PENINGKATAN DALAM MENULIS SURAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM KELAS V SDN WINONGO TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA.

(1)

PENINGKATAN DALAM MENULIS SURAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM KELAS V SDN WINONGO TIRTONIRMOLO

KASIHANBANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Wita Juanti NIM11108249005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

“Suatu pekerjaan apabila belum kita kerjakan dengan sungguh sungguh akan terlihat mustahil”

(Penulis)

“Kunci kesuksesan adalah kegigihan memperbaiki diri dan kesungguhan untuk mempersembahkan yang terbaik dari hidup ini”

(Abdullah Gymnastiar)

“Menulis adalah cara lain untuk membuka rekening tabungan amal, hingga tetap mengalir walau usia sudah berhenti”


(6)

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Agama, Nusa, dan Bangsa

2. Mama dan Abah tercinta, yang tidak pernah putus mengirimkan doanya di setiap langkah hidupku.


(7)

PENINGKATAN DALAM MENULIS SURAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM KELAS V SDN WINONGO TIRTONIRMOLO

KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA Oleh:

Wita Juanti NIM11108249005

ABSTRAK

melalui pendekatan PAKEM dan Meningkatkan hasil proses pembelajaran menulis surat melalui pendekatan PAKEM kelas V SDN Winongo Tirtinirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian tindakan ini yaitu siswa kelas V SDN Winongo Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta yang berjumlah 26 siswa. Penelitian ini dilakukan 2 siklus. Siklus I dua kali pertemuan, dan siklus II dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan dilakukan dengan pendekatan PAKEM dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Data yang dikumpulkan yaitu skor nilai rata-rata siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui observasi dan dokumentasi. Metode analisis data penelitian ini digunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Intrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi dan tes.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menulis surat pada kelas V SDN Winongo dapat ditingkatkan dengan melalui pendekatan PAKEM. Peningkatan terjadi pada: (1) proses pembelajaran yang mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik di setiap siklus, yaitu keantusiasan siswa dalam pelajaran, semangat belajar, keaktifan mengerjakan tugas, dan ketepatan waktu mengumpulkan tugas, (2) hasil dalam menulis surat juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa. Pada pratindakan ke siklus I menjadi 8,2%, sedangkan dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 10,4%.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi dukungan, informasi serta bimbingan selama proses pengerjaan skripsi ini dari tahap perencanaan hingga penyelesaian. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd., MA. Selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di kampus FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dr. Haryanto, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai kemudahan.

3. Hidayati, M. Hum. Ketua jurusan PPSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Dr. Enny Zubaidah M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan, petunjuk serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.


(9)

5. Sumaryatun, M. Pd. SD. Selaku kepala SDN Winongo yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

6. Kasilah, S. Pd. SD. Yang telah bersedia menjadi kolaborator dan banyak membantu selama melaksanakan penelitian.

7. Kedua orang tua penulis abah Buyung Darus dan mama Umi Kalsum yang telah mendoakan penulis selama ini, semoga Allah Swt senantiasa merahmati mereka.

8. Kakak dan adik penulis. Siti Hajar, Eli Dawati, Rizki Muzakkir, Ridwan, Rahmat Akbar, Riski Anjani, Aulia Ramadhan dan Muhammad Adil yang selalu mendoakan penulis selama ini.

9. Pak Suparlan, dan Ibu Suparlan atas kesabaran dan ketabahan selama mendampingi kami di asrama.

10.Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di kota Yogyakarta. 11.Camelia yang telah membantu menjadi observer dalam penelitian ini. 12.Teman-teman seperjuangan PPGT PGSD UNY 2011 yang memberi warna

dikala penatnya kehidupan asrama dan kampus, kalian yang selama empat tahun saling berbagi ilmu, canda, tawa, pengalaman, dan pelajaran tentang hidup. Kalian luar biasa.

13.Adik kelas PPGT PGSD UNY 2012 atas dukungan dan pengertian kalian. 14.Sahabat-sahabat penulis dan semua pihak yang tidak dapat penulis


(10)

(11)

DAFTAR ISI

hal

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Identifikasi Masalah ………..…..…... 4

C. Pembatasan Masalah ………... 4

D. Rumusan Masalah ………... 4

E. Tujuan Penelitian ………... 4

F. Manfaat Penelitian ……….……... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis ... 6

1. Hakikat Menulis ………... 6

2. Tujuan Menulis ………... 7

3. Proses Menulis ………... 8

4. Prinsip-prinsip Menulis ……….... 9

B. Pembelajaran Menulis Surat ... 10

1. Pengertian Menulis ………... 10

2. Bagian-bagian Surat ………... 10


(12)

4. Jenis-jenis Surat ……….... 14

C. Penilaian Menulis Pendekatan Pakem ……….... 16

D. Pendekatan PAKEM ………... 20

1. Pengertian PAKEM ………... 20

2. Prinsip-prinsip Pendekatan PAKEM ……….... 24

E. Karakteristik Siswa Kelas VSekolah Dasar ………... 26

F. Kerangka Berpikir ………...………... 28

G. Hipotesis ………... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………... 30

B. Desain Penelitian ………..………... 30

C. Rancangan Penelitian ………... 32

D. Subjek Penelitian ………... 33

E. Waktu dan Tempat Penelitian ………... 33

F. Metode Pengumpulan Data ………... 34

G. Intrumen Penelitian………... 35

H. Teknik Analisis Data ………... 38

BAB IV PENELITIAN DAN PEMAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………... 39

1. Deskripsi Tempat Penelitian ………... 39

2. Deskripsi Subjek Penelitian ………... 40

B. Hasil penelitian……….... 40

1. Deskripsi Sebelum Tindakan ……….... 40

2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I …………... 42

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ………... 42

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ………... 42

c. Hasil Observasi Siklus I ………... 47

d. Refleksi Tindakan Siklus I ………... 49

3. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II ………... 51


(13)

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ………... 52

c. Hasil Observasi ………... 57

d. Refleksi Tindakan Siklus II ………... 60

C. Pembahasan……….... 62

D. Keterbatasan Penelitian………... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 66

B. Saran ……….. 67

DAFTAR PUSTAKA………..... 69


(14)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Penilaian Menulis Surat Resmi ………... 19

Tabel 2. Rubrik Penilaian dalam Surat Resmi ………... 19

Tabel 3. Kisis-kisi Tes Bahasa Indonesia ………. 36

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ……….. 37

Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Observasi ke-PAKEM-an Siswa ……… 38

Tabel 6. Data Nilai Menulis Surat padaPra Tindakan ………. 41

Tabel 7. Data Nilai Menulis Surat Siklus I ……….. 49


(15)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir ………... 29 Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Dari Kemmis & Mc Taggart …... 31 Gambar 3. Diagram Batang Peningkatan Ketuntasan Menulis Surat


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ………. 72

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ……… 75

Lampiran 3. Hasil Tes Menulis Siswa ………... 78

Lampiran 4. Pedoman Penilaian………. 79

Lampiran 5.Lembar Pengamatan pada Penilaian Proses Menulis Surat Siklus I ………...…… 80

Lampiran 6. Lembar Pengamatan pada Penilaian Proses Menulis Surat Siklus II ……….………...……. 82

Lampiran 7.Tes Menulis Surat ………. 84

Lampiran 8. Lembar Observasi Guru ……… 85

Lampiran 9. Lembar Observasi siswa ……… 86

Lampiran 10.Hasil Wawancara ………. 87

Lampiran 11. Foto Pelaksanaan Tindakan ………. 88


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menulis adalah salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalamannya ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan tempat. Siswa pun dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisan. Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa yang lain, dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Latihan kemampuan menulis di sekolah SD sangat penting, karena merupakan penanaman dasar dalam menulis. Latihan dasar ini sangat menentukan kemampuan siswa dalam menulis lanjut. Siswa pada dasarnya sudah ditanamkan cara menulis yang kokoh, kemampuan bagaimanapun akan dikembangkan tidak akan menjadi persoalan (Heri Jauhari, 2013: 14-16).

Henry Guntur Tarigan dalam Haryadi dan Zamzami (1997: 77), mengemukakan pendapatnya bahwa “menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang mengambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang salah satu dari empat keterampilan (berbicara, mendengar, menulis, dan membaca). Diantara keterampilan berbahasa yang lainnya, menulis merupakan salah satu


(18)

keterampilan yang tidak semua orang menguasainya, karena menulis salah satu alat komunikasi yang secara tidak langsung akan disampaikan kepada orang lain. Seperti halnya dalam menulis surat dengan pendekatan PAKEM ( Zainurrahman, 2013: 2).

Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi tertulis kepada pihak lain. Istilah surat menyurat mengandung pengertian hubungan antara satu pihak kepada pihak yang lain dengan perantara surat. Jadi, surat merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam komunikasi tertulis. Komunikasi tertulis manusia sangat banyak. Namun yang paling utama adalah bahasa, baik tulisan maupun lisan (Euis Sumpriana, 2004: 14).

Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa selama ini, guru kesulitan untuk menemukan teknik atau metode yang tepat untuk pembelajaran menulis surat dengan baik. Selama ini pembelajaran menulis surat kurang variatif. Artinya siswa diberi sebuah teori menulis surat kemudian siswa melihat contoh dan akhirnya siswa ditugasi untuk membuat surat secara langsung atau melanjutkan tulisan yang ada. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya bahwa penulisan surat di Sekolah Dasar (SD) tidak dijelaskan bagaimana cara penulisan yang baik dan benar. Pembelajaran penulisan surat terkesan hanya penulisan biasa saja guru tidak mencoba untuk menjelaskan bagaimana cara menulis dengan baik dan benar. Oleh karena itu, siswa merasa bahwa menulis surat merupakan hal yang tidak seberapa penting. Selain itu siswa kurang mampu mengidentifikasi sebuah gambaran


(19)

yang ada dalam pikiran siswa untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan. Pada hal guru sudah menentukan tema secara jelas.

