebih dahulu menjalankan usaha sekaligus yang telah berhasil mengembangkan usaha. h. Tingkatkan permodalan: dapat dilakukan dengan menambah modal dari dalam maupun dari luar, misalnya mendapatkan kredit dari lembaga keuangan. Oleh karenanya senantiasa diperlukan tertib administrasi keuangan.

6. Memperluas Usaha

Dalam memperluas usaha, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagaimana dalam mengembangkan usaha. Dalam tahap ini dilakukan peningkatan jenis atau bidang usaha atau penambahan jumlah unit usaha. Beberapa contoh pengembangan usaha yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut Dikmenjur, 2007. 102 a. Untuk SMKMAK program keahlian Budidaya Ternak dapat melakukan bidang usaha penggemukan sapi,dalam pengembangan selanjutnya dapat menjual sapi atau daging sapi, dapat mengembangkan usaha membuat dan menjual kompos dan tanaman hias. b. SMKMAK program keahlian Tata Kecantikan dengan usaha salon, dapat mengembangkan usaha perawatan dan penataan rambut, serta perawatan kulit. Pada program keahlian Tata Busana dapat mengembangkan usaha pakaian seragam sekolah, penyewaan pakaian adat, dan lain-lain. c. SMKMAK program keahlian Mekanik Otomotif dapat mengembangkan bidang usaha jasa perbaikan motor mobil, disamping itu dapat menjual jasa perbaikan dapat juga menjual suku cadang spare parts. d. Pada SMKMAK program keahlian Budidaya Perikanan yang telah mengembangkan Budidaya Ikan, disamping menjual ikan segar, dapat dikembangkan hasil budidaya ikan seperti abon ikan, ikan asin, ikan presto, terasi, petis, dan dapat dilakukan usaha inovasi pakan ikan. 103 BAB VI PEMASARAN HASIL UPJ SMKMAK

A. PENGERTIAN PEMASARAN

Sebelum mulai berproduksi, sebaiknya pikirkan dulu “siapa yang akan membeli produk atau jasa kita”, atau dalam bahasa bisnisnya “siapa pasar kita”. Pasar adalah wadah konsumen yang akan membeli produkjasa yang dihasilkan suatu perusahaan; pasar, toko buku adalah pelajarmahasiswa, pasar perusahaan rekanan adalah mereka yang suka musik, dan seterusnya. Pemasaran ialah kegiatan yang dilakukan untuk menjual produk seperti yang diharapkan pasar. Kegiatan dalam pemasaran meliputi perencanaan produk, penentunan harga, distribusi dan promosi. Atau dikenal dengan singkatan 4P dalam kegiatan pemasaran: Product produk, Price harga, Place distribusi, dan Promotion promosi. 4P dan indikatornya di atas digambarkan sebagai berikut: Gambar 6.1. Pemesaran dan Indikatornya Overton, 2000 B. Produk 104 Keputusan penting dalam kaitannya dengan produk adalah barangjasa apa yang akan kita buat dan jual. Perhatikan hal-hal berikut. 1. Apa yang dibelidibutuhkan pasar 2. Mengapa barang tersebut dibeli 3. Siapa yang membeli 4. Bagaimana proses pembelian 5. Bagaimana mutu dan features 6. Bagaimana modelnya? 7. Bagaimana merknya terkenal atau tidak? 8. Bagaimana kemasannya? 9. Bagaimana pelayanannya? 10. Bagaimana garansinya?

