TANGGAPAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN.
TANGGAPAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS)
DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
ANEISIA KHAIRAWATI SAPUTRA NIM 11405244025
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
(2)
(3)
(4)
(5)
v
MOTTO
“sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Rad 13: 11)
Expect for the Best, Plan for the Worst, and Action whatever it takes! (Bong Chandra)
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian.”
(Pramoedya Ananta Toer)
Tidak ada pemberian ALLOH yang paling luas dan lebih dari pada KESABARAN
(H.R Bukhari)
Sesungguhnya Sesudah Kesulitan itu ada Kemudahan (Surat Al Insyiroh 94: 6)
Isoho Rumongso Ojo Rumongso Isoh (Penulis)
(6)
vi
berikan kepada hamba sehingga mampu menyelesaikan karya tulis sederhana ini.
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
Ibu dan Bapakku, ibu Titik Paryanti dan Bapak Wahyu Saputra, terimakasih atas doa dan pengorbanan yang selama ini tercurahkan. Terimakasih telah memberikan segenap surga kasih sayang yang luar biasa istimewa bagi putrimu, yang tak akan pernah terlupakan.
Simbahku, Mbah GitoWiharjo, terima kasih atas kasih saying dan doa-doa yang tercurahkan selama ini untuk cucumu.
Kubingkiskan skripsi ini untuk:
Seluruh keluarga besar trah GitoWiharjo, tiada kata lain selain ucapan terimakasih atas motivasi, dukungan moril serta doa yang tiada henti.
Adikku, NurHidayah Titik Saputra, semoga kau bias lebih hebat untuk membanggakan dan membahagiakan orang tua kita. Terimakasih untuk dukungan dan motivasi yang selama ini kau berikan.
Keluargaku muda-mudi kelompok Pereng, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan, doa dan semangat yang diberikan selama ini.
Sahabat-sahabat seperjuangan Pendidikan Geografi NR 2011, terimakasih atas dukungan, kerjasama dan kebersamaan selama ini.
Teman-teman HMPG Masa Bakti 2011/2012 dan 2012/2013 yang telah mengajarkanku banyak pengalaman berorganisasi selama di bangku perkuliahan.
(7)
ii
TANGGAPAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS)
DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN Oleh
Aneisia Khairawati Saputra 11405244025
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) Penerapan program Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. 2) Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan program Pamsimas. 3) Tanggapan masyarakat terhadap program Pamsimas. 4) Partisipasi masyarakat terhadap program Pamsimas. 5) Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah pengguna Pamsimas, Perangkat Desa, Tim Fasilitator tingkat Kecamatan dan Dinas Sumber Daya Air serta ROOMS (Regional Oversight Management Services) Pamsimas. Informan diambil purposive sampling yang diambil dengan tujuan tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) a) penerapan program Pamsimas melibatkan semua lapisan masyarakat tanpa membedakan gender dan status sosial. b) bentuk penerapannya diawali dengan adanya sosialisasi dari Bappeda, diikuti dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan sampai pada tahap evaluasi. 2) faktor pendukung program Pamsimas adalah swadaya masyarakat berupa dana, ide dan tenaga. 3) faktor penghambat:a) merasa kualitas air yang digunakan sudah layak untuk dikonsumsi. b) penempatan tandon air yang belum menjangkau seluruh masyarakat. c) ada masyarakat yang merusak fasilitas dengan cara membakar pipa saluran air. 3) tanggapan masyarakat terhadap Pamsimas: sebagian besar masyarakat setuju dengan adanya Pamsimas. 4) partisipasi masyarakat: a) masyarakat mengikuti semua kegiatan yaitu dari sosialisasi sampai evaluasi. b) masyarakat aktif dan lancar membayar iuran setiap bulan. c) masyarakat menjaga fasilitas yang ada baik di sekitar rumah maupun pipa utama. 5) upaya meningkatkan : a) menghilangkan budaya masyarakat BABS (Buang Air Besar Sembarangan). b) pemerintah memberikan bantuan berupa dana. c) pemerintah pusat memberikan bantuan dana untuk pengembangan Pamsimas ke tahap selanjutnya.
(8)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Tanggapan dan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta atas kesempatan yang diberikan untuk dapat menuntut ilmu di UNY.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah berkenan memberikan izin penelitian dalam penyusunan skripsi.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan izin penelitian dalam penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr. Mukminan selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan, motivasi, dan arahannya sampai penelitian ini selesai.
5. Ibu Nurul Khotimah, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing penyusunan tugas akhir ini.
6. Ibu Dr. Dyah Respati SS, M.Si selaku narasumber skripsi yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak/ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta atas bekal ilmunya selama ini.
8. Bapak Agung Yulianto, S.E sebagai admin Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
9. Bapak-bapak Kepala Desa di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten yang telah memberikan izin wawancara.
10.Bapak Sugeng Santoso, perwakilan fasilitator dari BAPPEDA Kabupaten Klaten yang berkenan menjadi narasumber penelitian.
(9)
ix
11.Bapak dan ibu selaku masyarakat pengguna Pamsimas di Kecamatan Prambanan serta seluruh informan yang telah memberikan waktu dan informasinya untuk penelitian ini.
12.Bapak Ir. Wahyu Saputra dan Ibu Titik Paryanti, kedua orang tua saya yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya.
13.Nur Hidayah, adik saya yang selalu memotivasi, membantu dan mendoakan dalam melaksanakan proses penelitian di lapangan.
14.Keluarga besar dan teman-teman Pendidikan Geografi, khususnya kelas Non Reguler 2011 yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuan dalam melakukan penelitian.
15.Teman-teman muda-mudi Desa Pereng yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini.
16.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah berperan serta membantu kelancaran dan terlaksanya penyusunan tugas akhir skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri, serta sebagai dharma bakti penulis kepada almamater tercinta.
Yogyakarta, 15 September 2015
Penulis
Aneisia Khairawati Saputra
(10)
x
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 8
C. Fokus Penelitian 9
D. Rumusan Masalah 10
E. Tujuan Penelitian 10
F. Manfaat Penelitian 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 13
A. Kajian Teori 13
1. Kajian Geografi 13
a. Pengertian Geografi 13
b. Konsep Geografi 14
c. Pendekatan Geografi 20
B. Kajian Tentang Pamsimas 22
1. Pengertian Pamsimas 22
(11)
xi
3. Faktor Penghambat atau Kendala 26
C. Kajian Tanggapan 27
D. Kajian Partisipasi Masyarakat 28
1. Pengertian Partisipasi Masyarakat 28
2. Bentuk Partisipasi 31
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi 32
4. Tahap Partisipasi 34
5. Partisipasi Masyarakat dalam Program Pamsimas 36
E. Kerangka Berpikir 41
BAB III METODE PENELITIAN 44
A. Desain Penelitian 44
B. Subjek Penelitian 44
C. Tempat dan Waktu Penelitian 46
D. Teknik Pengumpulan Data 47
E. Instrumen Penelitian 50
F. Teknik Analisis Data 50
G. Keabsahan Data 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55
A. Deskripsi Wilayah Kecamatan Prambanan 55
1. Kondisi Fisiografis 55
2. Kondisi Demografis 67
3. Kondisi Sosial dan Ekonomi Kecamatan Prambanan 76
4. Kondisi Sarana dan Prasarana 76
5. Kondisi Ekonomi 80
B. Pembahasan 84
1. Pamsimas di Kecamatan Prambanan 84
2. Karakteristik Informan 88
3. Penerapan Program Pamsimas 100
(12)
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 125
A. Kesimpulan 125
B. Saran 127
DAFTAR PUSTAKA 129
(13)
xiii DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1. Penelitian Relevan 39
Tabel 2. Informan Penelitian 46
Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian 47
Tabel 4. Klasifikasi Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt-Fergusson 61
Tabel 5. Kondisi Curah Hujan di Kecamatan Prambanan Tahun 2005-2014 62
Tabel 6. Penggunaan Lahan Kecamatan Prambanan 66
Tabel 7. Jumlah Penduduk Kecamatan Prambanan Berdasarkan Jenis Kelamin 68
Tabel 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Prambanan Menurut Desa dan Jenis Kelamin 70
Tabel 9. Komposisi Penduduk Kecamatan Prambanan Berdasarkan Kelompok Umur 71
Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 72
Tabel 11. Komposisi Penduduk Kecamatan Prambanan Berdasarkan Pendidikan 74
Tabel 12. Komposisi Penduduk Kecamatan Prambanan Berdasarkan Mata Pencaharian 76
Tabel 13. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Prambanan 77
Tabel 14. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Prambanan 78
Tabel 15. Jumlah Fasilitas Olahraga di Kecamatan Prambanan 80
Tabel 16. Jumlah Kelompok Tani di Kecamatan Prambanan 82
Table 17. Jumlah Kelompok Tani Ikan Air Tawar 83
Tabel 18. Jumlah Peternak Hewan di Kecamatan Prambanan 84
Tabel 19. Jumlah Pengguna Pamsimas Setiap Desa 87
(14)
xiv
GAMBAR Halaman
Gambar 1. Model Kerangka Berfikir 43
Gambar 2. Model Analisis Data 52
Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Prambanan Peta Lokasi Penelitian 58
Gambar 4. Peta Jalur Pipa Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten 101
(15)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air adalah substansi yang paling melimpah di permukaan bumi. Air
merupakan komponen utama bagi semua makhluk hidup dan merupakan
kekuatan utama secara konstan membentuk permukaan bumi. Air juga
merupakan faktor penentu dalam pengaturan iklim di permukaan bumi untuk
kebutuhan hidup manusia. Salah satu sifat khusus air adalah sangat mudah
berubah wujud. Air dapat dijumpai di planet bumi dalam 3 bentuk, padat, cair
dan gas. Ketiga wujud air ini berpengaruh sangat penting bagi siklus hidrologi.