Dalam penelitian ini dipilih surat undangan sebagai bahan kajian karena Siswa dapat mendeskripsikan sesuatu dari keterampilan menulis tersebut. Hal ini sangat sesuai dalam pembelajaran menulis surat. Khususnya menggunakan pendekatan PAKEM, memudahkan siswa untuk melukiskan suatu objek secara detail atau mendalam sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya tentang objek yang dilukiskan tersebut. Dengan kata lain, pendekatan objek akan memudahkan siswa untuk menuangkan ide-ide kedalam tulisan.

Berdasarkan hasil observasi, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya di SD N Winongo kurang minatnya peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kebanyakan siswa belum bisa menulis surat dengan baik. Hal ini didukung dari hasil wawancara pada tanggal 10 november 2014 yang mengemukakan bahwa, siswa kelas V belum bisa menulis surat dengan menggunakan dengan baik, namun siswa sudah mengenal jenis-jenis surat yaitu surat pribadi, surat dinas pribadi, surat niaga. Berdasarkan pengamatan pada saat magang di SDN Winongo guru mengajarkan cara penulisan surat tidak mengunakan metode atau pendekatan, guru mengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah saja. Oleh karena itu, cukup beralasan jika penelitian tentang penulisan surat resmi di SD Winongo perlu dilakukan tingkatkan.


(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, berikut ini dipaparkan sejumlah permasalahan yang dapat diidentiifikasi.

1. Rendahnya keterampilan menulis surat

2. Selama ini keterampilan menulis surat kurang menarik.

3. Kurang minatnya siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut, perlu adanya pembatasan masalah dengan harapan semua pembahasan dapat mencapai sasaran sesuai yang diharapkan. Penelitian ini dibatasi pada masalah pertama yaitu, “rendahnya keterampilan menulis surat”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penelitian ini dirumuskan di bawah ini.

1. Bagaimana proses pembelajaran menulis surat melalui pendekatan PAKEM?

2. Bagaimana hasil proses pembelajaran menulis surat melalui pendekatan PAKEM?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan yang inggin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Meningkatkan proses pembelajaran menulis surat melalui pendekatan PAKEM.

2. Meningkatkan hasil proses pembelajaran menulis surat melalui pendekatan PAKEM.


(21)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat memberikan sumbangan baik secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk menambah referensi untuk meningkatkan menulis surat dengan menggunakan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang penggunaan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah sebagai satuan sistem pendidikan yang mendukung meningkatkan proses belajar mengajar.

1) Bagi Siswa

a) Siswa mampu mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam menulis surat.

b) Diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa akan lebih mudah dalam menulis surat.

2) Bagi Guru dan Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan untuk mengadakan peningkatan kemampuan guru sekaligus bahan masukan bagi kepala sekolah.

3)Bagi peneliti selanjutnya

a) Sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap keterampilan menulis surat.

b) Sebagai informasi tambahan lebih lanjut memperluas wawasan tentang keterampilan pembelajaran menulis surat.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Menulis

1. Hakikat Menulis

Menulis ialah suatu kegiatan atau aktivitas dari seorang penulis untuk menyampaikan suatu gagasan secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain atau pembaca dengan menggunakan lambing grafik yang dapat dipahami oleh penulis dan pembaca HG. Tarigan (Muchlisoh, dkk: 233). Sehingga terjadilah komunikasi secara tidak langsung antara penulis dan pembaca. Untuk dapat berlangsungnya komunikasi tidak antara penulis dan pembaca, maka lambing grafik digunakan oleh penulis untuk menuangkan idea atau gagasannya haruslah lambing grafik yang dipahami baik oleh penulis dan pembaca.

a. Hubungan antara menulis dan membaca

Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, pada dasarnya tulisan itu dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Setidaknya dapat kita baca sendiri pada waktu lain. Demikianlah, hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca. Tugas penulis adalah mengatur atau mengerakkan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan atau kesan pembaca. Perubahan yamg dimaksudkan itu mungkin saja salah satu dari keempat jenis berikut:


(23)

1. Suatu perubahan yang mengakibatkan adanya rekonstruksi terhadap bayangan atau kesan itu atau beberapa bagian darinya.

2. Suatu perubahan yang memperluas dan mengembangkan bayangan atau kesan itu, yang member tambahan terhadapnya.

3. Suatu perubahan yang mengubah kejelasan atau kepastian/ketentuan yang telah mempertahankan beberapa bagian dari bayangan tersebut. 4. Tidak ada perubahan sama sekali Young dalam Henry Guntur

tarigan (2013: 4).

b. Hubungan antara menulis dan berbicara

Antara menulis dan berbicara memiliki hubungan yang erat, keduanya memilki cirri yang sama, yaitu produktif dan ekspresif. Perbedaannya ialah bahwa dalam menulis diperlukan penglihatan dan

gerakan tangan, sedangkan dalam berbicara diperlukan pendengaran dan

pengucapan. Dengan perkataan lain, menulis merupakan komunikasi

tidak langsung, tidak tatap muka, sedangkan berbicara merupakan komunikasi langsung komunikasi tatap muka. Baik menulis maupun berbicara, harus memperhatikan komponen-komponen yang sama, yaitu: struktur kata/bahasa, kosa kata, kecepatan/kelancaran umum. Bedanya ialah kalau menulis berkaitan dengan ortografi, sedangkan berbicara berkaitan erat dengan fonologi (Henry Guntur Tarigan, 2013: 12).

2. Tujuan Menulis

Cerita dari siswa dapat dikembangkan secara lisan dan tertulis. Kemungkinan siswa akan memilih menuangkan cerita secara lisan dibandingkan dengan menulis, namun bahasa tulis perlu dikembangkan.ada beberapa tujuan menulis yang dikemukakan oleh Lie (Sabda, 2008), yang menyatakan bahwa tujuan menulis antara lain:

a. Memberi informasi kepada orang lain b. Mencerahkan jiwa


(24)

c. Mengabadikan sejarah d. Mengedepankan idealisme e. Mengemukakan opini dan teori f. Menghibur

Dengan menulis siswa dapat membuktikkan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Namun, dengan ilmu yang diperoleh guru dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswanya melalui tugas menulis. Salah satu keterampilan siswa dalam menulis adalah siswa dapat menuangkan keterampilan mereka sesuai dengan apa yang diberikan guru dan lingkungannya.

Menulis dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan keterampilanya dalam menuliskan sebuah surat berdasarkan pada ransangan yang diberikan guru. selain itu melalui menulis siswa juga mampu menuliskan pendapatnya dalam membuat surat.

3. Proses Menulis

Menulis dapat kita lihat sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat kompleks. Rangkaian yang dimaksud adalah a) Pramenulis, b) Penulisan draft, c) Revisi, d) Penyuntingan, e) Publikasi atau pembahasan. Perkembangan anak dalam menulis berkembang tidak secara langsung melainkan perlahan-lahan. Oleh karena itu, dalam tahap ini anak anak membutuhkan bimbingan secara khusus dalam memahami dan mentranfer pikiran ke dalam sebuah tulisan.


(25)

a. Pramenulis merupakan tahap perencanaan atau persiapan dalam menulis, kegiatan yang dilaksanakan pada awal ketika menulis adalah menentukan topiknya terlebih dahulu, yang artinya kita menentukan menetukan topiknya terlebih dahulu. Setelah berhasil menentukan topik pembahasan, langkah kedua adalah membatasi topik tersebut, yang artinya memgkhususkan lingkup pembahasan. Langkah ketiga adalah menentukan bahan penulisan, yang artinya semua informasi digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Langkah keempat adalah langkah yang paling penting ialah menyusun kerangka, yang artinya adalah memecahkan topik kedalah sub-subtopik, kerangka ini dapat disusun dengan berbagai cara. Yang terpenting kerangka itu harus logis, sistematik, dan konsisten. (Sabarti Akhadiah, 2012: 3-5).

b. Sabarti Akhadiah (2012: 5) menjelaskan suatu tulisan yang telah selesai ditulis, maka perlu dibaca kembali, mungkin perlu direvisi sana sini, diperbaiki, dikurangi, atau kalau perlu diperluas. Pada tahap ini biasanya kita meneliti tulisan secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraph, pengetikan catatan kaki dan daftar pustaka. Jika dalam menulis memenuhi syarat maka selesailah sudah tulisan tersebut.

4. Prinsip-prinsip Menulis

Combs dalam Ahmad Rofi’uddin (1999: 76-77), mengemukakan bahwa perkembangan menulis mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Prinsip keterulangan adalah anak menyadari bahwa dalam suatu kata bentuk yang sama terjadi berulang-ulang. Mereka memperagakannya dengan cara menggunakan suatu bentuk secara berulang-ulang.