1. Produk yang Dibeli

Barang-barang yang diproduksi bisa diklasifikasikan menjadi : - barang yang tahan lama barang yang digunakan berkali-kali, misal baju, sepatu, tas, TV, dan lain-lain. - barang yang tidak tahan lama barang yang dikonsumsi satu atau beberapa kali, misal makanan, minuman, kertas, pensil dan lain-lain. - Jasa, Kegiatan yang dihasilkan untuk memuaskan pembeli, misal transportasi, salon, bank, dan lain-lain. Barang yang tahan lama dan yang tidak tahan lama disebut barang nyata, sedangkan jasa disebut juga barang tidak nyata. 105 Perbedaan ini mempengaruhi strategi pemasaran yang akan digunakan. sebagai contoh, barang yang tahan lama membutuhkan personal selling, tetapi memberikan keuntungan per produk yang besar. Barang yang tidak tahan lama dan jasa, cepat dikonsumsi, sering dibeli, tersedia di banyak lokasi, tetapi memberikan keuntungan per produk yang kecil.

2. Alasan Membeli

Pada umumnya konsumen membeli barangjasa untuk memenuhi memuaskan kebutuhannya, misal kebutuhan akan makan, minum, sex trasnportasi dll. Suatu produk dapat memberikan lebih dari satu keuntungan kepada pembeli. Sebagai contoh, kegunaan utama shampo adalah untuk membersihkan rambut, tetapi pembeli bisa mendapat keuntungan yang lain seperti bau yang harum, mencegah ketombe dan mengandung conditioner. Sebagai seorang pengusaha, anda dapat menciptakan suatu produk yang mempunyai kelebihan dibanding produk lain seperti contoh diatas, sehingga permintaan terhadap produk anda tinggi, dan anda bisa mengungguli perusahaan lain. Atau anda dapat juga menciptakan suatu produk yang berbeda dengan yang produk lain yang sejenis, misal bila bagi perusahaan lain sebuah T-shirt hanya merupakan sebuah baju; anda dapat mempromosikan bahwa T-shirt produk anda dapat menaikkan citra pemakai. Seorang pengusaha harus berusaha agar konsumen beralih ke produknya dan bahkan menjadi langganannya. 106

3. Orang yang Membeli

Pada dasarnya kegiatan membeli adalah suatu proses membuat keputusan. Orang akan memutuskan barang apa yang akan dibeli. Pada beberapa barangjasa, hanya ada satu orang pembuat keputusan; tetapi untuk barangjasa lain keputusan dibuat oleh beberapa orang. Tugas anda adalah mengidentifikasi siapa pembuat keputusan terakhir, dan berusaha untuk mempengaruhi yang bersangkutan, untuk membeli produk anda mengkonsentrasikan kegiatan pemasaran pada ybs. Paling tidak ada empat orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang, yaitu :  Influencer ialah orang yang punya pengaruh besar dalam mengajukan pembelian dan pembuat keputusan akhir.  Decider ialah pengambil keputusan yang menentukan apakah perlu membeli, barang apa yng dibeli, bagaimana cara membeli, kapan harus dibeli dan dimana bisa dibeli.  Buyer ialah orang yang ditugasi untuk membeli barang dimaksud.  User ialah orang yang menggunakan barang tersebut. Sebagai contoh, dalam proses pembelian mainan anak-anak, anak itu sendiri atau temannya bertindak sebagai influencer, ayahnya sebagai decider, ibunya sebagai buyer dan anak itu sendiri sebagai user. Motivasi pembeli timbul antara lain disebabkan untuk: 1. Memenuhi kebutuhan dasar misalnya makan, pakaian, dan rumah tinggal. 2. Menunjukkan status sosial misalnya pakaian yang bagus, barang mewah. 107 3. Untuk investasi misalnya tanah, rumah, dan apartemen.