Air di bumi berada pada lapisan atmosfer yang disebut hidrosfer yang meliputi
ketinggian antara 1-15 km di atas permukaan tanah. Air tersebut tersimpan di
laut dalam bentuk es, sebagai air permukaan dan di atmosfer bumi. Air di
atmosfer berupa massa uap air yang merupakan suatu fase dari siklus hidrologi
(Indarto, 2010: 3-6).
Air merupakan zat esensial untuk kehidupan, air yang memungkinkan
adanya kehidupan di bumi ini. Tubuh makhluk hidup sebagian besar terdiri dari
air, kecuali makhluk hidup dalam bentuk biji dan spora, air juga berfungsi
sebagai zat pelarut di dalam tubuh manusia, sebagai reaksi kimia dalam
metabolisme dalam bentuk air seni. Penguapan air dari tubuh merupakan
(16)
untuk kehidupan, untuk itu makhluk hidup harus terus menerus mendapatkan air
(Uwe Neis, 1993 : 25).
Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup termasuk manusia.
Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,
antara lain: menampung air hujan, air permukaan, ataupun air tanah (Indarto,
2010: 7). Berdasarkan berbagai sumber air tersebut masyarakat banyak
menggunakan air tawar yang berasal dari air tanah sebagai pemenuhan
kebutuhan kehidupan mereka. Air menjadi sumber daya yang penting untuk
mendukung kehidupan, keberadaan air tidak hanya cukup memenuhi syarat
jumlah yang banyak secara kuantitas tetapi juga memiliki kualitas yang baik.
Masyarakat seringkali memandang kebutuhan air sudah cukup terpenuhi apabila
ada jumlah yang cukup banyak, sedangkan kualitasnya kurang diperhatikan.
Menurut Djauhari Noor (2005: 76), pemanfaatan air bagi kebutuhan air
minum harus memenuhi standar kualitas kesehatan. Sumber daya air baru dapat
dikatakan layak minum apabila unsur-unsur yang dikandungnya sudah
memenuhi standar baku mutu air layak minum yang bebas dari mineral-mineral
yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Di samping itu hal yang perlu
diketahui adalah dari mana sumber air itu berasal, apakah air tersebut telah
tercemar atau terkontaminasi oleh unsur-unsur logam berat atau tidak. Sumber
daya air, baik yang berasal dari daratan (sungai, mata air, danau) maupun bawah
tanah (air artesis) tidaklah otomatis dapat diminum langsung tanpa dilakukan
(17)
3
Pada masa yang akan datang kemungkinan kebutuhan air tanah akan
semakin besar yaitu untuk kebutuhan domestik (rumah tangga penduduk).
Pemanfaatan air tanah untuk kebutuhan hidup manusia baik kebutuhan rumah
tangga, tidak hanya cukup memperhatikan dari segi kuantitas saja, tetapi juga
kualitas yang sesuai dengan baku mutu. Oleh karena itu, kualitas air tanah yang
akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut juga penting untuk
diketahui. Pemenuhan kebutuhan sumber daya air yang besar tentunya tetap
harus dilakukan dengan memperhatikan batas aman pengambilan air tanah. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat
pemanfaatan air tanah yang melebihi daya dukungnya antara lain penurunan
muka air tanah, intrusi, hingga terjadinya penurunan permukaan lahan dan banjir
pasang air laut.
Air dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian sebagai irigasi sawah,
peternakan dan perikanan. Adanya pemanfaatan air tersebut membuat air
semakin banyak dibutuhkan masyarakat untuk terus dapat memenuhi
kelangsungan hidupnya. Pada sektor perikanan air berperan penting sebagai
wahana untuk hidup, tinggal dan berkembang biak. Di sektor perikanan, air
limbah dari perikanan akan menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak
ditangani dengan benar. Pencemaran ini menyebabkan sebagian besar
sumur-sumur dan mata air di desa menjadi tercemar dan menimbulkan bau.
Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai
(18)
yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar sebesar 50 % pada
tahun 2015. Berdasarkan UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU
No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemeritah Daerah, maka pemerintah daerah bertanggungjawab penuh untuk
memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat di daerahnya masing-masing,
termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Bagi daerah-daerah dengan wilayah
perdesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif banyak dan mempunyai
kapasitas fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka sangat terbatas,
sehingga memerlukan dukungan finansial untuk membiayai investasi yang
dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada
masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana,
maupun investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan
pengembangan sumber daya manusia.
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas) merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan
daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air
minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama
dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan
melalui air dan lingkungan. Ruang lingkup kegiatan Program Pamsimas
mencakup 5 (lima) komponen proyek yaitu :
a. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal
(19)
5
c. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum
d. Insentif untuk Desa / Kelurahan dan Kabupaten / Kota dan
e. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek
Suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan akan
efektif dan berkelanjutan bila berbasis pada masyarakat melalui pelibatan
seluruh masyarakat dan dilakukan melalui pendekatan yang tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat (demand responsive approach). Proyek yang tanggap
terhadap kebutuhan berarti bahwa proyek menyediakan sarana dan
kegiatan-kegiatan yang masyarakat inginkan, bersedia untuk berkontribusi dan
membiayai; dan dapat mengelola dan memelihara sehingga terbentuk rasa
memiliki (sense of ownership) terhadap kegiatan yang dilakukan dan mengelola
secara sukarela. Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha pemberdayaan
masyarakat, agar masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam menyiapkan,
melaksanakan, mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah
dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di
masyarakat dan lingkungan sekolah (http://new.pamsimas.org).
Program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat) merupakan salah satu program PNPM (Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Pendukung dalam rangka menciptakan
masyarakat hidup bersih dan sehat melalui penyediaan air minum dan sanitasi
berbasis masyarakat dimana masyarakat peserta program berperan sebagai
(20)
pelaksanaan dan pemeliharaan. Proses yang mengajak masyarakat dalam
menemukenali berbagai persoalan dan penyakit terkait air dan sanitasi,
kemudian dibimbing untuk melakukan berbagai langkah pencegahannya
termasuk menyiapkan sarana yang dibutuhkan seperti air minum dan sanitasi
akan membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat yang pada gilirinnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
terutama menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan
melalui air dan lingkungan yang akhirnya akan tercipta hidup bersih dan sehat.
Oleh sebab itu kegiatan program Pamsimas mencakup pemberdayaan
masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal; peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat; penyediaan sarana air minum; pengembangan kapasitas pelaku
Pamsimas melalui promosi, pelatihan, lokakarya dan bimbingan teknis.
Kabupaten Klaten menjadi salah satu tempat pelaksanaan program
Pamsimas. Karakteristik air yang ada di Kabupaten Klaten ialah berwarna putih
keruh, bila digunakan untuk mencuci pakaian lama kelamaan akan berubah
warna menjadi kekuningan dan terdapat endapan bila didiamkan beberapa saat
sebelum dipakai. Kecamatan Prambanan merupakan salah satu Kecamatan yang
ada di Kabupaten Klaten yang telah mendapat bantuan program Pamsimas. Di
Kecamatan Prambanan program Pamsimas ini telah mencakup beberapa desa.
Desa yang telah dijangkau oleh program Pamsimas sebanyak 5 desa yaitu Desa
Sanggrahan yang sudah mencapai tahap pengembangan, Desa Pereng, Desa
(21)
7
dan baru beroperasi beberapa bulan. Pembangunan yang ada di Kecamatan
Prambanan berdasarkan karakteristik yang ada pada setiap desa tersebut.
Pembangunan tandon air dilakukan berdasarkan kualitas dan kuantitas air yang
ada.
Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan air
bersih di Kecamatan Prambanan masih kurang optimal untuk masyarakat, hal ini
ditandai dengan mengeringnya beberapa air sumur dan mata air yang ada di
sekitar masyarakat pada musim kemarau. Di Desa Pereng, rumah warga yang
berdekatan dengan aliran sungai, menyebabkan sebagian warga berpikiran
praktis, yaitu dengan melakukan kegiatan seperti mandi, buang air dan mencuci
lebih mudah di sungai, selain tidak membutuhkan biaya. Tidak bisa dipungkiri,
meskipun sudah ada sosialisasi dari Pemerintah, masih tetap ada warga yang
memanfaatkan sungai untuk aktifitas MCK. Sebagian air tanah dimungkinkan
telah tercemar oleh limbah dari perikanan lele. Dari observasi, diketahui juga
bahwa perikanan lele yang berada di sekitar pekarangan tempat tinggal
masyarakat, limbahnya dibuang secara langsung dan tidak diolah terlebih
dahulu. Limbah dari perikanan lele ini dimungkinkan juga mempengaruhi
kualitas air sumur di sekitar lokasi perikanan.
Permasalahan lain yang dijumpai di lapangan adalah terbatasnya
prasarana dan sarana air bersih, baik secara kualitas maupun kuantitas untuk
mendukung kegiatan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan
(22)
kebutuhan air untuk kegiatan sehari-hari mengandalkan air dari sumur keluarga
yang lain. Adanya permasalahan tersebut, maka program Pamsimas mulai
masuk ke desa-desa di Kecamatan Prambanan.
Adanya layanan Pamsimas yang belum menjangkau di seluruh daerah
menyebabkan masih kurangnya sosialisasi tentang dana swadaya masyarakat
dalam program Pamsimas. Dana swadaya yang digerakkan oleh masyarakat ini
digunakan sebagai dana pemeliharaan fasilitas yang digunakan oleh Kepala
Keluarga pengguna program Pamsimas. Adanya dana tersebut diharapkan dapat
membangun masyarakat agar mempunyai rasa memiliki sehingga bila ada
kerusakan masyarakat dapat berpartisipasi untuk menyampaikan kerusakan,
kekurangan atau memperbaikinya sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “TANGGAPAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN”
B. Identifikasi masalah
1. Masih kurang tersedianya pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat
di Kecamatan Prambanan.
2. Mengeringnya air sumur dan mata air yang ada di sekitar masyarakat pada
(23)
9
3. Sebagian air tanah di Kecamatan Prambanan dimungkinkan telah tercemar
oleh limbah dari perikanan lele.
4. Respon yang beragam dari masyarakat pada program Pamsimas.
5. Terbatasnya prasarana dan sarana air bersih baik secara kualitas maupun
kuantitas terutama sarana pendukung kegiatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
6. Program Pamsimas yang belum menjangkau di seluruh desa.
7. Masih kurangnya sosialisasi tentang dana swadaya masyarakat dalam
program Pamsimas.
8. Distribusi air terkendala oleh topografi pada setiap desa.
9. Kurangnya tenaga dari pihak pemerintah, sehingga banyak peran ganda yang
dimiliki oleh para pelaksana.
10.Beberapa aktifitas mandi cuci kakus yang dilakukan di sungai.
C. Fokus Penelitian
Dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi di atas, maka fokus
penelitian ini yaitu pengguna Pamsimas yang mencakup :
1. Penerapan program Pamsimas di Kecamatan Prambanan.
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan program
Pamsimas di Kecamatan Prambanan.
3. Tanggapan masyarakat terhadap program Pamsimas di Kecamatan
(24)
4. Partisipasi masyarakat terhadap program Pamsimas di Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten.
5. Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program Pamsimas di
Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian yang telah diuraikan di
atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan program Pamsimas di Kecamatan Prambanan?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan program
Pamsimas di Kecamatan Prambanan?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program Pamsimas di Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten?
4. Apa saja partisipasi masyarakat terhadap program Pamsimas di Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten?
5. Bagaimana upaya meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program
Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
(25)
11
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan program
Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
3. Tanggapan masyarakat terhadap program Pamsimas di Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten.
4. Partisipasi masyarakat terhadap program Pamsimas di Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten.
5. Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program Pamsimas di
Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
F. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
dalam kajian ilmu geografi khususnya hidrologi.
b. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang berminat mengadakan
penelitian sejenis.
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat di tempat penelitian ini dapat memberikan informasi baru
mengenai kajian pemanfaatan air tanah yang berkualitas dan sesuai dengan
kuantitas.
b. Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi
(26)
dengan air minum dan sanitasi masyarakat serta untuk mengambil
langkah-langkah terbaik yang dapat digunakan untuk menanggulangi
permasalahan sumber daya air yang terjadi.
3. Manfaat dalam bidang pendidikan
Berdasarkan kurikulum mata pelajaran Geografi untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA/MA) khususnya kelas X semester genap, terkait Standar
Kompetensi (SK) menganalisis unsur-unsur geosfer dan Kompetensi Dasar (KD)
mengalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi, maka
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengayaan untuk mendukung
(27)
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Kajian geografi
a. Pengertian geografi
Pengertian geografi menurut hasil Seminar Lokakarya tahun 1988
di IKIP Semarang, geografi adalah ilmu yang mempelajari perbedaan
dan persamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan
dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Moch.
Amien, 1994:15).
Menurut Bintarto (1991:30), Geografi merupakan studi yang
mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun
yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui
pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan
program, proses dan keberhasilan pembangunan.
Dari dua pengertian tentang geografi di atas dapat disimpulkan
bahwa geografi mengkaji tentang hubungan antara manusia dengan
keadaan alam dalam upaya manusia mempertahankan kehidupan,
(28)
b. Konsep Geografi
Geografi sebagai suatu ilmu juga memiliki apa yang disebut
dengan konsep geografi. Para ahli geografi Indonesia pada seminar dan
lokakarya yang diselenggarakan di Semarang tahun 1989 dan 1999
telah merumuskan 10 konsep geografi yang meliputi : konsep lokasi,
jarak, keterjangkauan, pola, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan,
interaksi atau interdependensi, differensiasi area, dan keterkaitan
keruangan (Suharyono dan Moch. Amien, 1994: 26-35). Penelitian ini
menggunakan beberapa konsep geografi agar tidak keluar dari batasan
geografi dan untuk membedakan dengan penelitian pada bidang lain.
1) Konsep lokasi
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang
sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi cirri khusus ilmu
atau pengetahuan geografi, dan merupakan jawaban atas
pertanyaan pertama dalam geografi, yaitu ‘di mana?’.
Secara pokok ada dua lokasi yaitu lokasi absolut dan
lokasi relatif. Lokasi absolut menunjukkan letak yang tetap
terhadap sistem grid atau koordinat. Untuk penentuan lokasi
absolut. Di muka bumi dipakai sistem koordinat garis lintang dan
garis bujur yang telah disepakati bersama dan derajatnya dihitung
dari garis ekuator untuk garis lintang dan garis meridian yang
(29)
15
Lokasi relatif lebih penting artinya dan lebih banyak
dikaji dalam geografi serta lazim juga disebut sebagai letak
geografis (walau ada juga yang memakai sebutan letak geografis
untuk letak yang dinyatakan dengan garis lintang dan garis
bujur). Arti lokasi ini berubah-ubah bertalian dengan keadaan
daerah sekitarnya. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa lokasi
penelitian berada di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
2) Konsep Jarak
Jarak sangat erat kaitannya dengan lokasi sehingga
mempunyai arti bagi segala segi kehidupan manusia dan
merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, karena nilai
suatu obyek dapat ditentukan oleh jaraknya terhadap suatu obyek
lain. Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan
kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air, tanah subur,
pusat pelayanan) pengangkutan barang dan penumpang. Seperti
halnya lokasi, jarak juga di bagi menjadi dua, yaitu jarak absolut
dan jarak relatif. Jarak absolut adalah jarak dua tempat yang
diukur berdasarkan garis lurus di udara dengan memperhatikan
skala peta, sedangkan jarak relatif disebut juga jarak tempuh, baik
yang berkaitan dengan waktu maupun biaya angkut yang
(30)
Konsep jarak dalam penelitian ini digunakan berkaitan
dengan jarak tiap pos penampungan air di wilayah tersebut.
Analisis lain yang dilakukan dengan konsep ini adalah posisi pos
penampungan air yang dapat mempengaruhi jumlah volume air
yang di alirkan kepada Kepala Keluarga pengguna. Ukuran pipa
untuk mengalirkan air juga mempengaruhi terhadap volume air
dari pos penampungan kepada Kepala Keluarga pengguna.
3) Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan dalam geografi tidak selalu
berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi
medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang
dapat dipakai. Konsep keterjangkauan dalam penelitian ini
berkaitan dengan aksesibilitas di Kecamatan Prambanan sebagai
tempat pelaksana program Pamsimas.
4) Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau
persebaran fenomena dalam ruang muka bumi baik fenomena
yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran, vegetasi, jenis
tanah, curah hujan) atau fenomena sosial budaya (permukiman,
persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian, tempat
(31)
17
mengidentifikasi jenis pola persebaran penduduk yang ada di
daerah penelitian.
5) Konsep Morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan antara daratan
muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah
(secara geologis) yang lainnya disertai erosi dan sedimentasi
sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau, lereng, lembah, dan
dataran aluvial. Morfologi juga berkaitan dengan erosi dan
pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaaan air
serta jenis vegetasi yang dominan. Konsep ini berkaitan dengan
lokasi penelitian yaitu pengaruh morfologi setiap pos
penampungan air terhadap distribusi air kepada Kepala Keluarga
pengguna di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
6) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang
bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit
yang paling menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala
maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.
Konsep ini berkaitan dengan lokasi penelitian yang membentuk
suatu kelompok pada setiap desa penerima Pamsimas dipengaruhi
(32)
7) Konsep Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan atau sumber-sumber di muka bumi
bersifat relatif atau tidak sama bagi semua orang atau golongan
tertentu. Konsep nilai kegunaan dalam penelitian ini berkaitan
pada pemanfaatan air tanah yang sesuai dengan kebutuhan
perseorangan dan ketersediaannya di alam.
8) Konsep Interaksi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi
antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Hal ini terjadi
karena setiap tempat mampu mengembangkan potensi
sumber-sumber serta kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang
ada di tempat lain. Sehingga memungkinkan terjadinya reaksi
antara satu tempat dengan tempat lain.
Konsep interaksi dalam penelitian ini menjelaskan
hubungan antara Kepala Keluarga pengguna program Pamsimas
dengan penyedia program Pamsimas. Interaksi antara pengelola
program Pamsimas dengan ketersediaan dan kualitas air tanah
yang digunakan oleh Kepala Keluarga pengguna program
Pamsimas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Interaksi
antara masyarakat Kepala Keluarga pengguna program Pamsimas
dengan ketersediaan dan kualitas air tanah yang digunakan untuk
(33)
19
9) Konsep Differensiasi Area
Differensiasi area merupakan perwujudan unsur-unsur
atau fenomena lingkungan baik yang bersifat alami atau
kehidupan. Integrasi setiap fenomena menjadikan satu tempat
atau wilayah mempunyai corak tersendiri sebagai region yang
berbeda dari tempat atau wilayah lain. Konsep differensiasi area
dalam penelitian ini terkait dengan berbedanya pos penampungan
dan distribusi air kepada Kepala Keluarga pengguna di setiap
desa di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
10)Konsep Keterkaitan Keruangan
Konsep ini menunjukkan derajat keterkaitan persebaran
suatu fenomena yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang
menyangkut fenomena alam, tumbuhan maupun kehidupan
sosial. Konsep keterkaitan keruangan dalam penelitian ini
berkaitan dengan keadaan fisik seperti ketersediaan air tanah di
daerah penelitian dan kondisi sosial yaitu kebutuhan masyarakat
terhadap air dalam kehidupan rumah tangga. Kedua hal tersebut
saling berkaitan untuk menunjang terjaganya lingkungan daerah
(34)
c. Pendekatan Geografi
Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada
pendekatannya. Menurut Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarno (1991:
12-30), terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam mengkaji ilmu
geografi, yakni :
1) Pendekatan Keruangan (spatial approach)
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai
sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Ahli geografi akan
bertanya faktor-faktor apa yang menguasai pola penyebaran dan
bagaimana pola tersebut dapat diubah agar persebarannya terjadi lebih
efisien dan lebih wajar. Dengan kata lain dapat diutarakan bahwa dalam
analisa keruangan yang harus diperhatikan adalah pertama, penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada dan kedua, penyediaan ruang yang
akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dicanangkan.
2) Pendekatan Kelingkungan (ecological approach)
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungan disebut ekologi. Oleh karena itu untuk mempelajari ekologi,
seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti manusia, hewan
dan tumbuhan serta lingkungan seperti litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
Selain dari itu organisme dapat mengadakan interaksi dengan organisme
hidup lain. Manusia merupakan satu komponen dalam organisme hidup
(35)
21
ekologi manusia atau human ecology dimana dipelajari interaksi antara
manusia dan antara manusi dengan lingkungannya.
3) Pendekatan komplek kewilayahan (regional complex approach)
Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi disebut
analisa komplek wilayah. Pada analisa sedemikian wilayah-wilayah
tertentu didekati atau dihampiri dengan pengertian area differentiation,
yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antara wilayah akan berkembang
karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain, oleh
karena terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut. Pada
analisa sedemikian diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena
tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antara variabel manusia dan
lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (analisa ekologi).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kelingkungan karena
berkaitan dengan interaksi masyarakat dengan lingkungan yaitu sebagai
sumber yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pendekatan kelingkungan ini merupakan pendekatan yang menyatakan
adanya interaksi antara komponen-komponen organisme dan
lingkungannya menjadi suatu kesatuan, karena setiap komponen
memiliki sifat tertentu yang menentukan peranannya dalam ekosistem.
Penelitian ini mengkaji partisipasi masyarakat dalam program Pamsimas
(36)
2. KAJIAN TENTANG Pamsimas
a. Pengertian Pamsimas
Program Pamsimas merupakan salah satu program AMPL-BM
(Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat) di
Indonesia, Program Pamsimas adalah aksi nyata pemerintah (pusat dan
daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan
air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya
yang ditularkan melalui air dan lingkungan.
Ruang lingkup kegiatan Program Pamsimas mencakup 5 (lima)
komponen proyek yaitu :
1) Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal;
2) Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan
Sanitasi;
3) Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum;
4) Insentif untuk Desa / Kelurahan dan Kabupaten / Kota; dan
5) Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek.
Tujuan program Pamsimas adalah untuk meningkatkan akses
layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan
khususnya masyarakat di desa tertinggal dan masyarakat di pinggiran
kota (peri-urban). Secara lebih rinci program Pamsimas bertujuan untuk:
(37)
23
2) Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum
dan sanitasi yang berkelanjutan;
3) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan local
(pemerintah daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan
layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;
4) Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang
pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat;
Sedangkan pemberdayaan masyarkat dalam Tugas dan Fungsi
MITRA yang terlibat program Pamsimas dapat dipahami sebagai
berikut:
1) Badan Perencanaan dan pembangunan nasional Bertanggung jawab
dalam melakukan koordinasi terhadap perencanaan yang dilakukan
oleh sektor terkait.
2) Departemen pekerjaan umum Direktur jendral Cipta Karya ditunjuk
sebagai penaggung jawab proyek Pamsimas secara teknis
keseluruhan dan melakukan pembinaan yang berkaitan dengan
konstruksi sarana yang dibangun.
3) Departemen kesehatan Direktur Jendral PP (Pemberantasan
penyakit) dan PL (Penyehatan Lingkungan) melakukan pembinaan
teknis terhadap program pengawasan kualitas air dan lingkungan
(38)
4) Departemen dalam Negeri Direktur jendral pengembangan daerah
bertanggung jawab pembinaan koordinasi pelaksanaan di daerah.
Direktur jendral PMB (Pengembangan Masyarakat dan desa)
bertanggung jawab dalam pembinaan pemberdayaan masyarakat.
5) Departemen Keuangan Direktur jendral anggaran bertanggung jawab
dalam pembinaan kebijakan pengganggaran dana pinjaman, dana
hibah, dan dana pendamping.
Teknis pelaksanaan program Pamsimas ini terdiri dari tiga
bagian, yaitu :
1) Proses Pemilihan Lokasi Pada bagian ini akan dijelaskan tentang
bagaimana suatu lokasi dipilih untuk mengikuti proyek Pamsimas,
sehingga sejak awal dapat dikatakan bahwa prakarsa/inisiatif proyek
berasal dari masyarakat. Urutan kegiatan sebelum suatu lokasi dapat
dipilih untuk ikut serta dalam program Pamsimas, yaitu: Sosialisasi
proyek di tingkat Kabupaten Sosialisasi proyek di tingkat
desa/kelurahan Pernyataan minat masyarakat Penetapan desa/
kelurahan sebagai lokasi proyek.
2) Proses perencanaan dan implementasi proyek di masyarakat.Pada
bagian ini akan dijelaskan bagaimana suatu lokasi yang telah terpilih
untuk ikut serta dalam proyek Pamsimas melakukan kegiatanya
mulai dari tahap perencanaan yang dilakukan secara partisipatif oleh
(39)
25
3) Pengelolaan sarana air, sanitasi, dan program kesehatan oleh
masyaraklat, Pada bagian ini akan dijelaskan tentang bagaimana
desa/kelurahan melaksanakan kegiatan-kegiatan pada tahap pasca
proyek. Ketiga bagian di atas adalah kegiatan yang saling berkaitan,
dimana setelah dilakukan pemilihan lokasi kemudian dilakukan
proses perencanaan dan implementasi proyek yang bersangkutan,
sampai memasuki tahap akhir proyek.