(26)

b. Prinsip generative adalah anak menyadari bentuk-bentuk tulisan secara lebih rinci, menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi dan pola yang beragam. Mereka mulai memperhatikan adanya keteraturan huruf dalam suatu kata.

c. Konsep tanda adalah anak sudah mulai memahami keartiteraan tanda-tanda dalam bahasa tulis, untuk mempermudah kegiatan komunikasi. d. Fleksibilitas adalah anak menyadari bahwa suatu tanda secara fleksibel

dapat berupa menjadi tanda yang lain.

e. Arah tanda adalah anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier, bergerak dari satu huruf ke huruf yang lain sampai membentuk suatu kata, dari arah kiri menuju ke arah kanan, bergerak menuju baris yang satu menuju baris yang lain.

B. Pembelajaran Menulis Surat 1. Pengertian Surat

Daryono dalam Muchlisoh, dkk (1992: 262) surat merupakan sehelai kertas atau lebih yang di dalamnya dituliskan (baik tulisan tangan ataupun diketik) suatu berita, pertanyaan, pernyataan, atau bahkan laporan dengan susunan kalimat dan bahasa yang baik untuk disampaikan kepada orang lain. Berdasarkan pengertian dapat disimpulkan bahwa surat adalah sehelai kertas atau lebih yang di dalamnya dituliskan suatu informasi yang perlu diketahui oleh orang tertentu atau pertanyaan yang harus dijawab oleh sipenerimanya. 2. Bagian-bagian Surat

Dalam menulis surat ada bagian-bagian surat yang harus diperhatikan adalah

a. Kepala surat.

Kepala surat atau kop surat, yang isinya ialah lambang, nama unit organisasi, alamat, nomor telepon, nomor kotak pos, nomor faksimile dan alamat kawat (Dirgo Sabariyanto, 1998: 39).


(27)

b. Nomor surat.

Dirgo Sabariyanto (1998: 42-43) Bagian nomor surat berisi nomor urut surat yang terbit, kode surat, dan angka tahun jika ada termasuk dalam sistem penomoran. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah

1. Kata yang harus digunakan ialah nomor karena merupakan bentuk baku.

2. Kata nomer tidak digunakan karena bukan bentuk baku. 3. Huruf awal kata nomor ditulis ditulis dengan huruf kapital. 4. Singkatan kata nomor adalah no.

5. Angka tahun ditulis lengkap jika angka tahun itu merupakan bagian sisten penomoran.

6. Kata nomor diikuti tanda titik dua (:) tanpa disela spasi.

7. Penulisan tanda titik dua dengan bentuk yang mengikutinya bersela satu spasi.

8. Demi kepraktisannya, nomor surat dibuat pertahun agar jumlah nomor urut relative kecil.

9. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik. 10.Baris itu tidak perlu digaris bawahi

11.Spasinya tidak perlu dijarang-jarangkan. c. Tanggal, Bulan, dan Tahun surat.

Tanggal, bulan, dan tahun surat disini untuk memudahkan petugas untuk pengarsipan surat, selain itu juga berfungsi untuk menunjukkan batas waktu dari penyelesaian surat tersebut (Dalman, 2014: 276).

d. Lampiran

Lampiran merupakan sesuatu yang telah ditambahkan pada surat yang dikirimkan. Kata lampiran yang bearti tambahan, tambahan itu dapat berupa surat, kertas surat, fotokopi ijazah, salinan-salinan surat berharga (Dirgo Sabariyanto 1998: 43).


(28)

e. Hal atau perihal

Hal atau perihal merupakan isi pokok dalam surat yang diterbitkan. Karena, inisial dan perihal merupakan inti sari surat. (Dalman,2014: 277-278).

f. Alamat surat

Alamat yang dapat kita artikan tempat yang akan menjadi tujuan surat atau tempat tinggal seseorang yang telah mengirim surat. Jadi, alamat surat adalah nama seseorang atau tempat tinggal yang akan dituju (Dirgo Sabariyanto, 1998: 46).

g. Salam pembuka

Salam pembuka biasanya berisi dengan hornat, bapak yang terhormat, salam hormat, assalamualaikum, salam bahagia, salam sejahtera, dan salam pramuka (Dalman. 2014: 278-279).

h. Isi surat

Isi surat adalah bagian yang paling penting karena isi adalah wadah apa yang akan disampaikan tercantum di dalam isi yang akan disampaikan. Panjang pendeknya surat tergantung dari isi atau persoalan apa yang akan disampaikan. Biasanya isi surat terdiri atas tiga bagian. Yaitu, pendahuluan, isi sesungguhnya, dan kata penutup (Dirgo Sabariyanto 1998: 51).

i. Salam penutup

Salam penutup adalah kta-kata yang biasa dicantumkan setalah isi surat untuk mengungkapkan rasa penulis surat (Dalman, 2014: 279).


(29)

j. Tembusan

Tembusan surat berfungsi sebagai tempat untuk menuliskan nama instansi yang mana akan dikirim surat tersebut sebagai pembritahuan (Dirgo Sabariyanto, 1998: 280).

k. Inisial

Inisial berfungsi untuk mengetahui nama yang mengetik surat, dan apabila disurat terdapat kesalahan maka akan mudah menghubunginya. Biasanya dalam surat membuat inisial pada umunya menggunakan dari huruf-huruf awal dalam mencantumkan nama seseorang apabila orang yang bersangkutan mempunyai nama lebih dari satu kata (Dalman, 2014: 280).

3. Fungsi Surat

Fungsi awal dari surat merupakan alat komunikasi antara dua belah pihak yang berupa sehelai kertas atau lebih yang di dalamnya dituliskan sebuah informasi. Suprapto dalam Dalman (2014: 283-285) membedakan fungsi surat menjadi dua, yaitu:

a. Fungsi awal dari surat adalah sebagai alat komunikasi antara kedua belah pihak yang berupa sehelai kertas atau lebih yang didalamnya dituliskan sebuah informasi yang perlu diketahui. Jadi, fungsi awal dari surat adalah alat komunikasi yang tertulis.

b. Fungsi sampingan surat, yakni fungsi surat selain yang utama, antara lain.

1) Bukti tertulis, bukti ini berfungsi bilamana ada suatu perselisihan. 2) Alat pengikat, disini kita dapat mengetahui kejadian masa lalu.


(30)

3) Bukti historis, surat dapat kita jadikan surat bukti untuk penyelidikan untuk mengetahui apa yang terjadi dimasa lalu.

4) Pedoman, surat dapat kita jadikan pedoman untuk petunjuk pekerjaan, seperti surat intruksi.

Jadi fungsi surat merupakan alat komunikasi antara kedua belah pihak, yang dapat digunakan untuk alat bukti tertulis menyampaikan sebuah informasi.

4. Jenis-jenis Surat

Dalman (2014: 287) menjelaskan pada dasarnya, jenis surat terdiri dari dua jenis yaitu, surat pribadi dan surat dinas.

a. Surat pribadi, yaitu surat yang bersifat kekeluargaan atau sebuah surat yang ditulis untuk kepentingan pribadi, bukan dipergunakan untuk suatu lembaga atau organisasi. Surat pribadi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

1) Surat kekeluargaan merupakan surat pribadi yang dikirim kepada anggota keluarga, sanak family, sahabat, kenalan yang berisi masalah keluarga, baik masalah kesehatan, maupun keuangan. 2) Surat pribadi kedinasan merupakan surat yang dkirimkan dari

seseorang kepada instansu-instansi, perusahaan, atupun jawatan-jawatan.

b. Surat dinas, yaitu surat yang ditulis untuk kepentingan atau menyangkut suatu hal kelembagaan, organisasi, instansi. Surat dinas dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

a) Surat dinas pemerintah merupakan surat yang dibuat oleh pihak lembaga yang berisi masalah-masalah administrasi pemerintahan.


(31)

b) Surat dinas swasta merupakan surat yang dikirim untuk karyawan dan dibuat oleh pihak lembaga swasta.

c) Surat dinas organisasi merupakan surat yang dikirim oleh organisasi untuk perkumpulan atau perhimpunan tertentu.

Dalman (2014: 287-290) mengemukakan, macam-macam surat dinas sebagai berikut:

1) Surat Undangan Dinas merupakan yang berisi suatu permohonan kepada seseorang atau suatu badan untuk turut hadir dalam sebuah pertemuan yang sesuai dengan hari, tanggal, waktu dan tempat yang telah ditentukan.

2) Surat Kuasa adalah surat yang berisi tentang perpindahan kekuasaan dari seseorang kepada orang lain.

3) Surat Pengantar merupakan surat dinas yang pada dasarnya untuk mengantar sesuatu dari pihak tertentu kepada pihak lain.

4) Surat Perintah merupakan surat dinas yang mana isinya menjelaskan bahwa seseorang yang menerima surat tersebut diperintahkan atau menjalankan perintahnya.

5) Surat Edaran merupakan surat dinas yang isinya tentang pemberitahuan kepada anggota atau orang tertentu, dengan maksud agar pesan yang disampaikan tercapai.

6) Surat Keputusan merupakan surat dinas yang memberikan keterangan mengenai sesuatu agar pihak yang bersangkutan tidak mengalamikeraguan.

7) Surat Perintah Kerja merupakan surat dinas yang memerintahkan suatu pekerjaan untuk dikerjakan sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam isi surat tersebut.

8) Surat Tugas merupakan surat dinas yang berisi penugasan dari atasan yang harus dikerjakan suatu staf atau bawahan yang harus dilakukan seseorang maupun sekelompok orang.

9) Surat Intruksi merupakan surat dinas yang berisi sebuah petunjuk untuk melakukan pekerjaan yang harus dikerjakan.

10)Surat Pengumuman merupakan surat dinas yang berisi suatu pemberitahuan kepada karyawan atau masyarakat maupun kepada pihak-pihak yang terlihat dalam isi atau perihal yang dicakup dalam pengumuman tersebut.