4. Proses Pembelian

Ada lima langkah yang biasa dilakukan dalam membeli barang yaitu : a. Perasaan membutuhkan. Orang yang akan membeli suatu barang harus punya perasaan bahwa dia memang menginginkan barang itu dan ingin membeli untuk memuaskan keinginannya. b. Pencarian informasi. Calon pembeli akan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, misal dengan cara minta nasihat teman, baca iklan, tanya pada penjual, atau langsung melihat dan membandingkan beberapa barang dengan pertimbangan utama kualitas dan harga. c. Keputusan pembelian Setelah melihat berbagai produk dan membandingkan dari segi merk, kualitas, harga dan lokasi pembelian, pembeli akan memutuskan mana yang paling optimal. Misal seorang calon pembeli akan memutuskan untuk membeli suatu barang di toko A karena lokasinya dekat dengan rumah, walaupun mungkin di toko lain yang lebih jauh harganya lebih murah. d. Kegunaan produk Pada tahap ini calon pembeli memeriksa apakah barang yang akan dibelinya dapat memenuhi keinginannya. Tidak jarang calon pembeli menemukan kegunaan lain dari barang yang akan dibelinya, misalnya ybs membeli kue kaleng, maka setelah kue habis kalengnya bisa digunakan sebagai tempat bunga. e. Perasan setelah membeli barang 108 Setelah membeli barang, pembeli dapat merasa sangat puas atau malah tidak puas terhadap barang yang dibelinya. Hal ini penting diperhatikan oleh para pengusaha, karena sekali pembeli merasa tidak puas mereka tidak akan membeli produk anda lagi.

5. Mutu dan Feature

Orang yang ingin selalu sempurna atau perfeksionist dan mengutamakan gengsi hanya memilih produkjasa yang bermutu tinggi. Harga berapapun akan dibeli asalkan ada jaminan mutunya tinggi. Karena ada kepuasan tersendiri setelah membeli barangjasa tersebut. Mutu produk tinggi biasanya berkaitan dengan merk-merk atau perusahaan-perusahaan terkenal terkenal misalnya Nokia, Toshiba, Fujitsu, Sony, dan sebagainya. Feature ialah fasilitas-fasilitas yang dimiliki suaytu produk. Semakin banyak fasilitas yang disediakan suatu produk, semakin mahal harganya.

6. Model Produk

Orang yang senang mengikuti model selalu membeli produk terbaru dengan model yang baru pula. Harga berapapun akan dibeli asalkan ada jaminan modelnya menarik bagi pelanggan. Karena ada kepuasan tersendiri setelah membeli barang model baru tersebut. Contohnya, bangsa kita termasuk korban model baru sehingga sering berganti-ganti HP misalnya.

7. Merk ProdukJasa

Orang yang sudah terpengaruh dengan citra merk brand image selalu fanatik dengan merk kebanggaannya. Harga berapapun akan dibeli karena merknya sudah menjadi pavorit pembeli. Merk-merk 109 terkenal itu misalnya Toyota, Mercy, BMW, Sony, Toshiba, dan sebagainya.

8. Kemasan Produk

Kemasan suatu produk harus dibuat sedemikian rupa sehingga menarik konsumen untuk membelinya. Yang penting harga kemasan jangan sampai lebih mahal dari pada produknya.

9. Pelayanan

Penjual harus memperlakukan pembeli sebagai raja. Layanilah pembeli sebaik mungkin sehingga pembeli puas dengan pelayanan penjual. Jika pelayanan penjual mengecewakan, maka pembeli akan kecewa sehinga tidak mau membeli lagi. Akibatnya perusahaan akan bangkrut. Pelayanan meliputi penyampaian produk yang tepat waktu dan pelayanan pasca jual.

10. Garansi

Pembeli juga senang jika produk ada garansinya. Semakin lama masa garansi, semakin baik mutu produk tersebut.

C. Siklus Hidup Produk

Ada empat tahap dalam siklus hidup suatu produk yaitu sebagi berikut:

1. Pengenalan

Perioda pertumbuhan yang lambat dimana secara berangsur pasar baru mengenal barang anda. Pada tahap ini uang yang didapat dari hasil penjualan sangat kecil. 110

2. Pertumbuhan

Dalam perioda ini penerimaan pasar terhadap barang anda meningkat dengan cepat. Pembeli semakin banyak dan produk semakin ditingkatkan. Pengusaha juga tetap memperhatikan agar persediaan barang tidak melimpah karena dikwatirkan akan berluk hukum dagang yaitu jika persediaan banyak sementara permintaan sedikit atau berkurang, maka barang akan turun. Akibatnya, keuntungan usaha juga akan menurun.