Dalam pemberdayaan masyarakat implementasi program
Pamsimas. Didapatkan melalui sumber dana kredit IDA (International
Development Association) No. Cr. 4204-IND, Rupiah Murni
Pendamping dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/kota, dan
Dana Kontribusi Masyarakat.
b. Landasan Yuridis Pemberdayaan Program Pamsimas
Kebijakan dan perangkat peraturan sebagai bingkai untuk
pengembangan desa dalam pemberdayaan masyarakat dibidang
kesehatan dan penyehatan lingkungan, ditunjang oleh semua pihak dari
Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah baik itu tingkat I atau Pemetintah
Daerah tingkat II dan Pemerintah Pusat serta dukungan dari organisasi
dunia yang terkait tentang pemberdayaan masyarkat dan penyehatan
lingkungan pedesaan. Untuk mewujudkan program tersebut diperlukan
landasan dari undang-undang maupun peraturan dari pemerintah.
(40)
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air
2) UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistim Perencanaan Pembangunan
Nasional
3) PP 72, 73 Tahun 2005 tentang Desa/Kelurahan.
4) Surat Edaran Bersama MENEG Perenc. Pemb. Nas./Kepala
Bappenas Dan MENDAGRI No. 1181/M.Ppn/02/2006 dan
050/244/Sj Tanggal 14 Feb 2006 Perihal Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2006.
5) Surat Mendagri No. 414.2/2435/Sj Tanggal 21 September 2005
Perihal Pedoman Umum Pengelolaan Pembangunan Partisipatif
6) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
7) Rencana Pembamngunan Jangka Menengah (Perpres No.7 Tahun
2005)
8) Rencanan Pemabangunan Jangka Menengah Daerah atau Rencana
Strategis Propinsi dan Rencana Strategis Kabupaten/ Kota.
c. Faktor Penghambat atau Kendala
Kendala dalam penanggulangan pelaksanaan program Pamsimas
yang dihadapi selama pelaksanaan program Pamsimas, yaitu: Pada aspek
perencanaan dan penjadwalan kegiatan kadang sulit dapat diikuti oleh
semua pihak yang terlibat. Pada aspek pelaksanaan, kebiasaan atau
(41)
27
petunjuk pelaksanaan program Pamsimas. Penanganan masalah yang
dapat dilakukan adalah memberikan saran kepada pihak yang berwenang
dan berkompeten sebagai tindak lanjut penanganan masalah. Sepert i
Untuk jadwal yang tidak dapat diikuti oleh semua pihak terlibat, agar
kembali dilakukan penjadwalan ulang sehingga semua pihak yang
terlibat dapat hadir. Untuk kebiasaan masyarakat yang kurang disiplin,
dapat dilakukan sosialisasi kembali kepada masyarakat. Jika masyarakat
tidak disiplin maka program Pamsimas yang telah disepakati untuk
dicapai bersama tidak akan berjalan efektif.
Berdasarkan prinsip program Pamsimas, Berbasis masyarakat
yaitu Seluruh proses perencanaan Pamsimas seperti pemilihan kebutuhan
air dan pelaksanaan kegiatan menyertakan partisipasi aktif masyarakat.
Hal ini sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat atas sarana air minum
dan sanitasi, sehingga diharapkan sarana yang terbangun dipelihara dan
dikelola oleh masyarakat.
3. Kajian Tanggapan
Menurut Abdurachman (1988: 30), pandangan geografi mengenai
tanggapan adalah suatu istilah yang meliputi segala sesuatu sebagai jumlah
keseluruhan dari pengamatan, ingatan, sikap, preferensi dan faktor psikologis
lainnya yang ikut serta dalam pembentukan apa yang dinamakan kognisi
(42)
rangsangan dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau
dikondisikan maka akan memebentuk tingkah laku baru tehadap rangsangan
yang dikondisikan. Tanggapan biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku
yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.
Tanggapan merupakan perubahan sikap dan perilaku subjek tertentu
yang dipengaruhi oleh adanya rangsangan atau stimulus dari lingkungan.
Tanggapan bisa berupa tanggapan positif maupun negatif. Tanggapan positif
memunculkan persetujuan, sedangkan tanggapan negatif memunculkan
penolakan. Penelitian ini memebahas tentang tanggapan Kepala Keluarga
pengguna program Pamsimas.
4. Kajian Partisipasi Masyarakat
a. Pengertian Partisipasi Masyarakat
1) Partisipasi menurut Mubyarto dalam Taliziduhu Ndraha (1997:
102), adalah kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap
program sesuai kemampuan setiap orang, tanpa berarti
mengorbankan kepentingan diri sendiri.
2) Partisipasi menurut Loekman Soetrisno (1995: 223), adalah
kerjasama yang erat antara perencanaan dan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan
hasil pembangunan yang telah dicapai. Menurut definisi ini, ukuran
(43)
29
masyarakat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang
akan dibangun di suatu wilayah.
3) Menurut Simatupang (1970: 29-42) dalam Khairuddin (1992: 124)
memberikan rincian tentang partisipasi sebagai berikut:
(a) Partisipasi berarti apa yang dijalankan adalah bagian dari
usaha bersama yang dijalankan bahu-membahu dengan
saudara kita sebangsa dan setanah air untuk membangun
masa depan bersama.
(b) Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan
bersama di antara semua warga negara yang mempunyai latar
belakang kepercayaan yang beraneka ragam dalam Negara
Pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama
untuk memberi sumbangan demi terbinanya masa depan yang
baru dari bangsa kita.
(c) Partisipasi tidak hanya mengambil bagian dalam
pelaksanaan-pelaksanaan rencana pembangunan. Partisipasi
berarti memberikan sumbangan agar dalam pengertian kita
mengenai pembangunan itu, nilai-nilai kemanusiaan dan
cita-cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.
(d) Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong kearah
pembangunan yang serasi dengan martabat manusia.
(44)
alam sebagai lingkungan hidup manusia, juga untuk
generasi-generasi yang akan datang.
4) Partisipasi menjadi amat penting menurut Moeljarto (1987) karena
beberapa alasan pembenar bagi partisipasi masyarakat dalam
pembangunan yaitu (Tjahya, 2000: 209-210):
(a) Rakyat adalah fokus sentral dan tujuan terakhir
pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari dalil
tersebut;
(b) Partisipasi menimbulkan harga diri dan kemampuan pribadi
untuk dapat turut serta dalam keputusan penting yang
menyangkut masyarakat.
(c) Partisipasi menciptakan suatu lingkungan umpan balikarus
informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan kondisi
daerah yang tanpa keberadaannya akan tidak terungkap. Arus
informasi ini tidak dapat dihindari untuk berhasilnya
pembangunan;
(d) Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai dari
mana rakyat berada dan dari apa yang mereka miliki;
(e) Partisipasi memperluas zone (wawasan) penerima proyek
pembangunan;
(f) Partisipasi akan memperluas jangkauan pelayanan
(45)
31
(g) Partisipasi menopang pembangunan;
(h) Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif baik bagi
aktualisasi potensi manusia maupun pertumbuhan manusia;
(i) Partisipasi merupakan cara yang efektif membangun
kemampuan masyarakat untuk pengelolaan program
pembangunan guna memenuhi kebutuhan khas daerah;
(j) Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak
demokratis individu untuk dilibatkan dalam pembangunan
mereka sendiri.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan seseorang atau
anggota masyarakat dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
bersama.
b. Bentuk Partisipasi
Bentuk partisipasi menurut Taliziduhu Ndraha (1987: 102)
terbagi atas:
1) Partisipasi Vertikal
Partisipasi vertikal terjadi dalam bentuk kondisi tertentu
masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak
lain, dalam hubungan dimana masyarakat berada sebagai status bawahan,
(46)
2) Partisipasi Horizontal
Partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsa dimana
setiap anggota atau kelompok masyarakat berpartisipasi horizontal satu
dengan yang lainnya.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Menurut Slamet (1993), partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang
untuk berpartisipasi antara lain (St. Rodliyah, 2013: 55-58) :
1) Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan akan
mempengaruhi partisipasi yang diberikan. Partisipasi yang diberikan
oleh laki-laki berbeda dengan partisipasi yang diberikan oleh
perempuan karena adanya sistem pelapisan sosial yang terbentuk
dalam masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara
keduanya sehingga menimbulkan perbedaan hak dan kewajiban.
2) Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.
Perbedaan kedudukan dan derajat atas dasar senioritas dalam
masyarakat menimbulkan adanya golongan tua dan golongan muda
yang berbeda dalam hal-hal tertentu. Struktur usia penduduk dapat
(47)
33
3) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu cara untuk mengembangkan
ketrampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat
membuat seseorang menjadi warga Negara yang baik. Pendidikan
dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap
lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan
kesejahteraan seluruh masyarakat. Latar belakang pendidikan yang
diperoleh seseorang akan mempengaruhi masyarakat dalam
berpartisipasi.
