Analisis Data METODE PENELITIAN
dengan musik dapat menjalin hubungan menuju kesepakatan terhadap pihak- pihak yang berselisih, yaitu musik dijadikan sebagai sarana pengganti bahasa.
B. SEBAGAI SARANA HIBURAN
Fungsi hiburan mengacu kepada pengertian bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur-unsur yang bersifat menghibur. Hiburan merupakan
kebutuhan hidup manusia yang sangat penting, karena dengan hiburan manusia dapat meringankan beban dari tekanan-tekanan sebagai efek
ketegangan psikologis maupun fisik yang banyak dijumpai dalam kehidupan. Seni dan hiburan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan kehidupan
manusia. Kebutuhan akan hiburan itupun beragam, maka sudah semestinya corak, ragam, dan hiburannya bermacam-macam pula sesuai lingkungan
masyarakatnya, termasuk pula rasa dan lingkup budayanya. Disela-sela materi dakwah yang disampaikan selalu ada selingan musik
untuk mengingat materi-materi yang diberikan pada waktu sebelumnya, dan musik dijadikan sebagai salah satu hiburan supaya otak dan syaraf-syaraf
terlihat kendor.Menghibur diri untuk meringankan beban ataupun rasa capek sangat diperlukan oleh jama’ah dimana mereka telah menghabiskan semua
tenaga dan pikirannya selama mengikuti acara pengajian yang begitu banyak materi- materi yang diberikan. Sehingga dengan adanya hiburan tersebut
maka tekanan-tekanan psikologis dan fisik yang terdapat dalam diri jama’ah akan lebih tenang, rileks serta dapatmenghilangkan stres dan menyenangkan
hati, sehingga selain hati menjadi senang juga materi-materi yang diberikan dapat masuk didalam otak kita. Hal ini ditegaskan oleh Penggiat Maiyah yang
berasal dari kota Bandung M. Iswah Marully Wawancara perjalanan jogja menuju kota Munthilan pada tanggal 5 September 2015
“Pada peristiwa yang saya alami disetiap pengajian Cak Nun yang menghadirkan Kiai Kanjeng. Selain menyuguhkan lagu-lagu bernuansa
Islami Kiai Kanjeng juga memainkan lagu-lagu populer sesuai dengan identitas masyarakat yang hadir ditempat itu. Tentunya sebagai sarana
hiburan dan sebagai penyejuk suasana agar lebih menarik dan dapat mempermudah tentang bahasan yang tersajikan”
Hal ini ditegaskan oleh Hendro Jama’ah Maiyah yang berasal dari kota Klaten melalui Wawancara di acara Mocopat Syafaat di Dukuh IX RT. 07
RW. 18, desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul pada tanggal 17 sepetember 2015
“Saya sering mengikuti acara pengajian di kampung di daerah saya. Akan tetapi pengemasan dalam sebuah acara terlalu kaku dan
membosankan. Berbeda sekali dengan Mocopat Syafaat karena ada musik Kiai Kanjeng yang menjadikan suasana lebih santai dan rilek
dalam mengikuti acara ini, tentunya karena musik yang dihadirkan sangat menghibur dan mampu membuat hati dan pikiran jama’ah tidak
terlalu tegang”
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, musik sangat mempengaruhi suasana dalam diri masing-masing individu, tergantung pada
suasana hati dan tingkat emosi individu-individu tersebut. Otak manusia di berkahi dengan makna suara musik, sehingga suara musik lebih kepada
representasi , dalam memaknai suara musik yang diperdengarkan. Otak
manusia juga dilengkapi potensi untuk membuat seseorang tertawa, sedih atau pun menangis. Musik sebagai media terapi kegelisahan, mental, spiritual
serta sebagai sarana hiburan.
C. SEBAGAI MEDIA PENERANGAN
Pada zaman modern seperti sekarang ini musikselalu digunakan oleh suatu lembaga ataupun instansi pemerintahan sebagai media penerangan.
Salah satu contohnya adalah musik Kiai Kanjeng dimana setiap isi syair- syairnya diambil dari kehidupan sehari-hari terdiri dari tema agama, sosial,
politik dan budaya. Yang pastinya semua lagu yang dimainkan selain sebagai sarana hiburan juga digunakan sebagai media penerangan melalui syair lagu
yang dimainkan. Dengan media kesenian pesan-pesan yang disampaikan untuk masyarakat akan lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami.
Konsep ini mungkin bisa diambil contoh pada waktu zaman para wali songo dan sesepuh kita yang menggunakan media seni pada khususnya media
musik yang menjadikan sebuah tontonan menjadikan prinsip tuntunan yang bertujuan untuk merubah pola hidup dan cara berpikir menjadi lebih baik.
Tentunya dalam hal ini Kiai Kanjeng memasukan pesan-pesan menggunakan media musik supaya pesan yang diingikan secara tidak langsung sebagai
media penerangan. Diharapkan melalui media musik pesan yang tersurat dapat tersampaikan.
Hal ini ditegaskan oleh Penggiat Maiyah yang berasal dari kota Bandung M. Iswah Marully Wawancara perjalanan dari kota Jogja menuju
kota Munthilan pada tanggal 6 September 2015. “Untuk hal-hal tertentu penyampaian pesan melalui musik itu lebih
efektif bisa lewat lagu ataupun liriknya. Kita bisa jadi punya semacam