11)Surat Nota Dinas merupakan salah satu alat komunikasi kedinasan antar pejabat dilingkungan dinas, yang sifatnya penjelasan dan keputusan.

12)Memorandum merupakan salah satu alat komunikasi yang bersifat tidak resmi.


(32)

Dalam rumusan di atas telah diuraikan berbagai macam surat dinas yaitu, surat undangan, surat kuasa, surat pengantar, surat perintah, surat edaran, surat keputusan, surat tugas, surat intruksi, surat pengumuman, surat nota dinas, dan surat memorandum. Dalam penelitian ini dipilih surat undangan sebagai kajian pokok.

C. Penilaian Menulis Surat melalui Pendekatan Pakem

Gronlund dalam Zainal Arifin (2013: 4) mengemukakan, penilaian adalah suatu proses dimana dilakukan secara sistematis yang dapat dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi. Untuk mengetahuai sejauh mana peserta didik dalam menangkap suatu pembelajaran yang telah dipelajari di sekolah sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

Depdikbud dalam Zainal Arifin (2013: 4 ) mengemukakan, penilain adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Menyeluruh yang bearti bahwa penilaian tidal hanya ditunjukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses yang bersistematis secara berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu proses maupun hasil belajar peserta didik dalam memutuskan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan yang berkaitan dengan peserta didik, seperti nilai


(33)

yang akan diberikan guru kepada peserta didik maupun keputusan tentang kenaikan kelas atau kelulusan. Dengan ini guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar peserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran di kelas. Seperti halnya dalam menulis surat. Jenis surat yang akan dipelajari di sekolah hendaknya menekankan pada surat-surat resmi, atau dalam penulisan surat seseorang dituntut untuk penggunaan bahasa secara benar. Misalnya, surat lamaran, undangan, pemberitahuan, penawaran.

jadi dalam penelitian ini, indikator yang akan diteliti dalam menulis surat melalui pendekatan PAKEM adalah, a) ketepatan isi surat. b) kelengkapan unsur surat. c) kepantasan format surat. d) ketepatan kata. e) ketepatan kalimat. f) ejaan dan tata tulis.

a. Ketepatan isi surat

Ketepatan isi surat dapat dikatakan apabila surat terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi sesungguhnya, dan kata penutup.

b. Kelengkapan unsur surat

Dalam menulis surat ada unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah a) kepala sura, b) nomor sura, c) tanggal, bulan, dan tahun surat, d) lampiran, e) hal atau perihal, f) alamat surat g) salam pembuka, h) isi surat, i) salam penutup, j) jabatan penulisan surat, k) tanda tangan, l) nama terang, m) tembusan, n) inisial ( Dalman 2014: 275 ).


(34)

c. Kepantasan format surat

Kepantasan format surat dapat dikatakan apabila mempunyai kepala surat, tanggal, nomor surat, hal, lampiran, yth, salam pembuka, penutup, salam penutup, tanda tangan, nama jabatan, tembusan, dan inisial.

d. Ketepatan kata

Ketepatan kata dapat dikatakan apabila tepat dalam memilih kata-kata dan dapat dicermati ke dalam kalimat dengan tepat, yaitu sesuai dengan ide yang disampaikan, sesuai situasi, dan sesuai dengan posisi pembicaraan. Jadi ketepatan itu meliputi pilihan bentuk dan maknanya (Dirgo Sabariyanto, 1988:8).

e. Ketepatan kalimat

Ketepatan kalimat dapat dikatakan apabila mengandung kesatuan susunan dan kesatuan pikiran. Oleh karena itu, ketepatan setiap kalimat yang dipakai dalam menulis surat kalimat yang digunakan harus diurutkan sesuai dengan aturan sehingga kalimat tidak boleh menyimpang dari aturan itu (Dirgo Sabariyanto 1988: 212).

f. Ejaan dan tata tulis

Dalam penulisan surat resmi ejaan dan tata tulis adalah salah satu unsur yang wajib kita perhatikan mulai dari penulisan huruf, kata, singkatan, bentuk kata, maupun tanda baca (Dalman 2014: 292).

Burhan Nugiyantoro (2014: 437) menyajikan tabel penilaian menulis surat resmi di bawah ini:


(35)

Tabel 1 Penilaian Menulis Surat Resmi

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5 1. Ketepatan isi surat

2. Kelengkapan unsur surat 3. Kepantasan format surat 4. Ketepatan kata

5. Ketepatan kalimat 6. Ejaan dan tata tulis

Jumlah

Tabel 2. Rubrik Penilaian Surat Resmi N

o

Unsur Kriteria

1 .

Ketepatan isi surat

Tidak tepat isi surat apabila surat tidak terdiri atas tiga bagian. (skor 1)

Kurang tepat isi surat apabila surat tidak terdiri atas tiga bagian. (skor 2)

Agak tepat isi surat apabila surat tidak terdiri atas tiga bagian. (skor 3)

Tepat isi surat apabila surat terdiri atas tiga bagian. (skor 4)

Sangat tepat isi surat apabila surat terdiri atas tiga bagian. (skor 5)

2 .

Kelengkapa n unsur surat

Tidak lengkap apabila dalam menulis surat ada unsur surat. (skor 1)

Kurang lengkap apabila dalam menulis surat ada unsur surat. (skor 2)

Agak lengkap apabila dalam menulis surat ada unsur surat. (skor 3)

Lengkap unsur surat apabila dalam menulis ada unsur surat. (skor 4)

Sangat lengkap unsur surat apabila dalam menulis ada unsur surat. (skor 5)

3 .

Kepantasan format surat

Tidak pantas apabila tidak memiiki kepantasan format surat. (skor 1)

Kurang pantas apabila kurang memiliki kepantasan format surat. (skor 2)

Agak pantas apabila memiliki salah satu kepantasan format surat. (skor 3)

Pantas apabila memiliki kepantasan format surat. (skor 4)


(36)

kepantasan format surat. (skor) 4

.

Ketepatan kata

Tidak ada ketepatan kata apabila tidak memiliki makna. (skor 1)

Kurang ketepatan kata apabila tidak memiliki makna. (skor 2))

Agak ketepatan kata apabila memiliki makna. (skor 3)

Tepat kata apabila memilki makna. (skor 4) Sangat tepat kata apabila memiliki makna. (skor 5)

5 .

Ketapatan kalimat

Tidak tepat kalimat antara kesatuan sususan dengan kesatuan pikiran. (skor 1)

Kurang tepat kalimat antara kesatuan susunan dengan kesatuan pikiran. (skor 2)

Agak tepat kalimat antara kesatuan susunan dengan kesatuan pikiran. (skor 3)

Tepat kalimat antara kesatuan susunan dengan kesatuan pikiran. (skor 4)

Sangat tepat kalimat antara kesatuan susunan dengan kesatuan pikiran. (skor 5)

6 .

Ejaan dan tata tulis

Tidak tepat apabila dalam menulis surat tidak memperhatikan ejaan dan tata tulis. (skor 1) Kurang tepat apabila dalam menulis surat tidak memperhatikan ejaan dan tata tulis. (skor 2) Agak tepat apabila dalam menulis surat memperhatikan salah satu ejaan dan tata tulis. (skor 3)

Tepat apabila dalam menulis surat memperhatikan ejaan dan tata tulis. (skor 4) Sangat tepat apabila dalam menulis surat memperhatikan ejaan dan tata tulis. (skor 5)

D. Pendekatan PAKEM 1. Pengertian PAKEM

Jamal ’mur Asmani (2011: 59-60), menyatakan bahwa PAKEM adalah sebuah pendekatan dimana siswa diajak untuk mengembangkan sebuah keterampilan, sikap, serta pemahaman siswa untuk belajar sambil bekerja. Sementara itu guru hendaknya menggunakan berbagai pemanfaatan


(37)

lingkungan sebagai sumber belajar supaya hasil pembelajaran menyenangkan, menarik, inovatif dan kreatif.

Menurut Ardiansyah dalam Isriani Hardini dan dewi Puspitasari (2012: 82), menjelaskan PAKEM merupakan merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pendekatan ini adalah jawaban dari berbagai permasalahan cara pembelajaran konvensional, apa yang dirasakan siswa yang terlalu tegang, jenuh, menakutkan, membebani siswa, dan tidak ada rasa menyenangkan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran dan dapat dijelaskan sebagi berikut.

a. Pembelajaran Aktif

Hamzah B. Uno (2012: 10), menjelaskan bahwa pembelajaran aktif adalah menempatkan guru sebagai orang yang menciptakan kelas yang kondusif dan terarah. Sementara itu sebagai siswa, siswa diharapkan dapat menangapi materi-materi yang sedang dipelajari secara aktif. Dalam proses pembelajaran yang aktif itu akan terjadi sebuah dialog interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan sumber belajar. Dengan adanya pembelajaran aktif siswa tidak dibebani dalam memecahkan sebuah masalah secara individu, tetapi disini siswa dapat bertanya dan berdiskusi kepada teman yang lain.

