4 Berpikir kritisbertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa
yang akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang logis, memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat
keputusan, menerapkan berbagai strategi yang tersusun, dan memberikan alasan untuk menetapkan dan menerapkan standar tersebut, mencari dan
menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.[3]
Pengalaman atau pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah
dapat merangsang keterampilan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis merupakan suatu aktivitas evaluatif untuk menghasilkan suatu simpulan.[8]
2.3. Film Gerak Sebagai Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.[1] Media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang
siswa untuk terjadinya proses belajar. Sanjaya 2008 menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan
perangkat lunak yang mengandung pesan. Media tidak hanya berupa alat atau bahan, tetapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan.[9] Film gerak atau video merupakan jenis media proyeksi gerak yang paling
sering digunakan dalam proses pembelajaran. Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat menarik karena mampu mengungkapkan
keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu video atau
film gerak sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotorik. Umumnya, siswa menganggap bahwa belajar melalui video lebih
mudah dibandingkan melalui teks sehingga mereka kurang terdorong untuk lebih aktif berinteraksi dengan materi. Video memaparkan keadaan real dari
suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan.[4]
2.4. Kesalahan Konsep Yang Ditemukan Pada Film Kartun
a. Kecepatan benda yang bergerak vertikal ke atas.
Banyak kesalahan konsep fisika yang ditemukan dalam film kartun.Pada konsep benda yang bergerak vertikal ke atas, kesalahan adegan yang sering
ditemukan adalah benda bergerak dengan kecepatan tetap, saat mencapai ketinggian maksimal benda berhenti dalam waktu yang cukup lama, baru
kemudian jatuh ke tanah.
5
Gambar 1.Bola A bergerak ke atas dengan kecepatan tetap, bola B bergerak ke
atas dengan kecepatan semakin berkurang Kesalahan yang sering ditemukan pada film kartun digambarkan pada
pergerakan bola A. besar kecepatan yang tetap selama bergerak ke atas bisa dilihat dari jarak bola yang sama untuk selang waktu yang sama. Konsep yang
benar, selama bola bergerak vertikal ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang menariknya ke bumi sehingga bola bergerak diperlambat dan
kecepatannya semakin berkurang. Akhirnya bola akan mencapai ketinggian maksimum dan tidak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol. Oleh
karena tarikan gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola, menyebabkan bola bergerak turun.[2]
Pada saat bola bergerak turun, bola mengalami jatuh bebas dan kecepatannya akan semakin bertambah. Jadi, bola yang di lempar ke atas
mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas, bola bergerak lurus berubah beraturan diperlambat dengan kecepatan awal tertentu, setelah mencapai tinggi
maksimum bola bergerak jatuh bebas yang merupakan gerak berubah lurus beraturan dipercepat dengan kecepatan awal 0.
b. Kecepatan benda bergerak jatuh bebas
Pada film kartun sering ditemukan benda-benda bergerak jatuh bebas dengan kecepatan tetap.
Gambar 2. Bola A bergerak jatuh bebas dengan kecepatan tetap, bola B bergerak
jatuh bebas dengan kecepatan bertambah B
A
v
t
=0
v
o
v
o
y
m
v
t
=0
y
A
F
g B
F
g