Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

36

BAB IV FUNGSI MUSIK KIAI KANJENG

DALAM PENGAJIAN MOCOPAT SYAFA’AT JAMA’AH MAIYAH DI TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL Dari penelitian yang telah dilakukan telah didapat hasil bahwa Fungsi dari musik Kiai Kanjeng adalah sebagai berikut : A. SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI. Dalam setiap pementasan Kiai Kanjeng selalu melihat segmen dari kapasitas publik itu sendiri. Artinya setiap segmen pementasan musik Kiai Kanjeng selalu menyesuaikan tema yang ada dan selalu mengedepankan audient yang hadir. Universalitas dan fleksibelitas yang diterapkan dengan melihat sejauh apa kepentingan dan muatan yang dikehendaki dalam even atau momentum tersebut. Hal ini dimaksudkan agar musik Kiai Kanjeng benar-benar tepat dan mengena dengan momentum tersebut, supaya dapat terjalin, segmen publik dalam kesatuan perasaan. Sebagai contoh apabila momentum dan segmen publik suatu masyarakat religi yang berupa acara pengajian atau sejenisnya, maka bentuk penyajian musiknya adalah musik-musik dan nyayian dengan titik berat pada nilai-nilai religiusitas. Dalam gambaran lain apabila momentum dan segmen publik berupa masyarakat yang lebih majemuk, sebagai contoh suatu pagelaran dikampus dengan mahasiswa sebagai audientnya tentu saja bentuk musiknya akan menyesuaikan dengan audient setempat atau yang hadir, misalkan berupa penyajian musik dengan warna sosial, politik, atau pun budaya-budaya lain atau biasa disebut dengan musik populer. Sehingga semua pesan yang diharapkan dapat tersampaikan pada audient yang hadir. Hal ini ditegaskan oleh Novi Budianto melalui Wawancara di SMP Negeri 6 Yogyakarta Jalan RW Monginsidi No. 01 Yogyakarta pada tanggal 7 sepetember 2015 “disetiap pementasan Kiai Kanjeng saya dan teman-teman hanya menentukan beberapa lagu yang akan dibawakan sebagai lagu pembuka dalam sebuah acara, untuk selanjutnya Cak Nun yang menentukan repertoar-repertoar lagu disela-sela acara berlangsung, dalam komunikasi terhadap masyarakat Cak Nunlah ahlinya” Hal ini ditegaskan didalam wawancara pada waktu perjalanan dari Jogja ke Magelang pada tanggal 6 september 2015. “Kalau Kiai Kanjeng diposisikan sebagai alat atau media penguat tempur, ya pasti ada, tapi sudut pandangnya bisa juga begini, obyek dakwah itu kan umat atau masyarakat, yaitu kumpulan individu. Nah Simbah amat paham apa dan siapa itu manusia,yang punya berbagai dimensi yang punya potensi-potensi dan kecenderungan-kecenderungan yang multi aspek maksudnya manusia itu berkomunikasi tidak hanya melewati herbal komunikasi juga bisa dijalin melalui instrumen- instrument yang menghasilkan buny” Jadi fungsi musik dalam kiai kanjeng adalah material budaya seperti bahasa yang di lengkapi sejenis semiotik dan kekuatan afektif yang digunakan dalam kontruksi sosial. Pengaruh musik terhadap emosi dapat mempengaruhi secara tidak langsung tetapi independen pada situasi mendengarkan. Musik adalah bahasa universal yang dapat diterima oleh siapa saja. Musik dapat berbicara dalam budaya yang berbeda, hal ini disebabkan dalam setiap individu terdapat daya tarik untuk mengorganisir suara yang masuk pada telinga kita. Musik merupakan bahasa komunikasi antar budaya,