Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar sebesar 50 pada tahun 2015. Berdasarkan UU No.322004 tentang Pemerintah Daerah dan UU
No.332004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah, maka pemerintah daerah bertanggungjawab penuh untuk
memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Bagi daerah-daerah dengan wilayah
perdesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif banyak dan mempunyai kapasitas fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka sangat terbatas,
sehingga memerlukan dukungan finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada
masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan
pengembangan sumber daya manusia. Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah pusat dan daerah dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air
minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan
melalui air dan lingkungan. Ruang lingkup kegiatan Program Pamsimas mencakup 5 lima komponen proyek yaitu :
a. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal
b. Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi
c. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum
d. Insentif untuk Desa Kelurahan dan Kabupaten Kota dan
e. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek
Suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan akan efektif dan berkelanjutan bila berbasis pada masyarakat melalui pelibatan
seluruh masyarakat dan dilakukan melalui pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat
demand responsive approach
. Proyek yang tanggap terhadap kebutuhan berarti bahwa proyek menyediakan sarana dan kegiatan-
kegiatan yang masyarakat inginkan, bersedia untuk berkontribusi dan membiayai; dan dapat mengelola dan memelihara sehingga terbentuk rasa
memiliki
sense of ownership
terhadap kegiatan yang dilakukan dan mengelola secara sukarela. Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha pemberdayaan
masyarakat, agar masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam menyiapkan, melaksanakan, mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah
dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat dan lingkungan sekolah http:new.pamsimas.org.
Program Pamsimas Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat merupakan salah satu program PNPM Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pendukung dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat melalui penyediaan air minum dan sanitasi
berbasis masyarakat dimana masyarakat peserta program berperan sebagai pelaku utama dan penentu dalam seluruh proses persiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan. Proses yang mengajak masyarakat dalam menemukenali berbagai persoalan dan penyakit terkait air dan sanitasi,
kemudian dibimbing untuk melakukan berbagai langkah pencegahannya termasuk menyiapkan sarana yang dibutuhkan seperti air minum dan sanitasi
akan membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat untuk hidup bersih dan sehat yang pada gilirinnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
terutama menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan yang akhirnya akan tercipta hidup bersih dan sehat.
Oleh sebab itu kegiatan program Pamsimas mencakup pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal; peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat; penyediaan sarana air minum; pengembangan kapasitas pelaku Pamsimas melalui promosi, pelatihan, lokakarya dan bimbingan teknis.
Kabupaten Klaten menjadi salah satu tempat pelaksanaan program Pamsimas. Karakteristik air yang ada di Kabupaten Klaten ialah berwarna putih
keruh, bila digunakan untuk mencuci pakaian lama kelamaan akan berubah warna menjadi kekuningan dan terdapat endapan bila didiamkan beberapa saat
sebelum dipakai. Kecamatan Prambanan merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten yang telah mendapat bantuan program Pamsimas. Di
Kecamatan Prambanan program Pamsimas ini telah mencakup beberapa desa. Desa yang telah dijangkau oleh program Pamsimas sebanyak 5 desa yaitu Desa
Sanggrahan yang sudah mencapai tahap pengembangan, Desa Pereng, Desa Kotesan, Desa Cucukan dan Desa Sengon yang baru sampai tahap pembangunan
dan baru beroperasi beberapa bulan. Pembangunan yang ada di Kecamatan Prambanan berdasarkan karakteristik yang ada pada setiap desa tersebut.
Pembangunan tandon air dilakukan berdasarkan kualitas dan kuantitas air yang ada.
Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Prambanan masih kurang optimal untuk masyarakat, hal ini
ditandai dengan mengeringnya beberapa air sumur dan mata air yang ada di sekitar masyarakat pada musim kemarau. Di Desa Pereng, rumah warga yang
berdekatan dengan aliran sungai, menyebabkan sebagian warga berpikiran praktis, yaitu dengan melakukan kegiatan seperti mandi, buang air dan mencuci
lebih mudah di sungai, selain tidak membutuhkan biaya. Tidak bisa dipungkiri, meskipun sudah ada sosialisasi dari Pemerintah, masih tetap ada warga yang
memanfaatkan sungai untuk aktifitas MCK. Sebagian air tanah dimungkinkan telah tercemar oleh limbah dari perikanan lele. Dari observasi, diketahui juga
bahwa perikanan lele yang berada di sekitar pekarangan tempat tinggal masyarakat, limbahnya dibuang secara langsung dan tidak diolah terlebih
dahulu. Limbah dari perikanan lele ini dimungkinkan juga mempengaruhi kualitas air sumur di sekitar lokasi perikanan.
Permasalahan lain yang dijumpai di lapangan adalah terbatasnya prasarana dan sarana air bersih, baik secara kualitas maupun kuantitas untuk
mendukung kegiatan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya keluarga yang tidak memiliki sumur pribadi sehingga untuk pemenuhan
kebutuhan air untuk kegiatan sehari-hari mengandalkan air dari sumur keluarga yang lain. Adanya permasalahan tersebut, maka program Pamsimas mulai
masuk ke desa-desa di Kecamatan Prambanan. Adanya layanan Pamsimas yang belum menjangkau di seluruh daerah
menyebabkan masih kurangnya sosialisasi tentang dana swadaya masyarakat dalam program Pamsimas. Dana swadaya yang digerakkan oleh masyarakat ini
digunakan sebagai dana pemeliharaan fasilitas yang digunakan oleh Kepala Keluarga pengguna program Pamsimas. Adanya dana tersebut diharapkan dapat
membangun masyarakat agar mempunyai rasa memiliki sehingga bila ada kerusakan masyarakat dapat berpartisipasi untuk menyampaikan kerusakan,
kekurangan atau memperbaikinya sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul
“TANGGAPAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
SANITASI BERBASIS MASYARAKAT PAMSIMAS DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN
” B.
Identifikasi masalah
1. Masih kurang tersedianya pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat
di Kecamatan Prambanan. 2.
Mengeringnya air sumur dan mata air yang ada di sekitar masyarakat pada saat musim kemarau.
3. Sebagian air tanah di Kecamatan Prambanan dimungkinkan telah tercemar
oleh limbah dari perikanan lele. 4.
Respon yang beragam dari masyarakat pada program Pamsimas. 5.
Terbatasnya prasarana dan sarana air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas terutama sarana pendukung kegiatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. 6.
Program Pamsimas yang belum menjangkau di seluruh desa. 7.
Masih kurangnya sosialisasi tentang dana swadaya masyarakat dalam program Pamsimas.
8. Distribusi air terkendala oleh topografi pada setiap desa.
9. Kurangnya tenaga dari pihak pemerintah, sehingga banyak peran ganda yang
dimiliki oleh para pelaksana. 10.
Beberapa aktifitas mandi cuci kakus yang dilakukan di sungai.