4) Pekerjaan
Pekerjaan (mata pencaharian) penduduk merupakan gambaran
kegiatan ekonomi suatu daerah sehingga maju mundurnya suatu daerah
dapat dilihat dari sektor ekonominya. Jenis pekerjaan seseorang akan
menentukan tingkat penghasilan dan mempengaruhi waktu luang
seseorang dalam berpartisipasi.
5) Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan atau penghasilan akan mempengaruhi
partisipasi seseorang. Tingkat pendapatan atau penghasilan ini akan
mempengaruhi kemampuan financial seseorang untuk berpartisipasi
dalam suatu kegiatan, dalam hal ini kegiatan pengguna Pamsimas.
Partisipasi masyarakat ditinjau dari segi motivasinya, terjadi
(48)
(a) Takut
Partisipasi dilakukan karena takut dengan perintah atasan
sehingga masyarakat terpaksa melaksanakan rencana yang telah
ditentukan.
(b) Ikut-ikutan
Partisipasi dilakukan karena rasa solidaritas tinggi antar anggota
masyarakat.
(c) Kesadaran
Partisipasi dilakukan karena kehendak dari pribadi anggota
masyarakat yang timbul dari hati nurani sendiri. Masyarakat sadar bahwa
pembangunan merupakan kepentingan bersama, sehingga mereka tidak
merasa terpaksa dan tidak hanya ikut-ikutan dalam melaksanakan suatu
kegiatan.
d. Tahap Partisipasi
Menururt Khairuddin (1992: 125) partisipasi dibagi dalam tiga
tahap, antara lain :
1) Partisipasi Inisiasi (Inisiation Participation) adalah partisipasi
yang mengundang inisiatif dari pimpinan desa, baik formal
maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai
suatu proyek yang nantinya proyek tersebut merupakan
(49)
35
2) Partisipasi Legitimasi (Legitimation Participation) adalah
partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan
tentang proyek tersebut.
3) Partisipasi Eksekusi (Execution Participation) adalah partisipasi
pada tingkat pelaksanaan.
Tahap atau bentuk partisipasi yang dapat dilakukan oleh
masyarakat adalah sebagai berikut (Tjahya, 2000: 212):
1) Partisipasi dalam identifikasi masalah
Partisipasi dalam tahap identifikasi masalah merupakan
keterlibatan masyarakat dalam mengenali kondisi daerah beserta
permasalahan yang dihadapi, sehingga pembangunan yang dilaksanakan
merupakan kebutuhan masyarakat setelah melihat permasalahan di
daerahnya.
2) Partisipasi dalam perencanaan
Partisipasi dalam tahap perencanaan merupakan keterlibatan
masyarakat dalam rangkan menentukan arah dan strategi serta
kebijaksanaan pembangunan. Partisipasi dalam tahap ini berfungsi untuk
memastikan bahwa kondisi dan kebutuhan setempat benar-benar
diperhatikan.
3) Partisipasi dalam pelaksanaan
Partisipasi dalam tahap pelaksanaan merupakan keterlibatan
(50)
telah ditetapkan. Partisipasi masyarakat dalam tahap ini dapat berwujud
uang, barang dan tenaga karena biaya dari pemerintah tidak mencukupi.
4) Partisipasi dalam pemanfaatan dan pemeliharaan
Partisipasi dalam tahap pemanfaatan dan pemeliharaan hasil
merupakan keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan dan ikut serta
memelihara hasil pembangunan sehingga memiliki kewajiban untuk
memperbaiki apabila terjadi kerusakan.
5) Partisipasi dalam evaluasi hasil pembangunan
Partisipasi dalam tahap evaluasi merupakan keterlibatan
masyarakat dalammemberikan penilaian terhadap hasil pembangunan
sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pembangunan
selanjutnya.
e. Partisipasi masyarakat dalam program Pamsimas pada penelitian ini
adalah (Tjahya, 2000: 212-216) :
1) Partisipasi masyarakat dalam tahap identifikasi masalah ialah
keterlibatan masyarakat dalam mengenali dan menggali
permasalahan yang ada. Partisipasi masyarakat pada tahap
identifikasi masalah dalam penelitian ini, diukur berdasarkan
indikator yang digunakan untuk partisipasi dalam identifikasi
masalah yaitu pengetahuan akan program Pamsimas, perolehan
informasi, keterlibatan dalam kegiatan identifikasi masalah,
(51)
37
2) Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan merupakan
keterlibatan masyarakat dalam membahas suatu kegiatan yang
akan dilaksanakan. Partisipasi masyarakat pada tahap
perencanaan dalam penelitian ini, diukur berdasarkan keterlibatan
dalam kegiatan perencanaan, aktivitas dalam kegiatan perecanaan,
keterlibatan dalam penentuan kegiatan pada program Pamsimas.
3) Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan adalah keterlibatan
masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan.
Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan dalam penelitian
ini, dapat dilihat dari keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pada
program Pamsimas, bentuk sumbangan yang diberikan, dan
motivasi mengikuti program Pamsimas.
4) Partisipasi masyarakat pada tahap pengoperasian dan
pemeliharaan hasil ialah keterlibatan masyarakat dalam
memanfaatkan dan memelihara serta melakukan perbaikan
terhadap hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Partisipasi
masyarakat pada tahap pemanfaatan dan pemeliharaan hasil
dalam penelitian ini, dapat dilihat dari keikutsertaan masyarakat
dalam pemeliharaan dan pemanfaatan serta motivasi masyarakat
terlibat dalam program Pamsimas.
5) Partisipasi masyarakat pada tahap pengamanan lingkungan dan
(52)
lingkungan dan sosial terhadap kesesuaian setelah pembangunan
yang telah dilaksanakan. Partisipasi masyarakat pada tahap
pengamanan lingkungan dan social dalam penelitian ini dapat
dilihat dari dampak positif dan negative terhadap lingkungan dan
pengalihan fungsi lahan.
6) Partisipasi masyarakat pada tahap pemantauan, evaluasi dan
pelaporan adalah keterlibatan masyarakat dalam setiap pertemuan
yang membahas tentang kekurangan dan kelebihan terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat dilakukan
penilaian oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat pada tahap
evaluasi dalam penelitian ini, dapat dilihat dari keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan evaluasi, aktivitas dalam kegiatan
evaluasi, dan motivasi masyarakat terlibat dalam kegiatan
(53)
39
A. Penelitian yang relevan
Tabel 1. Penelitian yang relevan No
.
Peneliti Jamzi Mordani/ Jurnal Skripsi/ UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU/ 2014
1. Judul Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat di Desa Kampung Panjang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar
Tujuan a. untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah desa, fasilitator Pamsimas dan masyarakat dalam upaya Pemberdayaan Program Pamsimas.
b. untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat mengenai program Pamsimas. Metode Deskriptif Kualitatif
Hasil Penelitian
a. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui program Pamsimas yang dilakukan pemerintah desa, fasilitator Pamsimas dan Masyarakat adalah cukup mampu diberdayakan, hanya pada program sanitasi air di tempat-tempat umum hasilnya belum maksimal dilakukan pemberdayaan masyarakat.
b. Manfaat dari program Pamsimas sudah dirasakan manfaat oleh masyarakat berupa depot air minum Pamsimas yang beroperasi setiap hari dan menjadi komsumsi air di masyarakat desa Kampung panjang.
2. Peneliti Ibrahim Surotinojo/ Jurnal Tesis/ Universitas Diponegoro/ 2009 Judul Partisipasi Masyarakat Dalam Program Sanitasi Oleh Masyarakat
(SANIMAS) di Desa Bajo Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo
Tujuan a. Untuk mengkaji bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat dalam program SANIMAS. Metode Deskriptif Kuantitatif
Hasil Penelitian
a. Tingkat partisipasi cukup tinggi dalam bentuk tenaga diberikan pada seluruh tahapan program SANIMAS, sumbangan pikiran/ide dan material diberikan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan, partisipasi dalam bentuk uang diberikan dalam tahap pelaksanaan dan pemanfaatan. b. (1) Faktor-faktor internal yang mempengaruhi bentuk dan
tingkat partisipasi : faktor jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan faktor pengetahuan masyarakat.
(2) faktor eksternal yaitu pihak yang berkepentingan terhadap program SANIMAS yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat adalah pihak pemerintah daerah, pengurus desa, tokoh masyarakat dan fasilitator.