Pembelajaran aktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang akan banyak melibatkan kegiatan siswa dalam mengambil berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas sehingga siswa akan lebih banyak mendapatkan macam-macam


(38)

pengetahuan pemahamannya. Oleh karena itu, pembelajaran aktif akan memungkinkan untuk siswa berfikir yang lebih tinggi. Dalam pembelajaran aktif guru melibatkan dirinya sebagai fasilitator tugas guru hanya memberiakan kemudahan dalam belajar kepada siswa. Siswa akan terlibat aktif dan lebih banyak peran dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya memberikan arahan. Bimbingan, serta mengatur sirkulasi proses pembelajaran.

b. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif diharuskan guru dapat merangsang kreativitas siswa, baik dalam memperluas kecakapan untuk berfikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berfikir kreatif selamanya akan akan dimulai dengan pemkiran kritis, yaitu menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada maupun membenahi sesuatu yang telah ada. Pemikiran kreatif harus diperluaskan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan terbiasa untuk mengembangkan kreativitasnya.

Pembelajaran kreatif diwajibkan untuk guru untuk dapat memotivasi dan memperlihatkan kreativitas siswa selama proses pembelajaran terjadi. Dengan mmelakukan berbagai metode atau strategi bervariasi. Menurut Camppbell dalam Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari (2012: 84), mengemukakan kreatif akan mengandung pengertian inovatif, tidak ada sebelumnya, hangat, menarik, unik, dan menghebohkan. Selain itu kreatif adalah bermanfaat, mudah, tidak ada


(39)

nganguan, memperluas, mendidik, memecakan masalah dan mudah dimengerti.

c. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran bisa dibilang efektif jika dalam pembelajaran guru mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa, membentuk kompetensi peserta didik, serta mengirimkan siswa kepada tujuan yang akan dicapai secara optimal. Oleh sebab ini, pembelajaran akan dapat dicapai dengan menerjun langsungkan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan dalam penilaian pembelajaran, peserta didik harus terjun langsung secara nyata agar pembelajaran kondusif dan terarah pada tujuan pembentukan kompetensi pembentukan siswa. Pembelajaran efektif mengharuskan siswa terlibat langsung secara aktif, karena siswa adalah pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

d. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan adalah dimana ada suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat hubungan yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada rasa terpaksa maupun tertekan. Dengan pengertian lain pembelajaran menyenangkan merupakan dimana tidak ada kesenjangan antara siswa dan guru dalam suatu pembelajan. Adakalanya guru menempatkan diri sebagai mitra belajar siswa dalam setiap setiap proses pembelajaran, namun terkadang guru dapat belajar dari siswanya. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya teknologi informasi sehingga kemungkinan besar siswa lebih mudah dalam mendapatka


(40)

informasi dari pada gurunya. Oleh sebab itu perlu diciptakan suasana yang demokratis, dan antara siswa dan guru tidak ada saling membebani dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 61), menjelaskan maksud

dari pembelajaran yang menyenangkan adalah guru harus membuat suasana belajar-mengajar menjadi menyenagkan sehingga siswa tidak merasa bosan, siswa dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung hanya memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat pelajaran.

2. Prinsip-prinsip Pendekatan PAKEM

Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2014: 123-126), dalam pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, efektif, dan Menyenangkan, terdapat ada 4 prinsip, yaitu: mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Keempat prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Mengalami

Dalam prinsip mengalami siswa banyak melalui pengalaman terjun lapangan atau pengalaman langsung dengan membuat siswa lebih merasakan teori dalam pikiran-pikiran progresif. Beberapa contoh dari prinsip mengalami adalah sebagai berikut mengamati, eksperimen,interview, dan dalam penggunaan peraga alat.

Fuad Hasan menjelaskan peseta didik mengalami secara langsung apa yang dipelajari sehingga banyak mengaktifkan indra dari pada mendengarkan secara langsung dari guru.Beberapa contoh dari prinsip-prinsip mengalami ini adalah peserta dapat melakukan pengamatan,


(41)

penyelidikan, wawancara dan penggunaan alat peraga.Jadi prinsip mengalami ini membuat peserta didik merasakan reori, ide-ide dan progresif dalam menjalankan tugasnya.

2. Interaksi

Interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dan guru perlu saling menjaga jarak agar mempermudah membangun makna dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran lebih hidup dan menarik sehingga makna dalam pembelajaran akan semakin mantap, dan kualitas dalam pembeajaran maupun hasil belajar akan terlihat meningkat. Prinsip ini akan memberi kesempatan kepada peserta didik dalam mengenal perasaan dan berartikulasi yang sesuai kemapuan peserta didik.

3. Komunikasi

Komunikasi adalah cara siswa dengan sesama siswa maupun siswa dengan guru dalam berinteraksi menyampaikan apa yang di ketahui. Dalam hal ini interaksi saja belum cukup jika tidak ada komunikasi antar sesama yang baik. Karena interaksi akan lebih baik apabila interaksi itu komunikatif.

Fuad Hasan menjelaskan komunikasi adalah cara menyampaikan apa yang kita ketahui. Interaksi saja belum lengkap bila tidak ada komunikasi, komunikasi kepada orang lain secara terbuka memungkinkan mendapatkan tanggapan. Adapun cara komunikasi adalah pajangan, presentasi maupun laporan. Prinsip dari komunikasi ini dapat


(42)

kita jadikan ajang untuk mengetahui seauh mana kemampuan peserta didik.

4. Refleksi

Refleksi bearti melihat kembali apa yang dipikirkan. Melalui refleksi guru dapat mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah berlangsung. Prinsip refleksi ini juga dapat dijadikan wahana evaluasi dari strategis yang telah diterapkan dan hasil yang dapat didapatkan. Dari refleksi ini akan diketahui kelemahan, kekurangan, dan kendala selama saat pembelajaran.

Fuad Hasan menjelaskan refleksi adalah memikirkan kembali apa yang telah terjadi, dengan refleksi ini kita dapat mengetahui efektifitas pembelajaran yang dudah berlangsung. Sehingga refleksi ini dapat dijadikan sebuah peluang untuk memunculkan ide-ide yang baru yang dapat di refleksikan dalam perbaikan makna pembelajaran.

E. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Karakteristik siswa kelas V SD difokuskan pada kegiatan belajarnya karena mereka sudah mulai mandiri dan lebih senang memecahkan masalahnya sendiri dan proses pembelajaranpun sudah lebih didekatkan pada hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari karena siswa sudah mempunyai minat terhadap hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, siswa kelas V masih membutuhkan bimbingan dari para orang dewasa dalam hal ini adalah guru. Guru tetap mempunyai peranan yang


(43)

penting untuk membimbing mereka dalam proses pembelajaran agar siswa bisa lebih mudah memahami pelajaran.

Piaget dalam Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 105-107) menjelaskan, usia anak SD kelas V pada umur 11 tahun, termasuk masa kanak-kanak akhir. Masa ini berada dalam tahap operasi konkret, yang mampu memecahkan masalah secara aktual, berfikir logis, berkurangnya rasa ego, dan mulai bersifat sosial meski memiliki keterbatasan pada usia. Pada masa operasi konkret anak dapat banyak melakukan pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dapat mereka lakukan pada sebelumnya. Pemikiran anak mulai induktif berfikir dari hal-hal yang khusus dan kemudian akan disimpulkan ke umum.

Pada periode ini anak memiliki kemampuan mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan.Fase ini menunjukkan suatu reorganisasi dalam struktur mental anak. Proses pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Pada usia sekolah dasar tidak hanya asoek kognitif saja yang perlu diperhatikan tetapi perkembangan bahasa juga merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan.

Rita Eka Izzaty (2008: 107-108) menjelaskan, kemampuan bahasa terus tumbuh kembang pada masa operasi konkret.Perkembangan itu nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.Bersamaan dengan pebendaharaan di sekolah siswa banyak menggunakan kata kerja yang menjelasan suatu tindakan, area awal dalam pertumbuhan bahasa anak adalah pragmatis dari bahasa untuk kominikasi.


(44)

Belajar membaca dan menulis membebaskan siswa secara langsung dari keterbatasannya komunikasi.Menulis merupakan tugas paling sulit yang dirasakan siswa dibandingkan dengan membaca. Cara siswa belajar menulis adalah dengan cara menulis setahap demi setahap dengan latihan dan seiring perkembangan membaca. Sedangkan membaca memiliki peran yang penting dalam perkembangan bahasa siswa.

Pada usia sekolah dasar kelas V tahap perkembangan, siswa lebih sering di rumah, hidup berpusat pada kepentingn yang sempit seperti sekolah, dan keluarga. Pada tahap operasi konkret ini siswa berperilaku berdasarkan idea tau pemikiranya, dan membatasi pemikiran pada benda-benda dan kejadian yang akrab.

F. Kerangka Berpikir

Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, perubahan yang akan terjadi akan terlihat jelas atau nyata yang dapat kita lihat dari tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Kalimat efektif merupakan kalimat yang penyampainya yang mudah dipahami oleh pembaca, kalimat mampu dikatakan efektif apabila berlangsung dengan sempurna. Kalimat yang efektif mampu membuat isi atau maksud dari penyampainnya itu terlintas secara detail di dalam pikiran sepembaca, persis seperti apa yang disampaikan oleh penulis maksud dan tujuan dimengerti seperti penulis.


(45)

Pendekatan PAKEM adalah merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pendekatan ini adalah jawaban dari berbagai permasalahan cara pembelajaran konvensional, apa yang dirasakan siswa yang terlalu tegang, jenuh, menakutkan, membebani siswa, dan tidak ada rasa menyenangkan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran.

Di bawah ini merupakan bagan kerangka pikir menulis surat dengan menggunakan kalimat efektif melalui pendekatan PAKEM:

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir G. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah “Penggunaan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan keterampilan menulis surat resmi berbentuk undangan dengan menggunakan kalimat efektif pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Winongo tahun ajaran 2014/2015.

