Pengajian Mocopat Syafa’at

tangga. Dan inti dari kehidupan rumah tangga yaitu: “Hunna Li Bassulakum, Wa Antum Libaasu Lahun” yang artinya: Istri-istrimu itu merupakan pakaian bagimu, dan kamu merupakan pakaian baginya. Hal ini mempunyai maksud dalam berumah tangga seharusnya saling menjaga, melindungi, dan mengayomi satu sama lain, agar biduk rumah tangga menjadi harmonis dan sakinah dalam naungan ridhoNya. Selanjutnya menurut Damar Jati 2003: 44 gambuh menggambarkan kehidupan manusia yang gila asmara tadi sangat perlu dinasehati, diberi petunjuk, didudukkan baik-baik oleh yang tua dewasa berpikir, dinikahkan. Hal ini dalam bahasajawa disebut ang-gambuh-i. 7. Dandanggulo Dandanggulo menurut Damar Jati 2007: 70 gambaran dari kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan sosial, kesejahteraan telah tercapai, cukup sandang, papan dan pangan. Karena hidup bahagia itu kuncinya adalah rasa syukur, yakni selalu bersyukur atas rezeki yang dianugerahkan Alloh SWT kepada kita. Selanjutnya Dandanggulo menurut Suyanto 2003: 78 Dandanggulo menggambarkan kehidupan manusia yang sedang menempuh berbagai suka dan duka, haus, pahit getirnya dan manisnya kehidupan dalam berumah tangga. Dandang artinya hauspahit sedangkan gula manissenang. 8. Durma Durmo menurut Elly Komala 2010: 64 merupakan wujud dari rasa syukur kita kepada Alloh maka kita harus sering berderma, durma berasal dari derma yang artinya bersedekah berbagi kepada sesama, dengan berderma kita tingkatkan empati sosial kita kepada saudara-saudara kita yang kekurangan, mengulurkan tangan dan berbagi kebahagiaan, dengan membantu sesama makhluk di bumi. Selanjutnya menurut Suyanto 2003: 20 Durma menggambarkan kehidupan kita yang sangat membutuhkan ajaran Dharma Dhurmo Agama yaitu ajaran susila, upacara taqwa. Sehingga hidup kita menjadi berguna khususnya untuk diri sendiri, untuk keluarga, masyarakat dan negara. 9. Pangkur Pangkur menurut Wawan Susetya 2007: 67 Pangkur atau Mungkur artinya menyingkirkan hawa nafsu angkara murka, nafsu negatif yang menggerogoti jiwa. Menyingkirkan nafsu-nafsu angkara murka, memerlukan riyadhah upaya yang sungguh-sungguh. Atau dalam kata lain mengngerem nafsu-nafsu yang yang ada pada diri manusia. Selanjutnya menurut Elli Komala 2010: 67 Pangkur menggambarkan kehidupan kita nantinya sudah mungkur pamungkur atau dalam artian sudah mulai meninggalkan sifat duniawi. Kita sudah menuju hidup, urip mahas hing hasepi, tansah manepi hing kasepen artinya hidup kita sudah memikirkan tentang ketenangan, selalu menyepi ditempat yang sepi atau dalam istilah jawa “topo ngrame” yaitu selalu senang dengan kesunyian dan ketenangan. 10. Megatruh Megatruh menurut Suyanto 2003: 18 Megatruh atau megat roh berarti terpisahnya nyawa dari jasad kita terlepasnya ruhnyawa menuju keabadian. Yaitu menggambarkan manusia tentang kematiannya. Menggambarkan manusia menjelang proses skaratul maut. Selanjutnya menurut Wawan Susetya 2007: 98 Megatruh menggambarkan kehidupan kita terpisahnya ruh dengan jiwa badan wadag, untuk menuju kembali sang pencipta. 11. Pucung Pucung Menurut Damar Jati 2007: 80 Pucung atau kata lain Pocong, menggambarkan tentang keadaan manusia yang sudah mati, yang dibalut kain kafan, sebagai akhir dari perjalan manusia di alam dunia dan kembalinya roh kepada sang khaliq untuk diminta pertanggung jawaban selama hidup di dunia. Selanjutnya menurut wawan susetya 2007: 98 Pucung menggambarkan bahwa badan jasmani kita dipucungi dipocong yang artinya dibungkus kain kafan putih. Besar buah pohon Pucung rata-rata sebesar batok kepala kita orang. Namun isi biji buah pohon Pucung Pakem ini sangat lezat untuk sambalkecap utamanya bila pandai mengolah. Ini menggambarkan walau kita sudah meninggal, mestinya isi otak kita masih bisa dinikmati oleh anak cucu rakyatnya, mungkin berupa ide brilian yang telah dituangkan dalam bentuk artikel, ajaran, berbagai ilmu dalam bentuk berbagai gagasan yang tersimpan dalam buku, disk, kaset, dan sebagainya atau dalam Islamdisebut amal jariyah Menurut pengertian dari segi bahasa Syafa’at berasal dari kata as- sayafa yang artinya adalah ganda, yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, dua menjadi tiga, tiga menjadi empat. Umumnya Syafa’at biasa diungkapkan untuk permohonan pribadi yang mulia kepada sosok yang lebih besar supaya berkenan memberikan maaf terhadap kesalahan yang telah dilakukan orang ketiga. Syafa’at hanya milik Alloh dan hanya Dialah yang mengizinkan seseorang untuk memberikan Syafa’atnya itu kepada orang yang dihendakinya. Sayyid Quthb, 2004: 85 . Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan arti kata dari Mocopat Syafa’at adalah membaca tentang kehidupan dengan bentuk kegiatan melalui agama, politik, sosial dan budaya. Mocopat Syafa’at merupakan kegiatan multidimensional yang mengandung berbagai ilmu didalamnya, baik ilmu politik, filsafat, kebudayaan, kesenian bahkan juga ilmu membaca alam tidak luput dari pembahasan didalamnya. Acara ini menawarkan spiritualitas estetika dan kemesraan kemanusiaan. Dan tentunya tidak lupa untuk selalu meminta Syafa’at kepada Kanjeng Nabi Muhamad SAW. Mocopat Syafa’at merupakan cerminan kehidupan manusia, gambaran kehidupan manusia yang diungkapkan melalui kesenian dan dialektika ilmiah dengan harapan mendapat Syafa’at dari Kanjeng Nabi Muhamad SAW. Mocopat Syafaat tidak hanya memberikan kritik, tetapi juga mencoba menawarkan kesadaran bersama atas hilangnya kepribadian manusia yang dicuri oleh kekuatan nafsu kekuasaan, keserakahan kapitalistik, ditelan ideologi dan bukan me-manage ideologi pilihannya.

