Keberhasilan Penggunaan Desain Pembelajaran Dengan Metode “Belajar Dari
23 3
Apakah kegiatan belajar mengajar dengan metode “Belajar melalui Kesalahan” serta menggunakan
media film kartun merupakan hal yang baru bagi anda?
Pembelajaran dengan menggunakan film kartun sudah pernah, tapi berperan
sebagai “hakim” atau “mistake corrector” belum pernah.
4 Apakah menggunakan metode “belajar dari
kesalahan” dengan media pembelajaran film kartun tom and jerry, anda dapat termotivasi untuk
belajar lebih giat? Lebih termotivasi, karena terpacu
untuk bisa lebih kritis dalam menyikapi berbagai kesalahan konsep
dalam film kartun.
5 Apakah kalian lebih suka belajar dengan metode
seperti ini? Model pembelajaran ini bisa dijadikan
sebagai salah satu variasi dalam pembelajaran
Dari hasil rekap, 100 siswa menyukai model pembelajaran ini dengan alasan lebih jelas dan mudah dimengerti. Selain itu suasana kelas lebih
menyenangkan dan tidak menegangkan. Siswa juga beranggapan bahwa model pembelajaran ini dapat membantu mereka dalam memahami pelajaran dan bisa
lebih kritis dalam mengamati sesuatu. 80 dari siswamengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode “belajaran dari kesalahan” dengan
film kartun sebagai media adalah hal yang baru untuk mereka, sedang 20 dari siswa lainnya sudah pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan film
kartun tapi dengan metode yang berbeda. Menurut semua siswa, dengan metode ini mereka bisa lebih termotivasi untuk mempelajari fisika, karena
merasa tertantang untuk mencari solusi atas sebuah permasalahan dan mereka bisa belajar untuk lebih peka. 90 dari siswa setuju jika KBM disajikan dengan
metode ini, dengan alasan mereka bisa mengekplorasi suatu permasalahan secara lebih mendalam, sedang 10 dari siswa tidak terlalu suka jika metode ini
diterapkan untuk semua KBM,mereka beranggapan metode “belajar dari kesalahan” bisa dijadikan salah satu alternatif dari kegiatan pembelajaran,
sehingga bisa lebih bervariasi. Secara garis besar, model pembelajaran ini merupakan suatu hal yang baru
bagi siswa, dan mereka cukup termotivasi karena memegang peran yang cukup besar selama proses pembelajaran, yaitu sebagai “mistake corrector”. Hal yang
paling menonjol adalah ketertarikan mereka karena bisa mengembangkan daya nalar atau kemampuan berpikir kritis mereka.Hanya saja siswa berpikir model
seperti ini tidak cocok diterapkan dalam setiap pembelajaran.Metode ini bisa membantu siswa dalam mempelajari konsep fisika secara mendalam.