Strategi Kegiatan Pembelajaran TINJAUAN PUSTAKA
9 proses KBM. Guru berperan sebagai pemberi kasus atau masalah, dalam hal ini
masalah yang diberikan berupa sejumlah adegan-adegan yang janggal dari film kartun, sedangkan siswa akan berperan sebagai seorang “hakim” yang akan
bertugas dalam menentukan benar atau salahnya kasus yang diberikan oleh guru serta mencari jalan keluar untuk kasus tersebut. Rencana dari kegiatan
pembelajaran digambarkan pada skema berikut :
Pembelajaran diawali dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kemudian diikuti dengan pemberian kasus dengan menampilkan beberapa
potongan-potongan adegan film kartun kepada siswa. Terdapat kesalahan konsep fisika dalam adegan-adegan yang ditampilkan. Beberapa indikator yang ingin
dicapai dalam tahapan ini adalah : 1.
Siswa dapat mengikuti pembagian kelompok dengan baik 2.
Siswa berhasil menemukan kejanggalan dalam adegan-adegan film kartun 3.
Siswa dapat memberikan hipotesa awal atau pendapat awal mengenai kejanggalan adegan film kartun yang telah mereka temukan.
Tahapan pembelajaran berikutnya merupakan sebuah proses investigasi.Dalam proses ini akan dilakukan sejumlah kegiatan yang meliputi
eksperimen, observasi ataupun demonstrasi. Bisa dikatakan tahapan ini merupakan proses pembuktian benar atau salahnya adegan-adegan janggal yang telah
ditemukan berdasarkan konsep fisika. Guru akan merancang serangkaian kegiatan pembelajaran, yang nantinya dapat membantu siswa dalam pengambilan
keputusan. Tentu saja kegiatan tersebut akan berhubungan dengan adegan-adegan janggal pada film kartun, yang telah ditemukan oleh siswa. Dalam design
pembelajaran ini, konsep gerak akan dibagi ke dalam empat rumusan masalah, yaitu : 1. Konsep kecepatan benda yang dilempar vertikal ke atas; 2. Konsep
kecepatan pada benda jatuh bebas; 3. Pengaruh massa terhadap waktu jatuh; 4. Gerak dengan lintasan parabola. Beberapa indikator yang ingin dicapai dalam
tahapan ini adalah : 1.
Siswa dapat menyelidiki besar kecepatan benda yang dilempar ke atas melalui gambar hasil ekstrak video benda yang dilempar ke atas
2. Siswa dapat menyelidiki besar kecepatan benda yang bergerak jatuh bebas
melalui gambar hasil ekstrak video benda yang bergerak jatuh bebas 3.
Siswa dapat mengikuti dan menjawab setiap pertanyaan penggiring yang diberikan oleh guru, untuk menggiring mengamati
PEMBERIAN KASUS PROSES INVESTIGASI
PROSES KOMPARASI PROSES KONSOLIDASI
10 4.
Siswa dapat menjelaskan konsep kecepatan pada benda yang bergerak vertikal ke atas dan bergerak jatuh bebas berdasarkan hasil pengukuran yang telah
dilakukan 5.
Siswa bisa menentukan bahwa massa tidak mempengaruhi waktu jatuh benda, melalui demonstrasi yang dilakukan oleh guru
6. Siswa bisa menjelaskan bahwa benda yang bergerak dengan lintasan parabola
memiliki dua jenis komponen kecepatan dengan arah dan besar berbeda Proses komparasi bisa disamakan dengan proses analisa, dimana siswa diajak
untuk membandingkan antara fenomena dan pengalaman. Kejanggalan yang mereka temukan sebelumnya dibandingkan dengan kebenaran yang mereka
temukan melalui kegiatan percobaan ataupun demonstrasi. Dalam tahapan ini akan diketahui apakah adegan-adegan janggal tersebut sesuai atau tidak dengan konsep
fisika. Indikator-indikator yang ingin dicapai dalam tahapan ini adalah : 1.
Siswa dapat melakukan diskusi untuk membandingkan antara adegan film kartun dan hasil pengamatan melalui kegiatan pembelajaran
2. Setiap anggota kelompok mengemukakan pendapatnya mengenai kesalahan
adegan dalam film kartun berdasarkan konsep fisika yang benar Tahapan konsolidasi merupakan tahapan penarikan kesimpulan atas adegan-
adegan janggal pada film kartun berdasarkan konsep fisika yang benar. Pada tahapan ini, siswa akan melakukan presentasi untuk memaparkan hasil analisa dan
kesimpulan mereka terhadap sejumlah kesalahan yang mereka temukan pada adegan-adegan film kartun. Indikator yang ingin dicapai dalam tahapan ini adalah :
1. Siswa dapat membuat kesimpulan akhir terhadap kesalahan adegan pada film
kartun 2.
Setiap kelompok dapat mempresentasikan hasil pembahasan mengenai adegan yang salah pada film kartun, berdasarkan konsep fisika