20 karena pemberian tanggung jawab sejak awal KBM dan membuat siswa
lebih serius untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 3.
Kemampuan siswa untuk berdiskusi meningkat. Hal ini didukung oleh pengalaman yang mereka temukan saat menyelidiki konsep fisika. Mereka
terlihat begitu antusias untuk membandingkan pengalaman tersebut dengan fenomena yang diberikan pada awal KBM. Pemberian pertanyaan penggiring
juga sangat membantu dalam mengarahkan siswa selama proses diskusi. Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa lebih lugas dalam
menyampaikan pendapatnya ketika diskusi dilakukan.
4. Kemampuan berpikir kritis siswa meningkat, hal ini bisa dilihat dari hasil
diskusi mereka. Di awal kegiatan pembelajaran, siswa hanya menyebutkan adegan-adegan yang janggal tanpa bisa menjelaskan kejanggalan tersebut
berdasarkan konsep fisika. Setelah melalui tahapan investigasi dan proses tukar pikiran dalam kegiatan diskusi, siswa bisa lebih kritis dalam menyikapi
sebuah adegan film kartun yang janggal. Mereka bisa lebih teliti dalam menganalisa kejanggalan-kejanggalan tersebut.
5. Suasana kelas yang terkesan santai dan kepercayaan diri siswa bertambah.
Mereka lebih sadar akan kemampuan yang mereka miliki dalam mengkritisi sebuah permasalahan yang diberikan.
6. Daya serap siswameningkat. Dengan memberikan tugas untuk memperbaiki
setiap kesalahan yang mereka temukan berdasarkan konsep fisika, siswa bisa lebih memahami akan kebenaran suatu konsep fisika. Selain itu, siswa
terlihat puas karena bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan kepada mereka. Indikator daya serap siswa juga bisa dinilai dari hasil tes
yang diberikan, dan akan dibahas pada poin selanjutnya.
Keberhasilan penggunaan metode “belajar dari kesalahan” sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Huynh,[5]karena metode ini lebih memfokuskan
pada partisipasi aktif siswa untuk mengevaluasi sendiri kesalahan-kesalahan yang sengaja dibuat atau disiapkan oleh guru.
Jika teknik “belajar dari kesalahan” atau yang sebelumnya dikenal sebagai teknik “mistake buster” lebih banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa
asing, maka teknik ini bisa digunakan dalam pembelajaran fisika. Konsep kelas yang aktif tapi terkesan santai sangat membantu dalam menghilangkan stereotip
yang selama ini berada di kepala siswa, bahwa fisika adalah pelajaran yang serius dan sangat menakutkan.
4.4. Motivasi Dan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Metode ”Belajar
Dari Kesalahan” Dengan Film Kartun Sebagai Media
Reaksi siswa selama proses KBM terangkum dalam lembar observasi
Tabel 6.Lembar observasi KBM Kegiatan
Reaksi 50 Siswa Tahapan Pemberian Kasus :
1. Siswa dapat mengikuti pembagian
kelompok dengan baik 2.
Siswa berhasil menemukan kejanggalan dalam adegan-adegan film kartun
Sebagian siswa terlihat antusias saat mengukuti proses pembagian kelompok
Sebagian besar siswa terlihat bersemangat untuk mengamati film kartun dan berusaha menemukan
adean-adegan yang janggal
21 3.
Siswa dapat memberikan hipotesa awal atau pendapat awal mengenai kejanggalan
adegan film kartun yang telah mereka temukan.
Tahapan Investigasi :
1. Siswa dapat menyelidiki besar kecepatan
benda yang dilempar ke atas melalui gambar hasil ekstrak video benda yang
dilempar ke atas 2.Siswa dapat menyelidiki besar kecepatan
benda yang bergerak jatuh bebas melalui gambar hasil ekstrak video benda yang
bergerak jatuh bebas 3.
Siswa dapat mengikuti dan menjawab setiap pertanyaan penggiring yang
diberikan oleh guru, untuk menggiring mengamati
4. Siswa dapat menjelaskan konsep kecepatan
pada benda yang bergerak vertikal ke atas dan bergerak jatuh bebas berdasarkan hasil
pengukuran yang telah dilakukan 5.
Siswa bisa menentukan bahwa massa tidak mempengaruhi waktu jatuh benda, melalui
demonstrasi yang dilakukan oleh guru 6.
Siswa bisa menjelaskan bahwa benda yang Siswa bisa menjelaskan bahwa benda yang
bergerak dengan lintasan parabola memiliki dua jenis kecepatan dengan arah
dan besar berbeda
Tahapan Komparasi :
1. Siswa dapat melakukan diskusi untuk
membandingkan antara adegan film kartun dan hasil pengamatan melalui kegiatan
pembelajaran 2.
Setiap anggota kelompok mengemukakan pendapatnya mengenai kesalahan adegan
dalam film kartun berdasarkan konsep fisika yang benar
Tahapan Konsolidasi :
1. Siswa dapat membuat kesimpulan akhir
terhadap kesalahan adegan pada film kartun
2. Setiap kelompok dapat mempresentasikan
hasil pembahasan mengenai adegan yang salah pada film kartun, berdasarkan konsep
fisika Sebagian besar siswa berusaha untuk menjelaskan
adegan yang janggal. Beberapa siswa terlihat malu- malu untuk mengungkapkan pendapat mereka
mengenai adegan yang janggal. Sebagian besar siswa bisa menentukan jarak dan
menghitung kecepatan saat benda bergerak ke atas dengan baik.
Sebagian besar siswa bisa menentukan jarak dan menghitung kecepatan saat benda bergerak jatuh
bebas dengan baik. Sebagian besar siswa terlihat aktif menjawab saat
guru memberikan pertanyaan-pertanyaan penggiring saat mereka melakukan kegiatan mengamati.
Sebagian besar siswa dapat menjelaskan konsep kecepatan benda yang bergerak vertikal ke atas dan
bergerak jatuh bebas dengan baik. Sebagian besar siswa bisa menjelaskan bahwa massa
tidak mempengaruhi waktu jatuh setelah guru melakukan demonstrasi singkat.
Sebagian besar siswa bisa menjelaskan bahwa benda yang bergerak dengan lintasan parabola memiliki 2
jenis kecepatan dengan arah dan besar yang berbeda melalui grafik yang dihasilkan
Sebagian besar siswa terlihat aktif saat melakukan diskusi. Mereka terlihat bersemangat untuk
membandingkan antara fenomena dan pengalaman yang mereka dapatkan saat kegiatan pembelajaran
Setiap anggota kelompok terlihat berusaha untuk memberikan pendapatnya saat proses analisa adegan
film kartun yang janggal berlangsung Sebagian besar siswa bisa membuat suatu
kesimpulan atas adegan film kartun yang janggal dengan baik. Mereka bisa menghubungkan kesalahan
tersebut dengan konsep fisika dan bisa memberikan suatu perbaikan terhadap adegan janggal tersebut.
Siswa tidak lagi terlihat malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Ini bisa terlihat pada
proses presentasi. Mereka terlihat puas dengan hasil kerja mereka dan bersemangat untuk
mempresentasikan hasil analisa mereka
Secara garis besar pembelajaran dengan metode “belajar dari kesalahan” dengan film kartun sebagai media dapat diikuti oleh siswa.Ini terlihat melalui
lembar observasi KBM, dimana sebagian besar siswa terlihat begitu antusias untuk mengikuti tahapan demi tahapan dari kegiatan pembelajaran.Hal yang