(54)
Judul Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi Bencana Di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang
Tujuan a. Upaya mitigasi bencana yang tepat di KRB III Gunung Merapi Desa Mranggen
b. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi bencana di Desa Mranggen
Metode Deskriptif Kuantitatif Hasil
penelitian
a. 1) Upaya mitigasi struktural di Desa Mranggen membangun Check Dam, Sabo Dam, Operit, Jembatan Gantung, Tanggul/Bronjong, Talud/Drainase, dan Jalur Evakuasi. 2) Upaya mitigasi non-stuktural dengan meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana berupa menyusun modifikasi Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Bencana Gunung Merapi, penghutanan, dan Prosedur Evakuasi.
b. Tingkat Partisipasi masyarakat baik secara struktural dan non-struktural tergolong dalam tingkatan sedang.
4 Peneliti Weni Lestari/ Skripsi/ UNY/ 2014
Judul Tingkat Partisipasi Pelaku Pariwisata Dalam Pengelolaan Sampah Di Objek Wisata Pantai Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul
Tujuan 1. Jenis sampah yang dihasilkan pelaku pariwisata
2. Partisipasi pelaku pariwisata dalam bentuk pengelolaan sampah
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pelaku pariwisata dalam pengelolaan sampah
4. Tingkat partisipasi pelaku pariwisata terhadap pengelolaan sampah di Objek Wisata Pantai Parangtritis
Metode Inferensial Kuantitatif Hasil
penelitian
a. Jenis sampah yang dibuang di Objek Wisata Pantai Parangtritis meliputi : sampah organik, sampah anorganik, sampah spesifik.
b. Partisipasi pelaku pariwisata dalam bentuk pengelolaan sampah meliputi: mengurangi timbunan, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan membuang.
c. Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi pelaku pariwisata meliputi: jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lamanya tinggal
d. Tingkat partisipasi pelaku pariwisata dalam pengelolaan sampah meliputi wisatawan hampir semua, partisipasi tinggi pengelola rumah makan dan penginapan dalam tingkat sedang.
(55)
41
B. Kerangka Berfikir
Air bagi masyarakat di Kecamatan Prambanan merupakan kebutuhan
yang sangat penting dan mendasar untuk pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Pada umumnya air memiliki peran penting sebagai bahan baku untuk
memenuhi segala kebutuhan setiap orang.
Kualitas air yang buruk dan kurang layak untuk dikonsumsi serta
sarana prasarana sanitasi atau jamban yang belum mencakup semua kalangan
menjadi alasan utama adanya program Pamsimas di Kecamatan Prambanan.
Pamsimas sendiri pengertiannya adalah Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat. Program Pamsimas mencakup tahap regular, tahap
replikasi dan tahap HID (Hibah Insentif Desa). Adanya Pamsimas di
Kecamatan Prambanan di sambut cukup baik dari masyarakat, sambutan
tersebut berupa tanggapan persetujuan dan penolakan.
Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten. Cakupan wilayah yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 5 Desa
yang memperoleh dan menggunakan bantuan Pamsimas. Desa-Desa tersebut
yaitu Desa Sanggrahan, Desa Pereng, Desa Cucukan, Desa Kotesan dan Desa
Sengon. Desa Sanggrahan merupakan Desa yang telah memperoleh bantuan
sampai pada tahapan HID atau Hibah Insentif Desa. Desa-desa selain Desa
Sanggrahan merupakan desa yang baru sampai pada tahap pembangunan dan
pengoperasian beberapa bulan.
Desa-desa yang baru sampai pada tahap pembangunan dan
(56)
pengembangan atau HID. Pada tahapan awal desa-desa menemukan berbagai
(57)
43
43 Skema 1. Model Kerangka Berfikir
Kecamatan Prambanan
Penerapan Pamsimas
Tanggapan Masyarakat terhadap Pamsimas
Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pamsimas
Partisipasi masyarakat
Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat
(58)
(59)
44
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan
interpretasi atau analisis, hasil penelitian ini biasanya difokuskan untuk memberikan
gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Moh. Pabundu Tika, 2005: 4).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan tanggapan, faktor pendukung dan
penghambat pengguna Pamsimas dalam program Pamsimas di Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik.
Individu atau organisasi, dalam ini tidak boleh diisolasikan kedalam variabel atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai
pemberdayaan masyarakat dalam program Pamsimas di Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten.
B. Subjek Penelitian
Sumber data atau informan dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
diperoleh. Subjek penelitian ini, yaitu:
(60)
Subjek penelitian utama dalam penelitian ini adalah ketua Pamsimas pada
tiap desa, masyarakat atau pengguna Pamsimas, fasilitator dan Kepala Desa.
2. Subjek Pelengkap
Subjek penelitian pelengkap adalah individu-individu tertentu yang
diwawancarai untuk keperluan informasi yaitu orang-orang yang dapat
memberikan informasi atau keterangan atau data yang diperlukan peneliti.
Informan yang diambil diharapkan dapat memberikan informasi yang sebanyak
mungkin, sehingga data yang diambil benar-benar dapat mewakili terhadap
penelitian. Terkait dengan pemilihan informan, Spradlay dalam Bungin
(2003:54) kriteria menentukan informan sebagai berikut :
a) Subjek yang cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan
aktivitas yang menjadi informan.
b) Subjek yang masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi
perhatian peneliti.
c) Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk
diwawancarai.
d) Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dipersiapkan terlebih dahulu.
Subjek pelengkap dalam penelitian ini adalah Dinas Sumber Daya Air dan
ROOMS (Regional Oversight Management Services) Pamsimas. Teknik
pengambilan informan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan
(61)
46
fasilitator, ketua Pamsimas pada tiap desa dan masyarakat pengguna Pamsimas
sebagai informan kunci. Hal ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
kelayakan untuk memenuhi persyaratan sebagai informan awal. Ketiga informan
tersebut mengetahui betul mengenai program Pamsimas di Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten. Daftar informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini :
Tabel 2. Informan Penelitian
No Nama Keterangan
1. Bapak Soekirno Ketua BPSPAMS Desa Cucukan
2. Ibu Peti Suyatmi Pengguna PAMSIMAS
3. Bapak Suwali Ketua BPSPAMS Desa Sengon
4. Bapak Sunaryo Ketua BPSPAMS Desa Sanggrahan
5. Bapak Marjuki Ketua BPSPAMS Desa Kotesan
6. Bapak Tukul Nuriyanto Ketua BPSPAMS Desa Pereng
7. Bapak Heru Pramana Kepala Desa Cucukan
8. Bapak Supriyanto Perangkat Desa Cucukan
9. Bapak Agus Sumaryono Kepala Desa Sengon
10. Bapak Slamet Kepala Desa Kotesan
11. Bapak Joko Mulyono Kepala Dusun Kotesan merangkap menjadi
Kader Air Minum dan Pelestarian
Lingkungan
12. Bapak Topo Suwarno Kepala Desa Sanggrahan
13. Bapak Handaka Respati Kepala Desa Pereng
14. Bapak Sugeng Santoso Kepala Bidang Fisik dan Sarana di BAPPEDA (Fasilitator Tingkat Kabupaten) 15. Bapak Wahid Agus Riyadi Fasilitator Masyarakat Tingkat Kecamatan 16. Bapak Wawan Supriyadi Fasilitator Masyarakat Tingkat Kecamatan
sumber: Data Primer
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dari
bulan Januari sampai dengan Agustus 2015. Jadwal pelaksanaan penelitian yang
(62)
Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Uraian Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus
1. Obervasi 2. Pembuatan
Proposal 3. Seminar Proposal 4. Penelitian 5. Penyusunan
Laporan Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tahap pengumpulan data yaitu :
1. Observasi (pengamatan)
Penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau di tempat terjadinya peristiwa
sehingga observer berada bersama objek yang di teliti (Moh. Pabundu Tika, 2005:
44).
Observasi dalam penelitian ini digunakan dalam rangka memperoleh data
awal tentang cakupan wilayah yang akan diteliti. Observasi berguna untuk
mendapatkan gambaran awal dari lokasi yang akan dijadikan sebagai obyek
penelitian dengan memperhatikan fenomena yang ada di lapangan, serta mencari
data mengenai segala kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan Pamsimas dan
kebutuhan air di setiap Kepala Keluarga pengguna Pamsimas. Metode ini
(63)
48
daerah peneliti tentang keadaan pelayanan Pamsimas dan kebutuhan air di setiap
Kepala Keluarga pengguna Pamsimas secara riil di daerah peneliti.
Metode ini menggunakan instrumen berupa check list yang digunakan
dalam rangka mencari data awal tentang daerah penelitian, untuk mendapatkan
gambaran secara umum dengan memperhatikan keadaan riil atau fenomena yang
ada dilapangan serta tentang informasi dari Pamsimas. Check list adalah suatu
daftar berisi nama objek atau fenomena-fenomena yang akan diteliti atau diamati
(Moh. Pabundu Tika, 2005: 48). Instrumen berupa check list dalam penelitian ini,
digunakan untuk mengetahui keadaan program Pamsimas pada setiap desa yang
telah menerima Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
2. Wawancara mendalam
Wawancara adalah cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi
(data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara tatap muka (face to
face). Wawancara sering disebut sebagai proses komunikasi dan interaksi antara
pewawancara dengan responden (Bagong Suyanto & Sutinah, 2010: 69-70).