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran menulis.

Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan

PEKEM.

kebahasaan Guru tidak mengetahui 4

prinsip pendekatan

PAKEM, yaitu Mengalami, interaksi, komunikasi, dan

Melalui 4 prinsip

pendekatan PAKEM siswa dapat menulis surat dengan kalimat efektif.

Surat resmi Anak diminta menulis


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) berkolaborasi, artinya penelitian ini dilakukan tidak sendiri akan tetapi ketika penelitian dilakukan berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru kelas V SD tersebhut, yaitu dengan guru SD Negeri Winongo. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan menulis surat resmi berbentuk surat undangan dengan kalimat efektif melalui pendekatan PAKEM.

John Elliot dalam Zainal Arifin (2011: 97-98) mengemukakan, bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang bertujuan untuk untuk memperbaiki situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya dan seluruh proses mencakup semuanya seperti telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan professional. Hopkins dalam Zainal Arifin (2011: 97) menjelaskan, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan melakukan perubahan yang dilaksanakan didalam kelas.

B. Desaian Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar. Dimana ada komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya dua komponen tersebut


(47)

disebabkan adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu waktu. Ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan Kemmis dan Mc Taggart dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2011: 20-21).

Operasional pelaksanaan dalam penelitian kelas yang dilaksanakan digambarkan dalam 4 tahap sebagai berikut:

4 1 Keterangan

Siklus I: 1 perencanaan 2 2 Tindakan

3-2 3 Pengamatan 4 4 Refleksi 1

3-2

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan dari Kemmis & Mc Taggart

Dari gambar diatas dapat diuraikan tahap-tahap pelaksanaan tindakan kelas, yaitu:

1. Perencanaan

Rencana adalah tahapan paling awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan sesuatu.


(48)

2. Tindakan

Perencanaan hendakya harus dilakukan dengan tindakan dari guru menyempurnakan pelaksanaan tugas.

3. Pengamatan (observation)

Selanjutnya dibutuh pengamatan (observasing) yang telah diteliti oleh peneliti terhadap proses pelaksanaannya.

4. Refleksi (Reflecting)

Setelah guru mengamati, barulah guru melakukan refleksi dan guru dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi didalam kelas.

C. Rancangan Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini setiap siklus mempunyai empat tahap, yaitu:

1. Perencanaan Penelitian

Pada tahap perencanaan penelitian tindakan kelas ini, perencanaan atau rancangan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Peneliti melakukan diskusi bersama, baik dosen pembimbing maupun guru kelas untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan Evaluasi. Hasil dari diskusi direncanakan membuat langkah-langkah pembelajaran menulis surat dengan kalimat efektif melalui pendekatan PAKEM.

b. Peneliti menyediakan bahan untuk dokumentasi yang berupa kamera. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tahap pelaksanaan tindakan, guru dan peneliti melakukan rencana yang telah dirancang yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti. Sedangkan observasi dilaksanakan oleh peneliti pada saat pembelajaran


(49)

sedang berlangsung dengan menggunakan pedoman yang telah dibuat sebelumnya.

3. Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah peneliti selesai dalam membuat tindakan.Refleksi dilaksanakan secara melihat hasil dari pengamatan dan melihat dari penilaian pada siklus pertama.Hal ini dilakukan karena peneliti inggin melihat kelebihan, kekurangan, dan kendala selama penelitian.

Hasil refleksi dari siklus awal akan dijadikan bahan untuk mempertingbangkan untuk mengambil tindakan yang lebih bagus dari pada siklus pertama.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa-siswi kelas V SD N Winongo tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 26. Pertimbangan mengapa subjek penelitian diambil pada kelas V karena pada kelas V siswa-siswi belum biasa menulis surat resmi akan tetapi mereka sudah mengenal jenis-jenis surat.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai juni 2015, dengan alasan bahwa rentang waktu diizinkan oleh pihak sekolah untuk mengadakan penelitian. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SD Negeri Winongo.


(50)

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah langkah awal dalam mencapai penelitian. Karena tujuan awal dari pengumpulan data adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data maka penelit tidak akan mendapatkan data yang akan dicapai dan tidak akan mendapatkan standar data yang ditetapkan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas kolaboratif antara peneliti dan guru Bahasa Indonesia bekerja sama. Dengan demikian data diperoleh dari proses pembelajaran dan hasil pembelajaran didalam kelas. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2007: 310) menjelaskan, observasi atau pengamatan adalah awal dari semua ilmu pengetahuan. Peneliti melakukan pengamatan dengan terlibat langsung dalam aktivitas kegiatan sehari-hari pada saat pebelajaran, dan sambil melakukan pengamatan peneliti ikut dalam melakukan apa yang sedang dilakukan siswa dan dapat merasakan suka dukanya. Observasi atau pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

2. Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah hasil catatan peristiwa yang lama.Melakukan pengumpulan dan pengkajian terhadap dokumen tertulis yang telah ada untuk diambil dalam sebuah kesimpulan sebagai bahan


(51)

penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 206) menjelaskan, dokumentasi yaitu mencari sebuah data yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh selama observasi berlangsung dan memberikan gambaran secara konkret dalam partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Dokemntasi yang dimaksud adalah berupa pengambilan foto saat kegiatan berlangsung. 3. Wawancara

Wawancara (Wina Sanjaya, 2010: 98) mengemukakan bahwa, teknik wawancara digunakan untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh degan cara lain dan memungkinkan memperoleh data seluas mungkin. Wawancara ini dilakukan dengan guru pada saat observasi awal pada kelas V SDN winongo.

G. Intrumen Penelitian

Peneliti menggunakan berbagai intrumen dalam pengumpulan data. Adapun intrumen yang digunakan adalah

1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini dimanfaatkan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan siswa dalam menjalani pelaksanaan pembelajaran.Tanpa mengangu subjek peneliti yang diamati. Lembar observasi digunakan untuk mengamati terjadinya pembelajaran di kelas dan lembar observasi ini terdiri dari dua macam. Yaitu, lembar observasi buat siswa, dan lembar observasi untuk guru.


(52)

2. Tes

Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan, pernyataan, atau serangkai tugas yang akan dikerjakan. Tes ini dimanfaatkan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa terhadap pembelajaran.

a. Tabel 3. Standar Kompetensi dalam Bahasa Indonesia Standar Kompetensi

1) Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Standar kompetensi Kompetensi dasar Materi pokok

Indikator Jumlah soal Bentuk soal Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalam secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, dll) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggu-naan ejaan. Menulis surat undangan.

1. Menentukan tema surat

2. Menulis bagian-bagian surat. 3. Menulis surat

undangan. 4. Mempresentasika

n hasil menulis surat undangan .

1 Tes tugas menulis surat udangan.


(53)

b. Lembar observasi

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

Kisi-kisi Indikator

Tahap pendahuluan

a. Mengkondisikan siswa

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas pada hari ini.

c. Melakukan apersepsi (menanyakan siapa yang pernah menulis surat).

Tahap 1 d. Membagikan contoh surat resmi. e. Membagi siswa menjadi 6 kelompok. f. Membagikan kertas origami.

g. Menjelaskan tugas masing-masing kelompok dalam menulis surat.

Tahap 2 h. Membahas materi yang telah dipelajari secara singkat.

i. Memberikan penekanan pada bagian materi yang belum dimengerti.

Tahap 3 j. Mengamati keaktifan setiap kelompok.

k. Mengamati kreatifitas setiap kelompok dalam menghias surat.

l. Berkeliling membantu kemajuan belajar setiap kelompok.

m. Membimbing siswa agar lebih aktif.

n. Membimbing siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.

o. Fasilitator dalam setiap kelompok. Tahap 4 p. Melakukan evaluasi individu.

q. Melakukan refleksi.

Tahap penutup r. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

s. Melakukan apresiasi dengan member hadiah berupa permen.


(54)

Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Observasi Ke-PAKEM-an Siswa

Kisi-kisi Indikator

Tahap pendahuluan a. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan tentang surat secara singkat.

b. Menanggapi apersepsi dari guru.

Tahap inti c. Terlihat aktif dalam mengerjakan pekerjaan kelompok.

d. Kerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok.

e. Memberikan ide-ide baru dalam mengerjakan tugas kelompok.

f. Menghargai pendapat teman dalam mengerjakan tugas kelompok.

g. Mempresentasikan hasil kerja kelompok. h. Menjawab pertanyaan yang diajukan

kelompok lain.

i. Menerima masukan dari kelompok lain. j. Menempelkan hasil kerja (steropam). Tahap penutup k. Memberikan apresiasi bagi kelompok yang

kreatif.

H. Teknik Analisis Data

Suharsimi Arikunto (2006, 131-132) menjelaskan, dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data dapat dikumpulkan oleh peneliti yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti memilih menganalisis deskripsi kualitatif dengan melalui lembar observasi dan deskripsi kuantitatif melalui tes dari hasil belajar.


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan terhadap penelitian tindakan kelas. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Winongo Bantul pada kelas V. secara sistematis hasil penelitian ini disajikan dalam susunan yaitu: A) deskripsi lokasi penelitian, B) hasil penelitian, C) pembahasan, D) keterbatasan penelitian.