E. Jama’ah Maiyah

Kata Maia terdapat dalam Al-Qur’an surat Asy Syu’araa: 62 “Inna ma’iya rabbi” artinya: “ Sesungguhnya Rabbku bersamaku” Ayat ini berkaitan dengan peristiwa Nabi Musa as dengan rombongan yang dikejar- kejar oleh pasukan Fir’aun. Selanjutnya didalam Al-Qur’an surah at taubah: 40. Kata Maiyah pernah disebutkan dalam sebuah riwayat yang mengisahkan Nabi Muhamad S.A.W yang ketika itu dikejar-kejar oleh pasukan musuh, untuk menghibur dan memelihara iman Abu Bakar Ash Shidiq, Nabi Muhamad S.A.W mengucapkan kata Untuk menyakinkan kita, bahwa Alloh ada dan bersama kita. “La takhaf wa la tahzan, innalaha ma’ana” yang artinya jangan takut jangan bersedih Allah selalu bersama kita. Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkaan sebagai berikut: Arti dari kata Maiyah adalah kebersamaan. Kebersamaan dalam segitiga cinta Maiyah yaitu Manusia, Rasulloh dan Alloh SWT, yang selalu di terapkan dalam hati setiap jamaah kepada dirinya masing-masing. Bagi Jama’ah yang hadir dan mengikuti segala kegiatan lebih dalam atau menjadi jama’ah aktif disebut sebagai penggiat Maiyah. Jama’ah Maiyah yang ada diberbagai kota disebut sebagai simpul Maiyah, dan apabila semua simpul Maiyah dikumpulkan jadilah Maiyah Nusantara.