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara (pokok-pokok
informasi yang dibutuhkan). Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai tanggapan, faktor pendukung dan penghambat dalam program Pamsimas.
Data yang diperoleh dari teknik wawancara adalah data yang menjawab
perumusan masalah dalam penelitian ini, data-data tersebut adalah
a. Penerapan, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan
(64)
b. Tanggapan masyarakat pengguna Pamsimas, berupa tanggapan penolakan atau
persetujuan.
c. Partisipasi masyarakat dalam program Pamsimas.
d. Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program Pamsimas.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini sebagai metode pelengkap yaitu mencari
data berupa catatan-catatan tentang berbagai macam hal yang berkaitan dengan
tujuan penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Dokumentasi dapat berupa data
sekunder, foto maupun video mengenai program Pamsimas yang dapat diperoleh
dari instansi terkait dari lembaga pemerintah daerah. Metode ini digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data-data yang bersifat dokumenter. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dokumentasi adalah teknik untuk mencari data dengan cara mencatat
data yang berfungsi sebagai data pendukung, seperti:
a. Data Monografi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dari Kantor
Kecamatan Prambanan.
b. Data pengelola program Pamsimas serta jumlah pengguna Pamsimas pada
tiap desa diperoleh dari tiap-tiap ketua Pamsimas di setiap desa.
c. Data mengenai indikator Pamsimas sukses, kategori tiap desa dari Pamsimas.
d. Dokumentasi berupa foto-foto selama peneliti mengadakan pengumpulan data
(65)
50
E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan pada teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, maka secara garis besar instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu menggunakan panduan wawancara yang sudah disusun
sebelumnya oleh peneliti. Sedangkan alat penunjang penelitian yang digunakan
antara lain kamera untuk merekam atau mendokumentasikan dalam bentuk visual
dan tape recorder sebagai alat dokumentasi dalam bentuk audio.
Dalam melakukan teknik wawancara terhadap informan, hendaklah
pertanyaan meliputi apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana
(Muhammad Idrus, 2009: 104). Instrumen penelitian ada di lampiran.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diimplementasikan. Sesuai dengan tujuan penelitian maka
teknik analisis data yang dipakai untuk mengalisis data dalam penelitian ini
adalah analisis kualitatif model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan
Huberman yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi (Huberman & Miles, 2007:15-20).
1. Pengumpulan data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi
dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek yaitu deskripsi dan
refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang
(66)
adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai.
Catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar, dan tafsiran
peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana
pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Guna mendapatkan catatan ini maka
peneliti melakukan wawancara beberapa informan.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat
ringkasan atau uraian singkat dan menggolongkan data kedalam pola-pola
dengan membuat transkip penelitian untuk mempertegas, memperpendek,
membuat fokus, membuang bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat
menarik kesimpulan.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun sehingga
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian data
dapat diwujudkan dalam bentuk bagan dan tabel sebagai wadah panduan
informasi tentang apa yang terjadi. Data disajikan sesuai dengan apa yang
diteliti.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami
(67)
52
Kesimpulan yang telah ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh
pemahaman yang lebih tepat. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
didiskusikan. Cara tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik
menjadi kokoh. Model analisis data tersebut dapat dilukiskan menjadi bagan
berikut ini:
Gambar 1. Model Analisis Data
Pengumpulan
Data
Reduksi
Data
Kesimpulan dan
verifikasi data
Penyajian
Data
(68)
G. Keabsahan Data
Keabsahan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, diuji
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya (Moleong, 2005: 330-332). Jenis triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi dengan memanfaatkan penggunaan sumber dan
metode.
Triangulasi dengan sumber, berarti membendingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda. Triangulasi dengan sumber dalam penelitian ini dicapai dengan jalan,
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara yang
dilakukan terhadap informan.
Teknik triangulasi dengan metode dalam penelitian ini menggunakan dua
strategi:
1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data, dengan jalan mencari informasi yang sama menggunakan
teknik yang berbeda, yaitu dengan membandingkan data hasil observasi dan
wawancara,
2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
(69)
54
Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data. Peneliti me-recheck temuannya dengan jalan
membandingkannya dengan sumber atau metode menggunakan teknik
triangulasi. Peneliti melakukannya dengan jalan:
a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan
b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data
(70)
55 A. Deskripsi Wilayah Kecamatan Prambanan
Deskripsi wilayah penelitian merupakan gambaran umum mengenai
wilayah yang digunakan sebagai lokasi penelitian. Data deskripsi wilayah dalam
penelitian ini sebagian besar diambil dari data monografi Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten tahun 2013 dan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten
tahun 2014.
1. Kondisi Fisiografis
a. Letak, Batas, dan Luas Wilayah
Kabupaten Klaten mempunyai 26 kecamatan, salah satunya adalah
Kecamatan Prambanan. Kecamatan Prambanan berada diantara 110o30’
-110o45’Bujur Timur dan 7o30’- 7o45’ Bujur Selatan. Kecamatan Prambanan
terletak pada bagian paling barat di Kabupaten Klaten dan merupakan
wilayah perbatasan antara Kabupaten Klaten dengan Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di batas
kedua kecamatan tersebut terletak Candi Prambanan, selain itu terdapat pula
beberapa candi lainnya, seperti Candi Sojiwan dan Candi Plaosan.
Kecamatan Prambanan sendiri memiliki 16 desa. Dari letak geografis yang
sangat strategis tersebut, memacu Kecamatan Prambanan menjadi wilayah
(71)
56
baik dalam aspek pemerintahan, pembangunan maupun sosial
kemasyarakatan, di samping itu Kecamatan Prambanan merupakan kawasan
pariwisata internasional sehingga membawa dampak-dampak pada
kehidupan baik yang bersifat positif maupun negatif. Luas wilayah
Kecamatan Prambanan mencapai 24,43 km2 / 2.443 Ha dengan batas
wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan Manisrenggo
2) Sebelah timur : Kecamatan Jogonalan dan Gantiwarno
3) Sebelah selatan : Kecamatan Piyungan, Bantul, DIY
4) Sebelah barat : Kecamatan Prambanan, Sleman, DIY
Kecamatan Prambanan dibagi menjadi 16 desa, 134 RW, 355 RT
dan 249 Dukuh yaitu : Desa Brajan, Desa Bugisan, Desa Cucukan, Desa
Geneng, Desa Joho, Desa Kebon Dalem Kidul, Desa Kebon Dalem Lor,
Desa Kemudo, Desa Kokosan, Desa Kotesan, Desa Pereng, Desa
Randusari, Desa Sanggrahan, Desa Sengon, Desa Taji, Desa Tlogo.
Berdasarkan status daerah pada tahun 2014 bahwasannya Desa
Kebon Dalem Kidul, Desa Pereng, Desa Kotesan, Desa Sanggrahan,
Desa Taji, Desa Tlogo, Desa Kokosan dan Desa Bugisan merupakan
daerah dengan kategori perkotaan, sedangkan untuk Desa Brajan, Desa
Cucukan, Desa Geneng, Desa Joho, Desa Kebon Dalem Lor, Desa
(72)
Kecamatan Prambanan terbagi menjadi 8 daerah perkotaan dan 8 daerah
perdesaan.
Peta administrasi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten yang
(1)
LAMPIRAN II
(2)
DOKUMENTASI PENELITIAN TAHUN 2015
Gambar 3. Peneliti Bersama Bapak Soekirno Ketua BPSPAMS Desa
Cucukan
Gambar 4. Peneliti Bersama Bapak Sunaryo Ketua BPSPAMS Desa
Sanggrahan
Gambar 5. Peneliti Bersama Bapak Suwali Ketua BPSPAMS Desa Sengon, Perangkat Desa dan Satlak di
Desa Sengon
Gambar 6. Peneliti Bersama Ibu Peti Suyati Pengguna PAMSIMAS Desa
Sengon
Gambar 7. Peneliti Bersama Bapak Slamet Kepala Desa Kotesan
Gambar 8. Peneliti Bersama Bapak Handaka Kepala Desa Pereng
(3)
Gambar 9. Peneliti Bersama Bapak Topo Suwarno Kepala Desa Sanggrahan
Gambar 10. Peneliti Bersama Bapak Marjuki Ketua BPSPAMS Desa
Kotesan
Gambar 11. Peneliti Bersama Bapak Tukul Nuriyanto Ketua BPSPAMS Desa
Pereng Gambar 12. Tandon air Desa Kotesan
(4)
LAMPIRAN III
(5)
(6)