3. Pemantapan

Peningkatan penjualan dalam perioda ini berangsur lambat karena pasar sudah mencoba produk anda dan produk dapat diterima sesuai target anda.

4. Penurunan

Pada periode ini jumlah penjualan sangat menurun karena persaingan yang ketat dari kompetitor lain. Dengan sendirinya pendapatan juga menurun dratis. Tidak semua produk mempunyai siklus hidup seperti yang telah dijelaskan. Ada produk yang langsung mengalami penurunan setelah proses pengenalan, ada juga produk lain yang dapat meningkatkan penjualan lagi setelah melalui proses penurunan, karena didukung oleh improvisasi produk dan pemasaranpenjualan yang gencar. Kebutuhan bahan pokok seperti beras dan gula akan selalu berada pada tahap pertumbuhan dan pemantapan. Dengan mengetahui dalam tahap mana produk anda berada, anda dapat mengetahui seberapa besar penerimaan pasar terhadap 111 produk anda. Sehingga anda dapat mengatur, misalnya kapan promosi besar-besaran perlu dilakukan tahap pengenalan, dan kapan tidak diperlukan promosi tahap penurunan.

D. Harga

Setelah mengetahui produk apa yang akan dibuat dan siapa pasar anda, sekarang saatnya anda menentukan harga jual produk anda. Hal ini cukup penting, karena harga yang terlalu murah dapat menyebabkan kerugian, sedangkan harga yang terlalu mahal bisa menyebabkan pelanggan menjauh, sehingga bisnis anda tidak mengalami kemajuan. Lima metoda dasar dalam penentuan harga: berorientasi pada ongkos atau daftar harga berorientasi pada permintaan berorientasi pada pesaing berorientasi pada discounts potongan berorientasi pada periode pembayaran sekali bayar atau mencicil.

1. Orientasi pada Ongkos.

Kebanyakan pengusaha menentukan harga jual produk berdasarkan biaya atau ongkos yang dikeluarkan untuk memproduksi barang itu, dengan cara menambahkan sekian persen mial 20 untuk keuntungan dari biaya produksiunit. Ada 2 cara dalam menghitung harga jual berdasarkan pada ongkos, yaitu penamhanan biaya mark-up dan titik impas break even point. 112 a. Penambahan biaya Untuk mendapatkan nilai biaya produksiunit, adalah biaya produksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Kemudian harga jual ditentukan dengan menambah biaya produksiunit dengan suatu angka yang merupakan presentasi dari biaya produksiunit. b. Teknik titik impas Titik impas adalah suatu tingkat volume dimana nilai penjualan sama dengan total biaya. Untuk menggunakan teknik ini, dibutuhkan pengetahuan mengani dan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap tidak tergantung pada jumlah barang yang didproduksi. Yang termasuk dalam biaya tetap adalah biaya untuk sewa, rekening listrik air dll. Biaya variabel besarnya tergantung pada jumlah barang yang diproduksi. Yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya untuk bahan baku, TK dll.

2. Orientasi pada permintaan

Harga ditentukan berdasarkan permintaan terhadap produk itu. Bila permintaan terhadap suatu produk sangat tinggi, maka produk tersebut bisa dijual dengan harga tinggi pula. Sebaliknya, bila permintaan terhadap suatu produk rendah, maka kita harus menjual dengan harga yang lebih murah; walaupun biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi kedua produk tersebut sama. Suatu produk yang sama dapat dijual dengan harga yang bervariasi tergantung pada calon pembeli, tempat dan waktu penjualan, atau versi lain produk tersebut. 113