F. PenelitianYang Relevan

1. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rendi Indarto angkatan 2008 Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY, dengan skripsi yang berjudul “Fungsi dan Bentuk Penyajian Musik Sholawat Khotamannabi di Dusun Pagerjo Desa Mendolo-lor Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan” pada tahun 2013. Dari penelitian tersebut didapatkan beberapa fungsi musik dari Sholawat Khotamanabi yaitu sebagai sarana komunikasi, media penerangan, pendidikan norma sosial, pelestari kebudayaan, ritual keagamaan, dan identitas masyarakat. Dari penelitian tersebut membantu peneliti untuk mendeskripsikan fungsi musik Kiai Kanjeng. 2. Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yangdilakukanoleh Gilang Silado angkatan 2010 JurusanPendidikanSeniMusikFBS UNY pada tahun 2015 dengan skripsi yang berjudul“Peranan Biola Dalam Musik Kiai Kanjeng” yang bertempat di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Dari penelitian tersebut disimpulkan beberapa fungsi dari peranan instrumen biola yaitu sebagai intro dari sebuah awalan lagu, sebuah pengisi fiiler dalam kekosongan lagu, melodi dalam permainan sebuah lagu, sebagai pembentukcoda dalam permainan sebuahlagu dalam membentuk sebuah klimak, sebagai pengganti melodilagu yang dimainkan oleh vokal. Penelitian yang dilakukan oleh Gilang Silado bertujuanuntukmendeskripsikan peranan biola didalam musik Kiai Kanjeng. Dari penelitian tersebut dapat membantu dalam mendeskripsikan penelitian ini yangbertujuan untuk mengenai fungsi musik Kiai Kanjeng secara keseluruhan dalam pengajian Mocopat Syafa’at. 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi lapangan tentang fungsi musik Kiai Kanjeng dalam pengajian Mocopat Syafa’at Jama’ah Maiyah di halaman Taman Kanak Islam Terpadu di desa Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Seperti yang diungkapkan Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono, 2005: 9 bahwa penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka.Didalam penelitian kualitatif data berasal dari dokumentasi penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pernyataan dari narasumber-narasumber yang dapat dipercaya. Hipotesis dalam penelitan kualitatif bersifat menemukan teori bukan merumuskan atau merinci hipotesis secara jelas sebelum terjun ke lapangan. Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan tentang fungsi musik Kiai Kanjeng.Pendeskripsian tersebut dilakukan agar dapat dipahami oleh Jama’ah Maiyah pada khususnya dan masyarakat luas yang baru mengerti dan mengenal musikKiai Kanjeng. Sehingga diharapkan Jama’ah dan masyarakat itu sendiri dapat mengetahui apa fungsi musik didalam acara pengajian ataupun dalam bentuk diluar acara pengajian, sehingga musik Kiai Kanjeng dapat berkembang di masyarakat luas.

B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Dukuh IX RT. 07 RW. 18, desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 3 September - 3 Desember 2015 yaitu bertempat dimana acara pengajian Mocopat Syafa’at itu berlangsung.

C. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder, data primer didapatkan dari nara sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa wawancara, observasi, dan maupun penggunaan instrumen yang khusus sesuai dengan tujuannya. Selanjutnya data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang didapatkan dari data dokumentasi foto,vodeo dan arsip-arsip resmi. Sumber data dalam penelitian ini diambil dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini adalah: 1. Management Progres selaku pengurus dan pendamping Cak Nun dalam segala kegiatan acara-acara Maiyah di Nusantara untuk memperoleh data yang akurat tentang seluk beluk Jama’ah Maiyah, acara Mocopat