A. Deskripsi lokasi penelitian 1. Deskripsi tempat penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Winongo yang berada di wilayah Dusun Glondong Kecamatan Kasihan desa Tirtonirmolo, Bantul Yogyakarta. Keadaan tempat penelitian SD Negeri Winongo terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang labotorium IPA dan computer, 1 mushola, 1 UKS, 1 ruang dapur, 1 ruang kantin, 6 ruang WC (toilet), dan 1 ruang gudang.

Jumlah siswa yang ada di SDN Winongo sebanyak 158 anak. Kelas 1 berjumlah 30, kelas 2 berjumlah 29, kelas 3 berjumlah 21, kelas 4 berjumlah 28, kelas 5 berjumlah 26, dan kelas 6 berjumlah 24. Sedangkan guru yang ada di SDN Winongo berjumlah 12 orang guru.


(56)

2. Deskripsi subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Winongo yang berjumlah 26 siswa dengan rincian siswa perempuan berjumlah 16 anak dan jumlah siswa laki-laki berjumlah 10 anak.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi sebelum tindakan

Data awal berupa hasil menulis surat sebelum melakukan tindakan didapat dari dokumen hasil tes akhir pada saat peneliti melakukan observasi proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan pada saat pratindakan di SD Negeri Winongo Yogyakarta. Nilai siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(57)

Tabel 6. Data Nilai hasil Menulis surat Undangan pada Pra Tindakan

No Nama

Pra Tindakan

Nilai awal Tuntas Tidak tuntas

1 RKA 50 

2 ST 42 

3 MI 50 

4 DA 54 

5 TT 54 

6 SVD 66 

7 FZES 81 

8 AS 50 

9 AR 50 

10 EDT 58 

11 SAP 77 

12 RDA 73 

13 NBA 62 

14 BA 62 

15 AM 61 

16 LZ 70 

17 YY 73 

18 SH 62 

19 AK 73 

20 MT 73 

21 CL 57 

22 ANK 77 

23 ASA 62 

24 ASP 77 

25 LO 62 

26 AD 81 

jumlah 1576 5 21 Rata-rata 60,6 - - Nilai tertinggi 81 - - Nilai terendah 42 - -

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis surat masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya jumlah siswa yang tuntas yaitu hanya 5 siswa dan mendapatkan nilai 77 hanya 3, dan nilai 81 hanya 2, sedangkan siswa yang belum tuntas


(58)

mencapai 21 siswa dengan semua siswa berjumlah 26, ini juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang hanya mendapatkan 60,6 saja.

2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I a. Perencanaan tindakan siklus 1

Perencanaan merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum melaksanakan tindakan di lapangan. Peneliti bersama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas V mempersiapkan langkah awal penelitian yaitu meliputi: 1) menentukan materi yang akan diajarkan yaitu menulis surat. Selanjutnya masalah diidentifikasi, 2) peneliti bersama guru menyusun RPP yang disesuaikan dengan silabus sekolah dengan materi pembahasan menulis surat. Selanjutnya setelah RPP selesai disusun oleh peneliti dan guru RPP dikonsultasikan kepada dosen ahli. 4) mempersiapkan perengkat pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS); 5) menyiapkan intrumen penelitian dan alat dokumentasi; 6) koordinasi dengan guru dan 1 observer lainnya.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini dilakukan dua kali pertemuan dengan alasan menyesuaikan dengan materi dan jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang hanya 2x semingu pada kelas V SDN Winongo Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta. Tindakan siklus 1 ini dilakukan pada bulai Mei yang dilaksanakan pada hari senin dan kamis.


(59)

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengguakan panduan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti dan guru, dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dimana ada kemungkinan ada perubahan. Secara umum peneliti bersama guru telah melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti dan guru. Berikut deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus 1:

1)Pertemuan pertama siklus 1

Pertemuan siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 25-5-2015. Waktu yang digunakan dalam pertemuan pertama siklus 1 adalah 2x35 menit. Dalam pertemuan pertama ini materi yang dibahas berisi tentang menulis surat yang difokuskan pada menulis surat undangan resmi. Sebelumnya guru memberi tahukan siswa bahwa topik yang akan dipelajari hari ini, kemudian guru menanyakan tentang sepengetahuan siswa mengenai menulis surat guna untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui tentang menulis surat dan sebarapa siap siswa menerima pelajaran. Kemudian siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, kemudian tiap-tiap kelompok mengidentifikasi contoh surat yang telah diberikan guru. Semua yang dilakukan dengan pendekatan PAKEM.

a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal ini waktu yang dibutuhkan adalah 15 menit. Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan awal


(60)

ini adalah guru membuka pelajaran dengan salam, guru mengabsensi kehadiran siswa, guru membangkitakan motovasi dengan apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, selanjutnya guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran.

b) Kegiatan inti

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan inti ini adalah 50 menit. Berikut adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan pendekatan PAKEM guru membagikan siswa dalam 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa Setelah siswa dibagi dalam 6 kelompok, siswa diminta untuk memeperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang bagian-bagian surat. Seperti kop surat, nomor surat, tanggal, bulan, dan tahun surat, lampiran, hal atau perihal, alamat surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tembusan dan inisial. Perbedaan surat resmi dan surat tidak resmi. Selanjutnya siswa diberi kesempatan bertanya apa yang belum dipahami serta menjawab atau menambah jawaban. Setelah siswa bertanya apa yang belum diketahui, siswa dibagikan contoh surat dan megidentifikasi bagian-bagian surat, kemudian guru keliling untuk mengecek adakah kelompok yang mengalami kesulitan, sehingga guru dapat


(61)

memecahkan masalah yang ditemui siswa saat diskusi kelompok.

c) Kegiatan penutup

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan penutup adalah 15 menit. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan guru pada saat kegiatan penutup , yaitu guru memberikan apresiasi kepada tiap-tiap kelompok, selanjutnya, guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang materi yang mereka pelajari. Setelah penguatan telah diberi kemudian guru menutup pelajaran.

2) Pertemuan kedua siklus 1 ( 2x35 menit)

Pertemuan kedua siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2015. Waktu yang dibutuhkan dalam pertemuan kedua ini adalah 2x35 menit. Dalam peretemuan ke II ini materi yang dibahas sama dengan pertemuan 1 yaitu materi tentang menulis surat, yang difokuskan pada menulis surat undangan resmi. Sebelum memulai pelajaran, guru menjelaskan ulang materi yang dijelaskan pada hari senin tanggal 25-5-2015 yaitu menulis surat. Setelah merefleksikan materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian guru menjelaskan tentang topik yang akan dipelajari, yaitu tentang tes menulis surat undangan resmi. Semua proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan PAKEM.


(62)

a) Kegiatan awal

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan awal ini adala 10 menit. Langkah yang digunakan guru dalam kegiatan awal ini yaitu, untuk mengawali pelajaran terlebih dahulu guru mengucapkan salam dan mengajak seluruh siswa berdoa dengan keyakinanya masing-masing, guru memeriksa kehadiran siswa, setelah itu guru membangkitkan motivasi siswa dengan cara apersepsi. Selanjutnya guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran.

b) Kegiatan Inti

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan inti ini adalah 50 menit. Berikut adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan pendekatan PAKEM, guru meminta kepada setiap anggota kelompok untuk menulis satu bentuk surat undangan resmi, sebelum kegiatan menulis dilaksanakan terlebih dahulu guru membagikan kertas origami kepada siswa. Selanjutnya siswa melakukan kegiatan menulis, dan guru bersama peneliti serta observer membantu apabila siswa mengalami kesulitan. Selanjutnya, setelah surat selesai dituliskan, siswa diminta untuk menghias dan membentuk surat sekreatif mungkin dengan menggunakan kertas origami yang telah diberikan guru sebelum kegiatan menulis di mulai, setelah siswa selesai menulis dan megkreasikan surat, kemudian guru meminta siswa untuk


(63)

mempresentasikan hasil menulis surat di depan kelas secara bergantian, sedangkan siswa yang lain, diminta untuk memperhatikan apabila ada bagian-bagian surat yang kurang lengkap, sehingga dapat dibetulkan bersama-sama. Selanjutnya, setelah presentasi selesai dilaksanakan kemudian siswa menempelkan hasil menulis surat ditempat yang telah di sediakan yaitu steropom.

c) Kegiatan penutup

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan penutup ini adalah 15 menit. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan pada saat kegiatan penutup yaitu, guru memberikan apresiasi kepada setiap anggota kelompok yang kreatif, selanjutnya guru memberikan penguatan kepada siswa terhadap materi yag belum jelas, setelah diberi penguatan guru menutup pelajaran.

c. Hasil Observasi Siklus 1

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan peneliti dibantu 1 observer untuk melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Observasi dilaksanakan di dalam kelas yang disesuaikan dengan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi berlangsung dari awal kegiatan pembelajaran hingga sampai akhir pembelajaran. Observasi ini


(64)

dilaksanakan karena, peneliti inggin melihat langsung aktifitas menulis surat melalui pendekatan PAKEM.

Hasil dari pengamatan yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan pertama, dan kedua adalah adanya siswa yang masih mengalami kesulitan, ada beberapa siswa yang masih mengulang kalimat, bagian-bagian surat banyak yang belum lengkap dan cara penulisan yang tidak sesuai dengan ciri-ciri surat. selain itu kesulitan siswa adalah mengembangkan ide untuk menghias dan membentuk surat masih mengalami kendala, sehingga siswa yang satu cenderung mengikuti cara siswa yang lain untuk menncontohkan hasil dari menghias, sehingga antara satu siswa dengan siswa yang lain bentuk dan hiasannya ampir sama.