3. Orientasi pada pesaing

Harga jual suatu produk bia juga ditentukan dengan terlebih dulu mengetahui harga jual produk sejenis dari pesaing kita. Biasanya produk dijual dengan harga yang lebih murah atau bisa juga lebih mahal tetapi dengan prentasi selisih yang tetap. Berbeda dengan kedua teknik sebelumnya, teknik ini tidak tergantung kepada hubungan antara biaya produksi dengan harga jualnya. Walaupun permintaan terhadap produk berubah, harga jual produk tetap tergantung kepada harga jual dari pesaing. Teknik lain Masih ada beberapa cara lain, misal :  pemilik toko menjual suatu produk terkenal dengan harga sangat rendah dengan tujuan menarik pembeli ke tokonya dengan harapan pembeli juga akan membeli barang lain di tokonya.  Beberapa toko menerapkan harga yang diyakini punya efek psikologis, misalnya untuk suatu produk mereka memasang harga Rp 4.950,- dan buka Rp 5.000,-.  Cara lain yang lebih impresif adalah “beli-satu-gratis-satu”, walaupun sesungguhnya biaya produksinya memang sangat rendah, sehingga dia bisa menjual 2 produk sekaligus.  Ada juga perusahaan yang menetukan harga setelah terlebih dahulu menghitung berapa keuntungan yang ingin di dapatkan. 114

E. Tempat

Biasanya perusahaan tidak dapat menjual langsung barangnya kepada konsumen. Mereka membutuhkan jasa untuk memasarkan barangnya di suatu tempat outlet yang dekat dengan konsumen, dan kemudian distributor ini akan mendistribusikan barang tersebut ke toko-toko yang akan menjualnya kepada konsumen. Berbekal pengalaman, hubungan baik, dan SDM yang mereka miliki, mereka bisa melakukan pendistribusian barang dengan lebih efisien, lebih ekonomis dan lebih cepat dibandingkan bila kita melakukannya sendiri. Karena jasanya mereka akan mendapatkan persentase dari penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat jaringan distribusi.

1. Karakteristik produk.

a. Barang yang tidak tahan lama seperti makanan dan minuman sangat baik bila dijual melalui jalur distribusi yang pendek, misal melalui pengecer. b. Produk kebutuhan sehari-hari seperti sabun dan sikat gigi sebaiknya juga dijual melalui pengecer. Sedangkan produk khusus seperti mesin dapat dijual langsung kepada perusahaan pemakai, karena sulitnya mencari tenaga penjual perantara yang menguasai mesin tersebut. c. Produk yang butuh perlakuan khusus, biasanya juga dijual kepada konsumen melalui pengeser. 115

2. Karakteristik Konsumen

a. Pada umumnya orang membeli barang untuk keperluan industri secara langsung dari pabrik, sedangkan barang untuk keperluan sehari-hari di pengecer. b. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan juga adalah lokasi geografis dan jumlah pembeli yang potensial, karena semakin banyak konsumen sebaiknya semakin banyak pula jaringan distribusi yang harus dibangun. c. Produk yang bentuknya kecil tapi penggunaannya seperti obat, sebaiknya lebih baik dijual melalui penyalur tunggal.

F. Promosi

Kita perlu melakukan promosi pada saat :  Ingin mengetahui seperti apa produk pesaing di pasar yang telah kita targetkan  Ingin membuat produk tampil beda dari prodsuk sejenis.  Orang belum terlalu mengenal produk kita  Produk dijual secara mail-order. Variasi kegiatan promosi : 1. Iklan Mempromosikan produk melalui media TV dan radio, koran dan majalah, display dan bilboard atau menjadi sponsor kegiatan. 2. Personal selling Promosi penjualan dilakukan dengan mendatangi dan bercakap-cakap langsung dengan calon pembeli, baik di rumah, dikantor atau di tempat bisnis lain. 116 3. Publikasi Publikasi dilakukan melalui TV atau media lain untuk menstimulasi permintaan akan produk dengan cara, produsen membahas suatu masalah dimana masalah tersebut dapat teratasi bila kita menggunakan produknya. 4. Promosi penjualan Dilakukan misalnya dengan cara memberikan cantoh produk sample, memberi bonus, potongan harga, demo, icip-icip gratis dsb.

G. Tahap-Tahap Pemasaran