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I yang dilaksanakan 2x pertemuan, diperoleh data hasil tentang peningkatan pembelajaran menulis surat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:


(65)

Tabel 7. Data Nilai hasil Menulis Surat Undangan pada Siklus I

No Nama siswa Pra tindakan Siklus 1

Nilai Tuntas Belum tuntas

Nilai Tuntas Belum tuntas

1. RKA 50  50 

2. ST 42  46 

3. MI 50  57 

4. DA 54  57 

5. TT 54  61 

6. SVD 66  81  7. FZES 81  77 

8. AS 50  50 

9. AR 50  53 

10. EDT 58 61 

11. SAP 77  81  12. RDA 73  85  13. NBA 62  77 

14. BA 62  65 

15. AM 61  77 

16. LZ 70  73 

17. YY 73  85 

18. SH 62  65 

19. AK 73  73 

20. MT 73  81 

21. CL 57  57 

22. ANK 77  81  23. ASA 62  77 

24. ASP 77  73 

25. LO 62  65 

26. AK 81  81  jumlah 1576 5 21 1789 11 15 Rata-rata 60,6 - - 68,8 - - Nilai tertingi 81 - - 85 - - Nilai terendah 42 - - 46 - -

d. Refleksi Tindakan Siklus 1

Refleski dilakukan pada kegiatan akhir dari siklus, untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan pendekatan PAKEM pada materi menulis surat hingga dapat tercapai. Kegiatan


(66)

refleksi ini dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan refleksi ini peneliti bersama guru mendiskusikan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan, penilaian, dan masalah-masalah yang ada dan semua yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan dengan menggunakan pendekatan PAKEM belum maksimal.

Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAKEM belum maksimal, misalnya pada saat menghias dan membentuk surat siswa cenderung meminta tolong kepada guru bagaimana cara membuat amplop, menata pita, dan antara siswa satu dan siswa yang lainnya cenderung mengikuti cara teman menghias dan membentuk surat, sehinnga bentuk dan hiasannya ampir sama dengan teman yang lainnya. Refleksi pada siklus I ini dilakukan oleh peneliti dan guru agar mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang muncul pada pada siklus I. Refleksi siklus I yang dilakukan oleh peneliti bersama guru untuk perbaikan terhadap siklus II. Sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan siklus II. Maka istensitas guru dalam pembelajaran harus diitingkatkan, serta guru harus lebih rinci dalam menjelaskan materi yang dipelajari.

Berdasarkan hasil menulis siswa dapat dilihat secara ringkas tingkat keberhasilan menulis surat melalui pendekatan PAKEM pada siklus I dapat dilihat bahwa terdapat 11 siswa yang dikatakan telah


(67)

berhasil yang mencapaI KKM dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 15 siswa. Peningkatan nilai siswa terjadi pada siklus I yang mencapai 11 siswa dibandingkan dengan pra tindakan yang hanya 5 siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan hasil refleksi masih perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I, oleh karena itu guru bersama peneliti menyusun tindakan siklus II.

3. Deskripsi Penelitian TIndakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencaan pada siklus kedua ini sama dengan perencanaan pada siklus I. Namun yang membedakannya adalah dimana guru lebih menfokuskan terhadap kreatifitas siswa yang ada dalam pendekatan PAKEM. Dalam siklus II ini guru bersama peneliti mendiskusi apa yang telah dipersiapkan dalam pertemuan siklus II ini, sehingga diharapkan pada siklus II ini hasil lebih memuaskan dari hasil siklus I. Materi yang disampaikan guru pada siklus II ini masi sama dengan materi yang disampaikan pada siklus I. Yaitu, menulis surat. Adapun persiapan yang dilakukan guru yaitu meliputi: 1) menentukan materi yang akan diajarkan yaitu menulis surat, masalah diindentifikasi, 2) peneliti bersama guru menyusun RPP yang disesuaikan dengan silabus sekolah dengan materi pembahasan menulis surat, Selanjutnya setelah RPP selesai disusun oleh peneliti bersama guru RPP dikonsultasikan pada dosen ahli. 4) mempersipkan perangkat pembelajaran berupa lembar kerja (LKS):


(68)

5) menyiapkan intrumen penelitian dan alat dokumetasi: 6) koordinasi dengan guru dan 1 observer lainnya.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan dua kali pertemuan, tindakan siklus II ini dilakukan pada bulan juni yang dilaksanakan pada hari senin dan kamis disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang hanya 2x dalam semingu. 1) Pertemuan pertama siklus II

Pertemuan siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 22-6-2015. Waktu yang digunakan dalam pertemuan pertama siklus II adalah 2x35 menit. Dalam pertemuan pertama ini materi yang dibahas sama dengan materi yang dibahas pada siklus 1. Yaitu, menulis surat yang difokuskan pada menulis surat undangan resmi. Sebelumnya guru memberi tahukan tentang topik yang akan dibahas, pada pertemuan ini sama dengan pertemuan pada tanggal 25 mei yaitu menulis surat, kemudian guru menanyakan kembali pengalaman menulis surat yang telah dilakukan pada siklus pertama dimana yang mengalami kesulitan. Kemudian guru meminta siswa untuk kembali dengan kelompok semula yang terdiri dari 4-5 siswa, kemudian tia-tiap kelompok kembali diberikan perbedaan contoh surat resmi dan contoh surat tidak resmi untuk diidentifikasikan bersama teman satu kelompoknya. Semua yang dilakukan dengan pendekatan PAKEM.


(69)

1) Kegiaatan awal

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan awal ini adalah 10 menit. Langkah yang digunakan dalam kegiatan awal ini adalah, untuk mengawali pelajaran terlebih dahulu guru mengucapkan salam, selanjutnya guru memeriksa kehadiran siswa. Setelah memeriksa kehadiran siswa guru melanjutkan kegiatan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti peajaran.

2) Kegiatan inti

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan inti ini adalah 50 menit. Berikut adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan pendekatan PAKEM siswa diminta untuk duduk kembali dengan teman kelompoknya yang telah ditentukan pada siklus I. Setelah siswa kembali pada kelompoknya kemudian siswa diberikan kembali contoh perbedaan surat resmi dan tidak resmi untuk diidentifikasikan bersama teman satu kelompokya, dalam satu kelompok ada dua contoh surat, kemudian tiap kelompok dibagi dalam 2-3 orang untuk mengidentifikasi surat resmi dan 2-3 mengidentifikasi surat tidak resmi, setelah ditemukan bagian-bagian apa saja yang ada dalam surat, siswa saling berdiskusi apa perbedaan antara kedua


(70)

bentuk surat tersebut, setelah selesai mengidentifikasi guru meminta setiap kelompok untuk menyampaikan hasil yang ditemukan antara dua bentuk surat tersebut, setelah semua kelompok selesai mempresentasikan guru menjelaskan kembali tentang apa saja yang ada dalam surat tersebut seperti bagian-bagian surat, yaitu kepala surat, nomor surat, tanggal, bulan, tahun surat, lampiran, hal atau perihal, alamar surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tembusan, dan inisial, dan guru juga menjelaskan tidak boleh mengulang kalimat yang tidak penting guna untuk menghemat kalimat agar tidak boros.

3) Kegiatan penutup

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan penutup ini adalah 15 menit. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan pada saat kegiatan penutup yaitu, guru meminta siswa untuk memberi tanggapan mengenai materi menulis surat, setelah siswa memberi tanggapan, kemudian guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, selanjutnya guru menutup pelajaran dengan salam.

2) Pertemuan kedua siklus II

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2015. Waktu yang dibutuhkan dalam pertemuan kedua ini adalah 2x35 menit. Dalam pertemuan ke II ini materi yang dibahas


(71)

sama dengan pertemuan 1 yaitu materi tentang menulis surat, yang difokuskan pada menulis surat undangan resmi. Sebelum memulai pelajaran, guru menjelaskan kembali tentang materi menulis surat undangan. Kemudian siswa merefleksikan materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian guru menjelaskan tentang topik yang akan dipelajari, yaitu tentang tes menulis surat undangan resmi, dalam siklus II ini surat dituliskan tidak di kertas melainkan disehelai daun pisang yang telah tentukan oleh guru. Semua proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan PAKEM.

1) Kegiatan awal

Waktu yang dibutuhkan kegiatan awal ini adalah 10 menit. Langkah yang digunakan dalam kegiatan awal ini adalah guru terlebih dahulu mengucapkan salam, selanjutnya guru memeriksa kehadiran siswa, setelah memeriksa kehadiran siswa guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini dan selanjutnya guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran.

2) Kegiatan inti

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan inti ini adalah 50 menit. Berikut adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan pendekatan PAKEM sebelun kegiatan pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru membagikan setiap


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS INKUIRI Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN Cepokosawit II Tahun pelajaran 2011/2012.

0 2 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CIKAHURIPAN.

0 1 36

Analisis fungsi produksi COBB Douglas pada pabrik gula : studi kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

8 102 107

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAMPEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA JEBLOK TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL.

0 0 139

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SDN WINONGO TIRTONIRMOLO, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 152

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA BAHASA JAWA MELALUI PENGGUNAAN KOMIK PUNAKAWAN DI KELAS IV SDN BANGUNJIWO, KASIHAN, BANTUL.

1 36 173

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL.

1 6 73

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DI KELAS V SD NEGERI WINONGO TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL.

0 0 403

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI POSYANDU DAHLIA DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di Posyandu Dahlia Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yo

0 0 14